It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Btw ksh POv arsha di g dikit biar tau sisi arsha gmn @o_komo
Updatenya kurang panjang hhehhee
Lanjut
@ananda1 dimana - mana/? makasi udh membaca
@majesty amin *eh? Untuk cerita ini komo cuma fokus pake pov Alfa sebagai tokoh utama. Tapi seiring perjalanan cerita pasti deh bakal keliatan gimana perasaan Arsha ke Alfa, oke?
@lulu_75 gak berani liat *tutup mata*
@melkikusuma1 makasi udh membaca
@Tianswift26 hahaha.. cari mampus tuh si Alfa
3 jam lagi, wkwk :v *kabuuur
KRIIIIIIING!!!
Deringan alarmku menggema di telingaku. Saking kerasnya deringannya seakan bertalu - talu di telingaku. Aku otomatis bangun walau masih agak mengantuk. Kemarin malam aku nggak bisa berhenti mikirin Arsha dan semua hal yang dia lakuin padaku. Dengan pasrah aku mematikan alarmku. Kulirik jam berapa yang tertunjuk di sana.
6. 55 AM!
Hah?
Aku langsung melonjak dari kasurku seolah lagi kesetrum. Aduh, terlambat aku. Aku membayangkan hukuman apa yang bakal aku dapatkan nanti disekolah. Kalo nggak disuruh bersihin toilet pasti dijemur di lapangan.
Argh, ogah banget!
Tanpa berpikir apa - apa lagi aku bergegas mandi. Nggak lebih dari 5 menit akhirnya aku selesai.
Cepat, Kilat dan Praktis.
Aku nggak membuang waktu lagi buat pake baju seragam dan turun kamar. Sarapan hari ini aku lewati. Nggak ada waktu.
Aku mulai menghidupkan motorku.
Grrengssek...sessses..gresss..
Eh, kok bunyinya gitu?
Aku ulangi lagi menstarter motorku. Tapi hasilnya tetep sama. Aku terus mencoba sambil merapalkan segala macam umpatan di dalam hati.
Pagi - pagi udah bikin emosi!
Motorku otomatis ngambek dan aku segera masuk ke dalam rumah dengan ke khawatiran '45.
"Kak, Kak Delta anterin aku sekolah, kak!"seruku keras. Lalu ibuku menghampiriku.
"Kakakmu sudah pergi tadi pagi. Biasanya kamu bawa motor sendiri?"tanyanya padaku.
"Motornya mogok, bu. Bapak masih di kamar, bu?"tanyaku.
"Masih, mungkin lagi mandi"kata ibuku. Aku langsung berlari masuk ke kamar ibuku. Kulihat ayah sedang merapikan tempat tidur. Astaga, rajin bener bapak gue.
"Pak, motor Alfa mogok. Anterin ke sekolah, pak"kataku padanya.
"Loh, kok bisa mogok?"tanyanya cuek.
"Mana Alfa tahu! Kalo Alfa tahu, Alfa juga nggak bakal suruh bapak nganterin ke sekolah"balasku sewot. Ada - ada aja orangtua ini.
"Kenapa nggak jalan kaki, aja? Lagian sekolahmu kan deket"lagi - lagi bapakku menjawab cuek. Pengen banget, deh nimpuk bapakku pake sendal.
Nggak jadi, ding. Heheheheh..
"Jauh, pak! Cepetan, pak. Entar Alfa telat"kataku sambil mendorong bapak masuk ke kamar mandi.
"Makanya kamu kalo tahu besok sekolah jangan begadang aja. Murid apa kamu itu"ledeknya padaku. Aku memasang wajah masam.
"Alfa nggak begadang, kok. Sekarang bapak mandi sana"sahutku sambil menyeret bapak ke kamar mandi. Aku bohong, sih sebenarnya. Tapi aku begadang karna ada alasannya, lho.
Trus, apa alasannya?
Eerr... mungkin nanti aku kasih tahu.
Aku melirik jam di kamar ibuku.
Sialan sepuluh menit lagi!
Aku langsung menggedor pintu kamar mandi.
"Pak, cepetan mandinya. Lima menit lagi Alfa telat, nih!"kataku sambil menggedor pintu keras - keras. Bukannya mempercepat mandinya, atau paling nggak menyahut, bapakku malah menyanyi - nyanyi di dalam kamar mandi dengan nada sumbang.
"Lima menit lagi~ oooohh... lima menit lagi, ku bertemunya~"nyanyinya dengan nada dan suara awur - awuran.
Dasar bapak - bapak stress!
Sipp pasto d tunggu lanjutan ceritanya,makin penasaran ama perasaan si arsha
Wuihhh si alfa telat neh k skolah,jangan2 arsha jg telat kwkwkwkkw
Btw knpa kpndekan......
BAGIAN #2
Kalian nggak perlu jadi peramal buat tahu aku terlambat atau nggak. Dan kalian juga nggak perlu jadi psikolog buat tahu gimana perasaanku sekarang.
Kesel banget!
Sampai di sekolah aku langsung berhadapan sama pak Gus, guru BK yang paling galak dan kalo ngasih hukuman pasti nggak tanggung - tanggung. Dalam hati aku langsung mendumel sendiri. Gimana nggak ngedumel? Masa cuma aku doang yang terlambat? Nggak seru banget! Aku pikir dengan kesendirianku, aku bakal dikasih keringanan sama pak Gus yang dahinya dari hari ke hari bertambah lebar itu. Tapi, ternyata eh ternyata aku dihukum buat lari keliling sekolah tujuh kali dan ngebersihin tujuh toilet yang ada di sekolah. Kenapa jumlahnya tujuh? Itu karna aku telatnya sampe jam tujuh. Kebayang kalo aku telat sampe jam sembilan...
Jadi, berbekal kesabaran aku lari keliling sekolah sebanyak tujuh kali dan kegiatan itu dipantau langsung sama pak Gus. Selama lari aku nggak bisa menyembunyikan rasa maluku. Gimana nggak malu, banyak murid IPA dan IPS yang melihatku dengan ekspresi yang berbeda. Ada yang ketawa, ada yang nyemangatin, ada yang nyorakin. Bahkan beberapa guru tampak mendukung tindakan murid - murid mereka.
Astaga, aku baru tahu ada koordinasi kayak gitu!
Setelah lari aku pikir aku bakal bisa istirahat sebentar. Hitung - hitung memungut nafasku yang tercecer kemana - mana. Tapi nggak pak Gus namanya kalo murid terlambat bisa santai - santai begitu aja. Aku langsung digiring begitu saja buat bersihin toilet sekolah.
Sial, sial, sial!
Dipersenjatai pengepelan, sikat lantai dan cairan disinfektan dan pengharum ruangan aku siap beraksi. Aku mulai dari toilet kelas IPA.
Astaga, ini nih alasanku nggak pernah pakai toilet sekolah kalo nggak bener - bener kebelet.
Bau dan pengap banget!
Pak Gus pun sampe mengernyitkan hidungnya saking baunya. Aku mulai dengan menyiramkan lantai dan jamban dengan air. Perlahan baunya mulai berkurang. Lalu aku menuangkan cairan disinfektan sambil menggosok - gosok kerak yang ada disana. Sedang sibuk bekerja kulihat pak Gus memanggil seseorang. Lalu datang Nico, ketua OSIS menggantikan pak Gus untuk mengawasiku. Sekarang jam mengajarnya katanya.
Aku bekerja jadi lebih santai karna dipantau orang yang juga sesama pelajar.
"Kenapa lu sampe dihukum, Fa? Lu kena kasus?"tanya Nico padaku.
"Gue telat tadi"sahutku sambil menyemprotkan pengharum ruangan.
"Bagus kalo gitu"kata Nico padaku. Aku memandangnya dengan tatapan aneh.
Lu bilang bagus?
"Stres, lu Nic. Dimana bagusnya coba?"sahutku menuju toilet yang kedua. Dia terkekeh pelan.
"Ya, bagus. Berarti lu nggak hamil"katanya sambil tertawa. Nafasku mencelos dan ikutan ketawa. Rasanya lebih baik. Mungkin seharian ini aku terlalu tegang.
"Tapi kalo gue hamil pokoknya lu harus tanggung jawab"sindirku sambil tertawa pelan.
"Kenapa gue yang tanggung jawab?"
"Kan, elu yang ngehamilin gue"balasku jahil dengan wajah polos.
"Stres lu! Ogah gue!"sahutnya dengan cengiran lebar.
Saat ingin beranjak ke toilet ke tiga kulihat Jimmy datang dari kejauhan. Dalam hati aku bersorak.
Bala bantuan datang!
"Jimmy, bantuin gue"seruku semangat. Bukannya menyahut dia malah mentertawaiku. Jenis tawa penuh ejekan dan jayus banget.
"Akhirnya lu kena hukum juga. Hahahaha, seneng banget gue"katanya masih ditengah tawanya.
Sahabat macam apa dia itu?
"Kalo lu cuma mau bikin gue senewen mending pergi sana"sahutku sewot. Jimmy malah memperkeras ketawanya. Aku dan Nico mengernyit kecil. Kepala si Jimmy pasti kebentur tadi.
"Dulu waktu SMP lu sama Ica yang paling semangat ngejek gue kalo gue di hukum karna telat"kata Jimmy yang emang bener adanya. "Sekarang gue pengen ngejek elu sepuas - puasnya"katanya gembira.
"Asem lu"sinisku. Aku langsung masuk ke dalam toilet dan melakukan segala teknik kebersihan. Kulihat Nico mengambil cairan disinfektan ditanganku.
"Biar aku bantuin. Kalo cepet selesainya kita bisa istirahat duluan"kata Nico dan Jimmy mengangguk setuju.
Aku tersenyum cerah.
Duh, senengnya dibantuin dua cowok cakep!