It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bentar lagi lanjut
Kak kelvin berlari dan langsung mendorong kak Adipati sampai jatuh tersungkur, beberapa siswa mulai gaduh dan berbisik bisik, Kak Nadia terlihat panik dan mau menangis, sementara kak Mario melongo melihat kak kelvin. Aku menahan air mataku yg hendak keluar sebisa mungkin. Steven masih terlihat kesal dan menatap tajam kak Adipati yang terjatuh.
"lu apa apaan sih vin?!! kenapa lu malah dorong gua!!?" kak Adipati bangkit
"lu ngapain ngebully siswa baru ha?! lu mau sok jagoan mentang mentang lu jadi senior!?" kak kelvin mencengkrang baju Panitia kak Adipati dan sedikit terangkat
"eh tuh anak emang songong, dia gk ngerjain tugasnya malah ngajak berantem" Kak Adipati membela diri
"alah, gua tau sifat lu di, lu tuh sok jagoan. sejak awal gua emang gk setuju lu jadi panitia. udah mendingan lu keluar dari sini daripada lu bonyok karena tangan gua sendiri!" ancam kak kelvin, kak adipati diam sesaat dan menatap tajam kearahku dan steven. kemudian pergi dari kelas dan sempat menggebrak pintu.
"lu gk papa kan vel?" kak kelvin menghampiriku dan mengelus kepalaku, aku malu setengah mampus karena kak kelvin. mungkin pipiku terlihat merah, kak Nadia menatapku sendu dan kak Mario mengalihkan pandangannya ke langit langit.
"gk papa kok kak, cuma pegel aja tangan gua. mungkin karena udah lama gk olahraga" aku mencoba untuk tersenyum, lenganku benar benar terasa sakit karena kupaksakan untuk push up.
"Maafin temen kakak ya steve, vel. prosedur kami memang salah. di rapat tadi memang harus ada hukuman tapi gk ada hukuman push up dan keliling lapangan, cuma harus pake ini aja" kak nadia memegang papan nama hukuman itu. "lu sih yo, kenapa sih lu suruh mereka buat push up dan keliling lapangan. kan kita gk ada disuruh kayak gitu dari Pak Doni, entar kalo ada apa apa gua yg disalahin" Kak Nadia gk bisa membendung air matanya lagi. dia pun menangis sampe sesenggukan. kak Mario menghampiriku dan steven.
"ma.. maafin gua ya. ini semua salah gua. gua kebawa emosi tadi sampe gk mikir panjang" steven menatapku sebentar dan mengangguk, aku mengerti.
"gk papa kok kak, udah lupain aja, sini saya pake papan namanya sama steven. walau bagaimanapun kami harus tetap dihukum kan" jawabku panjang lebar dan mengambil papan nama diangan kak Nadia.
"iya udah lupain aja lah. yuk vel" ajak steven setelah mengalungkan papan nama dilehernya
"eh bentar, emangnya kalian kenapa gk ngerjain tugas, barengan lagi?" kak kelvin bertanya dan terlihat sangat penasaran
"emm.. kami bukannya gk ngerjain kak tapi puyaku remuk didalam tas kak jadi gk bisa diperbaiki lagi" aku berterus terang
"kalo punya gua jatoh" steven menyambung
"oh gitu, mana tugas kalian yg remuk? biar buat bukti aja" tanya kak kelvin lagi
"bentar kak" aku mengambil pakaryaku yg sudah remuk jadi beberapa bagian sementara steven juga mangambil pakaryanya yg aku sangat yakin dia hancurin sendiri. aku kembali menuju kak kelvin, kak nadia dan kak mario
"nih kak" aku menunjukkan pakaryaku
"kalo lu steve?" kak kelvin menatap steven
"ini kak" steven menunjukkan pakaryanya. kak kelvin mengamati pakaryaku dan punya steven dengan seksama, kemudian dia mengangkat alis kirinya ketika melihat pakarya steven.
"ini beneran jatoh? kok kayak dipatahin gitu ya" kak kelvin mencoba mengintrogasi steven
"iya namanya jatoh ya kayak gini kak. gk bisa direncanaain" terang steven, kak kelvin berpikir sejenak
"oke deh kalo gitu kalian boleh duduk" perintah kak kelvin
"tapi kan.." aku mencoba bersuara
"gini, kalo kalian ngerjain dan walaupun tugas kalian rusak gk masalah karna kami tau pakarya seperti ini pasti rapuh, kalo kalian gk ngerjain tugas beda cerita" jelas kak kelvin panjang lebar
"oh gitu yaa, ok deh kak makasih ya" aku sumringah dan steven hanya tersenyum simpul, kami berdua pun kembali ke tempat duduk semula. Kegiatan MOS berlanjut dengan lancar, ada game yg bikin ngakak sekelas. ada juga yg nunjukkin bakatnya nari, nyanyi sampai bermain alat musik seperti gitar. seru banget, gk nyangka hal yg menegangkan tadi berubah menjadi hari yg menyenangkan. aku salut kepada kak kelvin yg sudah sangat baik dan bijak tadi. aku juga heran dengan apa yg dilakukan steven tadi.
"steve" aku memanggil steven saat jam istirahat, Dito dan the gangs keluar kelas bilangnya mau ke kantin, tapi aku dan steven lagi gk pengen jadi kami berdua di kelas, hanya kami berdua.
"iya" steven sibuk dengan buku catatannya
"lu lagi ngapain sih"
"lagi nyatet lah, masa main bola" udah mulai ngeselin nih
"kenapa lu lakuin itu tadi"
"ngelakuin apaan?"
"lu sengaja kan ngerusak pakarya lu"
"emm.. iya" masih sibuk dengan buku catatannya, padahal tata tertib yg ditulis di papan tulis sedikit tapi entah apa yg dia tulis aku jadi penasaran
"kenapa?"
"kenapa apanya"
"kenapa lu rusakin pakarya lu"
"karena.... gua gk pengen temen gua menderita sendirian" deg, gua tersentuh banget dengan ucapan steven. baru kali ini ada orang yg mengorbankan dirinya sendiri demi merasakan derita orang lain. aku terdiam sesaat dan masih menatapnya sibuk dengan buku catatannya.
"udah selesai" dia menyobek selembar kertas dari buku catatannya, melipatnya kemudian memberikan padaku, "nih, simpen. besok dateng kerumah gua. gua bakal tunjukin sesuatu sama lu" lanjutnya.
"apa ini?" aku hendak membukanya tapi..
"eiit, jangan buka dulu. bukanya entar aja kalo lu udah pulang sendirian" aku mengangkat alis kananku, aku penasaran dengan isinya. ada apa dengan steven. aku pun menyimpan lipatan kertas itu kedalam tas.
"yuk makan" dia bangkit dari kursi dan menarik tanganku seenaknya
Di kantin suasana agak berbeda, beberapa anak melihatku dengan tatapan yg aneh, ada yg senyum senyum sendiri dan juga berbisik bisik. steven melangkah lebih dulu menghampiri Dito and the gangs dan aku pun menyusul dan mendaratkan pantatku di kursi sebelah kanan Dito.
"udah pacarannya" Celetuk Dito
"maksudnya?" aku bingung dengan ucapan Dito
"yaelah vel, lu tuh cerdas tapi kalo soal perasaan lu tuh cemen" sahut Riska
"maksud lu apaan sih? gua beneran gk paham" aku menggaruk garuk kepalaku kebingungan
"udah pacarannya sama steven" sahut Mondi
"siapa? gua? gila lu Mon!" aku melempar tisu bekas punya Dito ke muka Mondi
"anjiir, sialan lu vel. ini kan bekasya Dito. hueekk" Mondi langsung lari ke kamar mandi, kami pun tertawa
"becanda kali vel. abisnya lu sih bertapa di kelas muluk nungguin steven nyatet" timpal Dito sambil mengunyah bakso
"ya kan gua juga dipaksa kali kesini sama steven" aku merengut menyeruput es jus alpukat pesananku yg sudah jadi
"abisnya lu ngelamun muluk" sahut steven
"iya, kayaknya hutangnya gk belum dibayar bayar dah" celetuk Dito
"ya ampun, lu punya hutang vel? hutang sama siapa? hutang berapa? saratus ribu, dua ratus ribu? satu juta?" Melly tiba tiba nyerocos gk jelas dan Riska langsung membungkam mulut Melly dengan tisu
"Riskaaaa, sialan lu" Melly membalas mencoba memasukkan tisu kedalam mulut Riska tapi Riska mencoba menghindar sambil tertawa ngakak. aku, Dito dan Steven hanya tertawa melihat tingkah mereka yg kocak.
"eh, abis pulang sekolah kita main yukk. udah lama nih gk main" Dito buka suara lagi ketika Mondi sudah kembali dari kamar mandi dengan wajahnya yg cemberut, lucu banget.
"main apa? main kemana? sama siapa? berbuat apa?" tanya Melly nyerocos lagi
"aduh Melly. lu bisa gk sih kalo tanya satu satu" Riska murka
"iya lu mel. tanya kok kayak nyanyi lagunya kangen band. kamu dimana, sama siapa semalam berbuat apa" Dito menirukan gaya vokalis kangen band dengan mengambil sendok bekas makan mie sebagai mic.
"udah udah stop, suara lu tuh kayak kotek kepencet tau gk. gk enak banget" gerutu Melly
"emang mau main apa?" kata Mondi
"em.. gimana kalo kita main voli kayak biasa. di lapangan biasa. mau gk?" usul Dito
"ah enggak mau ah. kan panas binggo, entar kulit akiu item lagi. gk mau" Riska berakting seperti bintang iklan sabun mandi
"ih apaan sih lu Ris, kan sore sore gk terlalu panas kali" sahut Dito
"iya enak juga tuh. udah lama gk olahraga" sahut Mondi
"jam berapa emang?" aku bersuara
"jam tiga sore gimana?, kita kumpul di tempat biasa. steve, lu wajib ikutan ya" Dito menepuk bahu steven. steven hanya mengangguk
"ok gua ikut, tapi jadi penyemangat aja ya, sambil duduk cantik ngeliat cowok cowok seksi disana main bola juga" Melly mulai genit
"iya bener juga sih, yaudah gua ikut juga deh" sahut Riska
"huu... kalo soal cowok aja langsung cepet lu. dasar ganjen" nyinyir Dito
"yee. biarin kita kan cewek, iya kan Mel" Riska menyenggol Melly, melly pun mengangguk angguk
"iya dong" mereka pun tos bersama dan tertawa, aku geleng geleng melihat tingkah laku mereka yg sesaat bertengkar sesaat kompak.
bel sekolah berbunyi, besok adalah hari terakhir MOS dan artinya besok adalah penutupan dan pemberitahuan ekstratulikuler sekolah. aku berencana mengajak steven untuk ikut eks karate, toh dia juga atlit karate dan dia pasti mau ikut. aku melangkahkan kakiku menuju gerbang sekolah. Dito and the gangs sudah duluan pulang dijemput ortu mereka masing masing sementara steven entah dimana. aku mencarinya dari tadi tapi hasilnya nihil jadi kuputuskan untuk pulang sendiri, mungkin dia sudah di tempat biasa nungguin angkot. dan ternyata memang benar, aku melihatnya duduk sendirian dengan wajah murung. dia kenapa ya
"steve" aku berteriak dan berlari kearahnya, dia melihatku dan wajahnya berubah menjadi senang sekali, tersenyum lebar.
"hai, lu gk bareng kak kelvin?" tanya steven tiba tiba saat aku sudah duduk disampingnya
"gk deh, gua takut ngerepotin dia" jawabku sedikit ngos ngosan
"jadi lu ninggalin gua gara gara lu mikir gua bareng kak kelvin, gitu?" steven hanya mengangguk dan wajahnya kembali murung
"lu kenapa sih? ada masalah?" aku kembali bertanya
"gk kok, lu jadi kan kerumah gua abis pulang sekolah?" dia balik bertanya
"ya dong" aku menjawab dengan senyuman lebar, tiba tiba ada suara motor yg kukenal
"adek, yuukk bareng kakak" kak justin? kenapa dia lewat sini ya. padahal kan arah sekolahnya gk kesini
"lo kakak kok lewat sini. kan beda arah" aku menjawab seadanya
"kakak abis beli sesuatu buat kamu, jadi kakak lewat sini deh" jawab kak justin
"oh iya kak kenalin ini temen aku steven" aku memperkenalkan steven ke kak justin, mereka saling berjabat tangan dan tersenyum
"hai kak, namaku steven. temen sekelas marvel" steven memperkenalkan diri
"gua Justin, kakaknya marvel. yaudah kalian naik aja. masih muat kok" tawar kak justin, aku saling bertatapan sebentar dengan steven. dia terlihat ragu
"emmm, kalo ada polisi gimana kak?" aku kebingungan
"kan kita bisa lewat jalan tikus" jawab kak justin santai
"gimana steve? mau gk?" aku berbalik bertanya kepada steven
"emm" steven berpikir keras
"udah naik aja" kak justin mulai geregetan
"ok deh" steven terlihat terpaksa, lalu aku naik duluan dan duduk ditengah tengah kak justin dan steven. sungguh posisi yg aku gk suka. pantatku tiba tiba rasanya sedikit nyeri dan perih. aku mengeluh pelan tapi gk sampai didengan mereka berdua dan mulai melingkarkan tanganku di tubuh kekar kak justin.
"steven juga pegangan ya" perintah kak justin
"iya kak" jawab steven
kami pun melaju menembus jalan tikus yg lumayan ramai, sampai hampir menabrak anak ayam yg mencari makan ditengah jalan. dan akhirnya sampai kerumah juga. rambutku berantakan seperti film dragon ball super saiya level 2. smua rambutku berdiri sempurna sementara steven masih terlihat baik baik saja, mungkin dia gk terlalu banyak gerak atau sudah merapikan rambutnya lagi. aku memaksa steven untuk masuk rumahku dulu dan akhirnya dia mau juga. sesampainya didalam aku terkejut karena ada kak kelvin yg sudah duduk manis diruang tamu ngobrol dengan mamah.
"loh kak kelvin kok ada disini?" aku bingung setengah hidup
"ohh, kalian sudah pulang ya. wah siapa nih kok cakep banget sih" mamah berdiri dan menghampiri kami, kak kelvin mengekor mamah
"halo tante saya Steven, temen sekelas sama marvel" steven memperkenalkan diri sendiri dan berjabatan tangan dengan mamah. mamah terlihat sumringah
"oh temen sekelas sama marvel yaa. kalo marvel nakal jangan sungkan sungkan buat marahin dia ya haha" celetuk mamah
"siap tante" steven hanya nyengir kuda, aku pun merengut gk terima
"apaan sih mamah, emangnya marvel pernah nakal di sekolah?!" mamah malah tertawa ngakak dan memelukku sesaat
"ya ampun sayang. mamah kan cuma bercanda. yuuk duduk duduk smuanya, kalian makan dulu ya. tante udah masak banyak soalnya papahnya marvel hari ini pulang" mamah pun menuju ke dapur secepat kilat
"oh iya kok kak kelvin bisa ada disini?" aku masih bertanya ke kak kelvin
"mm... gua disuruh bokap buat nganterin dokumen aja ke nyokap lu. kan papah lu mau pulang hari ini" jawab kak kelvin panjang lebar. aku hanya meng Oo kan. dan duduk di meja makan.
"yukk makan dulu. besok hari terakhir MOS kan jadi gk papa lah kalo seragam kalian kena noda dikit kalo makan, kan udah ganti seragam lagi kan hehe" mamah datang membawa lauk pauk yg lumayan banyak salah satunya rendang.
kak justin melirikku seolah ingin memberi tahuku sesuatu tapi aku gk paham apa maksudnya. dia terlihat menatap kak kelvin tajam, ada apa ya dengan mereka....
cukup dulu 3 scene dulu. besok sambung lagi. thanks yg udah baca
gua ada diary kok. juga kalo percakapan pasti ada yg gk sama kayak aslinya. cuma dimanisin aja biar enak dibaca. tapi overall cerita gua asli dan gua punya IQ yg cukup buat nginget smua, sekitar 145 IQ menurut tes IQ dulu
Gini kakak, gua punya diary yg gua tulis tiap hari dan di kisah ini gk perlu gua bahas karena hanya hal gila yg ada di hidup gua aja yg gua bahas sesuai judul, soal berantem ada kok di diary gua dan gua inget banget waktu itu. Gua punya diary yg cukup lengkap tapi ya ada percakapan diatas yg gua manisin biar enak dibaca aja tapi overal cerita yg gua bahas memang ada dan pernah gua alamin. Gua gk perlu lu percaya sih kak toh gua cuma sharing disini kalo gk suka gk usah dibaca kalo suka gua sangat berterima kasih
Ok makasih kakak sarannya. Maklum lah penulis baru disini. Ini juga copas dari words 5 tahun yg lalu kok hehe jadi gk sempet edit banyak. Next time gua kasih jarak deh hehe
sedikit bumbu gak apa lah. kita nikmati aja penulisnya eh tulisannya