It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kalian lucu mngkin berjodoh wkwkwk
kalian lucu mngkin berjodoh wkwkwk
sobat smua ni ad kisah nyata inspiratif dr forum sblah... mngkin ad yg blm baca bisa dambil hikmahnya .. klihatannya kelas menengah keatas
Sebut saja nama saya Narendra, usia saya
saat ini 26 tahun, seorang laki-laki lulusan
Sarjana Ekonomi yang dilahirkan di keluarga
beragama yang cukup aktif dalam kegiatan
ibadah. Sejak kecil saya menyadari ada yang
salah dengan orientasi seksual saya, namun
saya cenderung menyembunyikannya dari
semua orang dan berusaha untuk act to be
a true men .
Pada saat pubertas saya kemudian menjalin
kasih dengan lawan jenis dan terus
berusaha memendam orientasi seksual
saya, namun pada usia 21 tahun saya
diperdaya dan tersakiti oleh seorang pria
muda yang sudah berkeluarga di lingkungan
kerja saya dan seketika itu runtuhlah
tembok pertahanan saya. Selama hampir
dua tahun saya berjuang untuk move on
akan tetapi perasaan disakiti itu terus
mengganggu kehidupan saya. Saya
mengidentifikasi diri saya sebagai
homoseksual tipe bottom yang artinya,
maaf, berperan sebagai perempuan dalam
interaksi dengan sesama jenis meskipun
dalam keseharian saya selalu berusaha
keep natural like the other, keep nice and
good looking.
Pada usia 23 tahun saya memulai karir di
ibukota. Awalnya perasaan sepi itu
bergejolak di dalam hati saya, dan iblis
terus bertanya kepada saya apakah saya
akan selamanya hidup membohongi hati
nurani saya seumur hidup dan kemudian
timbul keinginan to be loved in a
relationship with a men.
Setelah melalui perkenalan dengan seorang
pria homoseksual lain yang sesuai tipe saya,
saya menjalin kasih dengannya namun lagi-
lagi saya disakiti. Kemudian timbul perasaan
ingin balas dendam that I want to show him
and his friends, komunitas kami, bahwa
saya bisa mendapatkan orang yang lebih
baik daripada dia. Kemudian saya menjalin
kasih dengan pegawai bank, model, dokter,
guru, mahasiswa, pegawai pemerintahan,
pengusaha (maaf saya tidak bermaksud
mendiskreditkan suatu profesi) dan banyak
laki-laki lainnya yang sebenarnya saya tidak
sepenuhnya menaruh hati kepada mereka
dalam menjalin kasih. Saya membentuk diri
saya menjadi seorang men eater. Perasaan
disakiti yang pernah saya alami sebelumnya
akhirnya saya balaskan kepada beberapa
orang yang tidak bisa memenangkan hati
saya sepenuhnya, saya mengikat hati
pasangan saya kemudian saya
memutuskannya begitu saja.
Sempat beberapa kali tersirat dalam hati
saya kekecewaan kenapa hidup saya
menjadi kacau, perasaan ingin berhenti dari
life style seperti itu sempat saya putuskan
beberapa kali namun iblis terus
menyuguhkan kepada saya bahwa there is
still a true love for me melalui perjumpaan
dengan pria-pria lain yang sesuai tipe saya,
good looking, manly, gentlemen, romantic
and educated namun lagi-lagi saya hanya
disakiti ketika hati saya telah terikat lalu
mereka meninggalkan saya. Untuk
menyembuhkan rasa sakit itu saya mencari
pasangan lagi, saya terjebak dalam
kehidupan free sex sesama jenis di ibukota.
Meskipun saya biasanya menyarankan
pasangan saya untuk menggunakan
pengaman namun beberapa lainnya tidak.
Saya dihantui perasaan takut akan
terjangkit penyakit kronis seperti HIV karena
pola perilaku beresiko yang saya lakukan.
Pada akhirnya saat tutup tahun 2013
karena saya merasa sangat lelah dengan
drama dan disakiti saya berdoa meminta
pengampuan, memutuskan untuk memulai
hidup baru dan berhenti dari pola perilaku
beresiko itu namun beberapa minggu
kemudian saya menyadari bahwa saya
terjangkit penyakit yang saya ketahui
disebabkan oleh HPV (Human Papiloma
Virus), jenis penyakit kelamin yang cukup
susah disembuhkan. Dan pada akhirnya
saya melakukan test HIV, entah nantinya
terjangkit atau tidak memang pada
dasarnya saya sudah memutuskan untuk
tidak lagi melakukan tindakan beresiko itu
lagi.
Pada bulan Februari 2014 saya diketahui
mengidap HIV dan melalui serangkaian
screening saya kemudian dikategorikan
mengidap HIV/Aids Stadium 3. Perasaaan
sedih, putus asa, menyesal, terbuang, tidak
berharga dan tidak mempunyai masa depan
memukul saya seketika. Kemudian saya
berusaha bangkit dan membuka status
penyakit saya kepada komunitas saya untuk
menyarankan mereka melakukan VCT dalam
rangka untuk test HIV.
Saya menjalani pengobatan HPV selama
empat bulan dibarengi dengan enam bulan
pengobatan TB Paru yang telah menjangkiti
saya, bersyukur pada akhirnya saya
sembuh. Kemudian pada bulan Juni 2014
saya memulai terapi ARV sesuai acc dokter
yang merawat saya. Sayangnya adaptasi ARV
yang diresepkan kepada saya tidak mudah
diterima oleh tubuh saya, pada awal terapi
saya mengalami gangguan syaraf
keseimbangan, penglihatan, pencernaan
dan kehilangan seperlima berat badan saya.
There is not so easy to be me actually ,
penerimaan keluarga yang sulit, perlakuan
tim medis yang kadang tidak menyenangkan
dan perjuangan untuk menerima diri saya
sendiri masih saya alami hingga saat ini.
Perasaan lelah dan bosan ke rumah sakit,
bertemu dengan tim medis setiap bulan
dan terapi ARV yang harus secara konsisten
saya konsumsi setiap 12 jam seumur hidup
saya selama obat untuk menyembuhkan
HIV ini belum ditemukan. Saat ini saya telah
memutuskan meninggalkan karir saya di
ibukota, meninggalkan komunitas yang tidak
baik yang berpotensi membuat pola
perilaku beresiko tersebut terulang,
mengampuni orang-orang yang dulu telah
menimbulkan luka batin dan bersedia
dibimbing secara rohani sepenuhnya.
Saya kini hidup dengan sebuah keyakinan
bahwa Tuhan telah mengampuni saya,
menerima saya apapun keadaan saya
bahkan untuk menjadi berkat bagi orang
lain yang mungkin mempunyai persoalan-
persoalan sama dengan saya. Tuhan tetap
menyediakan masa depan indah yang
penuh harapan bagi saya seorang pengidap
HIV. Mungkin saya tidak pernah memilih
untuk memiliki orientansi seksual seperti ini,
tetapi keputusan untuk berperilaku dan
pergaulan yang merusakkan seperti itu bisa
saya pilih sebenarnya.
Adakah Saudara mengalami persoalan yang
sama dengan saya? Temuilah orang-orang
rohaniawan untuk membantu
menyelesaikan persoalan itu dan bagi
Saudara yang mungkin pernah berperilaku
resiko seperti saya seberapa minim pun,
saya harap mulai peduli dengan kesehatan
Anda dan melakukan VCT sedini mungkin
karena HIV tidak dapat terdeteksi tanpa
melakukan pemeriksaan darah sedangkan
seorang yang terpapar HIV tidak
menunjukkan tanda-tanda gejala penyakit
spesifik.
Dibikin thread aja kisah inspiratifnya, kak..
Di boyzstory ++?
Di hatimu juga boleh
Awwwww~
Brb pm omride~
bukan teledor bro... it kisah nyata dr forum trpercaya.. dia ud pilah dan pilih pasangan g sembarangan bahkan bisa dibilang menengah keatas
kondom juga dipake... apakah kalian yaqin stiap mlkukan hal trsbut (yg g mungkin dg stu orng krn gay itu cnderung ngerasain ama cwok yg laen bhkan terapis. , satpam juga digasak)..
klo kalian yaqin kalian bersih (hnya bner2 cm stu pasangan) apakah pasangan klian juga bgtu skrng dan nanti??!
g yaqin aq... bisa d rating sdah brpa lelaki yg telah tdur dg kalian smua... (cuma satu??! g mungkin)
emang ada yg ngomenin teledor ya?
kok tiba2 komen gitu..
tl;dr itu singkatan dari : too long; didn't read
@jely-jely
aku menjelaskan pada jely-jely, karena sepertinya dia mengira "tl;dr" itu maksudnya "teledor".
@abupelangi