It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
moto ngantuk iku tambane opo?
gathuk iku asale seko telo.
yen ra pethuk, atiku rodo gelo.
ojo ngono mas @lightsaber, ojo, ojo ngono.
kadung janji mas, aku mengko gelo.
kalau GETHEK apa dik @lightsaber?
kebetulan.
kebetulan.
sandlalah aku moco trit iki,eh bener ono sing ngece enyong.
asu! koek xelet!
ples njebirr!
jancak!
Kelas mayoritas itu adalah orang kebanyakan, yang biasanya tercengang melihat rangkaian kebetulan dalam hidupnya di saat akhir saja, pas udah ada hasilnya. Kayak saya contohin sebelumnya, mereka-mereka yang semacam "ternyata dengan gue kuliah disini, gue ketemu dia" atau "ternyata ini hikmahnya gue diterima kerja di kantor ini". Orang-orang dari kelas mayoritas ini gak bisa main tebak-tebakan dalam melihat rangkaian peristiwa, ntar jadinya malah mengait-ngaitkan, mencocok-cocokan, dan memaksa-maksakan suatu arti. Kelas mayoritas, menurut I Putu, perlu mengasah kemampuan gathuk-nya dengan ritual seperti puasa mutih, yoga, dsb. Intinya, perlu melunturkan kemampuan logika yang selalu dikedepankan dan menguatkan olah rasa dalam melihat segala sesuatu. Saya sendiri menganggap diri saya termasuk dalam kaum mayoritas ini.
Nah, kalau kelas terpilih.. jangan dikira kelas terpilih ini isinya orang-orang dengan kekuatan supranatural, orang indigo, dsb. Banyak dari kaum terpilih ini justru adalah orang-orang lugu yang prinsipnya semacam ah-mengalir-aja-lah. Mereka ga sadar kalau mereka punya insting yang kuat. Contoh sederhana mereka ini, atau dari kehidupan saya aja lah, biar lebih real, itu ada satu teman kelas saya yang kemampuan akademiknya payah, gak pinter diskusi, hobi duduk di belakang, bengong aja kalo di kelas, ya tipe-tipe cuek gitu lah. Tapi akhirnya dia ngerjain skripsi gak ada hambatan, lulus cum laude, dan sekarang kerja di perusahaan asing yang keceh punya. Sedangkan... temen saya yang suka cari muka ke dosen, kalo ngerjain tugas lebaynya minta ampun, ambisius gitu lah, sekarang kerjanya biasa aja.
Oh iya, satu inti besar dari gathuk menurut I Putu, yang menjadi kekuatan utama kaum terpilih, adalah gak ngotot. Mereka berusaha sih berusaha, tapi mereka gak ngotot dan sabar. Biasanya, kita suka memaksakan diri untuk mendapatkan sesuatu padahal kita sedang disiapkan untuk sesuatu yang lebih besar dan lebih baik. Disini biasanya kaum mayoritas kecele.. dan jadinya
"yah.. seharusnya pas gue kemaren disana, gue ngelakuin ini ini ini.."
Makanya di postingan sebelumnya, saya akhiri dengan bilang kalau Tuhan Maha Tahu atas segala sesuatunya, kita tetap berusaha saja dan yakin pada kebaikan Tuhan.
Maaf kalo konteksnya jadi agak kabur dari persoalan. Mengenai persoalan Kak Sus sendiri, saya gak bisa mengambil kesimpulan apa-apa dari dua kebetulan kecil itu. Selain karena saya ini dari kaum mayoritas, toh yang lebih paham segala detilnya kan Kak Sus sendiri. Tinggal jeli dan pekanya Kak Sus melihat alur yang sedang berjalan aja sih kak.