It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Eps 5
Maaf menunggu lama, banyak kerjaan selamat membaca
@Apell @RinoDimaPutra @Aurora_69 @tuink @rama212 @lulu_75 @jeje00 @kurniaeric @RaraSopi @Riyand @rahmad1 @awi_12345 @albyLf @RakaRaditya90 @ichsan_arhinza @RaraSopi @Algibran26 @deep_eyes @rizkhylicious @Y0y1
Hari ini terasa begitu cepat, aku merebahkan tubuhku dikasurku yang empuk dan menghela nafasku. Memejamkan mataku dan menghilangkan penat seharian dikampus dengan tugas yang mulai menumpuk. Aku masih ingat kata kata Kak Gerry kemaren, “iya santai aja kali. Gw siap dua puluh empat jam ngelatih lu”. Apa aku harus belajar acting dengannya ya? Mungkin aku akan lebih percaya diri dan bisa acting jika belajar dengannya. Aku melihat mading dikampus tadi dan ternyata dia adalah ketua panitianya.
Aku semakin memejamkan mataku menelisik apa yang terjadi kemaren dan hari ini. AGRA, iya dia terlihat berbeda hari ini, bukan hanya hari ini tapi sejak malam kemaren hang out bareng charlie angels and rizky dia tak berisik seperti biasa. Ada apa dengannya?
setiap kali aku bertanya padanya, “Lu nggak papa kan Gra? Lu sakit?”, “Enggak kok, gw gak papa, Cuma dada gw sesek aja”, “sesek? Sesek kenapa? Lu punya asma?”, “Enggak, nggak tau deh kenapa, tapi gw gk papa kok.” , “Oh ok deh kalo gitu”.
Aku menelisik lagi kejadian hari ini, dia enggan untuk kuajak ke Kantin. Entah kenapa dia bilang sudah kenyang padahal aku tau sendiri dia belum makan dari tadi pagi, aku pun membuka mataku lebar lebar dan melihat sekelilingku. Sepi, dimana agra? Apa dia sedang mencari makan? Tapi kenapa dia tidak mengajakku?atau dia sedang dikamar Susan, Siska, Jeni atau Rizky? Mungkin saja.
Aku membuka laptopku dan mengetik tugasku satu per satu, entah kenapa rasanya berat sekali seolah olah jemariku beku tanpa sebab. Yang ada dipikiranku hanyalah Agra, aku tidak tau kenapa. Apa karena aku sudah sangat dekat dengannya? Mungkin saja tapi ada apa dengannya?, aku sudah tidak tahan lagi. Aku menutup laptopku dan keluar dari kamar kos dan mencari sosok Agra, aku menuju ke kamar rizky.
Tok tok tok
Pintu terbuka
“Iya, ada apa steve? Lu kok keliatan bingung gitu?”
“Hmm, Agra dikamar lu nggak?”
“Enggak tuh, emangnya dia nggak ada dikamar apa?”
“enggak ada”
“Mungkin dia ke kamar trio macan kali”
“hmm oke deh, gw pergi dulu yaa”
“iya”
Aku melangkahkan kakiku menelusuri lorong kos yang lumayan panjang, menuruni anak tangga yang jumlahnya puluhan itu dan berlari ke kos cewek dan mengeto pintu Siska
Tok tok tok
Pintu terbuka
“Iya, oh lu steve, ada apa nih kok tumben kesini?” tanya siska, sementara susan dan jeni ada dikamarnya juga
“lu tau Agra dimana?”
“ya enggak lah emangnya gw emaknya apa”
“berarti agra nggak disini yaa?”
“nggak tuh, emang kenapa? Kalian berantem yaa?”
“enggak sih tapi dari kemaren Agra aneh gitu”
“aneh gimana?” siska mengerutkan keningnya
“jadi jarang ngobrol sama bercanda kayak biasanya gitu”
“hmm, gitu yaa. Mungkin da ada masalah pribadi yang lu nggak tau, tanya aja langsung sama dia kalo udah pulang”
“hmm ide bagus tuhh. Makasih ya sis, san, jen gw balik dulu yaa”
“yo i bro” jawab mereka bersamaan
Aku pun melangkahkan kakiku lagi kekamar kos dengan lemas. Entah kemana dia berada. Aku mengacak acak rambutku dan bersandar di tembok kasurku, menerka nerka apa yang terjadi dengan Agra. Aku melihat lagi ke sekelilingku, aku pun ke kamar mandi untuk membasuh mukaku yang penuh dengan kepenatan dan kebingungan hari ini. Setelah itu aku keluar kamar mandi dengan mengelap wajahku dengan handuk kecil.
“Baru mandi steve?” suara itu, aku pun melihatnya sambil membawa dua kantung plastik hitam
Aku mengampirinya dan spontan memeluknya,“Lu dari mana aja sih Gra?, gw kawatir lu kenapa napa” aku mendekapnya dengan erat
“Steve”
“Iya”
“gw sesek napas kalo lu meluk gw erat banget” kata Agra sambil batuk batuk kecil, aku melepaskan pelukanky dan menatapnya dalam dalam
“Lu gk kenapa napa kan?” aku memegang kedua pundaknya
“eng nggak kenapa napa kok, emang kenapa? Lu kok ngeliatin gw kayak gitu sih”
“cerita sama gw dong gra kalo lu ada masalah, lu beda banget dari kemaren. Nggak kayak biasanya”
“gu gu gua...”
“haa...?”
“gw........”
“gw..... “
“lu apa gra? Jangan bikin gw penasaran dong”
“gw ..... barusan dari kampus”
“ha? Kampus? Ngapain?”
“tapi... lu jangan marah yaa...”
“marah kenapa? Jangan bikin gw bingung deh, ngomong aja”
“gw.... juga ikutan drama steve”
“ha? Ikutan drama? Serius?”
“lu marah ya?...”
“siapa yang marah sih gra, justru gw seneng banget lu juga ikutan drama kampus, jadi kan..”
“jadi apa steve?”
“hmmm.... udah deh yang penting lu juga ikutan dan gw seneng lu juga ikut. Terus kenapa sifat lu belakangan ini beda?”
“apaan sih gra, gk jelas dah...”
“itu karena gw ... gw kawatir kalo lu marah kalo gw ikutan drama, ya itu gw hmm”
“lu jadi peran apaan di drama kampus?”
“putri salju”
“hahaha ada ada aja lu gra masak putri salju”
“yaudah yaudah ngomong muluk, gw laper nih, mau makan nggak? Nih gw bawain makanan dari wartegnya mang diman”
“wah kebetulan nihh.. hehe sering sering napa”
“tekor di gw enak di elu dong”
“hahaha, becanda kali”
Suasana mulai kembali seperti semula, hal yang membuatku gelisah dari kemaren ternyata hanyalah gara gara soal drama, aku masih tidak mengerti dan hal yang menjadi alasan agra begitu tidak masuk akal, kenapa aku harus marah jika agra ikut drama kampus? Ah sudahlah yang terpenting agra sudah kembali seperti dulu aku kenal. Walaupun ada hal yang berbeda darinya kali ini, dia sering tersenyum kepadaku dan berbicara sangat lembut, hmm entahlah mungkin dia menganggapku seperti sahabatnya sendiri.
Disela sela makan malam,
“Gra”
“ya”
“kalo lu ada apa apa cerita ya next time, kalo lu pendem sendiri entar malah gk baik”
“oke bos, emang lu kawatir gw kenapa?”
“yaa gw sih mikirnya lu ada masalah apa gitu”
“haha lu ini, so sweet amat sih”
“ah jiji lu hahaha”
“hahaha”
Kita kembali menyantap makanan warteg ini, setelah makan malam aku mulai merebahkan tubuhku yang terasa remuk gara gara kegiatan kampus yang sungguh melelahkan ditambah dengan kebingugnanku dengan sifat agra tadi menambah lelahku. Agra terlihat membuka laptopnya dan menancapkan modem di slot usb laptopnya, mungkin dia mau browsing atau fban karena tugas kampus yang ia kerjakan sudah selesai kemaren. Sebenernya bukan selesai sih tepatnya dikerjain, karena ketika agra hendak mengumpulkan tuganya yang super aneh ke pak dono ...
Tok tok tok...
“Mau cari siapa dek?” tanya salah satu dosen yang berjalan berpapasan denganku dan agra di pintu ruangan pak dono
“mau cari pak dono bu” jawab agra
“lo pak dono bukannya hari ini libur yaa? Kan ini hari sabtu”
“libur?” kagetku bareng dengan agra
“iya, kok kalian kelihatan kaget begitu? Kalian ini pasti anak semester pertama”
“iya bu” balasku dengan sopan
“hemm, yaudah pak dono rabu baru masuk, masak dosen sendiri gk tau jadwalnya, ada ada aja kalian ini”
“oh gitu ya bu, oke makasih bu infonya”
“iya sama sama”
“duh steve, berarti kita dikerjai nihh...”
“kita? Lu kali”
“ah iya itu maksud gw”
“hahaha yaudah kali kan beban hidup lu berkurang sekarang”
“ah nyebelin banget tuh dosen, awas aja tuh gw kerjain balik”
“eitt,, inget gk kata senior, jangan macem macem” aku menggoyangkan telunjuk kananku kekiri dan kekanan menirukan gaya berbicara bu Jessica dosen hari ini
“ah lu gk kreatif”
“kok gk kreatif?”
“tuh niru niru bu jessica”
Hehe gw kan ngefans sama bu jessica”
“ngefan kok sama dosen gendut, hahaha” aku mengerutkan keningku ketika aku melihat bu jessica tak sengaja mendengar pembicaraan kami dan berada dibelakang Agra
“oh jadi saya ini gendut yaa?!!” teriak bu jessica memekakan telinga sambil menyilangkan lengannya didada
“Duh mampus deh kita, cari gara gara aja lu gra” aku berbisik kearah agra
“siapa yang tau kalo dosen gendut ini ada dibelakang gw” bisik agra balik tapi terdengar oleh bu jessica
“apa? Kamu ngatain lagi saya gendut!! Awas kamu yaa”
“kaboorrr” aku dan agra berlari keluar dengan cepat secepat kilat
*****************************
“Gra lagi ngapain sih kok buka laptop?”
“ah kepo lu”
“ah pasti lu lagi liat bokep yaa... ayo ngaku”
“ah apaan sih, gk gw kan cowok baik baik”
“baik baik dari hongkong, sini gw liat” aku menatik laptop agra
“apaan sih steve, balikin gk”
“gra, lu kok liatin foto cowok Cuma pake celana dalem semua sihh”
“itu.. itu”
“ngapain lu liat beginian?”
“gw... gw pengen yang digambar itu... eh maksudnya gw pengen bada gw kayak yang ada digambar”
“ohh gitu, badan lu kan udah bagus”
“tapi kan gw pengen lebih bagusan lagi, nih udah ada lemaknya dikit” agra menunjukkan perutnya yang sedikit sixpack
“tuh udah bagus perut lu, sedangkan gw... huuft” aku menghela nafas panjang
“jangan kawatir, besok kita ngegym aja”
“ngegym? Kan ada latihan drama”
“ya abis latihan drama lah”
“kan capek”
“ah alasan muluk lu, mau bagus gk badan lu?”
“mau sih tapi...”
“yaudah besok ngegym”
“e...”
“nggak ada tapi tapian lagi, titik”
Aku kembali menghela nafas panjang dan kembali ke ranjangku dan tiduran sementara agra masih saja melihat foto cowok cowok dengan badan bagus setengah bugil. Aku masih heran dengan apa yang dilakukan agra, apakah iya itu maksudnya? Kenapa dia nggak buka foto binaragawan aja sekalian kenapa foto cowok setengah bugil. Kan binaragawan gk harus pake pakaian kayak gitu.. apa agra....., ah sudahlah aku mulai memejamkan mata yang sudah tersa berat dan mulai tertidur.
“Steve, bangun udah jam enem tuh” Teriak agra
Aku mengerjap ngerjapkan mataku dan melihat jam ponselku, karena jika aku melihat jam dinding lagi pasti akan kena tipu agra lagi, jam menunjukkan 05:57
“iya kali ini lu nggak bo’ong hehe. Lu udah mandi?” tanyaku seraya mengambil posisi duduk ditembok ranjangku
“yaudah lah, kan lu yang suka males bangun pagi, biasain dong bangun pagi biar gk buru buru berangkat kuliah” cerocos agra
“iya iya pagi pagi udah bawel aja lu kayak emak emak” sewotku
“ah elu kalo dibilangin, mandi gi, gw mau beli sarapan dulu di warteg mang diman”
“looo, emangnya pagi pagi mang diman buka wartegnya?”
“buka lah, lu gk tau aja kan yang biasa beli sarapan gw”
“hehe iya juga sih, yaudah beli sarapan gi”
“lu nyuruh gw kayak pembokat lu aja”
“hhaha yaudah beli sarapan ya sayang”
“sayang? Emang kita udah jadian?”
“emang lu mau kalo kita jadian?”
“emm gimana yaa... lu kan kerempeng gitu, mana enak”
“ah sialan lu”
“hahaha yaudah mandi gi”
“iya iya”
Aku pun mengambil handukku disamping lemari dan segera kekamar mandi, sedangkan agra sudah keluar dari kamar.
Setelah aku selesai mengganti baju pintu terbuka dan agra sudah membawa dua kantung plastik hitam seperti biasa, aku pun mengambil dua piring dan dua sendokserta dua gelas plastik dan kami pun sarapan bersama.
“hari ini kita akan membahas tentang cara menulis cerita dengan baik dan benar.........”
Bu jessica menerangkan didepan ruangan dengan gayanya yang membuat hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi dikelasmenahan tawa, suaranya yang sangat jelas ditelinga dan juga lantang serta mimik wajah dan gerakan tangannya ketika menerangkan didepan membuat agra yang duduk disampingku cekikikan tidak memperhatikan apa yang bu jessica terangkan malah memperhatikan tingkah polah bu jessica.
“Agra!” teriak bu jessica
“duh mampus lu gra, cekikikan mulu sih lu” bisikku ke agra
“abisnya mau gimana lagi steve, udah kayak nunung ovj aja tuh dosen” agra balas berbisik
“ngapain kalian bisik bisik? Kalian ngejek saya seperti kemarin lagi?” teriak bu jessica lantang sambil melingkarkan tangannya didada, kebiasaan bu jessica
”ngg nggak kok bu, kita lagi diskusi tentang apa yang bu jessica terangin didepan”
“oh gitu, jadi kalian sudah paham apa yang saya jelaskan didepan, sekarang kalian jelaskan apa yang sudah saya terangkan barusan, ayo!” perintah bu jessica
“hmm, menurut kita sih penjelasan bu jessica itu jelas banget, kalo masalah penulisan itu harus jelas alurnya dan latar tempat dan penjelasannya” jawabku sekenanya, untung aku pernah baca baca tentang cara menulis dengan baik dan benar
“oh gitu, ok bagus. Lain kali kalo saya sedang menjelaskan jangan diskusi dulu. Diperhatikan baru diskusi, mengerti?!”
“mengerti bu” jawabku dan agra bersamaan
“untuk semuanya mengerti?!”
“mengerti bu”
“bagus, kita lanjutkan ke bab selanjutnya...........”
“selamet lu gra, kalo nggak gw yang ngomong bisa mati gaya lu disini”
“Steven.....”
“iya iya bu lagi benerin rambut”
**********************************
“kok lu tau sih cara menulis yang baik dan bener? Tau dari mana?” tanya agra saat kami sudah sampai ditempat latihan drama kampus
“ya taulah, gw kan sering browsing di internet tentang jurnalistik, emangnya lu buka foto bugil muluk”
“eh sialan lu, jangan keras keras kali ngomongnya, entar gw dikira cowok mesum”
“hahaha emang kan”
“anjing lu”
“ngehe lu, haha”
“wah udah pada nyampe yaaa. Yuk latihan” sahut kak reni dari yang muncul tiba tiba dari belakang kami
“iya kak” jawabku, agra hanya mengangguk
“kak Gerry nya mana ya kak?” tanyaku ke kak reni karena aku tidak melihat dia dari tadi
“kenapa? Kangen yaa?!!” goda kak reni
“apaan sih kak, Cuma nanya doang. Kan dia biasanya yang datang paling on time”
“iya, dia galau tuh. Abis putus sama pacarnya”
“putus?”
“iya, dia izin gk masuk hari ini buat ngelatih. Emang kenapa? Lu kok kepo banget”
“nggak sih, Cuma kepo aja hehe”
“ada ada aja lu steve, yaudah latihan gi, eh iya yang jadi lawan main lu anak IT, dia ngoto pengen gabung dan ternyata dia berbakat jadi dia gw angkat jadi peran utama bareng lu” jelas kak reni
“oo, siapa namanya kak?” tanyaku
“namanya Dea, Dealova” balas kak reni
“oh ok deh. Terus anaknya mana?”
“tuh... “ kak reni menunjuk kearah panggung
“hai, gw Dealova, salam kenal” Dea menjabat tanganku, dia bena benar cantik secantik parasnya, wajahnya sangat cerah dan bersih. Bibir merah jambu mata coklat rambut diikat menambah kesan sederhana tapi mempesona
“Hai, gw steven, salam kenal juga” aku tersenyum kearahnya, dan dia juga membalas senyumku
“udah ahh kenalannya, kayak drama korea aja. Yukk lanjutlatian, kalian skripsi ini hafalin dulu, perhatiin keterangannya sama apa yang musti silakuin terus kalo udah kalian praktek. Kalo ada yg belum bener entar gw ajarin caranya , gimana ngerti kan?”
“iya kak” jawabku barengan sama Dea
“haha kalian ini udah cocok banget dah, ok gw ke yang lain dulu ya, kalian saling diskusi aja enaknya gimana”
“ok kak” jawabku singkat
Kak reni pun berjalan menuju kerumunan Agra dan yang lain, aku melihat agra menatapku dengan tatapan aneh.................
1/4
@Apell @RinoDimaPutra @Aurora_69 @tuink @rama212 @lulu_75 @jeje00 @kurniaeric @RaraSopi @Riyand @rahmad1 @awi_12345 @albyLf @RakaRaditya90 @ichsan_arhinza @RaraSopi @Algibran26 @deep_eyes @rizkhylicious @Y0y1 @SteveAnggara
Aku menghela nafas panjang ketika sudah sampai dikamar kos dan melepas sepatu dan bajuku. Bertelanjang dada berbaring dan memejamkan mata. Aku merasa sangat lelah selama dua minggu ini dengan segala tugas kuliah dan juga latihan drama, bulan depan adalah pentasnya dan latihan diperlama membuat urat urat disekujur tubuhku tegang tanda istirahat. Tugas dari Bu Jessica tentang merangkum materi cerita narasi dan deskriptif juga prosedur, Tugas dari Pak Dono membuat sebuah karangan cerita novel pendek berolume dua puluh lima lembar dan tidak lama lagi akan menghadapi UAS. Bulan november yang sungguh penuh dengan aktivitas.
Disamping ranjangku Agra sedang memakan cemilan entah apa namanya, suaranya terdengar sangat jelas dengan bunyi kriuk kriuk ketika dia mengunyah. Aku membuka mataku perlahan dan melihatnya tengah asyik melahap kripik kentang dengan cocolan saus tomat dan menghadap laptop, mungkin sedang mengerjakan tugas bu jessica yang belum selesai.
“hmm, mau steve? Nihh” Agra menyodorkan bungkus kripik kentangnya kearahku, aku hanya menggelengkan kepala pelan
“lu istirahat aja, soal tugas bu jessica gw juga bisa kok ngerjain walaupun lu jagonya soal ginian. Lu bisa salin punya gw biar agak ringan beban tugas lu. Fokus aja ke drama kan bentar lagi tuh. Tuga pak dono juga masih abis UAS kan dikumpulin” terang Agra, aku tersenyum mendengar ucapannya.
Walaupun dia memang menyebalkan dan suka seenaknya sendiri dan kadang tidak jelas tapi dia adalah sahabat yang baik dan care
“Thanks ya gra, gw gk tau deh jadinya gimana kalo gw tanpa lu”
Agra mengerutkan keningnya, “bicara lu kayak gw ini pasangan idup lu aja steve hahaha”
“najis, hueek. Lu kan jorok”
“jorok gimana? Lu tuh yang suka ngorok”
“enak aja gw gk pernah ngorok tau. Lu tuh yang suka ngintip org mandi”
“eh gw gak ngintip tapi lihat langsung”
“hahaha dasar mesum lu”
“ ah lu juga mesum”
“kapan gw mesum?”
“lu kan suka liatin gw kalo Cuma pake handuk”
“yaah gimana gk ngelihatin lu nya aja yang kepedean pamer badan lu didepan gw”
“mau gimana lagi gw kan seksi”
“seksi dari hongkong, dasar porno”
Tok tok tok, tiba tiba ada yang mengetuk pintu, agra mengambil inisiatif membukakannya karena dia tau aku sangat kelelahan
“halo gra, steven nya ada gk?” suara Dea dari balik pintu
“ada, tuh lagi tiduran” agra mempersilahkan Dea masuk
“Ahhhh” Dea berteriak ketika melihatku bertelanjang dada
“haa, ada apa? Lu kenapa? Oohhh gara gara steven yaa..., eh lu pake baju gi”
“iya bawel” aku memakai kausku dengan cepat dan duduk dipinggir ranjangku
“ada apa nih tumben kemari” tanyaku ke Dea
“emm, nih makanan buat lu, juga buat Agra” baru saja aku hendak menerima bungkusan hitam itu agra menyambarnya duluan
“wahh makasih ya .. Dea emang baik banget dah.. kesini sama siapa?” Tanya Agra tiba tiba sok manis
“emm, gw dianterin Jefry”
“jefry? Siapa tuh? Pacar lu?” sahut Agra
“nggak, dia tuh sepupu gw, dia anak akutansi, tuh dia”
Munculan sesosok cowok dengan badan tinggi tegap berkulit putih dengan jamban tipis tersenyum dari balik pintu
“halo boleh masu ngga?” tanya jefry
“boleh lah, sini gabung, jadi lu anak akutansi yaa?” tanya agra sok akrab
“iya, gw anak akutansi baru semester tiga. Oh lu steven yaa?” tiba tiba dia bertanya kepadaku dengan wajah semringah
“iya, kok tau?”
“ya tau lah, semenjak ospek lu udah jadi perbincangan mahasiswi fakultas gw. Lu banyak banget fansnya tau”
“kayak artis aja hehe” aku nyengir kuda dan menggaruk garuk kepalaku yang tidak gatal salah tingkah dipuji seperti itu
“iya lu banyak fans nya steve, mendingan jadi bintang film deh, pasti langsung top” sambung Dea
“ada ada aja, gw kan masih kikuk actingnya. Kemaren aja dimarahin kak reni kan karena kurang ekspresi gw pas latihan bareng lu”
“itu sih wajar kali, bintang film sekelas leonardo dicaprio juga pernah g bagus actingnya dan dimarahin sutradara”
“iya juga yaa. Ah tapi gw fokus kuliah aja deh. Tugas aja belum kelar smua, masak mikir macem macem”
“iya bener tuh fokus kuliah dulu aja, lagian kalo jadi bintang film juga bisa kapan aja kan, lu kan berpotensi besar” sahut Jefry
“wah lu kayaknya tau banget soal dunia entertain ya jef?”
“enggak juga, gw Cuma suka nonton film luar aja hehe”
“ohh gitu...”
“ah udah ah, yukk kita makan aja, keburu dingin nih” sahut Agra
“oh iyaya, yuk makan” ajakku
“iya silakan makan, kita balik dulu yaa” jawab Dea
“loh kok pulang sih, kita makan bareng aja”
“kita udah makan kok tadi, udah kenyang. Kita balik dulu yaa, jangan lupa besok latihannya lebih awal”
“oh gitu yaa, oke deh . makasih ya buat makanannya”
“iya sama sama, yuk jef”
“yukk”
Mereka pun melambaikan tangan dan menghilang dari balik pintu, aku pun menutup pintu dan berbalik arah dan sudah melihat agra menyantap makanan itu dengan lahapnya
“eh lu kok makan gk bilang bilang sihh... dasar lu rakus”
“eh kalo mau makan makan aja, jangan cerewet. Ini enak banget, makanan kesukaan gw, rendang”
“ah elu emang gitu kalo makan gk bakalan ketinggalan”
“biarin”
“ngehe”
“juga”
************************************
Aku membuka mataku dan melihat jam dinding menunjukkan jam setengah tujuh, aku agak kaget tapi aku mungkin dikerjain sama si agra, lalu aku melihat jam ponselku dan ternyata memang benar jam setengah tujuh. Aku melihat kearah agra yang masih tertidur lelap merangkul guling kesayangannya. Aku pun bergegas membangunkannya.
“gra, bangun gra udah jam setengah tujuh nihh”
“hemmm apaan sih, gw ngantuk banget tau abis ngerjain tugasnya bu jejes”
“ayo bangun gra, udah jam setengah tujuh nihh, jangan sampe telat hari ini mata kuliahnya pak dono”
“ah lu pasti ngerjain gw yaaa” kata agra masih dengan memejamkan matanya
“nggak gra, beneran lihat tuh jamnya” aku mengangkat badan agra dan menepuk nepuk pipinya, dan akhirnya dia membuka matanya juga
“haa,, jam setengah tujuh... ah pasti lu bales dendam kan?”
“nggak gra, itu beneran jam segitu, coba cek ponsel lu”
“apaaaaa.....!! beneran jam setengah tujuh duh gimana nih... handuk mana handukk..”
Agra meloncat dari ranjangnya dan mencari handuknya kesana kemari seperti semut hitam
“gw mandi duluan yaa” kata agra
“enak aja gw yang duluan” balasku dorong dorongan didepan pintu kamar mandi
“ah lu steve ngalah dikit dong sama gw”
“nggak bisa gw duluan”
“ah lu steve, gw duluan dong please”
“gk bisa gw yang bangun duluan”
“yaudah deh kita mandi bareng aja”
“Apa? Mandi bareng?...."