Cukup lama berlayar di atas perahu yang tidak akan berlabuh, membuat hatiku telah terbiasa dihadapkan dengan kepalsuan. Mengambang .. Di atas hubungan yang telah ku pertahankan sampai saat ini. Semuanya itu demi dia.
Karena aku mencintainya, bahkan jikalau harus berkorban raga untuk melihatnya bahgia, hal itu bukanlah masalah.
"Seharusnya kau memberitahuku kau tdk datang malam itu dengannya !" bentak lelaki yang sudah 3 tahun tinggal seatap dengan ku ini,
Matanya menyemburat menandakan besarnya amarah yang sedang ia luapkan padaku,
"Reno hanya teman, dia rekan kerja ku, tempat duduknya bahkan bersebelahan dengan tempatku, kemarin dia berniat untuk datang bersama liona tapi liona tidak bisa datang karena dia harus menghadiri pelegalan toko buahnya, akhirnya reno mengajak ku, kupikir kami hanya teman dan benar2 tidak ada apapun, jadi itu tidak masalah kau tidak kuberi tahu .. " kujelaskan semuanya tentang malam itu, malam yang ku kira hanya dinner biasa mengenai pekerjaan namun dia menanggapi semua itu seperti sebuah pengkhianatan,
"Yasudah .. Kau memang selalu mengelak walau sudah ku tangkap basah sekalipun !" dia pergi setelah melemparkan tas selempangnya di tempat tidur,
Oh sungguh aku mencintai mu dra.. Batinku tidak bisa membenci mu biarpun kau telah membentak, menuduh dan menamparku sekalipun. Hatiku luluh akan cinta ku padamu. Tapi kamu selalu saja menyalahkanku. Dan ini sudah kesekian kalinya kau membuat masalah di tengah-tengah hubungan Ini, sudah 3 tahun 5 bulan aku menjalani hidup bersama denganmu. .. Andra.
Kenapa kau jadi begini.. ..
Matahari memang selalu terbit setiap aku terbangun, ya seperti masalah.. Terbit dan terbenam, datang dan pergi, muncul dan tenggelam karena memang sudah harus begitu kehendak Tuhan. Aku tidak pernah mengeluh seberat apapun masalah, terdengar mustahil ? Atau lebih tepatnya sulit dipercaya 'tidak' pernah mengeluh dalam hidup ? Tapi kenyataannya adalah aku tidak suka untuk membuat diriku dalam posisi memberatkan diriku sendiri, cukuplah diriku yang lelah dengan masalah tapi jangan dengan batinku, jika keduanya lelah maka aku akan cepat menyerah dan tidak fokus dalam hal apapun, itu pasti. Karena itu aku tetap selalu ceria melewati hari dan waktu, ini menyenangkan, ketika kebanyakan orang mengeluhkan problema hidup mereka masing-masing, aku tetap pada payung kebahagiaan ku sendiri.. Tetap optimis dan bahagia walau itu palsu, setidaknya aku tidak memperlihatkan kesedihan ku pada orang lain.
Seperti pagi ini aku bangun pukul 4 : 34 untuk menghadap Tuhan ku. Aku memang sulit untuk tidak memenuhi ini, aku takut akan Tuhan, aku tidak tahu diriku akan masuk surga atau neraka yang jelas aku tidak cukup baik untuk mendapatkan surga Tuhan tapi aku benar-benar takut pada-Nya, tidak akan pernah selesai bergumul dengan pemikiran seperti ini. Yang terpenting aku tidak boleh mendzolimi siapapun.
Pemikiran ku sendiri kini sedang tak menentu. Kemarin malam andra setelah marah besar itu dia pergi dan belum pulang sampai saat ini, sekarang aku sendiri lagi berhadapan dengan kursi kosong tempat seharusnya andra biasa sarapan pagi dengan ku. Aku menghela nafas ..
Sudahlah, mungkin dia sedang ada masalah dengan pekerjaannya, bukan perkara mudah menjadi seorang assistant manager di sebuah perusahan yang sedang berkembang..
Ku sudahi makan ku, hari ini hanya ada semangkuk oat sereal, ini menu sarapan favorit andra. Dan aku pun menyukai makanan ini.
Empat belas menit lagi aku harus sudah duduk di kursi panas .. Hihihi pikirku sudah tidak sabar untuk segera bertemu teman-teman di kantor, ku tatap lagi di cermin, oke lah, aku tampan dan imut, dengan tinggi ku 168, tidak gendut ataupun kurus, rambutku yang kubiarkan sedikit sedagu dan kulit kuning khas orang padang-sunda juga mataku yang bulat aku tetlihat rapi dan cute heheh
Sedang sibuk-sibuknya narsis di depan cermin di luar ku dengar suara klakson, itu dekat sekali, maksudku siapa yang datang pagi-pagi begini, aku kenal dengan suara motor andra tapi ini bukan dia dan aneh nya aku sedikit familiar.. Tunggu aku lihat siapa di .... 'Hah ?? Kenapa dia bisa .. ?' ku tutup tirai jendela dapur ku dan bergegas ke depan halaman ku
" kenapa ren ? Tumben ? Tau dari mana gw tinggal disini ? " aku cukup terkejut dengan kehadiran reno di depan rumah ku dengan kemeja biru muda dan celana cardigan hitam nya,
" aku bisa mengetahui apapun yang aku mau, termasuk tempat tinggal mu alfa.. " tatapannya tajam sekali, aneh sekali dia pagi ini,
" dasar orang aneh, masuk gw bikin roti panggang lu pasti suka " aku mengajak nya dan dia pun hanya diam dan mengikuti ku,
" rumah yang manis " dia menatapku lagi aneh sekali,
" apa manis ?? Biasa aja juga.." aku duduk dan mulai menyiapkan sepiring roti bakar dan juice lemon yang kubuat tadi,
"kau pasti suka.." dia mengambilnya dan melihat ku sekilas
" bagaimana? " aku menaikan alis ku dan menuntutnya menjawab,
"cukup .. .. Rasanya cukup membuat ku jatuh cinta, " aku semakin tidak mengerti
"kau demam hm ?? Jangan bilang yang dapat membuatku jijik padamu ! Matamu kenapa ? Minta ku oleskan balsam ? " dia hanya menahan tawa nya
"uhukkk.. Uhkkk " dia tersedak rasain..
"kenapa ren?" sekarang aku mulai menatapnya serius,
"aku bingung dengan liona, kenapa dia akhir-akhir ini banyak menolak jika aku ajak kemana-mana " tatapannya menerawang, kulihat banyak perdebatan di sorot kosong mata sipitnya,
"Ren,, dia kan sedang sibuk2 nya sekarang, jangan terlalu menekan pikiran buruk mu tentang dia, aku rasa ini hanya masalah waktu yang mungkin memang belum tepat.. Sabarlah sebentar, liona hanya sedang ingin memfokuskan fikiran pada toko baru nya,, ini simple ren, yang perlu kau lakukan sekarang cukup sabar dan mendukungnya.." aku harap dengan ini dapat membantunya,
"..." sekarang dia menatapku, dalam kurasakan tatapannya itu,
"Hei, ren apa yang kau fikirkan, hm?" senyumku padanya,
"Tidak, ayo kita segera berangkat, kau mau boss mu memenggalku karena kau telat dan alasannya hanya karena aku mengganggu waktu pagi mu?" jujur aku rasa ada sesuatu yang dia ingin katakan barusan, tapi aku tidak bertanya lagi, lagian sekarang sudah hampir setengah delapan jadi aku harus segera berangkat kerja.
"Pastikan jarum motor mu itu tidak lebih dari angka 60 ren, kalau tidak ini yang terakhir aku mau kau ajak untuk naik motormu lagi"
"Iya tenang saja" reno mulai menarik gas dan aku pun sudah duduk di belakangnya, semoga dia waras kali ini,
"Pelan2 reno awas lo!" kami sudah memasuki jl. H. Simatupang arah kiri ke jl. Pasar muara angke bayan III, rutenya ini kurang lebih memerlukan 15 menit lagi untuk sampai ke kantor kami,
Reno adalah teman kantor yang paling dekat denganku, dia sangatlah menyenangkan, pria yang akan membuat semua orang pun setuju bahwa dia adalah pria yang gentle dan tampan, ya, dia memang istimewa, pantas andra cemburu padanya,hihihi...
"Baiklah kita sampai" aku turun dan reno pamit untuk parkir motornya,
"Yaudah aku duluan ya ren.."
"Yoo.."
Reno cepat sekali jalannya, baru saja aku sampai di depan lift dia sudah ada di sampingku,
"Hari ini pak hendro minta ku buatkan proposal pengajuan project yang kemarin, padahal pengesahannya lima bulan lagi, rese banget kan ?" reno menggerutu tepat dengan pintu lift yang terbuka,
"Selesaikanlah ren, bungkam mulutnya dengan hasil kerjamu"
"Iya honey,,"
"Hush .. " aku memutar bola mataku, reno hanya cekikikan dasar rese, pantas saja dia dapat tugas tambahan mulu dari pak hendro,
"Pagi semuanyaa.. "
"Pagi fa.." sahut maria
"Woi faa, kemarin pak hendro bilang lu belum ngasih dia arsip data bulan kemaren katanya .." nicki datang dari belakang meja kerjaku
"Ya ampun gw lupa bro!!"
"Yaudah, tapi lu udah siapin kan?"
"Udah udah,, eh beliau udah dateng?" mati aku lupa approving data kantor bulan kemarin, bisa-bisa nya aku lupa, ya ampun
"Yaudah lu kasih sono.."
"Thanks ya nick"
Aku pun duduk di kursi kerja ku ini, mulai mencari arsip data kantor bulan kemarin, aku rasa aku menyimpannya di laci meja bawahku,
Setelah sekian lama nya bergelut dengan kertas2 akhirnya aku menemukan arsip ini,
"Hufthh, alhamdulilah... Ketemu juga"
Langsung saja aku menghadap ke ruangannya pak hendro, mengetuknya 2x
"Masuk" kata pak hendro dari dalam
"Okay alfa, ada perlu apa?" beliau memang baik, selalu tidak pernah lepas dari rasa hangat dan senyum yang menawan,
"Anu pak, maaf saya lupa setor arsip bulan lalu, ini saya sudah siapkan tinggal di tanda tangan saja pak" aku pun maju dan memberi beliau arsip itu,
"Oh okay, taruh saja di meja alfa, "
Pak hendro terlihat sedang sangat sibuk,
"Ada yang bisa saya bantu pak?,"
"Oh terima kasih alfa, saya hanya lupa menyimpan dimana cincin nikah ku"
Sekarang dia bergerak mengitari lemari meja nya
"Oh baik pak, saya pamit dulu kalau begitu"
Aku pamit dan hendak meninggalkan ruangan direktur ku ini.
Husft... Selamat aku...
Pak hendro baik dan jarang sekali marah2,
Beruntung sekali aku.
Ping !! Handphoneku berbunyi, bbm.
Faa.. Tolongin gw dong, siniii
Maria.
Ada apa lagi pikir ku wanita rempong ini,
to be continued..
Comments
Lanjut...