It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Mungkin aku lnjut minggu dpan
Moga dpt banyak dapet inspirasi cerita.
makasih udah dimention ya..
met liburan ya @ardi_yusman
mudah-mudahan cepat update lagi
Flash back
Saat ini Aku sedang jalan jalan di sebuah Mall di kota ku.
Aku pergi bertiga dengan Friska dan Kevin.
Karena baru kemaren kami selesai mengikuti Ujian Nasional.
Setelah penat berputar putar ngak jelas. Akhirnya Friska mengajak ku ke toko Asesories.
"Yang ini bagus ngak Dy ?" tanya Friska.
Di tangannya terdapat gelang berlambangkan H berwarna biru.
"Apa apa yang di pake sama lu ngak ada yang bagus. . Hahaha" ledek Kevin sambil tertawa.
"Apaan sih kamu, aku ngak tanya sama kamu." celutuk Friska kesal.
Friska terus mengomel tak jelas Kevin cuma tertawa menanggapinya.
"Eh eh . Lihat deh itu bukannya Kak Dio?" ujar Friska.
Kami semua melihat ke arah yang di tunjuk Friska.
Aku sangat kaget dan tak bisa berkata apa apa lagi karena lidah ku terasa kelu.
Kaki ku terasa lemas.
Melihat Kak Dio jalan sama perempuan cantik.
Kevin melihat kearahku sekilas.
"Brangsek" bisik Kevin di sebelahku.
"Iya itu KAK DIO ! " ujar kevin yang meninggikan suaranya.
Sehingga kak Dio mendengarnya, dan menoleh ke arah kami.
Aku langsung menolehkan wajah kearah lain.
Kak Dio langsung berlari kecil ke arah kami.
"Ayo kita pulang sekarang. Kepala ku mendadak pusing nih" ujarku tanpa melihat ke mereka.
"ARDY Tunggu!" teriak Kak Dio.
Aku tak menghiraukannya, hati ku sangat sakit melihatnya jalan berdua dengan orang lain.
.
.
.
Aku langsung lari keluar dari Mall ini. Kak Dio terus mengejar ku.
"Dy dengerin aku dulu ! . . Hei "
Aku tak peduli lagi,
Aku langsung menyetop Taksi karna aku ngak membawa motor ku karna Aku kesini bareng Kevin.
Setelah Aku memberi tahu alamat ku sopirnya mengangguk dan menjalankan mobilnya.
Aku merasakan Handphone ku bergetar. Aku langsung merogohnya dan saat aku lihat nama Kak Dio yang tertera di layar Hp ku.
Tanpa berpikir dua kali aku langsung menekan tombol merah.
"TiiiT TiiiT TiiiT" bunya klason di belakang taksi yang ku tompangi. Aku melihat kebelakang dan melihat Kak Dio di sana.
"cepetan pak." suruh ku pada sopir taksi.
"iya dik" jawabnya singkat.
Saat taksi berhenti tepat di gerbang rumahku. Aku keluar dari taksi itu dan membayarnya.
"Pak buka gerbangnya.!" perintah ku ke pak son.
Dia adalah satpam di rumah ku.
"Iya den, tunggu bentar " jawabnya
setelah gerbang itu terbuka aku berlari memasuki rumah ku.
Tempat yang berputar di otak ku cuma kamar.
Saat aku tengah berbaring di kasur ku. Hp ku bergetar.
"Apa lagi sih kak?"
ujarku pada si penelepon.
"kita harus bicara. Kamu keluar sekarang aku ada di depan rumahmu" ujarnya di seberang sana.
Aku berdiri dan melihat dari jendela ku. Dan ternyata benar, Kak Dio tengah berdiri sambil memegang telpon di telinganya.
"Mau bicara apa lagi ! Udah jelas kok semuanya sekarang" jawabku.
"Jelas apanya? Kamu tu salah paham Dy.
Kakak mohon! Kita perlu bicara" ujarnya memelas padaku.
"iya. Kakak masuk aja ke sini" perintahku.
"maunya emang dari tadi mau masuk tapi satpam kamu ini ngelarang aku masuk." suaranya terdengar geram.
Aku lupa kalau tadi aku minta ke satpam ku untuk melarang teman temanku masuk.
"ya udar kamu masuk.
Bilang kalau aku yang nyuruh" ujarku.
Tanpa banyak memakan waktu pintu kamarku sudah di ketuk.
Aku berjalan untuk membuka pintu kamarku.
Tanpa ba bi bu Kak Dio langsung memeluk ku dan menutup pintu menggunakan kakinya.
"Kamu salah paham sayang, itu tak seperti yang kamu lihat, Rika cuma teman ku di les." bisik nya di telinga ku.
"Udahlah kak, lebih baik kita urus hidup masing masing aja la lagi" ujarku sambil mendorongnya pelan.
"kamu bicara apa sih." balasnya.
"Aku mau kita putus. Aku ngak bisa lagi, ngak bisa lagi kak, aku capek kakak giniin terus. Aku. . ." kata ku terhenti karna tubuhku di hayun ke tembok oleh Kak Dio.
Punggungku terasa perih.
"AAww sakit" perihku.
Tapi ia tak menghiraukan.
Matanya menatapku tajam "PAKE OTAK NGAK KAMU BICARA ITU?" bentaknya.
"Pake , makanya aku mau kita Putus " aku langsung mendorongnya menjauhiku.
"Lebih baik kakak pulang sekarang!" perintahku.
"Aku ngak akan berhenti sampai di sini Dy.
Aku akan mendapatkan kamu lagi" ujarnya sambil berlalu meninggalkan kamarku.
Sebenarnya aku sangat mencintai Kak Dio. Tapi kali ini aku sudah mencapai puncak kesabaranku.
Sejak saat itu Kak Dio terus mendekatiku.
.
.
Setelah putus dari Kak Dio aku tak pernah lagi pacaran.
Bahkan Kevin pun belum mampu meluluhkan hatiku.
Aku belum siap sakit hati lagi.
Karna aku sampai sekarang masih mencintai Kak Dio.
End flashback
.
.
"Makasih tanda tangannya kak.
Aku pergi dulu" ujarku.
aku berdiri dari duduk ku.
Tapi tangan ku di tangkap sama Kak Dio.
"Beri aku kesempatan lagi " ujarnya memelas pada ku.
"Aku minta maaf kak.
Aku ngak bisa untuk sekarang" tolak ku harus.
Tapi Kak Dio malah tersenyum
"owh jadi untuk sekarang ngak bisa.
Itu artinya kakak masih punya kesempatan kan?" ujarnya dengan nada menggoda.
"may be" ujarku sambil berlalu meninggalkan nya.
"Yeah.
Kamu tunggu, aku pasti akan kembali" ujarnya dengan suara yang agak tinggi karna aku cukup jauh darinya.
Lanjut>
"Si brangsek itu ngapain kamu tadi?" tanya Kevin.
"Ngak di apa apain," jawabku singkat.
"kok lama kali?" tambahnya
"kamu bawel banget sih, kayak mak mak ! Mau pulang enggak sih, kalau ngak aku turun sekarang."
seruku.
Kevin cuma manyun manyun.
"Iya iya. Kita pulang sekarang, tapi peluk dong !" godanya sambil mengedipkan matanya.
"Ogah." celetuk ku.
Saat aku menoleh ke arah kananku Kak Dio tengah berjalan ke arah mobilnya. Saat mata kami bertemu, Dia tersenyum dan mengedip kan matanya pada ku.
Jantungku mendadak berdetak kencang.
Senyumnya sangat indah.
"Aduh" ujarku karna aku merasakan hentakan di atas motor Kevin.
Ternya kevin sudah melajukan motornya.
Tapi kenapa aku tidak tahu.
"Sakit ya beb. . Maaf ya "
Aku ngak merasa sakit. Cuma terkejut.
"Ngak kok" jawabku singkat.
.
.
.
"Beb. Aku kangeeen !" ujar Kevin di seberang sana. Karna malam ini ia menelpon ku.
"Emang kamu siapa aku. Bilang bilang kangen segala" cerocosku.
"Aku kan pacar kamu sayang!." balasnya
"Yeee, kamu aja yang ngaku ngaku "
Kevin memang selalu berkata begitu. Dia menganggap kalau kita pacaran.
"Oke. I LOVE YOU ARDY ANANDA" teriaknya.
Aku sampai kaget mendengarnya.
"AKU BELUM BISA CINTA SAMA KAMU SEKARANG" Balasku tak kalah keras.
"jadi kapan kamu bisanya?" balasnya.
"intinya aku belum bisa.
Aku minta maaf Fin!"
sesal ku.
Aku merasa kasihan sama Kevin.
Sempat terbesit niat untuk pacaran dengan nya. Tapi aku ngk mau menjalin hubungan dengan nya karna landasan rasa iba.
'tok tok tok'
terdengar pintu kamarku di ketok.
"Den ada temannya di bawah tuh" ujar suara di balik pintu.
"Udah ya Fin. . Mama manggil.
Mekum"
tanpa menunggu jawabannya aku langsung memutus sambungannya.
Ku buka pintu kamarku, tapi aku terkejut karna di depanku sudah berdiri Kak Dio.
"Hei" sapanya
"y. . ya" balasku.
"Boleh aku masuk" pintanya.
Sambil memamerkan giginya yang putih dan tersusun rapi.
"ya si. . silahkan" ujarku gugup dan membukakan pintu kamarku.
"Udah lama aku ngak masuk ke kamar mu" tukasnya.
Tapi aku cuma diam.
"kakak mau minum apa?" tawarku padanya.
"Kakak kangen sama kamu" jawabnya tanpa mempedulikan tawaranku.
Kak Dio mendekat ke arah ku. Sontak aku mundur, aku kehabisan langkah karna aku tersendak pintu yang langsung menutup.
Kak Dio Makin dekat bahkan merapat ke arah ku.
"Kliik" suara dentingan pintu di kunci.
Jantung memompa sangat kencang.
Bahkan bunyinya sampai aku dengar.
Aku merasakan kecupan singkat di leher ku.
"Kakak jangan macam macam" ancam ku.
"kalau kakak macam macam gimana" tantangnya.
Saat aku hendak menjawab kak Dio langsung menciumku.
Ciuman yang sangat lembut, tangan kanannya berada di belakang kepalaku.
Dan tangan satunya di pinggangku.
Aku mencoba meronta tapi kak Dio bisa menahan ku.
Bahkan aku sekarang menikmati cembuannya.
Aku buka sedikit mulutku. Kak Dio langsung memasuk lidahnya dan mengorak rongga mulut ku.
Saat lidah kami bertemu Kak Dio menyedot lidah ku.
Sensasinya sangat nikmat.
"Aahmm" desahku.
Mendengar itu kak Dio mengiringku ke atas kasur. Tanpa melepas ciuman kami.
Kak Dio menindihu, ciumannya semakin dalam.
Aku merasakan pusakaku mengeras dan pusaka kepunyaan Kak Dio tak kalah keras.
Kak Dio menggesek gesekkan selengkangnya ke selengkangku.
Kak Dio mencembu leherku, lama
"Arggh" aku tak bisa menolaknya. Ini sangat nikmat.
"Tok tok tok" suara pintu di ketuk.
"0h shit" ratap Kak Dio.
Aku tau dia sangat terganggu. Bahkan aku juga begitu.
"ini aku. . Kevin"
ujar suara itu.
Ups bersambung ke part 6.
Maaf ya lama updatenya. . Kemaren ini aku lagi pergi ke suatu tempat dan di sana signalnya sangat sangat buruk.
Jadi ngak bisa port cerita deh.
"Aku tuh gak bisa diginiin,,,," (