It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
meja kerjaku dan bergegas pulang.
"Mau pulang, Mas Ali ? ", tanya OB yang sedang membersihkan meja teman sebelah ku.
" Iya nih, udah cape banget rasanya...", Jawabku sekenanya.
"Diluar hujan lho, mau tak pinjemi payung ?", sambungnya lagi dengan wajah tulus.
"Makasih Pak, saya udah bawa payung sendiri nih", jawabku sambil menunjukkan
payung yang ku bawa. "yaudah, saya pulang dulu ya Pak", sambungku lagi sambil berlalu.
"yo wes mas Ali,hati-hati dijalan", jawabnya sambil terus membersihkan meja yang ada dihadapannya.
Well, perkenalkan Namaku Ali, saat ini umurku 24 tahun dan bekerja dikawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Ditengah perjalanan pulang menuju stasiun kereta, tiba-tiba saja aku ingin sekali mampir ke salah satu kedai kopi langgananku, saat itu pula aku langsung mengganti arah menuju kedai kopi tersebut.
Sesampainya disana, aku langsung menghampiri penjaganya kedai tersebut.
"Charamel Machiatos ya?", tanyanya seakan tau apa yang ada didalam pikiranku.
"Tau ajah saya mau mesen itu", Jawabku sambil tersenyum.
"Tau lah, kan setiap masnya kesini paasti mesennya itu", jawabnya lagi sambil menyiapkan pesananku.
"Sendirian ajah mas?", tanyanya sembari tangannya sibuk mengaduk kopi.
"Iya nih, tadi tiba-tiba ajah pingin mampir kesini", jawabku.
"lho, temennya yang sering nemenin mas kesini mana?", tanyanya lagi.
"........", aku terdiam dan tak bisa berkata-kata ketika dia menanyakan itu.
"Mas, kok diem ajah?", "ini kopinya udah selesai", ucapnya memecah lamunanku.
"Oh iya, Makasih mas", jawabku seraya membawa kopi pesananku dan menuju salah satu bangku kosong disudut kedai tersebut.
Aku pun duduk dan meletakkan kopi pesananku di meja kecil yang ada didepanku.
"Sudah hampir 4 bulan ga kesini, dan akhirnya bisa kesini lagi, tapiii.... ah, sudah lah...", gerutuku dalam hati.
Aku nikmati teguk demi teguk kopi yang ada dihadapanku sampai akhirnya, kenanganku akan tempat ini membuatku teringat akan orang yang ditanyakan oleh penjaga kedai tadi, "teman yang sering menemaniku datang kekedai ini". Sebenarnya dia adalah pacarku. Pertemuanku dengan dia, ya dikedai ini. selama kami pacaran pun kami sering mampir kesini selepas kerja.
"Ahhh, kedai ini memang penuh kenangan", keluhku dalam hati.
Bunyi jam dinding yang ada disalah satu sudut ruangan didalam kedai itu membawa lamunanku terbang jauh mengingat dia. Dia yang selalu menemaniku kesini, ke kedai kopi ini. Masih jelas di ingatanku, saat terakhir kali kami ke kedai ini berdua. waktu itu dia sempat bertanya padaku.
"sayang, Aku mau tanya...",ucapnya sambil memegang tanganku yang berada diatas meja.
"mau tanya apa, sayang...?", jawabku sambil menggenggam tangannya erat.
"Kalo misalnya nanti aku ga ada, kamu gpp kan?", lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.
"maksud kamu gimana? aku ga ngerti...",tanyaku menyelidik.
"............",dia diam sambil tertunduk.
"kamu lagi kenapa? lagi ada masalah?, tanyaku mencari tahu.
"Ahhhh, gpp... lupain ajah...", jawabnya sambil tersenyum.
Namun, saat itu ada yang lain dibalik senyumnya. Aku tahu dia sedang menyimpan rahasia.
#Bersambung
Summon
Ko Tsunami
Ka @cute_inuyasha
Ka @d_cetya
Bang @balaka
Mas @4ndh0
Ka @lulu_75
@Wita
Dek @3ll0, makasih mentionnya.
"Sayang, aku masuk rumah sakit lagi... aku kena Typus lagi nih... huhuhu ". begitu isi pesan yang dia kirimkan.
"Astaga... Rumah Sakit mana ?", balasku.
"Di Rumah sakit yang kemarin", jawabnya.
Hari itu hari Sabtu, aku bergegas mandi dan berangkat untuk menjenguk dia karena di Jakarta ini dia tidak punya saudara, Orang tuanya di Jogja. Jadilah aku, pacarnya yang selalu menemaninya selama di Jakarta ini.
Sesampainya di Rumah sakit, aku langsung menuju kamar yang dia sebutkan waktu aku telpon. Segera aku masuk kedalam dan melihat keadaannya dengan sangat khawatir karena ini kesekian kalinya dia kena typus.
"Kamu pucet banget, udah minum obat?", tanyaku seraya memegang keningnya.
"Udah kok, tadi suster yang siapin", jawabnya seraya menurunkan tanganku dari keningnya.
"Badanmu Panas banget...", ucapku dengan muka sedih.
"Aku gpp kok sayang", jawabnya sambil memegang pipiku.
Ruangan seketika hening, tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulut kami berdua.
"Sayang, kamu ga bisa LDR kan?",Tanyanya memecah keheningan.
"Iya sayang... kan aku dulu sering bilang ke kamu...", jawabku sambil merapikan rambutnya yang keliatan berantakan.
"Sebenernya semalam dikedai, aku pingin bilang... tapi aku ga kuat bilangnya...",ucapnya sambil memegang tanganku.
"Bilang apa sayang? bilang ajah... Aku gpp kok",jawabku.
"Sebenernya, aku dapet surat resign paksa dari kantorku gara-gara aku sering sakit". ucapnya sambil tertunduk sedih.
"Dan sore ini orangtuaku dari Jogja mau datang, mereka bilang setelah aku baikan, mereka akan bawa aku pulang ke Jogja", sambungnya lagi.
Mendengar ucapannya, aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku terus menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu pasti baik-baik ajah tanpa aku",ucapnya sambil mengelap air mata yang jatuh dipipiku tanpa aku sadari.
"Terima kasih sayang, udah nemenin aku, rawatin aku sakit selama 9 bulan ini....",tambahnya sambil ku lihat air matanya jatuh.
"Kamu becanda kan sayang ?", tanyaku frustasi.
"Aku serius sayang... kita masih bisa jadi sodara kok...", ucapnya mencoba menghiburku.
Suasana kembali hening. Entah mengapa, aku merasa tidak akan pernah menemuinya lagi setelah dia pulang ke Jogja. Aku merasa dia akan meninggalkan aku selamanya. Namun, segera ku tepis perasaan itu.
#tok tok tok
Terdengar diluar ada yang mengetuk pintu. Bergegas aku menuju pintu dan membukanya.
"Benar anak saya Jati, dirawat disini?", Tanyanya tiba-tiba.
"oh, iya bu...", Jawabku.
"Ayo silahkan masuk bu..", Ajakku
Suasana sedih kembali pecah melihat ibu dan anak yang sudah tidak bertemu selama 9 bulan, akhirnya bisa bertemu.
"Jadi kamu Nak Ali ya...?",tanya ibu itu.
"Iya bu", Jawabku singkat.
"Jati sering cerita ke ibu tentang kamu lho, makasih ya udah merawat anak Ibu
selama di jakarta",ucapnya sambil tersenyum kearahku.
"Ahhh, gpp kok bu, Jati udah kayak Adeku sendiri... hehehe", jawabku sekenanya.
"O iya Bu, berhubung udah sore, saya pamit dulu ya...", ucapku sambil melihat jam dinding.
"iya Nak, gpp... biar ibu yang lanjutin jagain Jati... Makasih ya...",jawabnya.
"iya bu", jawabku sambil mencium tangannya.
Sebelum pulang, aku menghampiri Jati yang sedang tertidur pulas setelah minum obat. Entah mengapa, lagi-lagi aku merasa ini adalah terakhir kalinya aku melihat dia. Namun, lagi-lagi kutepis perasaan itu dan segera beranjak pulang.
*Dua hari kemudian
Handphone ku berbunyi, ternyata telpon dari Jati.
"Halo sayang, lagi dikantor ya?", sapanya diujung telpon
"Iya nih, kamu gimana kabarnya?", tanyaku
"Aku udah pulang dari Rumah Sakit", jawabnya
"Waaah, aku seneng dengernya.... nanti pulang kantor aku kesana ya...", jawabku senang.
"Ga usah sayang, siang ini aku mau langsung ke Jogja sama Ibu... Aku sengaja bilangnya mendadak, aku ga mau lihat kamu sedih... Kamu baik-baik ya...", ucapnya dengan nada sedih.
tanpa bisa menjawab ucapannya, air mataku menetes dengan derasnya.
"Selamat tinggal sayang, Kamu bisa tanpa aku...", begitu kata-kata terakhirnya sebelum menutup telponya.
Konsentrasiku dikantorpun buyar mendengar kabar tersebut. Segera saja aku mendatangi bosku dan meminta ijin untuk pulang setengah hari. Dengan alasan keperluan keluarga, akhirnya aku berhasil mendapat ijin untuk pulang lebih awal. Jam menunjukkapn pukul 13.00, segera aku merapikan meja kerjaku dan bergegas menuju kos Jati. Namun sesampainya aku di Kos Jati, hanya terlihat kamar kosong dengan pintu terkunci. Segera kucari pemilik kos dan menanyakannya.
"O iya mas, Jatinya tadi pagi pamit sama ibu... mau pulang ke Jogja katanya",jelas sang Ibu Kos.
"Ok, makasih ya Bu...", jawabku tak bersemangat.
Kemudian aku pulang dengan rasa campur aduk. Aku coba hubungin Jati tapi telponnya tidak aktif.
Keesokan harinya, ada BBM masuk dari Jati.
"Kemarin HP ku mati sayang, ini Aku udah sampe Jogja...",tulisnya.
"Syukurlah kamu udah sampe... kangen #hug",Balas ku.
Namun, dua hari tak ada balasan darinya. Dengan sangat penasaran, akupun mencoba meghubungi Jati, namun tak ada jawaban. Aku coba terus dan akhirnya telponku dijawab.
"Nak Ali... ini ibunya Jati...", jawba itu Jati seraya mengangkat telpon ku.
"O Iya bu... Ibu gimana Kabarnya?", tanyaku.
Selang beberapa detik,tak terdengar jawaban dari ujung telpon.
"bu, Ibu masih disana?", Tanyaku memastikan bahwa telponnya tidak putus. namun, bukannya jawaban yang kudapat melainkan Isak tangis Ibunya.
"Ibu kenapa ?", Tanyaku menyelidik.
"Nak Ali, Maafin Jati ya kalo selama di Jakarta dia suka ngerepotin kamu", Ucapnya.
"Maksudnya Bu...?", Tanyaku penasaran.
"Kemarin Jati masuk rumah Sakit lagi, ga lama setelah dia masuk rumah sakit.... dia Meninggal Nak.....", Jelas ibu Jati seraya tangisannya pecah.
"Ibu Bercanda kan? ibu ga seriuskan?",tanyaku tak percaya.
"Sekarang Jati udah tenang Nak, sebelum dia meninggal, dia sempet kasih liat ibu Chat kamu sama dia Di BBM... Kamu sayang kan sama Jati?",jelasnya sambil terus menangis.
"Ibu senang, Jati punya temen kaya kamu... Nanti kalo sempet main ke Joga, ibu antar kamu ke tempat peristirahatannya Jati Nak...", ucapnya lagi.
Dalam diam, air mataku jatuh mendengar kabar ini. Seakan tak percaya dengan semua ini dan berharap semua ini hanya mimpi, kesedihan ku bertambah setelah aku sadar jika semua ini nyata. Dia orang yang ku sayang sudah pergi selama-lamanya meninggalkan aku. Tangisku pecah bersama tangis ibu Jati di Ujung telpon.
"Permisi mas, bangku ini kosong?",tanya seorang lelaki sambil menepuk pundakku. Lamunanku akan Jati buyar seketika.
"ohh, iya kosong. Saya sendirian kok", Jawabku sekenanya.
Mendengar jawabanku, tanpa pikir panjang lelaki itupun langsung duduk di bangku tepat didepanku.
"Rokok Mas ?", ucapnya sambil nenunjukkan sebatang rokok kearahku.
"Ohh, makasih mas, saya ga ngerokok..", jawabku.
"Ohhh, maaf maaf",Seketika dia mematikan rokok yang baru saja dia nyalakan.
"gpp",jawabku sambil tersenyum.
Beberapa saat tidak ada obrolan diantara kami.
"Mas, lagi ada masalah ya? ngelamun mulu dari tadi", tanyanya tiba-tiba.
"Ah, enggak kok, cuma lagi banyak kerjaan ajah di kantor", jawabku berbohong menutupi lamunan ku akan Jati barusan.
"Saya Erick, mas siapa?", Tanyanya seraya menjulurkan tangannya ke arahku.
"Ali", jawabku singkat sambil menjabat tangannya.
kemudian lelaki itu tersenyum.
"Kantornya dekat sini mas?",tanyanya mecoba ramah.
"Iya deket, cuma satu blok dari sini kok...", jawabku.
"Kantor saya juga deket sini, Mas Sering ke Kedai ini?", lanjutnya lagi.
"Dulu sih iya, tapi sekarang udah agak jarang...",jawabku.
"E iya Mas Erick, saya duluan ya... Kopi saya udah abis soalnya... udah malem
juga..", ucapku sambil menjulurkan tangan tanda perpisahan.
"Ok ok...",balasnya.
Akupun bergegas pergi meninggalkan erick sendiri dan berjalan pulang.
#To Be Continue...
Summon
Ko Tsunami
Ka @cute_inuyasha
Ka @d_cetya
Bang @balaka
Mas @4ndh0
Ka @lulu_75
@Wita
@3ll0
tarik my koko @Tsunami ma tante @Tsu_no_YanYan
nyimak dulu