It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@balaka sip
@handikautama thanks
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@babehnero
@abyyriza
@josiii
@Otsutsuki97S
@hendra_bastian
Gua langsung beranjak dari tempat duduk gua
"Tunggu ice!!!" seru gua sambil membuka pintu
Steven, cinta pertama gua yang stengah mati gua coba lupakan. Kenapa juga gua harus ktemu dia lagi disini? Dan kenapa dia juga harus jadi atasan gua?
"Oi tunggu! Berani banget lu setelah mengungkapkan identitas lu di depan gua dan sama sekali gk ada rasa bersalah" ucap gua berlari ngejar dia yang sudah ada di depan lift
”Huh?” dia membalikkan badannya menghadap ke gua
"Rasa bersalah?" ulangnya dengan bingung
"Ya benar rasa bersalah!"
"Seharusnya gue yang bilang gtu! Siapa yang tiba-tiba menghilang tanpa bilang apa-apa?!" tanya ice dengan marah
"Hah?" gua bingung dengan apa yang dia ucapin
"Jangan bilang lu lupa dengan segalanya. Lu emang yang terburuk" ucap ice memicingkan mata ke gua
"Lihat yang bicara sekarang! Gk tau malu! Gue tau kalo itu masih zaman untuk labil tapi setidaknya waktu itu gue serius sama lu tapi pada akhirnya lu tetap mainin hati gua dan buat gua patah hati"
"Huh?! Kapan gua lakuin hal itu?"
"saat gua mau pulang dari toko buku dan akhirnya gua liat lu lagi ngobrol sama jean terus lu meluk dia"
"Hah? Kapan gue lakuin hal itu? Kalo adapun itu hanya sekali pas gue nolak pernyataan cinta dia dan karena dia suruh gue untuk meluk dia makanya baru gue peluk" kemarahan ice mulai agak reda
"Lu... Mungkinkah berpikir kalo gue masih lanjutin sandiwara kita makanya lu melarikan diri?" tanya ice sambil tersenyum sinis
"Lu... Si idiot sejati" katanya sambil tersenyum merendahkan gua
'Brengsek!' seru gua dalam hati
"Lu... Lu yang idiot... Gua..."
"Jadi misterinya sekarang telah terpecahkan" ice membuang nafas panjang
"Huh?"
"Entah berapa kalipun gue mencoba.. Gue tetap suka sama lu. Gk peduli berapa kalipun gue menjalani sebuah hubungan entah kenapa gue tetep gk bisa lupain lu.." ice masuk kedalam lift
"Untuk alasan itulah maka gue akan buat lu nyatain cinta ke gue skali lagi.. Jadi lebih bagus lu persiapin diri" ucap ice menoleh menatapku dengan wajah serius. Gua bisa rasakan rasa panas di wajah gua setelah dia bilang itu
"O...oi jangan bercanda sama gua!" gua berlari berusaha masuk ke dalam lift yang sudah mulai tertutup
"Kalo lu tau gara-gara lu gua..."
BAM!
Gua menabrak pintu lift sumpah sakit bnget. Tenang... Gua harus tenang. Apa maksudnya dari kesalahpahaman?. Maksud gua itu bukanlah sbuah masalah yang bisa di selesaikan dengan hanya sbuah penjelasan singkat. Apa pula maksudnya memeluk jean krna dia telah menolak pernyataan cintanya meskipun begitu seharusnya ia tak boleh melakukan itu. Bagaimana juga gua gk menyadari kalo itu adalah dia? Ya, gua akui gaya rambutnya agak beda dari 10 tahun yang lalu. Kalo gua tau dia ada di sini gua kan pasti akan keluar langsung dari pekerjaan ini.
Gua jongkok memeluk diri gua sndiri. 'gue tetep gk bisa lupain lu' ntah kenapa kata-kata itu terus terlintas di pikiran gua. Bagaimana jika semua yang dia katakan benar? Kalau semua ini hanya bermula dari kesalahpahaman gua aja. Gua bertanya-tanya apakah benar-benar mencintai gua, apakah dia masih mencintai gua?. Jika emang begitu apakah gua akan jatuh cinta lagi ke dia? Lagipula kan gua yang memulai ini duluan, gua yang menyatakan perasaan gua lewat surat itu meskipun tak di sengaja. Jadi apakah gua akan jatuh cinta ke dia lagi?.
Huh! Anjay orang bodoh yang bakalan lakuin hal kek gtu. Meskipun dia bilang hanya untuk membantu jean yang patah hati ya seharusnya dia nggak melakukan hal-hal kek gtu juga karna dia tau kalo dia lagi menjalin hubungan sama gua. Huh! Kek orang bodoh yang akan bilang 'oh begitu..' 'okelah gua maafin' cih persetan gua gk bakalan bioang hal itu. Dsn dia juga bilang bakalan buat gua bilang suka sama dia skali lagi? Siapa juga yang bakalan jatuh cinta sama si brengsek macem dia! Pokoknya gua ga bakalan mau bilang iyu ke dia.
"Oh... Cepet bnget... Lu datang ksini buat nyatain perasaan lu ke gue?"
"Huh? Apa yang lu bicarain? Tempat ini kan tempat gua tinggal sejak tahun lalu"
Bodoh! Kenapa hati gua jadi nggak beraturan gini? Dan gimana juga gua nggak tau kalo dia adalah tetangga gua selama setahun ini? Apakah mungkin krna jadwal pekerjaan yang berbeda dulu? Jangan baper hati!!! Dia ngatain hal itu semalem itu untuk ngejebak gua lagi trus nyiksa gua lagi di sandiwara dia. Gua harus kuat!
"Rey!!!! Apa yang lu pikirkan?!" bentak seorang cewek yang postur tubuh sama wajahnya bisa di bilang di atas rata-rata. Gua beserta yang lain agak kaget sama terkejut melihat kedatangan cwek ini. Eh tunggu kenapa gua kek punya perasaan pernah bertemu sama orang ini sebelumnya? Di sisi lain tampak ice memicingkan matanya menatap cwek itu dari tempat duduknya.
"Ini itu cetakan pertama! Dan bukaunya terjual dalam wktu 1 hari!!!! 1 hari!!!! Bahkan kalo kita suruh bagian percetakkan mencetak bukunya lagi maka kita bakalan butuh wktu selama 10 hari!!! Apa yang bakaln kita lakuin selama itu?! Lagipula ini ide lu kan nyuruh cetak dalam skala kecil?!"
"Apaaa?!" ice bangkit dari tempat duduknya
"Kalo lu tau gue wktu itu udah minta buku itu di copy sebanyak 30.000 buah tapi atasan lu aja yang suruh buat di minimalkan yang seharusnya lu salhkan itu atasan lu bukan gue!" ucap ice nggak terima dia di salahkan
"Lah? Ini kan juga salah lu krna lu nya aja yang nggak mau berusaha atau setidaknya naikin jumlah copy-annya" ucap cewek itu tak terima di salahkan oleh ice
"Anjay! Lu tau kan kalo gue wktu itu debat sama mereka?! Gue tau lu ada di sana juga!"
"Lu aja yang emang gk pernah anggap serius"
BAM!
"Nggak anggap serius?! Liat siapa yang bicara sekarang!" kata ice sambil memukul mejanya
Ngomong-ngomong kok gua berasa lagi gimana gitu ya... Orang-orang yang ada di bagian sana juga tiba-tiba jadi diem bnget pdahal tadinya ribut bnget.
"Eh.. Ry apakah rey ada buat salah?" tanya gua ke jerry yang pas itu lagi ngambil dokumen di tempat gua
"Hah?" tampaknya dia agaj bingung krna gua ngajukin prtanyaan secara mndadak
"Emm... Mereka kan lagi bahas buku untuk bulan ini kan?" ucap gua memperjelas pertanyaan gua tadi
"Mereka kan tadi ada bilang kalo mau melakukan pencetakkan kedua tapi kok reaksinya malah gtu buaknnya itu bagus ya kalo bukunya terjual dengan cepat di luar ekspetasi gtu?"
"Hmm... Kalo menurut gua sih itu berdampak sebaliknya krna kalo kita mau nunggu smpe pencetakkan kedua kanbutuh wktu jadi ada kemungkinan tuh buku bakal tersaingi oleh buku lain yang lebih enak di baca jd minat pembaca ya berkurang. Sebenarnya bagian pengeditan juga sudah mengajukkan permohonan buat mencetak bukunya lebih banyak tapi bagian keuangan malah menolak mentah-mentah permintaan kita. Rey udah bekerja keras lho buat naikin jumlah copy-annya tapi tetap aja itu usulan mlah di denger oleh orang yang tuli jadi yah pas tuh buku di terbitkan kita jadi kehabisan stok" jelasnya panjang lebar
"Oh... Gua dapet poinnya jadi bagian pengeditan itu bukan yang nentuin jumlah copy-annya ya" gua mengganguk-angguk mengerti
"Jadi itu siapa? Dari bagian percetakkan?" tanya gua ke jerry sambil melirik cewek yang masih berdebat dengan rey
"Nah dia itu orang terkenal lho di sini krna kecantikannya hahaha, dia itu orang bagian keuangan dan namanya..."
"Jean" ucap sebuah suara di belakang gua
Gua menoleh dengan perlahan. Bagaimana bisa dia udah bisa di belakang gua? Perasaan tadi dia kan masih berdebat sama ice dan namanya jean? Mungkinkah jean yang gua kenal dulu? Ah... Nggak mungkin jean yang gua kenal dulu nggak mungkin segalak ini lagipula jean yang gua kenal dulu kan pasti udah jadi artis terkenal dan mungkin udah menjalin hubungan dengan kevin
"Lu siapa? Kok gua baru liat muka lu?" kayanya sambil melipat kedua tangannya
"Oh iya! Perkenalkan nama saya daniel sastranegara dan saya mulai bekerja di sini skitar 15 hari yang lalu. Tolong tegur saya ketika saya melakukan kesalahan karena saya masih dalam tahap pembelajaran" ucao gua formal ke dia
"Daniel? Sastranegara?" ulangnya
"Oh... Gua tau sekarang lu itu yang hanya bergantung pada bapak lu doang kan? Lu juga anak sulung dari pemilik percetakkan Xz kan?"
Gua terdiam. Gua sungguh agak shock mendengar kata itu langsung dari orang yang baru saja gua temui
"Well, whatever. Lu rey usahakan nggak ngulangi hal sperti ini lagi ok" katanya sambil beranjak pergi meninggalkan ruangan
"Lu juga usahakan atasan lu nggak nolak tawaran gua lain kali" ucap ice yang sibuk menulis sesuatu dan tak menoleh ke arahnya
Sbenarnya td itu kenapa? Kenapa dia harus menghina gua seperti itu? Apa salah gua?
"Woi lu! Jangan dengerin kata-kata dia, menurut gue bergantung pada orang lain juga nggak ada salahnya kok. Di dunia ini yah emang kita harus bisa mendapat bantuan sebanyak yang kita bisa" ucap ice masih menulis sesuatu
"Yah gue setuju, yah emang gk ada salahnya kan kalo terlahir sebagai orang yang beruntung" ucap nandi berwibawa
"Hu um, gua juga setuju. Setidaknya kan bakalan lebih seru kalo lu bisa buktikan ke orang lain kalo lu bisa berdiri sndiri dengan kedua kaki lu" ucap loki sambil tersenyum ke gua
"Ya lagipula kalo lu melakukan hal yang benar dan tak sembarangan melakukannya yag nggak ada salahnya untuk terus lanjutin kerjaan" ucap jerry tersenyum ke arah gua
Ini rada mengharukan.. Bagaimana ketika semua yang ada di sini menyemangati gua
"Umm... Terima kasih smua.." ucap gua terharu
"yah meskipun... Kalo lu gagal juga lu nggak lebih dari sebuah sampah" ucap mereka berempat kompak
Sebenarnya mereka mau nyemangati atau menjatuhkan gua sih!! Zzzz
"Berkas ini tinggal gua kirim aja dan akhirnya selesai" gumam gua sambil masuk ke dalam lift trrus menekan tombol untuk menutup pintu lift
"Eit bntar gue juga ikut" ucap seseorang sambil menahan pintu lift nya yang stelah gua liat baik-baik adalah ice yang mungkin juga mau ngasih berkas ke bagian keuangan
"Eits... Kayaknya gua lupa sesuatu" ucap gua sambil keluar dari lift
"Oi..." ice manggil gua dengan memicingkan matanya tapi gk gua hiraukan
Huh... Gua bertanya-tanya apakah tadi itu nampak bnget ya kalo gua mau ngehindar dari dia?. Beneran gua gk mau berduaan sama dia di suatu tempat meski hanya sedetik. Yah meskipun itu dulu setidaknya gua sama dia pernah menjalani suatu hubungan. Yah meskipun gua juga yang bodoh harus serius sama dia dan dia cuma main drama sama gua. Tapi beberapa hal mulai menggangu gua akhir-akhir ini. Karena gua nggak bisa mengingat apapun setelah kejadian itu 'iya kita resmi pacaran skarang'. Ice bilang kalo dia sebenarnya gk memiliki niat apapun buat mencampakkan gua dan gua sama skali nggak tau apakah dia jujur atau nggak. Yah meskipun gua juga rada terkejut sama diri gua sndiri yang bisa-bisanya melupakan cinta pertama gua. Yah mungkin nggak juga, mungkin gua aja yang sengaja buat gua melupakan cinta pertama gua karena pada saat itu, pada saat dia meluk jean itu sangat berdampak ke gua. Dan kata-kata yang dia ucapkan pada saat dia menyadari gua 'gue akan buat lu bilang cinta skali lagi ke gue'. Fix brarti gua hanya harus menghindar dari dia di luar pekerjaan maka tak akan ada masalah lagi stelah itu.
KRING
"Ah iya tunggu sbentar" ucap nandi yang mengangkat telepon
"Rey, jean mau ngajak lu ke makan ntar pulang lu mau ikut?" tanya nandi ke ice yang setau gua nggak ada di ruangan ini
"Katakan ke dia gue nggak mau ikut" kata ice yang tiba-tiba melewati tempat gua terus menatap gua dengan tajam
"Ya ya ya lu katakan sndiri ke dia"
Jean kah... Jean kan cewek tadi yang sangat kasar itu kan... Perasaan tadi mereka berdua berdebat dan skarang mau makan bareng.. Apakah mungkin jean yang ini adalah jean yang pernah gua temui dulu? Tapi nggak mungkin kan jean yang dulu setau gua lebih lemah lembut. Apakah mungkin dia mengganti sifatnya selama 10 tahun ini?
"Tolong lu yang bilangin langsung ke dia...gua nggak mau berurusan dengan dia hanya krna gua yang bilang kalo lu nggak mau pergi makan sama dia" nandi menyerahkan teleponnya ke ice
"Ah gua males berurusan sama dia jadi bagusan lu yang bilangin.. Ah da jam segini udah dah gua mau cabut dulu" ice beranjak pergi
Eh? Hei! Apa yang gua pikirkan gua seharusnya hanya boleh fokus ke kerjaan! Lagipula itukan gk ada sangkut pautnya sama gua jadi ngapain juga gua pikirin... Ya... Itu gk ada masalahnya ke gua jadi gua hanya harus fokus kerja... Ah sudah jam segini bagusan gua pulang lagipula gua masih harus nunggu harddisk author gua...
"Oh.. Niel lu da mau pulang?" tanya loki keluar dari lift
"Ah iya soalnya gua mau nungguin harddisk penulis gua lagi" ucap gua sambil masuk ke dalam lift
DING!
Pintu lift terbuka gua langsung beranjak pergi ke pintu keluar yang ada di dekat lobby
'Hahaha' samar-sama gua bisa mendengar ada orang yang lagi ketawa
Eh? Ice? Jean? Apa yang mereka lakukan di lobby? Gua nggak mau berpapasan sama mereka. Bukannya mereka nggak akur ya eh tunggu apa mereka berdebat lagi?
'Hahaha' ice tertawa? Dia kan nggak biasanya tertawa... Dan kenapa hati gua terasa sakit liat dia ketawa sama orang lain?
"Hei!" seru ice ke gua yang berjalan melewati mereka
"Gk sopan bnget lu main lewat aja" seru ice ke gua
"Sorry, gua cabut duluan" ucap gua sambil tergesa-gesa melewati pintu keluar
"Kalo gitu gua juga cabut dulu"
"Ya ampun kapan sih lu bisa luangin waktu buat gua?"
"Sorry, wktu gua rada full krna mau ngurusi para author juga"
"Halah! Kek gua nggak tau aja... Lu kan pembohong.. Tiap kali gua ajak juga jawabannya slalu itu" ucap jean dengan nada agak tinggi
"Setidaknya gua pernah nepati kata-kata gue skali" ucapnya sambil beranjak prgi
"Gua akan ketempat lu ntar"
"Gk usah"
"Pokoknya gua mau dan lu nggak boleh nolak"
"Udah gua bilang gk usah bye"
Apa-apaan sekarang! Perasaan tadi mereka bertengkar dan berdebat dan sekarang mereka malah kayak... Sebenarnya apa status hubungan mereka skarang?
"Gua akan tetap ke sana dan lu juga jangan tidur dulu sbelum gua smpe ke sana inget ya ice" ucapnya saat gua udah smpe pintu keluar
Gua melangkah makin cepat. Dia baru saja memanggil rey dengan ice. Berarti dugaan gua bener kalo jean yang ini adalah jean yang dulu gua kenal. Ah lagipula apa-apaan hal itu juga gk ada hubungannya ke gua. Lagipula sekarang status ice itu sbagai atasan gua nggak lebih. Apapun hubungan antara ice dan jean sekarang juga tentu bukan urusan gua lagi skarang lgpula gua kan juga udah ninggalin ice slama 10 tahun jd ya wajar aja jika ada sesuatu yang berubah.
'Karena ada kendala maka kereta api kali ini akan agak ramai maafkan ketidaknyamanannya terima kasih.'
"Ummm... Lu bisa nggak jangan asik ngikutin gua kemanapun gua pergi?” ucap gua ke ice sambil menempelkan badan gua di pintu kereta api
Ice menatap gua sebentar
"Hooo... Jadi sekarang gue salah mau pulang ke rumah gue sndiri?" ucapnya sambil tersenyum sinis ke arah gua
Hih! Dasar bodoh kenapa gua sampe lupa kalo dia ini tetangga gua
"Lu bisa nggak jangan dekat-dekat sama gua, sumpah ini panas bnget" gua menolehkan pandangan gua ke kaca pintu kereta api
"Ohh ya? Perasaan gue biasa aja nggak panas tuh"
Gua harus berhenti bicara sama dia
"Hey gimana author yang sedang lu tangani?" tanyanya tiba-tiba
"Huh?" gua menatap bingung ke dia
"Gua nanyain tentang author yang lu tangani sekarang"
"Ahh... Tentang dia...." gua memalingkan muka gua lg ke arah lain
"Hei... Kenapa lu menghindar dari gue?" ice mendekatkan mukanya ke gua
"Huh? Apa yang lu bicarain gua nggak mengindar dari lu kok, ngapain juga gua ngehindar dari lu? Lu aja yang merasa" ucap gua sambil menempelkan badan gua makin dekat ke pintu kereta api
"Lu bohong... Gue tau jelas kalo lu menghindar dari gue... Kenapa? Apakah gue membuat lu jadi lupa diri?" ucapnya sambil berbisik ke telinga gua.
"K... Kenapa juga gua..."
CIIIIIIITT
eh?
'Kereta api melakukan pembelokan arah secara mendadak harap hati-hati'
"Udah belok baru bilang, lain kali bilang lebih awal dong" ucap salah seorang penumpang
Gua terjatuh ke badan ice. ice memegang pegangan yang ada di atas kereta api sehingga bisa menahan posisi tubuhnya dan tangan yang satunya lagi menahan gua sehingga posisi kami persis seperti orang yang sedang berpelukan. Setelah tersadar gua langsung melepaskan pegangan tangan ice sungguh gua bisa merasakan rasa panas di muka gua sekarang
"Lu baik-baik aja?"
"Ya, sorry.. Gua baik-baik aja kok..." gua memalingkan wajah gua dari dia
Ah akhirnya sampe juga gua ke apartmen gua. Sumpah rasanya capek bnget. Sumpah perasaan gua baru aja merenovasi nih apartmen tapi seperti nya emang gua harus mempertimbangkan lagi keputusan untuk pindah dari sini. Ahh... Mendingan sekarang gua pergi mandi dan langsung tidur gk usah mikirin lagi hal yang buat kepala gua jadi sakit.
Gua melihat ke arah mesin fax. Gua baru menyadari kalo author gua udah mengirimkan naskah nya ke sini. Gua sumpah nggak nyangka kalo dia bakalan selesai hari ini untuk membalas kerja keras dia lebih baik ini segera gua periksa dan rencana gua untuk mandi dan tidur di batalkan dulu.
Sudah hampir 2 jam gua memeriksa naskah yang di kirimkan oleh author gua. Sebenarnya gua udah selesai tapi gua masih rada gk yakin sama yang gua periksa ini betul atau nggak. Oh iya mungkin gua bisa nanya nandi di saat seperti ini.
'Semua naskah yang ada harus lu kasih ke rey untuk di periksa itulah peraturannya tapi kalo emang semuanya lagi sibuk lu gholeh suruh gua untuk periksa naskah nya' tiba-tiba saran dari nandi membuat gua jadi menggurungkan niat gua buat nanya pendapat dia. Aduh sumpah gua beneran gk mau ketemu dia untuk saat ini. Oh iya gua kan bisa pake mesin fax untuk ngirim naskahnya ke dia lagipula ada kemungkinan dia juga udah tidur. Ya bagusan gua kek gtu aja.
KRIING!!!
lha siapa yang nelpon gua jam segini?
"GUE TINGGAL DI SEBELAH RUANGAN LU AJA ANJAYYY!!! BAWA TUH NASKAH KE SINI!!!!"
Ice?!
"Ah tapi gua nggak.."
"Ohh... Apakah gue yang harus kesana?"
"Nggak please jangan datang ke sini!!" gua mulai takut
"Lu punya wktu 5 detik sebelum gue yang pergi ke sana" ancamnya ke gua
"Ahhh...! Ok ok gua yang bakalan ke sana!" gua segera menutup sambungan telpon gua dan langsung beranjak keluar dari ruangan gua
'Ahh.. Sumpah gua bener-bener gk mau ketemu sama dia...' gumam gua pas sampe di depan ruangan dia
Eh itu apaan kek ada tempat mauskin surat gtu? Ah iya juga bagusan gua masukin naskah nya ke sini dan langsung balik ke tempat gua dan sisanya kita bakalan bicarain di telepon.. Ya kan itu lebih praktis.
BUK
Aduh kepala gua... Ini udah kedua kali gua ke jedot sial bnget
"Apa yang lu lakuin?" tanya ice
Gua diam
"Masuklah... Gue akan meriksa ini... Gue selalu dalam keadaan siap kalo tentang kerjaan jadi lu bisa pake telepon untuk ngehubungi gue" ice beranjak masuk ke dalam ruangannya
"Dengar! Gue paling gk suka kalo seseorang lakukan sesuatu setengah-setengah!" ucap ice membalikkan badannya ke gua terus beranjak masuk lagi ke ruangannya
Siapa yang lakukan pekerjaan setengah-setengah?!!!
Ice sedang memeriksa naskah yang gua periksa tadi. Hah... gua pengen bnget keluar dri sini secepatnya. Sebenarnya tempat ini juga nggak seberantakan yang gua pikirkan.Sumpah beda bnget dari kamar gua.
"Ok... Jadi apa pendapat lu tentang naskah ini?" tanya ice ke gua
"Hmmm... Jadi gua merasa kek di dalam naskah itu banyak bnget candaan-candaan yang gk guna yang memungkinkan para pembaca jadi tidak konsen dengan apa yang akan di ceritakan nanti jadi rata-rata tuh semua candaanya gua hapus" ucap gua sambil menunjuk beberapa bagian yang ada di naskah
"Kalo menurut gue sih lu nggak perlu melakukan itu... Kalo lu melakukan itu yang ada si author kedepannya akan jadi tertekan dan jadi nggak tau apa yang harus dia tulis ntar. Jadi bagusan lu hapus aja candaan dia atau apapun yang betul-betul tak di perlukan di cerita. Lu setidaknya juga harus kasih sedikit ruang buat si author untuk bersenang-senang di ceritanya sndiri" ucap ice sambil menatap gua
"Wow... Ini ceritanya jadi rada enak gtu setelah lu perbaiki dan alurnya juga jadi lancar hahaha" ucap gua kagum setelah membaca naskahnya
"Yah... Meskipun begitu kita juga harus dapat persetujuan dari author lu juga untuk perubahan yang kita buat di naskahnya"
"Menurut lu bagaimana naskah yang gua koreksi?" tanya ice sambil meminum kopi
"Menurut gua ini bagus"
"Yah... Gimanapun lu juga masih belajar.. Oh lu mau kopi?" ice menyodorkan sebuah teko yang berisi kopi ke gua
"Ohh... Gak usah... Gua harus nelpon author gua ntar" ucap gua sambio beranjak dari sana
"Tapi ini udah jam 2:30 pagi"
"Yaudah kalo gitu gua baca ulang lagi aja naskahnya. Sorry karena udah ganggu lu selarut ini"
"Hey... Gue mau nanya sesuatu... Kenapa lu menghindar dari gue?" ucap ice meletakkan cangkir yang dia pake buat minum kopi tadi di atas meja
"G.. Gua nggak menghin...."
"Apakah lu jatuh cinta ke gue lagi?"
1. Jean arc
2. Joy arc
3. Kenedy arc
4. Kevin arc
5. Jerry arc
Nah itu dia arc² yang gua susun, untuk isi arc nya mungkin kalian bisa menebak² sndiri gmana cara jean, joy, kenedy, kevin sama jerry yang berusaha keras merebut daniel atau ice. Btw ada kemungkinan arc nya di tambah atau di kurangi. Gua harap kalian tetap membaca iceman dan tetap menikmati iceman . Untuk pemberitahuan lebih lanjut kalo ntar gua udah ingat apa yang mau gua sampein ntar gua tulis d sini hahaha. Thanks all untuk support nya selama ini buat iceman. Semua komen, saran,, masukan sama pujian kalian sungguh berarti buat gua