It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
28/05/2017
Dream. Part 1
Hi, its me.. How is your day? Good?.
Well, i want to say that, this method really able to make remember some things. Little by little hehe..
Dan sebelum memulai saya ingin mengucapkan selamat berpuasa bagi teman2 yang menjalankannya.
Dalam part ini saya akan membicarakan apa mimpi saya. Mimpi yang bisa dibilang hancur karena ketidak adilan dan ego orang dewasa. Meski ya, siapa yang tidak kecewa. Tapi saya harap, ini menjadi motivasi saya, untuk tidak menjadi orang dewasa seperti mereka.
Pertama-tama saya ingin bertanya suatu hal. Why do you think birds fly?
Kewajiban?
Keinginan?
Mencari mangsa?
Berburu?
Atau apa?
Lalu kita? Hidup ini ingin jadi apa? Mau jadi apa? Apa tujuannya? Mungkin beberapa ingin mengejar materi,ingin mengejar surgawi,ingin mengejar nama baik, digandrungi, idola, demi kepentingan manusia, ingin mengejar kedamaian. Iya, setiap orang punya keinginan-keinginan tersendiri yang tidak bisa kita kekang dan mungkin bersebrangan dengan ideologi kita.
Well, bicara tentang saya, sudah saya bilang pada tulisan sebelumnya bahwa, dimasa kecil saya, saya adalah anak yang sebenernya cukup bersinar. Baik secara sifat amupun pergaulan. Masih teringat di dalam memori saya, ketika ditanya guru disekolah, apa mimpi saya, saya dengan gamblang dan bangga mengatakan menjadi dokter anak. Kenapa? Karena saya ingin menjadi orang yang mampu mengobati anak2 yang sakit, sama seperti saya yang memiliki tubuh yang cenderung lemah. Kenapa saya bisa bilang saya gamblang dan bangga?.selama beberapa kali guru saya bertanya, masih saya ingat bahwa kebanyakan anak-anak dikelas mempunyai mimpi yang berubah2 atau bahkan bukan mimpi malah, ingin berguna untuk orang tua, negara (pfft said those child who went drunk and doing criminals in far future and making problems for their parents lol dudes) atau bahkan menjadi kaya dimana saya, ketika kecil sama sekali tidak terbesit dalam otak untuk punya banyak uang.
Kembali pada masa kecil saya, saya sangat menyukai biologi, bahkan saya sering kali bermain dengan tanaman-tanaman yang ada disekeliling saya dan seolah-olah membuat obat dari akar-akaran tanaman-tanaman liar. Mimpi saya tetap, dan tidak berubah sampai saya smp bahkan sampai lulus smp. Yah, meskipun kenyataannya saya tidak tahu kalau sekolah dokter mahal, dan mungkin ibu saya yang single parent tidak mungkin bisa membayar kuliah saya. But who knows, tuhan selalu memberikan jalan bagi yang berusaha bukan.?
Now, i'll like to introduce you to my dream fall. SMA. Ketika mengingat masa-masa itu aku masih sangat ingat ada api membara yang berkobar di dalam dada. Namun, bukan api semangat atau api-api positif yang ada. Api kebencianlah yang menyala. Seorang guru, yang harusnya menjadi panutan murid dan membawa mereka ke jalan yang benar, mengantarkan seorang remaja menuju cita-citanya malah menjebloskan ke sebuah keterpurukan. Menghancurkan mimpi yang dia bangun sejak kecil. Membuat dia hilang harapan. Kejadian ini bermula disaat kenaikan kelas. Disini, kita diberikan sebuah penjurusan. IPA atau IPS. Tentu saja, saya yang ingin menjadi dokter, berdoa untuk dapat masuk IPA. Tapi kenyataan memang tidak semulus harapan. Tercetak dari rapot saya tulisan S bukan A setelah tulisan IP. Tentu saja saya kaget. Dan langsung lemas. Siapa yabg tidak hancur melihat seperti itu. Belum lagi tekanan dari kakek dan nenek saya. Yang bilang malu lah, saya satu-satunya yang masuk IPS lah bodoh lah. Dan tiap kesalahan kecil saya selama sebulan itu saya selalu dijatuhkan dengan tema yang sama. Sakit? Jangan ditanya. Ini hati rasanya sudah remuk berkeping-keping. Saya, tentu tidak tinggal diam. Saya berusaha bertanya kepada wali kelas saya, beliau berkata bahwa bukan beliau yang menentukan siapa masuk dimana. Melainkan satu orang yang menentukan semua. Seorang guru Sejarah yang merangkap sebagai konseling. Dari ceritanya saja, menurut saya beliau tidak pantas jadi guru yang berkualitas. Beliau kuliah asal2an, dan bercerita bahwa dia jadi guru adalah takdir tuhan, dia bercerita bahwa temannya yang pintar pun tidak diangkat2 menjadi guru dan dia? Dia langsung diangkat.
Saya meminta wali kelas untuk membantu saya, saya bilang kalau saya ingin menjadi dokter dan kuliah dimasa depan. Dan saya tahu betul beberapa anak (banyak) yang masuk IPA sama sekali tidak menunjukkan niat untuk kuliah selepas SMA. Well, saya berfikir kenapa harus memberikan mereka sebuah kartu emas kalau nantinya kartu itu dibuang? Sedangkan saya? Saya lebih membutuhkan kartu tersebut daripada orang2 yang nantinya menyia2kan semua hal itu. Wali kelas hanya berkata, beliau tidak ada kewenangan, langsung tanya saja nanti saya bantu. Itu katanya, tanpa basa-basi saya menemui orang tersebut. Panggil dia ibu N. Disana dia dikerubungi oleh beberapa siswa yang juga tidak terima kalau dia masuk IPS. Terjadi beberapa antrian meskipun tidak lama. Dan ketika saya masuk dia sudah menebak apa mau saya dan ingin melihat raport saya. Katanya, nilai saya bagus di IPS. Well, iya nilai saya memang tidak sebagus IPS saya, tapi, hanya nilai kimia saya yang pas-pasan. Lucunya, hal ini karena kelas saya dapat guru kimia terkiler se sma. Di kelas lain yang punya guru berbeda, nilai mereka tembus angka 80 lebih. Kelas saya? Tertinggi hanya 76 dari kkm 70. Luar biasa? Iya.
Namun satu hal yang mengganggu saya adalah senyumnya, dia tersenyum sinis, seperti iblis. Well, saya tidak tahu apakah ingatan saya beeubah sejauh itu karena kebencian saya, tapi saya masih ingat senyum itu bagaikan seorang yang berada diatas rantai makanan. The one who win and able to staple all. Karena terdapat antrian ada dibelakang saya dan saya tidak bisa bertahan lama saya pun akhirnya mundur. Keesokan harinya teman saya bilang ke saya untuk datang saja kerumahnya karena dia berhasil masuk IPA mendengar hal ini sayapun berencana datang kerumahnya, sesuai dengan kata teman saya. Saya kesana dengan nenek saya. Sesampainya disana saya dan neneka saya memohon2 untuk dipertimbangkan saya diganti dari IPS ke IPA. Tapi senyum palsu itu muncul lagi. Saya merasa bahwa nenek saya benar2 malu saat itu, tak lama, kita berpamitan. Nenek saya berkata, saya tidak suka sama orang itu, yes so do i grandma. Setelah pulang kerumahnya dan saya masuk sekolah orang itu malah memandang saya sebelah mata, saya tidak dianggap ada. Ketika saya tanya dia tidak menjawab, bahkan memalingkan mata pun tidak. Saya ingat betul satu teman saya tidak masuk sekolah selama sebulan karena juga tidak terima sia masuk IPS. Well, I masih bertahan. Nenek saya pun mengusahakan untuk pindah sekolah asal masuk IPA. Tapi tidak bisa (kalau tanpa uang haha). Well, setelah sebulan ada kabar kalau 2 dari anak IPA hamil diluar nikah dan keluar sekolah. Ketika saya bertanya kepada ibu N dia menjawab ada antrian lainnya. Nanti di hubungi katanya, di titik ini saya mulai menyerah. Tapi dendam ini tambah parah, belum lagi keberadaan rumor bahwa ibu N ini disogok oleh beberapa anak untuk dapat masuk IPA. Dan saya, adalah anak yang masuk IPS karena tergeser oleh anak2 yang ortunya memberikan Uang terhadap ibu N. Hal ini saya dengar dari salah satu guru yang kaget dan bertanya. Loh kok kamu masuk IPS bukannya IPA?
Disitulah saya bertekad untuk melakukan sesuatu yang nantinya membuat dia menyesal, ya, saya akan masuk ke sebuah universitas negeri sebelum tes SBMPTN dimulai. I do, i accepted. Tanpa banyak siswa yang tau, bahkan teman sekelasku hanya beberapa biji saja. Serta hanya satu guru dan beliau mengumumkan di mimbar saat wisuda bersama teman-teman lainnya yang sudah diterima di perguruan tinggi lainnya. Saya melihat guru-guru saya mengucapkan selamat. Dan pada saat bertemu ibu N dengan logat aneh dia berkata "selamat ya" saya hanya tersenyum sinis. Dan kembali ramai saat menyalami guru2 lainnya. Iya dalam hati saya berteriak "I WIN"
To be continued for the next part
@lulu_75 :iya kak lulu memang kalau dilihat hidup saya berkembang jauh lebih baik dan damai daripada seblumny, tapi tetap saja. Hantu ingatan yang kelam ini dapat setiap saat datang dan tiba2 merubah mood saya motivasi saya dll.
02/06/2017
Hi, selamat berpuasa bagi teman-teman yang menjalankannya.
Dan welcome to part 2 of my experience? Thought? About dream.
Dalam pembukaan ini saya akan bilang sesuatu hal yang sebenernya agak unrelated sama previous story.
"sesuatu yang berasal dari hal yang tidak baik dan tidak tulus akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik/kurang diharapkan pula".
Trust your feeling and your heart. Then good things will come to fruit.
Meskipun kamu salah pilih, at least itulah pilihanmu, hal ini akan jauh lebih baik daripada pilihanmu dibuat oleh orang lain dan pada akhirnya kamu merasa tersiksa karena pilihan yang kau turuti mereka itu salah.
Mimpimu adalah milikmu, bukan milik orang lain, bukan juga harus dituruti orang lain, dan jangan sampai diubah orang lain.
Orang tuamu memang membesarkanmu, doa mereka yang melancarkan mimpi dan usahamu, tapi jangan takut untuk membicarakan mimpimu pada mereka jelaskan apa maumu dan biarkan mereka mengerti dan mendukungmu. Lakukan dengan kepala dingin bicarakan tanpa emosi, lakukan dengan santai.
Ok, back to the story.
Saya memang menang, menang dan berhasil menunjukkan kepada guru itu bahwasanya saya bisa dan saya bukan orang yang dia pandang sebelah mata. Tapi, saya kehilangan pegangan. Impian-Impian saya terbang. Menghilang. Saya kehilangan arah, bahkan untuk melakukan apapun menjadi sangat malas. Belum lagi jurusan yang saya ambil itu sebenarnya bukan jurusan yang benar-benar ingin saya ambil. Bahkan saya tidak tau mau ambil jurusan apa. Saya mengambil jurusan tersebut hanya karena nilai saya pada bidang tersebut cukup tinggi. Selebihnya? No plan, no passion.
Saya berbicara kepada ibu saya untuk bisa mengambil SNMPTN lagi selain jalur raport yang telah saya ambil, tapi beliau berkata bahwa ambil saja dulu dan akan beliau bantu kuliah lainnya setelah setahun kuliah. Sayapun mengangguk dan menuruti apa kata beliau. Satu tahun kuliah benar2 tidak ada gairah IPK saya 2 semester hanya sekitar 3.3 jika direrata. Sangat biasa. Saya pun malas-malasan. Belajar pun tak pernah saya lakukan. Mungkin ini adalah hukuman tuhan karena saya, masuk jurusan ini atas dasar sesuatu yang tidak baik dan tidak tulus. Iya, jurusan ini hanya sebagai alat. Untuk membalas dendam.
Sepertinya hal ini memang benar2 berlaku, soalnya. Teman saya sekarang ingin kuliah tapi bukan untuk tujuan yang menurut saya murni belajar. Sepertinya dia hanya ingin diakui dengan bisa belajar di LN. Hasilnya? Sudah 2 tahun lebih dia berjuang, berjuat2 dia gelontorkan, padahal doa ibu sudah terkantung disaku badan. Tapi dia tetap gagal. Well, i dunno. Return to the story..
Hampir setahun berlalu, hari yang kutunggu hampir tiba saya akan daftat SNMPTN. Itu fikir saya. Tapi, ibu saya mendapat masalah keuangan sehingga, saya tidak dapat mengambil jurusan yang saya inginkan. I literally collapsed. Saya mulai mengenal depresi disaat2 ini sepertinya. Belum lagi mulai ada rasa denial dari diri saya. Karena saya sepertinya ada orientasi yang berbeda. Tapi, saya tidak bisa terus bersedih. Saya pun bangkit meski banyak hal yang menghadang. Saya lulus tepat waktu, cum laude meski saya sebenernya bisa achieve more jika satu tahun awal saya serius dan benar2 niat belajar.
Setelah lulus saya bekerja, well bisa dibilang bukan pilihan yang luar biasa dengan gaji kecil dan pekerjaan yang cenderung stagnan. But hey, i'm happy with that, pertama kalinya i make decision, dan meskipun i regret sedikit karena ada panggilan kerja yang sebenarnya memiliki gaji yang lumayan tinggi, saya dikelilingi orang2 luar biasa. Namun, setelah beberapa saat saya ingin mengejar mimpi saya, yang saya inginkan. Belajar di luar negeri, disuatu jurusan yang agak-agak scientific meski berbau ilmu sosial.
Tapi ibu saya, menginginkan saya kuliah didalam negeri, dan menawarkan beasiswa yang diberikan oleh temannya dann saya disuruh daftar kesana. Ok, saya turuti kemauan ibu saya, meski saya sebenarnya merasa bad feelings dengan keinginan ibu saya. Saya, daftat, dan dengan 3x proses saya diterima. Tapi, depresi saya kumat disini, tempat ini is not a place where i belong. Saya menyesal dan marah, karena kesempatan lpdp saya hangus sia2 ditempat seperti ini.
Saya menyesal karena tidak menolak keinginan ibu saya.
Tapi saya berjanji untuk menyelesaikan studi ini dan tetap mengejar master studi yang ke 2 kalinya. Namun kali ini saya ingin berbicara dari hati ke hati dengan ibu saya. Mengharap ridho nya dan doa darinya.
Kembali ke part 1, why the birds fly? The birds fly because they want to fly, they fly because the sky is so vast ro explore and their wings have countless possibility..
Sama seperti manusia, selagi ada jalan masih ada kesempatan. Meskipun mimpi telah hilang jangan berkecil hati dan tidak berjuang. Anggap tidak memiliki mimpi adalah peluang bahwasannya diluar sana ada ribuan mimpi bagai bintang yang belum kita temukan.
Dan buat kamu yang merasa tersesat dalam hidup dan berjalan tanpa tujuan. Hey!!! Saya juga demikian. Anggap lah saya sebagai orang yang senasib sepenanggungan. Saya juga tersesat. Dan mari, kita tersesat bersama
The next story mungkin ada hubungannya dengan agama dan pandangan saya.. Terima kasih banyak sudah menyimak
@Llybophi : ini cuma dari pandangan saya ya, saya juga tidak tau isi hati guru saya tersebut, dan masalah IPA IPS teman saya menyogok adalah rumor meskipun aneh juga jika satu guru ikut mempertanyakan keberadaan kelas saya.
@lulu_75 : both sides, membuat saya kuat sekaligus menghantam dan menciptakan rerakan yang sebenarnya bisa membuat runtuh tiba2
Perspective
Hi, its me again.. Maaf lama nggak nulis karena provider error berhari2 jalan beberapa KB aja jd gak bisa bypass ke VPN... Serta agak hectic jadi nyicilnya sedikit2 sekali..
Nah melihat tulisan saya sebelumnya apakah saya memiliki mimpi? Nope, my dream has long lost and crushed, tapi dalam menjalani hidup ini yang mulai tanpa arah kendali dan keinginan. I set my goals. Meskipun, pada hakikatnya saya hanya fisik kosong yang berlari tanpa hati.
Sebelumnya saya bilang akan menulis tentang agama dan depresi..
Tapi mungkin kali ini saya ingin menulis tentang sesuatu yang berhubungan dengan perspektif sebagai pembuka, serta agar tidak bertabrakan dengan berbagai perspektif dan opini tentang apa yang akan saya bahas masalah agama.
Seseorang memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat suatu hal, ada yang holistic dan menyeluruh dalam melihat suatu hal, ada yang fokus pada satu hal dan satu kacamata dan ada yang cuek terhadap suatu hal.
Sama halnya dengan orang2 yang berada didesa dan dengan makanan yang sama selama bertahun-tahun. Saya rasa akan kagum, asing dan tidak nyaman dan tidak menerima makanan baru yang tudak pernah diicipi dan dirasakan dilidahnya (meski ada pula yang menerima dan curious sama hal2 baru yang belum pernah dia rasa)
Jika ditanya saya mana yang benar. Maka saya akan bilang semua benar. Tapi jika ditanya mana yang hendaknya dilakukan akan tercapai mutual Understanding yang lebih baik. Maka saya akan lebih condong melihat dengan pandangan yang kiranya holistic dan menyeluruh. Bagaimana dengan kamu? Saya yakin akan ada yang berfikir berbeda.
Bagaimana suatu perspektif itu dibentuk? Menurut saya perspektif dibentuk berdasarkan perjalanan hidup seseorang, lingkungan, apa yang dia tonton, apa yang dia baca, bicarakan dan segala yang dia fikirkan. Dalam mencakup hal ini saya akan membawa sebuah contoh yang unik dimana hal ini dilakukan oleh saudara kita di suriname, believe it or not masjid disuriname terpisah menjadi 2 faksi. Masjid yang mengarah ke ka'bah dan masjid yang mengarah ke barat. Kenapa hal ini terjadi? Tentu jawabannya adalah perspektif. Satu perspektif kelompok dimana melihat agama sebagai budaya dan menganggap bahwa shalat adalah menghadap ke barat dan satu pihak mengikuti hukum ka'bah. Mana yang benar? Saya pribadi tidak bisa menjawab. Orang lain? Pasti ada menjawab yang ke arah ka'bah.
Perbedaan khususnya tidak hanya pada cara pandang atau perspektif , menurut saya hendaknya bukanlah sesuatu yang patut untuk diperdebatkan. Namun, menurut saya adalah salah satu cara untuk mencapai suatu pemahaman. Mungkin ego antar satu ke yang lain memang berbeda tapi hendaknya ego itulah yang harus ditekan. Karena jika ego tidak ada maka, tidak akan ada suatu kaum yang merasa bahwa merekalah yang absolut dan tidak memiliki kesalahan.
Karena apa? Tuhan sendirilah yang menciptakan perbedaan. Tuhan pula yang memberikan logika dan perasaan. Lalu? Apakah ada yang absolutly right? Ada. Tapi menurut saya bukan manusia yang menilai seseorang itu salah atau seseorang itu benar. Sebagai contoh tidak semua konteks dan kejadian menjadi salah dan menjadi benar. Salah satu quote yang pernah saya baca sliweran di facebook yang ingin saya tulis disini adalah "meskipun semua orang melakukannya maka belum tentu dia benar, dan ketika tidak ada yang melakukannya belum tentu dia salah." Mungkin juga dengan PLU seperti kita, meskipun kita gay, belum tentu kita memiliki dosa yang lebih banyak daripada str8, dan yang str8 belum tentu lebih bersih dari kita yang gay. Karena hanya tuhanlah yang tahu siapa yang pantas dan siapa yang tidak. Siapa yang berbuat baik siapa yang jahat. Mana yang memang dosa mana yang pahala.
Well, semoga saya diluangkan waktunya untuk menulis tentang agama dan depresi selanjutnya..