BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SECRET LAKE : EXCHANGE

edited January 2016 in BoyzStories
ini cerita yang dulu saya pernah post di sini... dulu masih gantung dan baru sekarang mulai niat lagi..

silahkan di nikmati


fb: fajar darmawan / fajar.darmawan12@gmail.com

Comments

  • Ditunggu lanjutannya
  • SECRET LAKE: EXCHANGE

    ###CHAPTER 1###



    Seluruh peserta camp sudah mulai membubarkan diri dari upacara pembukaan extrakurikuler camp yang berada di pinggiran kota. Satu persatu siswa mulai mendirikan tenda parasut untuk menjadi "kamar" sementara mereka di sini.

    "udah..ini biar gue kerjain, kerjaan lo cuma menghambat kita aja". Ucap bima pada salah satu anggota kelompoknya itu(alvin).

    Alhasil, alvin yang tadinya susah payah menancapkan pancung tenda dengan batu yang sedikit "berat" itu langsung menjauh dari kelompok nya itu. Alvin adalah siswa yatim yang mendapat beasiswa penuh di SMK MERDEKA. Sekolah kejuruan swasta nomor satu di kota bandung. Bahkan menurut koran nasional sekolah itu adalah sekolah paling mahal no.1 di Indonesia.
    Alvin mendapat beasiswa di sana berkat bantuan guru smp nya yang mempunyai koneksi di SMK MERDEKA itu. Tentunya jika bukan karna potensi nya sangat baik. Seorang rakyat jelata dengan IQ di atas rata rata pun sangat susah untuk mendapatkan beasiswa penuh di sekolah itu. Dan Karena sifat antisosialnya, tak ada teman yang dekat dengannya meskipun semester awal sudah ia lewati.

    "haha,baru di bentak dikit aja udah kayak gitu".teriak pria di sebelah bima sambil tersenyum sinis.

    Secara spontan teman sebangku Alvin di kelas TITL 1 geram atas tindakan rekan 1 tim nya terhadap Alvin tadi.

    "eehh..lo gitu amat sih ama dia?, emangnya salah dia apa". Deny sewot karna tindakan bima yang merendahkan alvin seperti tadi.


    "salah dia?, dia udah salah masuk kelompok gue, harusnya dia itu sekelompoknya ama pasukan cucok rumpi aja sekalian".


    Setelah bima menyelasaikan perkataannya itu sebuah pukulan langsung mendarat di pipi kirinya.

    "a www...kenapa elo jadi sewot gini sama gue? Lo mau cari ribut sama gue hah?", bima hendak membalas pukulan deny barusan, tapi sebelum kepalnya menyentuh pipi deny, tangan bima di cengkram seseorang yang wajahnya sama dengan deny.


    "dhany? Kenapa lo ada di sini?",deny heran karna tiba tiba kakak kembarnya datang di saat yang sangat tepat.


    "aku tau kalau kau akan bertindak konyol semacam ini".dhany langsung mendorong bima jauh jauh dari adik kembarnya itu.
    “konyol?? Maksud lo apa woyyy……”
    Dan di sisi lain,
    "heh...kalo elo berani buat dia lecet sedikitpun, elo gue bikin bubur ayam sekaligus, ngerti".bentak dhany sambil mencekik leher bima.

    ###30 menit kemudian

    "bukannya lo gak mau ikut camp ini dhan?"

    "TERPAKSA, aku tau kau akan membuat ulah di sini"

    "hehe...,tapi baguslah lo khawatirin gue"

    #di sisi lain alvin sedang duduk di atas akar pohon besar nan rindang dan memperhatikan kedua tangan kecilnya itu.

    "ahhh.., kenapa aku selemah ini?!",umpatnya.

    Dan seseorang datang dari belakang nya.

    "LEMAH????". goda seorang senior berambut biru dongker dan beralis tebal itu.
    "bukannya ini sudah waktunya makan?",lanjut si rambut dongker.
    Tapi Alvin tidak sedikitpun menghiraukan orang yang menegurnya itu.

    "wah..wah… biasanya kalo dingin gini, pasti menarik",ucap si rambut dongker sambil duduk di samping alvin.

    Sepasang mata hitam alvin langsung menusuk mata biru gelap si rambut dongker.

    "kau...".alvin menunjuk dada seniornya yang rupanya lebih tinggi darinya.
    " Jangan sok kenal"

    "kalo gitu..kita kenalan dulu..".alis si rambut dongker naik turun dan tangannya langsung merampas tangan kecil alvin.

    "panji, PANJI DWI RADITYA WIDJAYA"

    "aku gak nanya, lepasin tangan ku".alvin malah tambah marah karna kelakuan sok akrabnya panji.

    "gak bisa, kita harus kenalan dulu, baru aku lepasin".

    "oke, ALVIN. Udah sekarang lepasin tangannya".alvin berusaha melepaskan jabat tangannya dengan tangan yang satunya.
    “kenapa kamu bisa sampe di sini sendirian, hah?"

    "itu pertanyaan ku"

    "kalo aku sih, cuma ngikutin ini". Panji menunjukan puluhan origami burung kertas yg menggunduk di sisi lain pohon.

    "Demi neptunus kau mengumpulkan semuanya hah?".alvin malah tambah marah ketika melihat gundukan origami origami itu.

    "iya".panji datar.

    " kenapa kau mendadak darah tinggi seperti itu sih, itu kan cuma kertas!"

    "HAY... Kalo burung burung(origami) ini gak ada di tempatnya tadi, aku mungkin tidak bias kembali ke perkemahan. DODOL".marah alvin semakin menjadi, dan terlihat wajahnya kini berubah menjadi khawatir.

    "ya kalo kamu mau balik ke camp tinggal balik aja, gak ada hubungannya kali...."

    alvin menarik nafas nya dalam dalam.
    “MAAF, TUAN WIDJAYA, saya dengan sengaja menempatkan kertas kertas itu sepanjan jalan agar SAYA BISA KEMBALI KE PERKEMAHAN!!!"

    1 detik

    2 detik

    4 detik


    10 detik

    30 detik


    #1 menit

    "WOW… Kau lumayan juga ya, kabur ketengah hutan, terus menandai jalan..".kata kata panji terputus.

    "terus ANDA sudah mengacaukanyna dengan mengambil semua remah roti yang ku tinggal kan di jalan. Dan mencoba membuat saya menjadi tarzan di hutan ini"

    "iya..iya..maaf, sekarang kan ada GPS, jadi jangan khawatir lagi deh ".panji mengeluarkan hanphone dari saku celananya.

    #ALFIN#

    hari ini mungkin dewi keberuntungan sedang jauh dariku, bagaimana tidak, setelah di anggap remeh ketua tim, kali ini aku di datangi oleh senior yang sok kenal so dekat dan mencoba membuatku jadi tarzan di sini.
    memang aku tau ia memiliki rambut dongker dan nama belakang widjaya yang berarti ia adalah salah satu dari anak BANGSAWAN di sekolah, tapi tetap saja kesan pertama yang ia timbulkan adalah bodoh, tolol, idiot, dan sejenisnya. Ternyata tebakanku benar!!, handphone canggihnya itu tidak berguna sama sekali. Dan kesimpulannya adalah tinggal menunggu keajaiban saja untuk bisa keluar dari hutan yang aneh ini. #Bersamanya.

    "shit.., dasar hp sialan. Giliran gue butuh elo. Malah kayak gini....,ahh..". "prakk..". Sekarang ia terlihat seperti autis yg sedang marah dan tak memiliki otak sama sekali untuk berpikir. panji langsung membanting smartphone nya ketika ia tahu bahwa sinyal di hutan ini tak mampu di jangkau hp canggihnya itu.

    Daripada melihat orang autis yang sok kenal sok dekat itu sedang mengamuk, aku langsung berdiri dan pergi meninggalkannya.

    "heh... emm..alvin, tungggu".panji sadar bahwa aku sudah meninggalkannya, dan ia kini mengejarku dengan tampang frustasi dan khawatirnya.

    "kau mau kemana?"

    "yang pasti bukan kerumah ANDA"

    "kau yakin ini jalannya?"

    "harusnya aku yakin, jika anda tidak mengambil burung burung kertas itu"
    "kan tadi aku sudah minta maaf..., boleh aku tanya sesuatu?". Tubuhnya yang tinggi, kini seakan tidak cocok lagi untuk sifat nya yang seperti anak TK ini.

    "dan akan lebih baik lagi kalo sekarang Kaka tidak berkata apapun". Aku memanggilnya kakak agar ia sadar akan kelakuannya yang seperti anak TK itu.

    “sebenarnya burung burung itu dari kertas atau roti sih? Atau kertas roti?”

    “….”.
    aku diam atas pertanyaan bodoh nya itu.

    "tapi"

    "tak ada tapi-tapi nya....". Rupanya dia tak menyadari bahwa aku menyindirnya, dan dapat di pastikan, dia adalah hanya seorang senior bodoh dengan sifat kekanak-kanakannya itu.

    Rasanya sudah berjam-jam kami berjalan di hutan ini, tapi yang kami lewati hanyalah pohon rindang yang persis sama seperti tempat tadi tempatku melamun, mungkin pohon itu tumbuh subur di hutan sini, aku juga tak tau berapa jumlah pohon itu, yang pasti sudah puluhan kali aku melewatinya.

    "kau yakin ini jalannya!?, perasaan kita cuma muter muter doang deh...".panji mulai mengeluh karna sudah hampir 3 jam kita berjalan di hutan ini, dan tanpa hasil.

    Tubuhku kini sudah mulai lelah, dan kakiku mungkin sudah tak kuat lagi untuk berdiri, dengan sangat lemas aku menyandarkan tubuhku di salah satu pohon rindang yang ada di depan kami, entah mengapa hatiku kini merasa ganjil, pohon ini sama persis dengan pohon yg pertama tadi.

    "hey, lihat ini..". Panji menunjukan sebuah pisau kecil padaku. Dan aku sangat terkejut, karna pisau itu adalah pisauku yang ku lemparkan ke pohon yang pertama tadi.

    "kenapa ada di sini?", aku bertanya heran.

    "gak tau, aku tadi cabut pisau itu di sini". Panji menunjuk pada batang pohon.

    "hey.. Ini pisau ku, tadi aku lempar pisau ini di pohon yang pertama tadi".

    "aneh..., mungkin kita cuma berputar putar di sini saja, tapi kemana burung roti kertas mu itu!? Tadi kan aku taro di..."

    belum sempat panji meneruskan bicara, aku mendorongnya sedikit kasar.
    "minggir".

    "eh..."

    aku memberi tanda pada pohon itu dengan pisau kecil tadi. Dan langsung berlari lurus ke depan.

    "hei... Tunggu, jangan tinggalin aku sendiri".ia berteriak dan langsung mengekor.

    "aneh". Satu kata itu ada di kepalaku. Aku terus berlari ke depan, lurus, lurus, aku yakin ini lurus.
    Benar dugaanku, pohon itu ada di depan ku saat ini, dan yang pertama aku ingin pastikan adalah tanda yang tadi ku buat. Aku kaget,
    Tidak ada apapun disana, jika pohon-pohon yang tadi ku lihat selama perjalanan adalah satu pohon yang sama, hal yg mengganjil adalah: kemana burung2(origami) tadi!?, dan mana tanda yang ku buat barusan!?, dan jika pohon2 ini berbeda kenapa pisau ini ada di pohon tadi?, aku semakin pusing akan teka teki pohon ini, dan tambah pusing lagi di tambah senior yang begitu cerewet ini.

    "apa yang salah di sini!?", aku setengah berteriak marah karna teka-teki yg rumit ini. Namun tubuh ku sudah tak mengkompromi rasa penasaran ku lagi, dengan seketika aku langsung ambruk lemas bersandar di pohon aneh ini.

    "ini mungkin ada hubungannya dengan formasi pulau bunga persik, tapi yang tau formasi itu cuma kwee ceng, oey young, dan ayahnya oey young. Kalo tebakan ku benar, 100 tahun lagi pun kita gak bisa keluar dari sini, arghhhh.... Aku menyerah...".panji mengoceh tak jelas sambil marah marah tak berguna ia menancapkan pisau kecilku ke pohon itu.

    "kau sadar?", aku bertanya mengejek.

    "kita cek sekali lagi..."

    "tapi aku sudah tak bisa jalan dodol..."

    panji langsung menggendongku di punggungnya yang besar itu. Ia terus berlari lurus seperti yang ku lakukan pertama tadi.

    "kau tak apa-apa? ALFIN!?".nadanya terdengar khawatir.

    "..."

    ia mlambatkan larinya, dan terus bertanya dengan pertanyaan yang sama.

    "aku tak apa-apa".ucapku datar.

    "ahh...syukurlah kalo begitu.."

    hah...setelah ia tau aku ambruk dan tidak bisa berjalan, bahkan aku dalam gendongannya, ia tak menyadarinya sama sekali, dasar... "oon".

    Setelah beberapa menit berjalan akhirnya kita menemukan pohon itu. Panji menurunkan ku perlahan dari pangkuannya lalu menyandarkanku ke pohon aneh itu.

    "coba kiat lihat...".panji sangat antusias,"apakah ada pisau it....."
    .
    .
    .
    hening
    .
    .
    .
    "ada tidak..?".aku penasaran karna ia menghentikan perkataannya itu.
    Dan ia melemparkan sebuah pisau kecil. Pisau yang sama.

    Aku semakin kaget ketika panji melempar pisau itu.

    "ba..bagaiman-na bisa..", ucapku terbata-bata. Kepalaku semakin pusing karna ke anehan di hutan ini ditambah tubuhku yang sudah "over", aku merasa penglihatan ku kabur, seluruh indra dalam tubuhku sudah tak bersinkronisasi lagi dengan baik, aku sedikit merasa tubuh ku di goyang-goyang dan sayup sayup ku dengar panji bertanya khawatir padaku.

    "hey...alvin...kau tak apa apa.."

    entah ia berkata apalagi, kini aku sudah kacau, semua yang kurasakan perlahan menghilang dengan pasti.




    #3 jam kemudian ...

    Aku kini terbangun dari pingsanku sekarang, entah berapa jam aku tak sadarkan diri, sekarang yang aku rasakan adalah "sakit". Badanku terasa sudah di lilit ular sanca kembang berukuran raksasa atau terjatuh dari ketinggian 1000 meter tanpa ada mantra"aresto momentum" yang menolongku, seluruh badanku terasa remuk, dan sekarang aku sadar, aku sudah berselimut jaket abu-abu kehijauan bertudung. "ini pasti miliknya". Dan hal lain yang ku sadari adalah: hari sudah gelap, dan api unggun kecil di depanku sedikit menyala, mungkin itu juga ulahnya, dan ia tidak ada di jangkauan mataku, aku mencoba berdiri dan memutar kepalaku untuk memperluas pandanganku, tapi rasa sakit ini hanya mengijinkan tubuhnya untuk sekedar menoleh sekitar, aku tak kunjung melihatnya, entah kenapa kini aku berharap ia ada di sisiku, padahal tadi aku menginginkannya enyah dari pandanganku. Setelah beberapa menit aku menerka-nerka ia kemana, ia muncul di depan ku membawa senter dan sesuatu yang bulat mengkilap di pangkuannya.

    "kau sudah sadar?".ia bertanya padaku. Tapi aku tak kunjung bicara.

    Aku melihat senternya itu adalah LED flash dari smartphone canggihnya yg sudah ia banting siang tadi, mungkin ia menemukannya di sekitar sini, mengingat ini adalah tempat yang sama jadi itu masuk akal, tapi aku yakin smartphone nya sudah hancur berantakan siang tadi. Dan benda yang ada di pelukan nya tadi adalah buah semangka hijau segar berdiameter kira kira 30 cm, aku tak tau ia dapat dari mana buah itu. Aku sudah terlanjur pusing untuk memikirkan semua hal ganjil yang ada di hutan ini.

    "hey..kau tak mau jawab ya...?".ia duduk di sebelahku dan membelah semangka itu menjadi dua, satu untuknya dan satu ia berikan padaku.

    "ini...., makan lah.."

    "kau...kau dapat dari mana semangka ini?"

    "kalo aku jawab aku menemukan hp ku utuh di sini dan aku melihat benda yang bersinar dari arah sana, dan aku menemukan semangka ini, apa kau percaya?"

    "kalo mau buat karangan yang ilmiah dikit bisa ngga sih.."

    "ya sudah kalo ngga percaya. Ini hutan ajaib...",katanya menegaskan.

    Aku terus memperhatikan buah semangka itu.
    Hijau, bulat, merah, berair, segar. Hanya itu yang tampak di mataku.

    "tenang saja..., ini nggak beracun kok..!"

    "bukan begitu, tapi ini pasti bagian dari keanehan hutan ini"

    "kalo nggak mau makan, jangan protes, aku akan memakannya jika kau tak mau"

    mau tak mau, aku mulai memakan semangka itu, walau aku tau masih ada yang ganjil dengan semangka itu, tapi apa..?. sekarang yang kurasa adalah manis, segar, dan rasa semangka asli, tak ada yang aneh selain rasa sakitku yang semakin hilang.

    "jika kau sudah makan, lebih baik kau lanjut tidur, kita bisa melanjutkan teka-teki ini esok pagi"
    ia terdengar sangat dewasa ketika mengucapkan itu.
    "terima kasih", kata itu ku ucapkan hanya di dalam hati. Walaupun sebenarnya ia pantas mendengarnya, tapi entah kenapa aku tak ingin ia mendengar itu, apalagi kalo ia menjadi besar kepala nantinya.

    Sekali lagi aku ucapkan terima kasih untukmu panji, kau sudah banyak membantuku hari ini, dan tentunya lebih banyak menyusahkan.
  • edited January 2016
    @o_komo ok... Matte ne..
  • Genre misteri :v lanjut
  • menarik ceritanya ... misterus Panji nya ...
  • asyik misteri. Tp npa kwe ceng dbwa2 disini. Dlu q pernah nnton the ladys lake. Suka banget kayak ada sihir2nya gtu. Mention ya
  • Aku sudah merasa lebih baik setelah menghabiskan semangka itu, ku lihat panji sedang menyiapkan tempat tidurnya dengan daun2 besar yang ada di sekitar sini, rambut dongkernya itu semakin terlihat ketika cahaya bulan purnama dan api unggun malam ini menerpanya, sifat menyebalkannya tadi seakan memudar menjadi abu di api unggun, yang kulihat sekarang adalah seorang lelaki yang lebih tinggi dari ku belasan senti dengan rambut dongker dan mata birunya yang menambah kesempurnaan dirinya, dewasa.

    "ah... Aku memikirkan apa sih??",umpatku menggeleng gelengkan kepala.

    "apa?, jangan bilang kau suka padaku!"

    "......"

    aku membalasnya dengan tatapan datar. Baru saja di puji ia sudah bikin kesal.

    "kau harus tidur di sini!". Tanpa persetujuanku panji menggotong tubuhku ke tempat yang sudah ia siapkan tadi.

    "hey...mau apa kau?".ucapku kaget.

    "tenang, aku cuma gak mau kau kedinginan di situ".

    "tapi..!"

    "gak ada tapi-tapian"

    "...."

    sebentar dewasa, sebentar kanak kanak. Ku rasa bukan hutan ini saja yang aneh, tapi dia juga.

    Panji membaringkan tubuhku dengan perlahan, ia menyelimuti ku dengan jaket abu abu kehijauannya itu. Sekali lagi ia terlihat dewasa.
    Perlahan mataku mulai terasa berat, sebelum aku tertidur aku melihat panji sedang duduk di depan api unggun. Dan sekarang aku sudah tertidur mulai memasuki alam mimpi. Jauh....jauh.....lebih jauh....
    .

    Sekarang aku berada di sebuah danau. Danau yang sangat luas lebih luas dari sebuah bandara.

    sebuah dermaga dari kayu kini menjadi tempat dudukku, aku melihat panji sedang menaiki sesuatu di tengah danau, ia memakai pakaian serba putih yang sudah basah semakin menunjukan bentuk tubuhnya dari jauh.
    Ia mulai mendekat kearahku.

    "pasti aku sedang mimpi". Aku menggigit tangan ku sendiri, tapi tak ada rasa sakit di sana. Dan menunjukan bahwa ini adalah mimpi, aneh memang aku sadar di mimpi ku kali ini, aku sadar bahwa sekarang aku sedang bermimpi.

    Dan yang lebih aneh lagi adalah, aku melihat panji menaiki seekor buaya yang sangat besar. Dan kini panji sudah ada di depan ku.

    "makasih ya odil...",ucap panji riang pada buaya itu. Dan perlahan buaya itu tenggelam dan hilang. Panji duduk di sebelahku, sekali lagi sosok dewasanya keluar sekarang.

    "Hey...kau sedang memikirkan apa?". tanya panji.

    "....", aku hanya diam.

    "kau tak mau menjawab?"

    "...."

    "okey, kalo begitu ini pertanyaan terakhirku dan kau harus menjawabnya, jika kau diam berarti iya"

    "apa..?"

    "emm...ap...emm".ia terlihat gugup.

    "apa kau mau jadi pacarku, alvin?"

    APA... Pertanyaan gila apa itu, aku baru mengenalnya tadi siang, dan sekarang ia meminta aku jadi pacarnya. Sedah tidak ragu lagi "ia gila, psikopat".

    "ku harap itu jawaban..."

    tanpa aba-aba lagi panji memegang wajahku dan langsung menciumku. Bibirnya terasa hangat, lembut, dan ada sesuatu yang tak bisa di jabarkan.
    .
    .
    .
    .
    Mentari pagi sudah berhasil menembus kelopak mata ku.
    Aku terbangun dari mimpi aneh tadi. Sekarang aku melihat tubuhku sedang terlelap di pangkuanku. Tak ku sangka aku terlihat begitu damai jika tertidur. Aku melihat diriku berselimutkan jaket panji. Perlahan aku mengusap rambutku itu dengan tangan kiriku.
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    Tunggu
    .
    .
    .
    .
    .
    Ada yang salah dengan ini.
    .
    .
    .
    .
    Aku mempunyai tangan yang lebih besar sekarang.
    .
    .
    .
    .
    .
    Apakah aku belum bangun?, aku melihat diriku sendiri tidur di pangkuanku?

    Bukankah itu aneh?.
    .
    .
    .
    .
    .
    "awww", jari telunjukku berdarah karna pisau kecil yang ku sayatkan sendiri. Ini sakit.
    .
    Berarti ini bukan mimpi.

    Aku cepat cepat membangunkan diriku itu.

    "hey..bangun? Boleh ku tau siapa namamu?"

    "ngaco kamu, kita kan baru ketemu kemaren, bahkan semalem aku mimpi kita berciuman"


    Aku melihat diriku sendiri bicara padaku. Tapi sekarang aku bukan di depan cermin, tapi di tengah hutan aneh ini. Aku berusaha me"logika"kan peristiwa yang sekarang ini terjadi.
    Diriku yang mengaku dirinya panji itu sekarang sedang melihat heran seluruh anggota tubuhnya.

    "waw...aku sekarang pendek!".dia(diriku) meletakan telapak tangannya ke atas kepala.

    "kulitku juga semakin halus". Dia mengelus-elus tangan,pipi,dada,dan bagian yang lainnya.

    "aku merasa lebih pintar sekarang". Dia mengubah ekspresi wajahnya seperti orang sedang berpikir.

    "dan.......". Ia seperti tersadar akan suatu hal.
    .
    .
    .
    .
    .
    "TUBUH KITA BERTUKAR"

    ucap kami secara berbarengan.

    Setelah kata itu terucap, kita hanya saling memeriksa tubuh sendiri. Dengan diliputi rasa aneh, aku terus berfikir apa yang terjadi pada kita berdua!?, dan berharap ini hanya kelanjutan mimpi ku semalam, walaupun aku tak mau mimpi itu terjadi lagi, tapi untuk sekarang?

    "bagaimana bisa?".aku bertanya pada diri sendiri.

    "tunggu, kita urutkan satu-persatu...",dia(diriku/panji) sedikit berfikir.

    Dan aku....?, tak ada apapun di otakku sekarang.

    "pertama pohon aneh ini,
    terus kejadian-kejadian aneh,
    terus buah semangka itu,
    terus mimpiku berciuman denganmu,
    terus kita..."

    "BERTUKAR!!!",aku memotongnya. Kata itu spontan keluar dari mulut ini.

    "semangka",lanjutku spontan dengan penuh heran.

    "yap..kau benar, mungkin semangka itu dan mimpiku ada hubungannya dengan kejadian ini".setelah kata itu selesai ia langsung mencari sesuatu, mungkin semangka itu.

    Aku terus bertanya dalam hati.
    Apa yang terjadi sekarang?
    Mimpi, dia mimpi menciumku?
    Apakah mimpinya sama denganku?
    Apakah semua ini ada sangkut pautnya dengan pohon dan hutan aneh ini?

    Dan pertanyaan-pertanyaan lain terus memenuhi otakku. Entah apa yang terjadi, aku menjadi malas memikirkan kejadian ini.

    Aku yang kini tumbuh tinggi dengan cepat, dan otot otot tubuhku menjadi padat, terutama bagian perut dan lengan. Bulu bulu halus yang tumbuh di ketiakku menjadi lebat, dan ada bulu halus dari pusar yang segaris menuju........, ahh....aku tak mau melihatnya lagi.
    Apakah wajahku kini menjadi wajah orang yang sok kenal sok dekat, gila, bodoh,dan......autis?.

    Aku mencari sesuatu yang bisa memantulkan bayangan wajahku ini. Aku menemukan sesuatu di saku celana ku, dan benar saja...ini wajahnya!!.aku terus memperhatikan wajah ini di layar hp itu.

    "wajah yang tak buruk". Komentar pertamaku dalam hati.


    "Hey...apakah kau punya ide?",panji bertanya padaku.

    "....."

    "aku tau satu ide untuk memecahkan masalah seperti ini.."

    "apa?"

    "yakin mau mendengarkan ide ku?"

    "apa aku punya pilihan?, lagi pula cuma MENDENGAR!!".

    "mungkin semangka itu adalah bagian dari keanehan hutan ini, tapi dalam mimpiku....",ia sedikit ragu untuk melanjutkannya.

    "kau menciumku?"

    "apakah mimpi kita sama?, tapi jika di bilang mimpi..... Untuk ciuman seperti itu....
    Tak mungkin".mungkin ia berargumen dengan menggunakan otakku itu, makannya semua perkataannya terdengar begitu....begitu.....REAL.

    "ciuman itu begitu lembut...
    Basah....
    Hangat...
    Indah...
    Berbeda...".lanjutnya sambil memegang bibir.

    "stop, aku tau....., jadi jangan di lanjutkan".

    "kita harus berciuman kembali untuk menukar tubuh kita"

    "kau masih tetap GILA".ucapku datar.

    "jika tak di coba, kita tak akan tau hasilnya!?"

    "IDIOT..."

    “kau taukan apa yang membuat snow white bangun kembali?”.

    “….”
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    Setelah lama berfikir aku merasa sudah menjadi diriku sendiri lagi, walaupun masih di tubuhnya panji. Aku berfikir menenangkan logikaku yang sudah tak jalan dari kemarin, tak ada logika yang bisa menjelaskan kejadian yang terjadi padaku, belum ada fakta ilmiah tentang pertukaran jiwa yang sekarang aku alami. Aku mulai muak...

    Okeh...cuma berciuman tak lebih, logika ku berusaha menenangkan hatiku sendiri.lagi pula itu aku sendiri. Aku baru berumur 15 tahun,dan sekitar 2 bulan lagi umur ku genap 16. Dan sekarang aku harus mencium "diriku" sendiri dengan bibir orang lain,dan kami adalah sesama laki-laki.
    satu kalimat yang ada dalam logika ku: "aku masih di bawah umur untuk sebuah ciuman seorang “laki laki' ".

    Aku menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya pelan, itu bertujuan menenangkan mentalku, tapi hasilnya: nothing.

    "cium aku sekarang".ucapku sambil memejamkan mata.



    sedikit demi sedikit, panji mendekatkan wajahnya padaku,
    ku merasakan nafasnya menerpa wajahku, mataku enggan sekali untuk terbuka ketika bibir kami bersentuhan satu sama lain.
    Lidahnya begitu lembut menyapu bibir ini, hangat...lembut....manis...begitu bergairah.

    .
    .
    .
    .
    .
    .
    Setelah beberapa menit ciuman itu berlangsung, oksigen dalam paru paru ku terasa sudah habis, aku mendorong dadanya dengan kasar.

    "akhhhhhh.....",panji tersungkur beberapa meter dariku, ternyata doronganku terlalu kuat, dan aku segera sadar bahwa hal tadi tak berpengaruh apapun terhadap pertukaran ini.

    "maaf, apakah kau terluka". Tanyaku khawatir sambil menghampirinya.

    "kau tak membalasnya?". Ia bangkit sambil memegangi sikutnya, mungkin ada luka kecil disana.

    "itu......., ide bodohmu tak berefek sama sekali..".aku diam.

    "itu karna kau tak menikmati ciumannya, kau hanya diam...!!"


    "....."

    "kita coba sekali lagi...!".


    "eh...?"


    dia langsung mendorongku sampai aku tergeletak di tanah, dan lansung menduduki perut ku.

    "ma..mau apa kau?",tanyaku gugup.

    "diam!!, kau hanya perlu membalasnya. Jika bisa kau imbangi"

    "tapi!!"

    "tak ada pilihan, sekarang tenangkan dirimu...".

    "Ba..baiklah..."


    "Tarik nafas......."

    "......"

    "Keluarkan...."

    "...."


    "Tarik nafas..."

    "..."

    "Keluarkan...".

    ":::::"

    "siap"

    "....."

    ia sudah memulai aksinya dengan liar. bibirnya bertemu bibirku "lagi". Di mulai memainkan lidahnya pada mulutku dan Mataku masih terpejam merasakan ciuman ini, sekarang darahku seakan mendidih menuju perutku, gairah yang belum ku rasakan sebelumnya mulai muncul ketika lidahnya bertemu dengan lidahku. Tak kusangka "aku menikmatinya".

    Aku mulai meremas rambutnya pelan dan ia mengusap-usap punggungku dan memainkan jarinya di putingku.

    1menit

    2 menit

    3 menit

    7 menit

    dan...

    Ciuman kami terlepas karna kami hampir kehabisan oksigen.
    Tubuhnya yang kini duduk di atas perutku terlihat sedang mengambil oksigen sebanyak banyaknya di udara. Dan aku melakukan hal yang sama. Setelah beberapa menit mengambil nafas, aku hanya melihat langit tanpa memikirkan apa apa.

    Hilang Sudah ciuman pertamaku.
    Ciuman yang harusnya aku berikan kepada orang yang sangat mencintaiku dan sangat ku cintai. Sekarang aku berikan kepada orang yang sudah menghancurkan "masa depan"ku.

    "itu..... akan menjadi hal terbaik yang pernah aku terima dari orang lain sepanjang hidupku ".ia bergumam asal sambil memandang mataku.
    "apakah itu ciuman pertama mu?". Lanjutnya.

    Pertanyaan itu menyadarkan ku akan kebodohan untuk mempercayai kata katanya.

    "menurut mu!!??".aku segera bangkit dan menyingkirkannya dari perutku.

    "it's first...".kata kata itu membuatku muak, aku sudah di bodohinya, dan aku mendorongnya lagi lebih keras dari yang sebelumnya.


    Al hasil ia terjatuh dengan keras.
    "kau mempermainkan ku?".bentakku sambil mencekik kerah lehernya.

    "awwww...., kau tega pada tubuhmu sendiri!?, hal yang kau lakukan tadi membuatku tak bisa berdiri sekarang....". Seakan tak menghiraukan pertanyaanku ia malah marah dan bertanya balik.

    "awas kau...!!".ancamku geram.


    "hey...aku tau bagaimana caranya untuk keluar dari hutan ini!!",ucapnya.
    Aku sudah tak peduli kata katanya, ia sudah mempermainkanku, dan sekarang itu tak akan mempan lagi padaku.

    "kau marah??"


    "......."


    "sudahlah jangan terlalu di pikirkan, jika tadi tak berhasil itu mungkin sudah takdir, aku yakin untuk kali ini aku 100% benar "


    "kau mau mempermainkanku lagi?"

    "ti..tidak, aku tak akan lagi, dan kapan aku pernah mempermainkanmu??".


    "kau". Aku semakin geram mendengar kata katanya.


    "ini, dengan ini pasti kita bisa keluar....!!".ia menunjukan satu origami burung kertas padaku.


    "dari mana kau dapat itu??",tanyaku heran.


    "mungkin ciuman tadi memberi jalan pada kita".ucapnya dengan santai.


    ".....", aku hanya melotot padanya.

    "hey...jangan melotot gitu, aku baru tau ternyata mataku lebih seram saat melotot"



    aku sudah malas mendengar ocehannya itu, satu lagi keanehan yang terjadi. Burung origami yang ku letakan sebagai pengarah jalan kini sudah kembali pada tempatnya semula. Padahal aku yakin mereka(origami burung) sudah di kumpulkan semua oleh panji dari awal, dan tadi malam aku tak melihat nya disana, memang ini lebih aneh lagi tapi tak ada pilihan lain sekarang, aku sudah tak peduli lagi apa yang akan aku terjadi jika aku mengikuti nya.

    "kau mau meninggalkan ku di sini?".panji berteriak padaku sambil memegangi lututnya.

    "aku tak peduli..."

    "tak masalah jika kau tak peduli padaku, tapi.... Kau tak peduli pada tubuhmu ini"

    aku melihatnya sedikit meringis kesakitan, mungkin karna dorongan ku tadi yang terlalu kasar. Okey...tak ada pilihan lain, aku harus menggendongnya.

    "awas kau!!!".ucapku geram sambil jongkok membelakanginya.

    "namaku alfin ya....?", panji bertanya dalam gendonganku.

    "umurku berapa?...

    Mm..Aku sudah punya pacar belum?

    Terus..apakah aku punya adik?

    Atau.... kakak?

    O..iya...nama lengkapku siapa?

    apakah aku punya alergi terhadap sesuatu?".dan masih banyak pertanyaan sejenis lainnya yang keluar dari mulutnya.

    Racauannya sepanjang jalan tak pernah ku jawab satupun, ku anggap itu hanya sebuah bunyi mesin kendaraan tua yang memekakan telinga dan tak perlu ku dengarkan sama sekali. Aku mulai sadar bawha tubuhku ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Terbukti, sudah hampir 30 menit aku berjalan aku tak merasa cape sama sekali, walaupun di punggungku ada seseorang yang terus meracau sepanjang waktu,

    "apakah aku se-me-nye-bal-kan itu kalo cerewet seperti ini?."tanyaku dalam hati.

    "hey...kau tak mau jawab pertanyaan ku?".panji mulai marah dan menutup mukaku dengan kedua tangannya.

    "kau bisa DIAM!!". Bentakku dengan keras.

    ".....". Panji langsung menyembunyikan wajahnya di punggungku, mungkin dia sudah capek terus berkicau sepanjang jalan, atau dia takut akan bentakkanku tadi?.

    "Hey". aku mengoyangkan punggungku.

    "...."


    "kita sudah hampir sampai, apa kau punya ide bodoh lagi?". Tanyaku sambil menghentikan langkah. Aku melihat kesibukan orang orang di depan sana.

    "hehh...., kita bisa sampai?".panji tak percaya.

    Yap...aku melihat semua orang sedang sibuk mendirikan tenda. Mereka terlihat sangat repot melakukan itu.

    "hah... Mereka??"

    aku malah bingung melihat orang-orang "baru" mendirikan tenda. Bukannya aku sudah semalaman di hutan ini?. Tapi kenapa mereka belum menyelesaikannya dari kemarin?,
  • masih misterius ... hmmm Panji bertukar dengan Alvin tapi tidak tau nama masing-masing ...?
  • walah bingung2 penasaran bro, minta mention ya. Tankyu
Sign In or Register to comment.