It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Anyway, request nya udah dicatat yak. Ada film Iran lagi yg mau di review sih, The Taste of Cherry. Cuma belom selesai heheheh
Thanks ya kak @Johntravors udah baca baca
go ahead! lanjutkan, I do read.
Boleh lah kita tukeran film. Nanti dcoba coba ditulis disini hehehe @bramerah
Breakfast at Tiffany's
(USA, 1961)
Dir : Blake Edwards
Lang : English
Film tahun 1961 ini merupakan adaptasi dari novela yang ditulis oleh Truman Capote dengan judul yang sama. Tapi saya tidak akan membahas mengenai ke-akurat-an novela dengan filmnya, karena disamping saya tidak membaca bukunya, novela/tulisan dan film adalah medium penyampai pesan yang berbeda. Sangat tidak bijak rasaya membandingkan satu dengan yang lainnya, tidak "apple-to-apple".
Indahnya film ini adalah karena selain genrenya yang mudah diterima, ternyata minim adegan cium-ciuman yang biasanya muncul di film produksi Hollywood, walaupun genrenya sendiri termasuk ke dalam romantic comedy (rom-com). Cerita dalam film ini juga masih (sangat) relevan dengan keadaan saat ini yaitu, "an American Tale" yang menceritakan tentang Holly Golightly, seorang sosialita naif yang hidup di New York yang memiliki kebiasan unik, yaitu menikmati sarapan paginya di depan Tiffany's Fifth Avenue. Setelah menikmati sarapannya, kemudian ia akan berjalan kembali ke rumahnya.
Cerita berlanjut saat bertemu dengan tetangga barunya, Paul. Pekerjaan Holly adalah penyampai "ramalan cuaca" dari Sally Tomato. Holly juga banyak dikenal oleh kalangan "jet set" New York. Doc, yang mengetahui identitas Holly sebenarnya menjadi kejutan sendiri di film ini.
Film ini mengajak kita berfikir melalui pemikirian Holly yang naif mengenai jatuh cinta, usahanya bertahan di New York juga hubungannya dengan Paul. Yang menyentuh personal dalam film ini adalah saat Paul dan Holly "melakukan hal belum pernah dilakukan". Seperti saya sekarang, menulis tentang film.
Untuk ukuran rom-com, film ini juga sangat mudah dicerna dan mengalir dengan santai, scoring musik di film ini juga sangat pas. Dengan nuansa jazz (yang mungkin sedang tren saat itu, bersama dengan film West Side Story) membuat suasana makin romantis. Satu lagi, film ini menunjukkan saat dimana orang "Dress Up" untuk melakukan aktifitas di luar rumah, rapih dan elegan, baik wanita maupun pria. Rasanya untuk ukuran film klasik, sangat layak ditonton apalagi cantiknya Audrey Hepburn "pas" digambarkan sebagai sosialita New York. Selain itu, kucing piaraan Holly juga lucu dan poster filmnya yang sangat ikonik. Juga banyak quote yang menarik dalam film ini. Tidak salah jika di 34th Academy Award film ini mendapatkan 4 nominasi yaitu, Best Actress, Best Adapted Screenplay, Best Dramatic or Comedy Score - Henry Mancini dan Best Original Song - Moon River. Dan mendapatkan 2 Oscar untuk Henry Mancini dan Best Original Song - Moon River. Bahkan Moon River sendiri dipilih sebagai "4th Most Memorable Song in Hollywood History" oleh American Film Institute di tahun 2004 .
Saranku sih, kasing rating (skala 10) menurut kamu aja.
Btw, kalau mau minim atau bahkan ga ada typo, coba tulis di notes dulu (aplikasi notes maksudnya, di hape).
Trus dibaca ulang kalau udah selesai.
Yg typo typo diperbaiki lagi.
Trus baca ulang lagi sampe bener bener ga ada typo lagi.
Plus, siapa tau malah sekalian kamu jd ngerasa kalimat yg kamu gunakan agak kurang rapi, trus mau ngedit edit lagi.
Jadi hasilnya lebih kece.
Apa jangan jangan udah begitu tp tetep ada typo juga?
Okeh untuk selanjutnya, aku kasih rating. Sapa tau buat pertimbangan temen temen yang belom nonton iye ga
@inibudi
1. OST The Bodyguards
Sudah pasti merupakan album soundtrack paling sukses di dunia. Meskipun filmnya dapat dibilang klise, tetapi album soundtracknya ini sangat fenomenal dan tidak dapat ditandingi. Album ini memuat 13 lagu yang diantaranya terdapat komposisi dari Alan Silvestri dan Kenny G. Ada juga Lisa Stanfield yg turut serta mengisi di album ini. Siapa yg bisa melupakan "I Will Always Love You", "I Have Nothing", " Run to You"? Bahkan sampai sekarang, lagu "I Will Aways Love You" seakan abadi. Padahal lagu tersebut ditulis ditulis dan dinyanyikan pertama kali oleh penyanyi country Dolly Parton. Whitney Houston mengaransemen ulang lagu tersebut dan menjadikan salah satu lagunya yang paling dikenal sepanjang masa. Di album ini juga dia bertindak sebagai Executive Producer dan David Foster selaku Producer.
2. OST Across The Universe
Saya bukan die hard fans dari band legendaris The Beatles. Sayapun hanya mengetahui lagu-lagunya hanya nomor-nomor populernya yang sering dinyanyikan ulang oleh para penyanyi saat di cafe. Ataupun yang di cover para penyanyi lainnya. Tetapi satu hal yang harus saya bilng mengenai album ini adalah SUPERB!! Paling tidak, lagu-lagu The Beatles yang saya suka (baca: populer) semua ada di dalamnya. Ada 31 lagu (Deluxe Edition) dengan aransemen musik yang sangat keren. Dan pemain dari filmnya yang menyanyikan. Yap pemain filmnya mayoritas menyanyikan sendiri lagu-lagu The Beatles yg terdapat di album ini. Disesuaikan juga dengan urutan dalam film. "I Want to Hold Your Hand", "Let it Be", "Hey Jude", "Don't Let me Down", "Strawberry Fields Forever", dan pastinya "Lucy in The Sky with Diamond" ada diantaranya. Tetapi jika menyaksikan filmnya, ada lebih banyak lagi lagu yang dinyanyikan oleh para pemainnya. Lagu-lagu yang ada di album ini paling tidak dapat membangkitkan perasaan nostalgia romantis saat berkendara ataupun ajang ngobrol dengan orang tua kita.
3. OST Romeo + Juliet
Sebenarnya saat filmnya dirilis di tahun 1996, saya masih berusia 9 tahun. Saya curi-curi dengar album kaset soundtrack ini milik kakak saya waktu dia pergi sekolah. Album terdiri dari 2 volume.Volume 1 yang isinya lagu dengan vokal mulai dari band Garbage, Des'ree, Kym Mazelle, The Wanadies, The Cardigans dan pastinya Radiohead. Sangat 90an. Sedangkan di Volume 2, adalah merupakan ilustrasi musik untuk filmnya. Jia didengarkan, akan terasa sangat megah dengan paduan suara, penyanyi tenor dan orkestra yang penuh. Ada sedikit aroma gospel di dalam Volume 2 ini. Yang menarik lagi, justru ilustrasi musiknya terdengar sangat moderen, tidak kaku dan bisa didengarkan dalam suasana apapun.
4. OST The Sound of Music
Album untuk film The Sound of Music tidak mudah dilupakan. Dengan komposisi musik yang jenius, lirik yang mudah diikuti, dan waktu menyaksikan filmnya, disajikan dengan visual yang menarik. Lagu "Do-Re-Mi" adalah lagu yang sering digunakan untuk mempelajari notasi musik. "Maria", yang dinyanyikan oleh paduan suara dari para suster juga membuat lagu ini menjadi ceria. Paling tidak, album dan filmnya membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik sinema di masa ini. Bahkan Academy Award pun membuat segmen Special Tribute untuk memperingati 50 tahun film ini dirilis.
5. OST Trainspotting
Balik lagi ke masa 90an. Film ini merupakan salah satu film yang menjadi "film wajib" untuk generasi 90an. Disamping ceritanya yang sangat 'dekat' dengan realita, pemerannya juga keren. Di album sountracknya sendiri sangat British, kare saat itu dunia sedang dilanda Britpop. Diantara yang mengisi soundtrack albumnya adalah Iggy Pop, Primal Scream, New Order, Blur, Pulp dan Underworld. Soundtrack albumnya jug dibagi dalam 2 volume. Mulai dari lagu alternatif sampai electronic mengisi album ini. Sangat segar ditelinga dan membawa aroma nostalgia untuk generasi 90an pastinya.
6. OST 24 Hour Party People
Yap saya memang tumbuh dengan mendengarkan banyak musik dan band dari inggirs. Hampir sama dengan soundtrack Trainspotting, album sountrack dari 24 Hour Party People ini juga diisi oleh band-band british. Joy Division, New Order, Sex Pistols diantaranya yang mengisi album soundtracknya. Tetapi jika menyaksikan filmnya, jauh lebih banyak lagu yang tidak termasuk ke dalam album soundtracknya. Film yang menceritakan mengenai pendirian factory Records dan band-band ang terdapat didalamnya ini jga tidak kalah menarik. Mulai dari punk sampai electronic mengisi warna dalam album ini. "Love Will Tear Us Apart" tidak akan mudah hilang dari kepala.
Setelah diatas kita membahas mengenai soundtrack dari film Hollywood dan British, mari kita menlangkah ke dalam negeri. Berikut alah album musik jntuk film Indoesia yang menurut saya paling berkesan, ;
1. OST Ada Apa Dengan Cinta?
Cuma 1 kata untuk album ini, TOTAL!! Album ini merupakan titik awal dari kolaborasi Melly Goeslaw dan Anto Hoed untuk menjadi langganan produser album pengisi soundtrack. 11 lagu yang terdapat di album ini juga ear-catching. Lagu andalannya "Ada Apa Dengan Cinta", yang dinyanyikan duet dengan Eric sangat booming. Lagu "Tentang Seseorang" sempat menjadi lagu anthe untuk para secret admirer pada zamannya. "Denting" dan "Bimbang" merupakan lagu galau yang berkelas. Sianya, tetap menjadi lagu yang airplaynya lumayan tinggi waktu itu.
2. OST Catatan Akhir Sekolah
Film inilah yang membuat saya kangen balik lagi ke masa SMA. Mulai dari naksir-naksiran sampai menunjukkan eksistensi diri. Yang ga kalah seru, soundtracknya juga keren. Ada 14 lagu di dalam album ini. Dengan genre yang sangat bervariasi dan diisi oleh band langganan pensi. Mulai dari Mocca, THE S.I.G.I.T., Seringai, Homogenic, The Upstairs dan masih ada beberapa lainnya. "I Remember" menjadi lagu yang sangat manis untuk album yang lumayan "berisik" ini. Selebihnya, silahkan dengarkan sendiri sambil nostalgia ya....
3. OST Janji Joni
Film besutan Joko Anwar ini ga salah banget dianggap sebagai "nafas baru" film Indonesia. Walaupun filmnya berasa sedikit Quentin Tarantino, tapi lumayan menghibur dan barisan pemainnya yang sudah banyak dikenal juga cerita yabg gampang diterima menjadi kekuatan di film ini. Selain itu sountracknya juga bagus. Genrenya sangat luas, mulai dsri pop, funk, new wave, rock sampai electronic. Barisan band yang mengisinya juga bukan yang sembarangan, ada Goodnight Electric, The Adams, White Shoes & The Couple Company, Zeke & The Popo, Ap on the Roof dan masih banyak lagi yang lainnya. Semangat indie sangat terasa jika didengarkan. Bisa sambil sing-along, bahkan untuk "head-banging" juga bisa. Yang pasti, pada zamannya, albumnya terkadang habis duluan karena hanya dijual terbatas di toko kaset tertentu, di aksara dan distro.
4. OST Petualangan Sherina
Ini dia film yang bisa membuat saya menonton bioskop sendiri untuk pertama kalinya. Dengan tiket Rp. 6,000 (pada waktu itu) saya diajak oleh Sherina ke dunia petualangannya. Ada 17 lagu di dalam album ini. Ada lagu tentang kesedihan berbalut optimis (Lihatlah Lebih Dekat), perseteruan yang jenaka (Jagoan), bahkan lagu tentang tokoh antagonisnya (Kertarajasa). Lagu yang dinyanyikan oleh Sherina dan di aransemen oleh mendiang Elfa Secioria ini sempat menjadi anthem anak-anak Indonesia. Sekali waktu, dengatkanlah lagu ini kembali sambil mengingat kenangan masa kecil kamu yang penuh petualangan.
Yeah... itulah 10 album soundtrack pilihan saya. Semua subjektif, kembali lagi ke selera masing masing. Paling tidak, 1 diatas adalah yang paling berkesan untuk saya. Terima kasih
Yang comedy2 yak @rezamoko
El Laberinto del Fauno (Pan's Labyrinth)
(Spain and Mexico, 2006)
Dir : Guillermo Del Toro
Lang : Spanish
Film ini merupakan salah satu film fantasi favorit saya. Dengan judul Pan’s Labyrinth (versi English) mengusung genre dark fantasy, Pan’s Labyrinth berhasil membuat penonton merasa ngeri dan juga penasaran sampai akhir mengenai cerita yang bergulir. Film hasil kolaborasi antara Spanyol dan Meksiko ini di rilis tahun 2006 dan disutradarai oleh sutradara Meksiko, Guillermo Del Toro.
Film dengan seting sekitar tahun 1944 (setelah perang saudara Spanyol) menyajikan seting yang memukau dengan daerah hutan di pegunungan dan juga suasana perang yang tersaji secara implisit. Cerita bergulir antara fiksi dan realita dari perspektif tokoh utamanya, Ofelia. Ayah Ofelia adalah seorang penjahit yang meninggal saat perang dan ibunya, Carmen, kemudian menikah lagi dengan seseorang dari kalangan militer, Vidal.
Putri Moana adalah anak dari seorang raja Dunia Bawah. Ia mengunjungi dunia manusia tetapi sinar matahari membuat dia buta dan kehilangan memorinya. Kemudian dia menjadi manusia lalu mati. Sang raja kemudian membuat labirin untuk mempersiapkan kembalinya Putri Moana. Kita diajak menyaksikan Dunia Bawah melalui Ofelia yang naïf dan sangat percaya bahwa dongeng adalah sebuah kenyataan. Dia percaya akan adanya peri dan faun. Yang sangat mendukung dia untuk percaya hal ini adalah Mercedes, pengasuhnya. Ofelia diharuskan melakukan 3 tugas untuk membawanya kembali menjadi Putri Moana di Dunia Bawah. Dan kemudian cerita bergulir disana dibayangi dengan kehamilan Carmen juga Vidal yang melawan pemberontak. Dengan banyak disajikannya adegan yang cukup sadis, sesungguhnya film ini bukanlah untuk konsumsi anak-anak, walaupun genrenya sendiri termasuk ke dalam fantasi.
Seperti banyak film dengan genre fantasi lainnya, film ini menyajikan banyak mahluk yang berkaitan dengan dunia dongeng seperti faun, peri, kodok raksasa, mandrake dan The Pale Man. Untuk membuatnya semakin nyata, sutradara menggunakan CGI dan make up yang sempurna. Disamping itu, script yang sempurna juga menjadi daya tarik sendiri untuk film ini.
Film ini pertama kali diputar di Cannes Film Festival 2006. Film kedua dari Guillermo Del Toro ini menghasilkan 6 nominasi di 79th Academy Award yang digelar pada 25 Februari 2007. Diantaranya adalah Best Art Director, Best Cinematography,Best Makeup, Best Original Score, Best Original Screenplay dan Best Foreign Language Film. Diantara 6 nominasi tersebut, film ini dapat membawa pulang 3 Oscar, diantaranya dari Best Art Director, Best Cinematography dan Best Makeup. Film ini juga mendapatkan 3 penghargaan dari BAFTA (setara dengan Academy Award dari Inggris) dan Goya Award (setara dengan Academy Award dari Spanyol) juga masuk di jajaran “Top 10 Lists” dari banyak kritikus film di tahun 2006.