It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Waah,,, jd cerita ini bakal sad ending..????
Wah wah wah...
@LostFaro
cemburu ya adek hehe
@Aurora_69
haha...seme itu top bag atas, uke itu bot bagian bawah ngerti ya?? hehehe
oooooh skarang msh dimana bro??? msh di hutan??
@Daser
Ooowh,,,, itu tentang posisi ya...
Kalo ane posisinya bagian mna ya..?? Hmmm.. Hahaha...
Udah d rumh dong.. Hhehe
oooh hehe udh baca 2 lapakku tdk bang
@Daser
@Daser buat yg ini gw pilih sad om
@Watiwidya40Davi ente pembaca cerita ane ? Kirain gak ada yg baca. Jadi kita buka acara ngerumpi bersama
Mesti di cariin pacar ini... Hahaha..
Setelah Defan berganti pakaian kami putuskan untuk kembali ke rumah sakit. Aku sengaja membeli makanandi pinggir jalan dan memakanya saat di perjalanan ke rumah sakit, karna tak mau membuang - buang waktu untuk lekas bertemu dengan kak Roni.
Setelah sampai di rumah sakit kulihat wajah kedua orang tua kak Roni sudah sangat lelah. Setelah mereka pulang Aku dan Defanpun sekarang bergantian menjaga kak Roni.
"Tanks"
"Untuk ?"
"Sudah mau temenin gw jagain kak Roni"
"Oh, bukan masalah lagi. Gw udah nganggep kak Rey adalah kakak gw kok, lagian gw seneng bisa nemenin lo"
"Sorry Fan, gw gak bisa balas perasaan lo"
"Gak apa - apa kok, ngeliat lo senyum aja gw udah seneng walaupun bukan gw yg buat lo tersenyum" kulihat ada sedikit kekecewaan di mata Defan.
Hari berganti pagi, cahaya matahari memasuki ruangan lewat celah hordeng di jendela. Karna sinar itu pula aku terbangun, Defan masih tertidur di sofa, kulihat kak Roni belum kunjung sadarkan diri.
Setelah aku mencuci muka di kamar mandi, kulihat Defan sudah bangun dan tersenyum kepadaku.
"Baru bangun ?"
"Iya, tadi gw gak enak mau bangunin lo. Abisnya tampang lo kasihan banget"
"Tetep aja gw ganteng kan ?"
"Iya aja dah biar cepet"
"Hahaha" saat aku dan Defan tertawa bersama kulihat jari tangan kak Roni bergerak dan pintu terbuka menampakan kedua orang tua kak Roni.
Seketika kami semua bergegas menuju kak Roni. Mata kak Roni terbuka, akhirnya doa ku terkabul.
"Rey,," panggil sang mamah kepada anaknya dan memeluk erat.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar" ucap sang ayah
"Kak, maaf" ucapku menahan tangis
"Mah, pah, Roni kenapa ?"
"Kamu ke jambret dan dipukul sayang"
"Terus mereka siapa ? Kenapa minta maaf ?" Kenapa ? Apa ini balasan yg ku dapat karena sudah menyebabkan kak Roni begini ? Dia lupa padaku, apa aku tak berarti untuknya ?
Kini air mata menetes dengan deras, Defan yg berada di sebelahku memegang erat tanganku. Hanya ini yg bisaku lakukan, meneteskan air mata di depanya. Wajah kak Roni menampakan kebingungan, mungkin karena ada orang asing yg menangis di depanya.
"Kamu siaa ?"
"Ini aku kak, Rosit"
"Rosit ?"
"Iya kak"
"Maaf saya gak ingat kamu"
Mendengar itu semua, hati ini terasa perih. Orang yg kita sayangi dan cintai melupakan kita, itu merupakan hal yg menyakitkan. Aku beranjak keluar ruangan untuk mencoba menenagkan diri di luar. Defan yg melihat ikut mengikuti ku di belakang. Baru saja aku keluar ruangan Defan menggenggam tanganku dan menariknya dalam pelukan.
"Kita harus berusaha Sit"
"Tapi,,"
"Tak ada kata tapi untuk memperjuangkan cinta"
Kubalas pelukan Defan dengan erat, aku tau dia juga merasakanan sakit di hatinya. Melihat orang yg dia suka terluka membuat ia juga merasakan luka. Defan mengajak ku keluar bangunan rumah sakit dan menuju taman rumah sakit. Kami duduk di bangku yg di naungi pohon japun besar, angin yg sepoi - sepoi menjatuhkan bunga japun munuju rerumputan. Tangan Defan masih dengan erat memegang tanganku, memberi kekuatan agar aku tak jatuh terpuruk. Ya ! Masih ada tanganya untuk mwnyelamatkanku saat cinta menjatuhkan ku ke dalam lubang kesedihan.
"Makasih"
"Apapun agar kamu tak menangis"
"Maaf"
"Bukan kau yg salah, aku yg salah"
"Apa gw bisa buat kak Roni ingat gw lagi Fan ?"
"Semoga,, tapi jika ia masih melupakan orang yg mencintainya dengan tulus stelah kamu berusaha"
"Akan kupukul dia sampai ingat" sambungnya
"Dan kau akan masuk penjara" saut ku dengan senyum di bibir.
Setelah aku cukup tenang, kami kembali ke ruangan dimana kak Roni di rawat. Saatku buka pintu kamar, ternyata kak Roni sudah tidur dan kedua orang tuanya mendatangiku dan memeluku dengan erat
"Kamu yg sabar ya dek"
"Iya tan, om"
"Tadi dokter bilang karena pukulan keras di kepalanya ada beberapa ingatan yg terganggu, kita harus kuat dan buat Rey ingat lagi ya dek"
"Semoga om, semoga kakak ingat semua kembali"
Setalah menyelesaikan pembicaraan tadi, orang tua kak Roni kembali ke bandung untuk mengurus semua urusan yg sudah tertinggal selama menjaga kakak di sini. Ak duduk di samping ranjang kak Roni, menggenggam tangan kanan dan ku cium. Defan sudah masuk ke dalam alam mimpi di sofa, aku tau dia sudah sampai pada batasnya. Ku pandang wajah damai kak Roni yg sedang tertidur, kembali semua kenangan - kenangan yg kita lalui terputar di kepalaku dari awal kami bertemu di taman, kemudian dia pergi meninggalkan ku, pertemuan kami kembali di kantornya serta hal - hal kecil yg sering kami perdebatkan.
Sudah seminggu lebih kak Roni di rawat di rumah sakit, dokter bilang ia sudah boleh pulang dan beraktifitas yg ringan -ringan saja. Kami semua sangat senang, aku yg sudah hampi 2 minggu meninggalkan pekerjaan kantor sudah harus bekerja mulai besok. Menangani semua yg sudah di handle oleh bawahan ayah kak Roni.
Walau sedikit berat meninggaalkan kak Roni di rumah, tapi Aan bisa mengurangi rasa khawatirku. Setelah selesai mandi pagi aku turun ke ruang makan untuk melakukan sarapan pagi bersama kak Roni.
"Pagi sit"
"Pagi kak"
"Udah lama nunggu kak ?"
"Gak, baru aja"
"Aan dimana kak ?"
"Di dapur lagi buat nasi goreng, kakak malas makan roti"
"Oh" akupun duduk dan memakan roti bakar yg sudah Aan buat
"Makasih sudah mau merawatku"
"Itu bukan masalah kak"
"Dan makasih juga karena kamu sudah mau menggantikan pekerjaanku di kantor"
"Kalau itu kewajiban kak, masa aku makan gaji buta"
Hahahaha bisa aja kamu"
"Kakak aku tinggal gak apa - apa kan ?"
"Memangnya aku balita yg harus di urus oleh baby siater ?"
"Jawaban kaka bikin aku tambah tenang, tapi kalau ada apa - apa kabari aku ya !"
"Siap komandan !" Setelah sarapan selesai aku beranjak menuju kantor, today is going to be a long day !
Ternyata jadi kak Roni itu sangat - sangat melelahkan, baru saja 1 minggu aku mengerjakan semua yg selamai ini ia kerjakan badan dan fikiranku kewalahan. Tapi semua akan membaik, pepatah mengatakan bisa karena terbiasa, jadi aku harus bisa beradaptasi dengan cepat.
Para karyawan kantor sudah mulai meninggalkan pekerjaanya menuju rumah untuk beristirahat, begitu juga dengan aku. Karena besok adalah weekend, aku jadi bisa mengobrol dengan kakak, ku harap dia bisa mengingat semua kenangan kita.
Kulaju mobil dengan kecepatan sedang, walau sedikit ada kendala macet, aku bisa tiba di rumah sebelum matahari tenggelam. Setelah pak bambang membuka pagar rumah, ternyata sudah ada 1 mobil terparkir di halaman. Aku tau itu mobil orang tua kak Roni.
"Asalamualaikum"
"Walaikumsaalam sit" akupun mencium kedua tangan orang tua kak Roni
"Gimana dek ?"
"Ternyata melelahkan om"
"Hahahaha, tapi lama - lama juga terbiasa kok"
"Hehehe, oh iya kakak mana om ?" Baru saja aku bertanya, aku mendengar suara tertawa dua orang dari dapur menuju ke sini
"Oh iya Sit, perkenalkan ini Yuki" ucap tante
"Yuki" ucapnya dan mengulurkan tangan
"Rosit" ucapku sembari mengulurkan tangan
"Oh iya sit, gimana calon menantu pilihan tante ini ?" Ucap tante, seketika aku tersentak dan merasakan sakit di dada. Aku tau pasti raut wajahku langsung berubah, tak mau menjatuhkan air mata di depan mereka akupun bergegas ke kamar
"Cantik kok tan, oh iya Rosit mandi dulu ya"
"Oh ok, nanti habis mandi turun yah kita makan malem sama - sama"
"Iya tan"
Kak Roni terkena musibah lalu kehilangan ingatanya tentangku sekarang dia akan di jodohkan ? Terlalu banyak cobaan yg datang terus menerus. Apa mungkin aku tak jodoh denganya ? Aku hanya bisa meratapi nasibku. Ya ! Roda sedang berputar dan sekarang aku berada di bawah, aku tak akan menangis kali ini. Yg harus kulakukan hanya berusaha, berusaha untuk membuat kakak ingat kembali padaku. Dan ketika ingatanya kembali aku harap dia memilihku, bukan wanita itu.
Sesampainya di ruang makan semua sudah berkumpul, termasuk Yuki si wanita sipit. Berhubung kursi di sebelah kak Roni kosong, ku putuskan untuk duduk di sebelahnya.
"Ayok kita mulai makanya" ucap om dan kami semua memualai dengan berdoa dan melaksanakan makan malam dengan tenang. Ya,, sangat tenang. Sangat berbeda dengan hati ini yg tak tenang memikirkan orang yg duduk di sebelahku. Entah cuma perasaanku atau memang kak Roni dan Yuki sering bertemu mata kemudian tersenyum setelahnya.
Hal ini membuatku semakin tak nafsu untuk melanjutkan makan malam ini, setelah aku menyelesaikan makanku walau mulut ini tak merasakan apa - apa, akupun meminum segelas air putih dan menuju kulkas. Ku ambil sekotak jusa mangga dan kuberikan kepada kak Roni.
"Makasih Sit, tau aja kakak mau minum jus" aku hanya menjawab dengan sebuah senyuman
"Rosit ke kamar dulu ya om, tante"
"Buru - buru banget sih dek ?"
"Iya om, mau cek laporan"
"Yaudah, jangan terlalu memaksakan ya"
"Siap om"
Periksa laporan ? Itu hanya kedok yg kubuat untuk meninggalkan ruang makan. Melihat mereka berdua saling menatap seperti melihat hatiku yg di sayat - sayat oleh kak Roni. Sebenarnya aku sudah menyelesaikan semua pekerjaan kantor. Tau mengapa ? Karena aku mau menghabiskan weekend ku bersama kakak. Tapi itu semua hanya impian semata, berkat kedatangan si wanita sipit itu, semua perhatian kak Roni tertuju padanya.
Tiba - tiba aku mendengar suara kak Roni sedang berbicara dengan seseorang yg bukan lain adalah si sipit.
"Besok kita jalan yuk"
"Bener Rey ?"
"Iya"
"Aku sih mau" jawabnya dengan nada malu - malu
"Yaudah besok kita jalan"
See ? Semua yg sudah aku rencanakan berubah derastis, besok kak Roni akan jalan dengan wanita sipit itu dari pada aku kesal dan jengkel mendengar apa yg mereka perbincangkan, akupun mencoba tidur dan menutup telingaku dengan penyumbat. Cukup ! Sudah cukup kalian membuatku cemburu.
@LostFaro
@Daser sabar ya !