It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Up up hahhaa
Nih udh lanjut hihiii
Akhirnya siaran selesai. Dan satu kata buat penelepon malam ini, gila! Ya, cowok bernama zizi itu benar-benar berani ngungkapin rahasia dia di radio. Memang ada beberapa bagian yg sepertinya masih dia sembunyikan, dan ceritanya pun belum selesai. Gimana kehidupan mereka setelah bertukar tempat??
"May, kamu mikirin apa sih?" Seru kak Alfin yg kini sedang memboncengku pakai motornya.
Gua cuma bisa diam. Sambil menyandarkan pipi ke bahunya.
"Pasti masalah siaran tadi ya? Kamu tuh kebiasan deh. Setiap ada yg cerita masalahnya pasti jadi ikut kebawa suasana. Dan ujung-ujungnya jadi baper gini kan. Nambah beban kamu aja tahu.."
Gua memeluk erat kak Alfin. Membuatnya menghentikan ocehan yg kali ini tidak terlalu menarik perhatian gua. Entah kenapa, gua benar-benar merasa sakit. Bahkan karena gua yang terlalu sibuk memikirkan cerita siaran tadi, gua sampe gak sadar motor kak alfin sudah menepi.
Kak alfin menatap gua dalam-dalam. Tangannya mengusap mata gua yang ternyata sudah basah karena air mata. Shit!! Gua kenapa??
Jari kak alfin berpindah dari mata ke pipi gua, dia mengusap pelan sampai ke ujung bibir "Kamu inget penelpon minggu lalu. Si atha. Kakak pikir dia yg paling bikin kamu baper sama kisahnya, tp ternyata salah. Kamu kenapa may? Kenapa sampe sesedih ini?"
Gua menggeleng. Gua juga gak ngerti kenapa bisa sesedih ini. Ya, minggu lalu memang laki-laki bernama Atha menelpon pas gua siaran, dan jujur gua baper sama kisah dia. Tapi kali ini, kisah zizi benar benar beda! Gua seakan merasakan sakit yang dia alami..
"May.."
Kak alfin masih menyentuh bibir gua. Perlahan, dia mulai mendekatkan bibirnya dan mencium pelan gua.
"Aku cinta sama kamu, Umay."
Deg!!! Gua gak salah denger kan?! Ini beneran kak Alfin senior paling galak di radio, suka sama gua?? Omaaaiigod!!!
***
Berlanjut ke-
"KISAH KE DUA - ATHA DAN POHON KESAYANGANNYA"
Udah di update nih hehe.. mksh yaa udh baca
Adaa jeng jeng shoot nya gak nih
"ATHA DAN POHON KESAYANGANNYA"
Part I #Pertemuan dengan Lentera
Pagi sekali aku sudah bangun. Langsung mandi dan setelahnya menuju dapur membuat sarapan! Ya, sekarang aku gak boleh manja lagi kayak anak SMA, karena hari ini adalah hari pertama ospek ku sebagai mahasiswa!
"Rajin banget, Tha. Wuih, mana buat sarapan ya," tegur Mama yang kaget dengan tingkahku ini.
"Semuanya udah siap, Ma. Nasi goreng spesial bikinin Atha. Enak deh, cobain." Rengek-ku pada Mama.
Selesai sarapan dengan keluarga, aku langsung naik motor menuju salah satu kampus negeri terbaik di Kota ini. Untung saja kampus ku bukan kampus aneh yg membebankan mahasiswanya harus berpenampilan ala-ala orang gila. Aku hanya memakai seragam hitam putih.
Saat sampai gerbang utama, aku bingung dengan kesemua mahasiswa dan mahasiswi yang membawa bibit pohon (pohon berukur kecil) entah pohon apa namanya!
"Lho, kamu gak bawa bibit pohon?" Tegur salah satu wanita yang menghampiriku.
"Emm... emang buat apa yaa??"
"Astagadragon ganteng!! Ihh kamu tuh gak teliti baca peraturan ospek apa emang gak tahu? Kita diwajibkan bawa bibit pohon. Karena nanti bakal ada penanaman bibit pohon bareng di area belakang kampus."
Aku panik. Terus gimana dong? Masa hari pertama udah dicap jelek oleh senior.
"Tenang. Ismi bakal selalu ada di samping mahasiswa-mahasiswa yang kebingungan seperti kamu..," seru gadis ini lagi. "Ikut aku."
Ismi menarik pelan lenganku dan menuju tempat yang sudah ada beberapa bibit pohon.
"Ini beberapa pesanan dari orang lain. Tapi ada juga yg masih bisa kamu beli kok. Satunya 50 ribu," ucap ismi semangat. Tangannya mengepal.
Wajahku langsung datar melihat tingkah ismi. Oke, aku sadar seharusnya bibit pohon ini gak semahal itu. Tapi apa boleh buat, aku harus beli satu! Ismi kegirangan.
Setelah mendapatkan bibit pohon, aku hendak masuk aula yang diperuntukkan bagi anak-anak fakultas ekonomi. Sebelum masuk aula, senior mengambil bibit pohon yang kubawa dan menjadikannya satu dengan milik mahasiswa lain.
Aku memilih tempat duduk secara acak dan mulai mendengarkan kata sambutan dari senior. Tapi, sebelum masuk ke dalam inti acara, senior menantang angkatan kami.. siapa yang mau menunjukkan bakatnya untuk menghibur kami semua.
Tiba-tiba hening. Gak ada yang berani mengacungkan tangan. Ya jelas gak ada yang berani dong. Tampil di depan orang sebanyak ini dan untuk pertemuan pertama adalah bukan hal yang gampang. Manusia mana yg memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi seperti itu? wkwkw..
"Iya, kamu! Silahkan maju!" Seru senior, aku mengkuti lirikan mata senior yang mengarah ke seorang cowok tampan setengah bule.
Dia maju dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Dan mulai memperkenalkan diri.
"Hi semuanya. Nama gua Reza Phalevi. Bisa kalian panggil Eza. Banyak yang bilang suara gua tuh bagus. Makanya gua mau nyanyi buat kalian semua!"
Sorak sorai terdengar dari segala penjuru. Terlebih teriakan anak2 perempuan.
Hoeeekk!!! Aku paling gak suka type cowok yg kepedean gini. Terlalu percaya diri.
Cowok bernama reza itu menghampiri piano yg ada di pinggir panggung, lalu mulai mensenandungkan sebuah lagu. Ya, aku tahu lagu ini, talking to the moon-nya bruno mars.
Semua orang yg ada di aula terhipnotis. Termasuk aku. Suaranya benar-benar indah. Dan rasa sakit dari lagu itu pun masuk ke setiap orang yg mendengarnya.
Selesai nyanyi, si cowok jangkung itu langsung menatap ke satu arah.. aku mengikuti pandangan matanya dan seketika kaget. Lhoo...?? Dia, kembar?
"Terimakasih buat sodara kembar gua yang selalu memberi inspirasi" kemudian dia pun kembali lagi duduk setelah mendapatkan tepuk tangan gemuruh.
Perlahan, tepuk tangan pun mulai hilang dan berganti suasana lengang. Dingin. Kikuk. Karena suara pintu aula yang tiba-tiba terdengar. Semuanya menoleh ke belakang, ke arah pintu aula. Di sana berdiri seorang pria dengan keringat menjembul di dahinya. Salah seorang senior menghampirinya.
"Jam segini baru datang?"
"Maaf," ucapnya singkat.
Si senior membawa mahasiswa itu ke atas panggung dan memberikan peringatan ke yang lainnya untuk tidak mencontoh anak itu.
"Siapa nama kamu? Kenapa telat?"
"Lentera. Rahasia."
Semuanya terperanjat mendengar jawaban si cowok aneh itu. Ya, kelihatan banget sikapnya seakan menantang si senior.
Baru hendak si senior ingin memarahinya lebih beringas, senior yang lainnya menahan.
"Oke, kali ini kamu kita maafin. Dan hukuman buat kamu, harus nyanyi seperti mahasiwa yang barusan unjuk kebolehannya ke kita."
Lentera terdiam. Dan setelah dipaksa beberapa kali, akhirnya ia mulai membuka suara. Lagu leaving on a jet plane terdengar. Dan semua orang yg ada di aula ini terbahak-bahak mendengarkan suara sumbang milik lentera.
Setelah puas dipermalukan, Lentera kembali ke barisan mahasiswa. Entah kenapa, mataku gak bisa lepas dari sorot matanya. Sampai akhirnya dia persis di sampingku dan menatapku sekilas, lalu tanpa basa-basi ia duduk di sampingku.
Lentera. Orang yang menarik!
Udah ada lanjutannya nih
Jadi, bengong apa bingung? Hahaha