BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

OPEN QUESTION 15 : COMING OUT, PERLU GA SI..

1303133353661

Comments

  • duh kalo nyinggung SARA ga bakal ada abisnya , selalu ada pembenaran d tiap pendapat ..
    setuju sm mas jidden , tapi mungkin warung makan tutup pas siang itu jg karena sadar , kalau omzet jualan bakalan merosot , jadi mending d tutup sekalian , buka warungnya jadi mundur menjelang buka puasa atau sekalian pas sahur .
    kalau masalah Nyepi, well, itu tradisi mereka puluhan (atau ratusan) tahun di Bali. bukankah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung ? (bener gak sih?)
    Nyepi pun ada efek positif toh ? polusi jadi berkurang , hihihii..
  • Puasa jg udah ratusan thn kok.
  • gak disini tapi
  • lightsaber wrote: »
    Kalau begitu, jangan ada larangan keluar rumah ya di Bali saat Nyepi, apalagi penutupan sementara bandara internasional dan pelabuhan penyeberangan. Lumayan sebagai ujian bagi yang lagi Nyepi di rumah-rumah.

    Agreed. Too many double standards in this country..

    Lagian menurutku ini lebih ke pengaruh kultur Indonesia yang menjunjung tinggi tepa selira.

    Too bad, makin ke sini kultur tersebut makin luntur. Digantikan oleh kultur yg lebih cuek, hak azazi yg kebablasan. Padahal batas dari hak azazimu adalah hak azazi orang lain.

    Menutup tirai pada bulan Ramadhan maknanya jauh lebih dari sekadar menghormati yang berpuasa. Tapi juga perlambang bahwa negara kita memang menganut pengimplementasian budaya/konsep2 agama ke dalam hukum, walaupun negara kita bukan negara Islam.

    Justru disitulah uniknya Indonesia. Bukan negara Islam juga, tapi juga bukan negara sekuler yang memisahkan agama dengan negara.
  • OPENQ wrote: »
    OQ10. Hikayat Cinta Dino dan Chockro

    Gaez,

    Pada suatu hari, hiduplah sepasang lelaki cucok marucok bernama Dino dan Chockro. Mereka berpacaran dengan damai.

    One fine day, tetiba datang kabar menggetarkan hubungan mereka. Chockro mau merit.

    Akhirnya mereka putus. Dan menikahlah Chockro dengan Acha. Seorang gadis desa yang merasa beruntung bersuamikan pria sukses.

    Dino pun merana, dan menulis di dinding kamarnya "Cockroach" singkatan dari Chockro dan Acha.

    Acha adalah anak dari babunya keluarga Chockro yang kaya raya. Ibu Acha berwajah geulis di masa mudanya.
    Saat tuapun masih menampakkan gurat2 kecantikan sunda masa muda, thanks to pupuran bedak Tabur Marcks.

    Waktu berlalu...

    Chockro dah punya anak satu. Gadis jelita bernama Ratu Apalahiawati. Panggilannya Apalah apalah..

    Chockro ini walau merit, tapi masih suka ngegym. Pun aktif di dunia sosmed gayung girang.

    Untung saja Acha orangnya gaptek, jadi Chockro merasa bebas.

    Sosmednya Chockro masih terkonek dgn Dino. Chockro suka aplod potonya yg seksi gila. Terkadang juga sama anaknya yg lucunya 1112 sm selepgram onoh.

    Dino kadang suka geleng geleng sendiri saat main sosmed, terus suka nyindir nyindir gitu, terus Chockro balesnya cuma ketawa chockchockchock..

    Pertanyaannya:

    Jika lu Chockro
    apa lu kuat tidak nakal nakal riya walaupun itu cuma di sosmed. Ya.. walaupun kadang klo nemu yg cakep ga ketulungan suka ga kuat?

    jika lu Dino
    lu lebih milih nyuekin Chockro, tapi suka nyindir nyindir geje,
    atau yaudah deh gue iket aja Chockro wong kita masih sama sama sayang daripada main sama orang orang gak jelas?

    kasih alasan, pesanggahan, kesimpulan juga boleh.

    nb: ini semua hanya BHH. Klo ada kesamaan nama karakter dan kejadian ini semua memang tidak disengaja

    this question is credited to @jeje00

    kesindir terus.. asu
  • edited June 2015
    antara perayaan nyepi di bali dengan ibadah puasa ramadhan itu ngga ipad to ipad, ngga ekuivalen. yang pertama melibatkan secara khusus faktor lokasi.

    kalau bicara soal larangan keluar rumah, itu termasuk 4 larangan catur brata penyepian (nggak boleh bepergian, nggak boleh menyalakan api/listrik, nggak boleh bekerja, nggak boleh melakukan penghiburan/kesenangan), yang dilaksanakan di hari libur nasional nyepi lebih cocok disebut kearifan lokal budaya asli bali ketimbang ritual agama hindu. tujuannya untuk kurang lebih melakukan penghormatan terhadap alam, tanah bali. konsekuensinya, semua yang ada di bali, baik hindu maupun nonhindu harus mematuhinya. fokusnya bukan pada apa keimanan lo, tapi di mana lo sedang berada.
    untuk rangkaian ritual agama saat nyepi selain empat tadi, yang nonhindu tidak perlu melakukannya.
  • Menutup tirai rumah makan pas puasa itu bukan menghormati yg puasa, tp menutupi rasa was2 muslim yg gapuasa.

    Bayangin klo gada tirai, dia pasti was2 ketauan org yg dikenalnya klo gapuasa.
  • Well, menurutku sama saja. Kedua2nya melakukan hal2 tersebut karena respek, menghormati, menghargai. Terlepas apakah itu kearifan budaya, kultur yang memang sudah terbentuk, norma, adat-istiadat.

    Di Bali, karena memang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu, dan itu merupakan agama penduduk lokalnya, sehingga masyarakat pendatang/minoritas tentunya secara sadar menghormati apa yang menjadi ketentuan di sana.

    Hukum yang berlaku di Bali tetap hukum Indonesia lhoo. Ingat Bali masih bagian dari Indonesia. Namun seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Indonesia menganut konsep menganyomi budaya yang berlaku di masyarakat setempat, sepanjang masih sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

    Jadi konsep dasarnya ya tetap aja karena penghormatan, penghargaan.

    Well, penghormatan dan penghargaan, tapi kok kadang dipaksakan ya caranya? Itu karena sebagian dari orang2 memang perlu dipaksa agar bisa menghargai orang lain.
  • Kalau di aceh gimana?
  • esensinya soal penghormatan, respek, menghargai memang kurang lebih sama, tapi secara teknis ada bedanya: kalau 4 larangan tersebut membutuhkan partisipasi seluruh yang ada di bali supaya tujuan tercapai (ketenangan tanah bali salah satunya) sementara ibadah puasa seorang muslim tetap bisa berlangsung meskipun orang lain di sekitarnya tidak berpuasa.
  • Hindu kan sama kayak islam, agama pendatang.

    Yg agama lokal ya animisme dinamisme kyk suku2 pedalaman itu
  • Itu lbh ke berbasis bisnis dan kepentingan sebenere, hormat menghormati kan cuma sebatas kedok
  • Suci bagi Bali, pelarangan berlaku.
    Suci bagi muslim, buka semua semua, anggap aja ujian.

    Saya gak dalam posisi mendukung atau menolak adanya penutupan sementara sih. Tapi mempertanyakan argumen atas masing-masing posisi.

    Warga Hindu Bali bilang tanah Bali itu suci, Nyepi itu gak boleh ini-itu. Orang non Hindu bisa aja bilang "ya itu menurut lo aja beb, gue pengen beli minum eh alfamart nya tutup, itu emak gue ada urusan mendadak di Banyuwangi eh itu pelabuhan tutup coba.."

    Warga Muslim bisa menganggap Ramadhan itu bulan suci, hentikan operasi diskotik, tiraikan warung padang yang pamer-pamer makanan di etalasenya itu. Orang non muslim pun bisa bilang "ya suci menurut lo keles, ini mah Juni ya Juni aja kali, gue stress mo clubbing eh tu tempat nongkrong gue tutup sebulan."

    ((Jadi inget, NAV pun di Malang tutup selama Ramadhan))

    Tadinya saya berekspektasi akan ada jawaban yang mempertimbangkan aspek yuridis, sosiologis, dan teologis. Kalau tidak, ya mungkin standar ganda memang hal yang lumrah berlaku.
  • double standard itu kalau kondisi/situasinya sama, tapi perlakuannya terhadap masing-masing berbeda. misal: khotbah agama X tidak boleh menggunakan pengeras suara, sementara khotbah agama Y diperkenankan menggunakan pengeras suara.

    kalau nyepi dan puasa ramadhan, dari nature larangannya sudah berbeda. yang satu membutuhkan partisipasi kolektif untuk tercapai, yg satu lagi dijalankan sebagai urusan masing-masing, kalau orang lain ga melakukannnya, kegiatannya tetap tidak terganggu.
  • G21G21
    edited June 2015
    Go pak gon go pak gon go!!!! ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Sign In or Register to comment.