It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Setiap orang memiliki kisah hidup. Cerita.. Suka ... Pahit... Manis... Duka.
Setiap jengkal kehidupan semua mengharapkan kebahagiaan.
Bahagia dengan financial, bahagia dengan keluarga, bahagia dengan mimpi yang dibangun..
Bahagia dengan pilihan hidup.
Pilihan hidup? Bagaimana seseorang merasa perlu menghargai pilihan hidupnya? Bagaimana seorang bisa survive dengan pilihan yang sebenarnya tidak dia pilih, tapi itu adalah satu satunya pilihan.
Survive kah aku?
Nikmatkah hidupku??
Berapa banyak harga yang ku bayar untuk pilihan hidupku?
Berapa banyak cacian??
"Ada banci ... Ada banci.... "
" kamu gay ya?"
" pacar mu mana? Atau kamu punya cowok??"
Pernah kah kamu dihadapkan dengan " bahasa indah" (well, akhir akhir ini saya anggap ini indah) ini dulu??
Atau kah seperti kamu dihadapkan dengan satu satunya menu yang tidak dapat kau pilih???
Bagaimana bisa seseorang lantas memberikan label? Seolah inilah pilihan yang harus kau pilih, walaupun kamu belum 100% bisa menerima dirimu sendiri.
Aku , stephen. Aku sudah menerima pilihan itu. Seperti dipaksa, seolah ini satu satunya yang harus kau trima.
Umur ku 27 tahun. Kulitku sawomatang, berkacamata minus. Ada ciri khas ketika orang lebih gampang mengingatku.
Bentuk wajahku persegi dengan bentukan rahang yang kokoh. Dagu ku terbelah, hidungku mancung dan aku punya lesung di sebelah bibir kiri ku.
Tubuhku tidak tinggi, cuman 164 cm
Aku tidak tampan. Fisikku biasa saja. Berbeda dengan teman teman sehati lainnya yang lebih suka menghabiskan waktu di gym untuk membuat mereka terlihat lebih rupawan.
Kisah cintaku tidak terbilang sukses, bahkan aku lupa mengingatnya kapan aku pernah pacaran. Yang aku ingat, aku pernah disakiti. Hanya demi mengejar cinta dan penerimaan diri.
Dalam hidup , terkadang ada yang hanya ingin menikmati seksualitas semata, tapi ada yang mengejar romantisme.
Aku memilih pilihan yang kedua.
Aku memilih sesuatu yang bersifat setia dan jujur.
Aku memilih menjadi tulus.
Apakah tuluskah aku??
Ataukah aku picik yang kemudian memaksakan keadaan untuk mendapatkan ketulusan yang semu??
Kupang. Tempat kelahiranku. Aku hidup dan dibesarkan di kota ini. Sebagai ibukota dari Nusa Tenggara Timur , kota Kupang tergolong kecil dan tatakota nya amburadul, namun satu yang kubanggakan potensi pariwisata nya luar biasa dan orangnya ramah ramah.
Disinilah aku hidup dan berkenalan dengan berbagai komunitas. Termasuk kaum gay.
Sangat sulit mencari pasangan di kota ini, karna norma dan kekerabatan yang tinggi membuatmu sulit berekspresi.
Disinilah aku berusaha menggapai suatu romantisme, namun aku gagal.
Mengharapkan ketulusan, tapi susah.
Cacian dan hinaan sudah menjadi suatu hal yang biasa dan kebal.
Dan untuk mereka yang straight, yang pernah dulu menghina ku. Terima kasih . Setidaknya aku puas melihat "onderdil" mu dengan cara yang licik.
Kisah ini kupersembahkan bagi mu, cinta cinta yang tidak pernah kesampaian. Cinta yang bertepuk sebelah tangan. Cinta tanpa batas.. Cinta egois dan humanis.
Berhati hatilah dengan setiap kontak blackberrymu. Mungkin aku ada disitu untuk merayu mu...
(Bersambung)
#ambil tang