It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Maaf baru sempet bales komen kalian .. kesannya di sini aq kok jadi cerewet ya ?? Mungkin kadar cerewet yg dimaksud rizki itu kalau aq dibandingin dengan dia kali.. kalau sama yg lain aq normal aja kok..bahkan cenderung ke pendiem.. kalau rizki orangnya emang diem.. ga banyak ngomong, ngonong juga kalau ada perlunya doang..nah kalau tau sasuke si serial naruto ..mungkin sifat rizki hampir mirip sasuke ..diem tp serius ..
@hon3y : siipp..
@half_blood : hahah dilarang enpi di sini
@gaybekasi168 : makasih bang
@febyrere : makasih dek .. semangat 45 .. satu2 nya cewe yg ngikuti serial ini ..
@arieat : makasih bang arieat .. bukan panjang lagi ..tp amat sangat panjang .. perjalanannya
@Otsutsuki97S
: makasih bang ... jangan dikasihani
@mustajab3 : gmn ntar di jakartanya ya ? Wait next update ya
@akina_kenji
: iya .. ini sambungan dari AADA bang ..
Makasih bang @RifRafReis ..
@yansah678 : makasih. .semangat juga bang yansah
@Readhy_PDA
: yg namanya sahabat ga perludiukur pake uang deh dek
@SteveAnggara : aq di sini jadi heran deh .. aq dibilang cerewet .. hehehe dasarnya itu rizki anaknya diem.. tp menghanyutkan .. tipe orang taktis.. jago basket tp kutu buku.. yg aku heran banyak inbox yg masuk minta dikenalkan sama rizki, salam buat rizki, rizki keren .. haduhhh kenapa ga minta kenalan sama ts nya aja ya .. oh ya yg masih koment di inbox . Ikut nimbrung di sini saja biar rame .. heheh
@kaha : tuh kan ..lagi2 arzy lagi .. wewww
@balaka : makasih bang balaka .. kagak ke edit ..makasih kritiknya ya ..
Hehe bercanda ya bro ._.v soalnya dari pov nya Rizky kesan Adi pas ketemu cerewet banget wkwk. Jadi seakan2 emang cerewet lol.
ohh ya? wah laku banget Rizky disini haha, yaudah aku aja yang minta kenalan sama TSnya wkwk
Tapi salut jg ama kegigihan n niatnya adi buat ktm ama si rizky
Tapi apa y alasannya rizky gak ksh kabar k adi
Klo update mention y @didot_adidot
@balaka : apdet bang rip .. heheh minta saran dan kritik ya
@mustajab3 : ini up bang..
@half_blood : heheh ada yg marahh
@SteveAnggara
Hehehe sini sini kl mau kenalan
@Lovelyozan
Siapp ini update
@Readhy_PDA
Siap dek .. ini mau update
@hendra_bastian
Hewheww
@majesty
alasannya .. wait next update bang.. ini bntar lagi
@lulu_75
Makasih bang lulu..
Gua masih berada di daerah Ragunan, Jam 11 siang, Panas dan terik telah membakar rambut gua. Gua jalan, melewati sebuah sekolahan, Gua liat ada lapangan Basket di depan halaman sekolah itu. Pagar kawat, Ring Basket, dan Lapangan Basket, itulah segelintir yang nampak di ingatan gua tentang Rizki. Ingatan gua melayang ketika Gua masih satu kost dengan Rizki, dulu, ketika hampir setiap matahari sudah mapan di barat, setiap jam 5 sore, pasti Gua dan Rizki sudah bersiap di lapangan Basket SMP, lapangan yang dibuka untuk umum, dan satu-satunya lapangan basket yang deket dengan Kost Gua.
Dalam permainan basket, sering gua satu tim dengan Rizki, entah mengapa, gaya permainan dan cara mendrible bola seperti air hujan yang baru deras-derasnya. Susah di terka, dan sangat cepat. Rizki seorang anak yang bukan sembarang, akan nampak begitu menonjol ketika timnya terdesak, kepepet dan ketinggalan point. Tanpa dusta orang akan bilang kalau ia anak yang terlahir dalam titisan sempurna.
Walaupun Gua terdaftar sebagai siswa SMA termuda, dua tahun lebih muda daripada teman-teman seangkatan, tapi Rizki lebih aneh lagi, selisih denganku dua bulan, dan itu terjadi di tahun yang sama. Parahnya dua bulan itu dia lahir di bulan November, dan Gua September. Artinya, sepanjang gua sekolah dari TK samapai SMA ini, rekor sebagai siswa termuda, kali ini sudah tergugurkan, sudah terganti, oleh anak yang sekarang sedang berlari di sisi sebelah kiri, dengan kaos tanpa lengan, dan lengan yang berkeringat dan berkilatan terkena cahaya sore.
"Adi".. sambil melemparkan bola ke arah gua. Dengan Sigap gua tangkap, gua drib, lari mendekati ring lawan, gua lempar, gua tembakan ke ring, hup.. Dug... Akhirnya, Bola memental di papan ring, Bola tidak masuk, dan segera dengan cepat ditangkap oleh lawan.
"Hee.." Gua meringis, seperti wajah tanpa dosa. Total sudah tiga kali Rizki memberikan bola ke Gua sore ini, dan tiga kali pula gua gagal mengeksekusi bola tersebut menjadi point. Gua yakin, kalau dia sendiri yang menembaknya, pasti bola itu akan masuk, tapi dia percayakan kepada Gua, haha.. gua akui, Gua Anak yang payah dalam olahraga, anak yang menganggap bola basket seperti bola volly, dan bola volly seperti bola sepak.
Permainan selesai, Tim Gua kalah lagi, kalah dengan Club lokal anak perumahan, anak-anak yang rata-rata sudah mahasiswa.
"Sob, Gua sabtu mau balik Rumah, Lu mau pulang Temanggung Ga?" Tanya Gua sambil berjalan pulang menuju kost.
Ia cuma Menggeleng. Gua heran sama anak ini, sudah 3 bulan ga pernah pulang ke rumahnya, apa dia ga kangen sama orangtuanya, apa dia ga rindu sama kamar rumahnya.
"Lu ikut saja ke rumah Gua," lagi-lagi senyum dan menggeleng sambil terucap
"Iya, kapan-kapan". Sudah berulang kali gua setiap mau pulang rumah, menawarkan untuk ikut ke rumah gua, tapi ia selalu menggeleng.
Gua sebenarnya pulang juga ga ngapa-ngapain di rumah, paling malem minggu kumpul sama temen-temen SMP dulu, kumpul sama temen-temen kampung. Sekilas, rencana Gua mau pulang ke rumah tiba-tiba meluntur. Gua pingin cari kesibukan yang telah lama ga gua lakukan. Mendaki Gunung!!
"Lu pernah naik ke gunung itu ?
Gua menunjuk sebuah gunung yang terlihat di balik lapangan basket, gunung yang angkuh, yang selalu menampakan diri ketika langit lazuardi. Gunung Biru yang ada jauh di tenggara. Ya, itu Gunung Ungaran!!.
"Belum, emangnya kenapa ?"
"Oke, pulang sekolah besuk, kita ke sana mau?" kata gua
"kita?? Gua juga ikut ?"
"Ya, hanya Lu dan Gua, berdua kita takhlukan Gunung itu"
"emmm...."
"Dah lah Riz, kali ini pastilah asik, Lu ga pernah naik gunung kan ?" tanya Gua
"emm.. udah sih, dulu waktu SMP"
"oyaa??? " ke gunung apa saja ??" selidik gua masih meremehkan Rizki
"Ga banyak sih, cuma yang deket dengan Temanggung, Gunung Prau, Sindoro, dan Sumbing"
Deg.. !! udah tiga gunung, lagi-lagi gua kalah telak dengan anak ini, Anak yang gua kira hanya maniak sama bola basket dan buku, malah sudah melebihi gua dalam bidang pendakian. Gua hanya Gunung Ungaran dan Andong Doang!! Gua naif,
"Ok, sabtu pulang sekolah, kita cuzz ke Gunung Ungaran, Lu ga pernah ke gunung itu kan ?" tanya gua,
Mengangguk, dan kemudian berpaling. Sifat Rizki yang seperti inilah yang menurut Gua bingung, antara menolak atau menerima, ekspresinya sama.
Sabtu siang, sekitar jam 2 Gua dan Rizki sudah siap-siap berangkat ke Gunung Ungaran. Perjalanan dari Kendal gua melewati Boja, dari Boja naik Bis menuju terminal cangkiran, dan dari cangkiran Gua ngojek sampai di daerah Nglimut. Gua ambil jalur pendakian via Medini.
Dari nglimut, gua berdua melewati hutan pinus, udara desa yang sejuk, Segar, jauh dari keramaian kota. Kadang ketemu sama rombongan burung-burung liar, dan sesekali kami berdua di kejutkan oleh sekelompok monyet. Masih ga tau kenapa, gua masih suka memandangi Rizki. Yang gua tau, ketika gua memandang matanya yang suyu, bibirnya yang mungil dan berwarna kemerahan, hati Gua selalu ngilu. Tiga bulan Gua memendam rasa ini ke Rizki, dan tiga bulan pula gua selalu menahan "kalau sebenarnya bagian bawah gua" berontak kalau ada di dekat Rizki. Gua membayangkan, kalau di tengah hutan ini, tiba-tiba Rizki memeluk Gua, mengajak Gua French kiss, atau setidaknya menraba-raba dada gua, dan bagian bawah gua .. arghhh,,, khayalan mesum di siang bolong.
Kubuang pandangan ini secara cepat, karena semakin lama memandang, hati gua perih, perasaan ini ga boleh diketahui oleh Rizki, kalau dia tau, berakhirlah Gua.
Tiba di Pos pendakian Medini, di Kebun teh Medini, banyak pera pendaki berkumpul di sini, mereka umunya berasal dari kota Semarang bagian bawah, ada Mapala, Pecinta Alam, dan beberapa Grup pendaki. Sebagian dari mereka juga ada yang berasal dari luat kota, setau gua yang terjauh dari Banten, satu orang cewe dan empat orang cowo.
Gua dan Rizki gabung dengan kelompok ini, dan memutuskan untuk jalan bersama. Dari Pos pendakian Medini ini hanya ada teh dan teh, sepanjang perjalanan hanya kebun Teh. Di sekeliling Kebun teh ini tak jarang di jumpai pohon Toona ciilata, sebagai pohon pemecah angin.
Di kelompok ini kami berkenalan, mereka terdiri dari Heri (ketua kelompok) anaknya pendek tapi agak sedikit kekar, lalu ada Ade, kurus, tinggi, rambu kriwil sebahu, dan pakai topi rimba. Kemudian Fikri, Pemuda berponi yang tak jarang menyanyi-nyanyi sepanjang jalan, satu lagi ada anak yang bernama Arif. Dia mahasiswa dari Banten juga, Orangya jangkung, tapi suaranya agak empuk. Dan Rizki pun akrab dengan Arif ini. Gua kagum, sebenarnya Rizki tidak semudah itu akrab dengan orang yang baru di kenalnya, sifatnya yang penutup yang pendiam, susah untuk membuka diri dengan orang lain, tapi kali ini Arif yang pintar, sikap empuk dan hangat telah membuat Rizki mau banyak bicara. Di sepanjang perjalanan mereka berdua saling canda. Ada perasaan Iri di hati Gua. Ya, Gua merasa tersisih.
Sepanjang Perjalanan, malah satu-satunya cewe di kelompok ini yang perhatian Ke Gua, dia namanya Niken, Mahasiswi semestar awal, selalu membuka pertanyaan dan berusaha ngobrol banyak ke Gua. Tapi perhatian Gua selalu tertuju ke Rizki. Sesekali Gua melihat ke arahya, dan sesekali pula dia tertawa lebar dengan Arif.
Waktu udah magrib, dan hari semakin gelap, Kami tiba di Daerah perumasan. Daerah ini masih berada di tengah-tengah kebun Teh, Jarak dari medini sekitar 4-5 km an. Ada beberapa penginapan di sini, sekitar 7-10 an rumah ada di sini. Tempat berkumpulnya para pendaki baik dari arah medini maupun dari arah Mawar (yang lewat umbul sidomukti). Di prumasan ini juga ada barak, di mana disediakan juga warung makan, lengkap dengan jajanan berat dan snack ringan. Gua sewa satu barak, ber tujuh sama rombongan dari banten tadi. Rizki masih ngobrol dengan Arif, sepertinya ada kecocokan dengan mereka. Huh,, lagi-lagi gua tersisihkan.
Gua makan di barak, di barak ini di sediakan makan dengan harga yang relatif murah, satu nasi lengkap dengan lauk dan teh anget cuma 5000 perak (tahun 2015 sekarang sudah 2-3 kali lipat). Gua makan bareng rombongan, gua berharap Rizki mau makan di sebelah gua, tapi dia lebih memilih duduk di sampingnya Arif, Gua liat cara makan Rizki, masih sama, dengan kepala kanan agak dimiringkan dan bahu di naikan, mirip Asta. Gua lihat sesekali mereka tertawa, bercanda bareng Arif. Ah, perasaan apa ini, mungkin ini waktunya gua menyerah, gua akan kubur perasaani ini dalam-dalam buat Rizki. Hati ini ngilu melihat mereka bisa tertawa bersama.
Habis makan Gua Keluar dari barak. Suhu udara luar sangat ekstrim, mungkin di bawah 7 drajat celcius. Rasa dingin ditambah angin yang besar, membuat tubuh gua semakin tersusut. Gua lihat ada beberapa kelompok mengadakan api unggun, ada juga segerombolan kelompok yang sedang berdiskusi.
Gua putuskan untuk duduk sendiri, di sebuah batu kecil, di dekat padang rumput, yang dibatasi oleh tanaman teh di samping kanannya. Gua lihat bintang-bintang, bertaburan di atas sana, "Indah" satu kata yang gua ucapkan.
Di sini Gua sendiri, kesepian di tengah keramaian, ya, di depan gua ada banyak berseliweran pendaki lain, banyak juga yang mendirikan tenda dome. Gua sudah kenal betul tempat ini. Sejak SMP gua sudah mendaki di Gunung Ungaran ini. Gua pandangi langit sebelah timur, Ada Rasi Bintang Orion dengan jelas menampakan dirinya. Rasi Bintang Orion, atau masyarakat Jawa mengenalnya sebagai Lintang Luku, atau lintang Waluku. Bagi masyarakat Jawa Bintang ini digunakan sebagai pedoman penanda awal dan akhir musim bercocok tanam.
Gua tatap ke langit utara, Galaksi Andromeda juga samar-samar sudah menyombongkan diri, membuktikan sebagai penguasa langit utara. Walaupun samar-samar, tapi Gua yakin, Di puncak gunung seperti ini, dimana sudut elevasi untuk menatap bintang, akan lebih terlihat tanpa menggunakan teleskop pun.
Terlalu lama dengan Bintang, terlalu lama dengan Dunia gua sendiri, Ya, Gua memang tergila-gila dengan Astronomi dan Fisika semenjak Kecil. Gua sering lihat Bintang di tengah sawah. Gua liat arah pergerakannya. Gua lihat teman-teman siapa saja yang hadir dalam tiap bintang Itu.
Sudah hampir 20 menit gua sendiri di sini. masih memandang langit, berteman dengan hati gua yang sepi. Kali ini Gua lihat ke barat, Hanya planet Saturnus yang terlihat menonjol, dengan di depannya terdapat rasi bintang scorpius.
Di bulan Oktober seperti ini, Saturnus akan tenggelam lebih awal, mungkin sekitar jam 20:30 an akan segera tenggelam di ujung barat.
Dingin ini semakin terasa, Pendakian Ke Puncak ungaran akan dilanjutkan nanti dini hari jam 3, ya, jam 3 di bulan Oktober ini akan menunjukan konjungsi antara Bulan dan Venus, dimana jam 3 dini hari nanti Venus akan berkedip dan mencapai jarak terdekatnya dengan Bulan.
Gua mau balik ke barak, tapi niat gua untuk kembali ke sana gua urungkan. Pasti Rizki sedang bersama dengan kenalan barunya, dengan Arif!!. Gua keluarkan Senter kecil di saku jaket gua. Gua mainkan di tangan, untuk mengusir dinginnya malam ini. Tiba-tiba terdengar suara di samping Gua
"Sepertinya Betelgeuse, Sirius, dan Procyon belum nampak ya?? "
Suara yang ga asing di samping Gua, suara seorang anak yang ga tau kedatangannya sudah ada di samping Gua. Dia mendangak ke atas sambil mengatakan kalimat tadi. Gua toleh, gua liat anak itu, lalu Gua ikut melihat ke atas.
"Betelgeuse, Sirius, dan Procyon akan nampak nanti jam 11:30 malam, sebagai gantinya dari Altair, Deneb, dan Vega yang akan menghilang di jam 10 malam nanti " jawab Gua.
"Jika Gua Alatair, dan Lu Vega, siapakah yang akan menjadi Deneb?"
"Astra" tiba-tiba Gua jawab nama itu, dan tiba-tiba pula anak itu terdiam, tersenyum sambil memandangi Gua.
Ya, anak itu Rizki, ga tau sejak kapan dia ada di samping Gua, kedatangannya mengejutkan Gua, kedatangan yang ga pernah gua tau sebelumnya.
"Sejak kapan Lu ada di sini?" tanya Gua ke Rizki.
"Sejak awal eLu ada di sini, dari awal Lu berjalan dari barak ke sini, Gua selalu mengikuti Lu"
"Owh, Si Arif ke mana?" tanya Gua sekali lagi. Rizki hanya senyum, dan berucap
"Entahlah"
"Lu juga paham dengan posisi dan ilmu Astronomi?" tanya Gua
"Cuma pengagum, jawab Rizki, masih dengan suara yang datar. Gua seneng, ada sesorang yang nyambung tentang bintang, setidaknya, kalau di ajak bahas masalah bintang yang ada di atas sana bisa saling menimpali. Lalu gua bertanya lagi ke Rizki
"Punya bintang favorit ? "
"Gugusan Bintang Pleiades" jawab Rizki dengan masih memandang ke atas
"Pleiades yang sering di sebut dengan " The Seven Sister" itu ya?"
"Terletak di rasi bintang Taurus, dan akan muncul jam 9 malam ini". Seketika kita mengucap kalimat yang sama di waktu yang bareng pula. Lalu kita saling memandang, bengong
"hahahaha.. kok bisa sama pemikiran kita? Jawab gua. Lagi lagi Rizki tersenyum dan mengatakan "entahlah"
Suasana tiba-tiba hening, masih dalam keadaan dingin. Entah mengapa, seharusnya bulan Oktober tidak sedingin seperti bulan Juli atau Agustus, apakah cuaca yang sering berubah-ubah di bulan ini. Tiba-tiba kabut datang, dan Bintang-
bintang tertutup Awan Gelap.
"Gak ke dalam ??" Rizki mengatakan itu pada gua
"Kamu kalau mau ke dalam, ke dalam dulu saja, Gua masih ingin di sini" . Gua naif, padahal kalau di dalam Gua ga bakal kedinginan seperti ini. Tiba-tiba sebuah Sweeter menghampiri pundak Gua. Sweeter Warna Biru, punyanya Rizki.
"Lu ga boleh kedinginan di sini, ntar gua yang repot" sambil membenahi sweeter ini ke tubuh gua. Gua lepas, Gua suruh pakai ke Rizki, tapi dia masih bersikukuh bahwa dia tidak dingin. Huh, wajah bohong yang ga bisa disembunyikan, siapapun orangnya pasti akan kedinginan di tempat ini.
Rizki masih memakai kaos lengan panjang, dan kaos tangan. Dia masih menemani Gua di sini.
"Riz,, Lu Ga PDKT sama cewe? lu ga pengen punya pacar ?" tanya Gua sambil memandang lurus ke arah kabut.
"Belum ada yang sreg sob, Gua ga akan pacaran dulu sebelum hati gua ini sepenuhnya mencintai. Lha Lu sendiri, Gimana tentang Nanda ?"
"Emmm.. Nanda ya?? Ga tau Riz, semakin Gua akrab dengannya, sasaran gua semakin jauh dari jangkauan". Jawab Gua. Dalam hati sebenarnya gua pengen berteriak.. Plis deh Rizz.. sebenarnya Gua itu, yang kusayang hanya Lu, kenapa malah Lu nanyain gua tentang Nanda.
"Owh,.. dia kan anaknya Baik, cantik juga" kalimat Rizki ini menyontak Gua. sebenarnya jalan fikiran Rizki ini mau mengarah kemana.
"Baik dan cantik, belum tentu membuat kita bahagia berada di sisihnya Riz, satu yang pasti, dengan siapapun kita berada, asal di sisihnya kita nyaman dan bahagia, itu yang namanyan cinta, toh kalau Gua paksakan, malah salah satu di antara kita akan tersakiti".
Rizki terdiam, dan seketika mengucapkan kalimat ini
"Gua akan selalu mencitai seseorang, yang memang Gua cinta pada orang itu, Entah bagaimanapun wujudnya, Kalau Gua udah cinta, sampai kapanpun gua akan setia, asal dia juga setia ke Gua".
"Kalau Lu sudah menyatakan cinta, dan Lu pergi meninggalkan orang itu, dengan suatu alasan, apakah Lu masih akan kembali dan menemui cinta lu lagi ?" tanya Gua ke Rizki
"Pasti, Gua Janji, asal Gua ga diingkari, Gua akan selalu setia, kalau Gua belum bisa kembali untuk menemui cinta Gua, setidaknya orang itu akan sabar menunggu, sampai Gua kembali”.
Kalimat itulah yang Rizki ucapkan, dan kalimat itu jugalah yang ditulis di Diary Rizki di halaman halaman awal.
Jakarta, Agustus 2008
Setelah melewati depan sekolah tadi, gua melewati kios penjual minuman, rasa haus dan lapar telah menggerogoti kerongkongan gua. Udara panas dan berdebu menenmani siang gua, di Jakarta ini. Gua berniat membeli minuman, tapi gua pingin makan sekalian. Akhirnya Gua menemukan pedagang di pinggir Jalan, Menu yang tertulis juga makanan khas jakarta, Akhirnya Gua pesen satu makanan yang belum pernah gua makan. "Ketoprak"
"Bang, ketoprak satu, sama Es Teh satu" Gua pesen sama si Abang penjual. Ga lama kemudian makanan yang gua pesen tadi datang. Ternyata Ketoprak itu kalau di Semarang mirip sama Gado-gado, hanya banyak kol dan tahunya, yang lainnya telor separuh, touge, sama sambal kacang (apa lagi ya, gua lupa isinya apa saja ).
Harga makanan di Jakarta lebih mahal daripada di Bandung dan Di Semarang. Setelah gua bayar, Gua tanya ke abang yang jualan ini,
"Bang, kalau mau ke Cengkareng ke mana arahnya ya ? dan naik apa ?". lalu Si Abang menjawab
"Kamu jalan kaki aja, dari sini lurus, ntar setelah Gedung Pertanian itu, ada lampu lalu litas, naik bis atau angkutan mobil warna biru muda jurusan Harmony, nah dari Harmony itu ntar Naik BRT ambil arah Cengkareng" Jawab Abang itu. Entah Benar apa salah, Gua turuti kata-kata abang itu.
"Dari sini jalan kaki ya bang? sampai lampu merah depan sana ? kira-kira berapa lama bang ?"
"Deket kok, paling 5 menit nyampe"
"Makasih ya Bang " segera Gua tinggalkan tempat makan itu. Gua jalan kaki menuju lampu merah. Masyaallahhh... dari tempat makan tadi sampai lampu merah gak sampai-sampai. sudah hampir 15an menit an gua berjalan, namun lampu merah belum Gua temui , dan Gedung pertanian sudah Gua lewati.
Siang yang terik dan udara yang panas menemani perjalanan kaki Gua. Keringat sudah bercucuran. Gua lihat HP gua, sudah jam 12:30 an. Sekitar 3 km an Gua berjalan di siang bolong ini, Gua lihat kiri gua, masih macet tersendat. Sampai akhirnya di depan ada lampu merah. Artinya setelah ini Gua naik angkutan menuju Harmony...... Bersambung
@Readhy_PDA
@melkikusuma1,
@p4t,
@hendra_bastian,
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_blood
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@hon3y
@akina_kenji
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
@viji3_be5t
@line
@amir_tagung
@RifRafReis
@abyyriza
@gaybekasi168
@aurora_69
@kaha
@new92
@lovelyozan
@akina_kenji
Yg ga mau dimention .. bilang ya .. suwun