It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mention gua jg bro
Kelvin mungkin tidak mempunyai pilihan, tapi setidaknya dia bisa melakukan sesuatu agar terhindar dari mimpi buruknya. Dikantor dia berusaha meminimalisir sekecil mungkin kesempatan dia dan Angel bertemu diluar jam kerja. Tidak seperti biasanya dia memilih untuk pergi ke kafeteria atau taman diluar komplek gedungnya untuk makan siang. Pada saat dia berdiskusi dengan Angel, dia selalu memastikan ada banyak orang disekitar mereka dan pembicaraan mereka mengerucut pada permasalahan pekerjaan.
Tingkah laku Kelvin bukannya tidak terbaca oleh Angel, tetapi dia memilih membiarkannya karena bisa dilihat dengan jelas kondisi Kelvin seperti orang yang terkena alat kejut. Dia tidak mau membuat Kelvin ketakutan lebih dari yang dirasakannya sekarang. Jika dia ingin memiliki Kelvin maka cara terbaik menghadapinya adalah dengan ketenangan. Apalagi menilai dari apa yang dia lihat Kelvin terlahir sebagai Beta, tetapi entah mengapa dia berubah menjadi Omega.
Ini pertama kalinya Angel berhadapan situasi seperti ini. Sebelumnya dia memang pernah mendengar kemungkinan dua persen seorang Omega terlahir sebagai Beta. Kondisi ini disebabkan adanya loncatan genetik dari generasi sebelumnya dan biasanya kondisi mereka tidak terdeteksi dari dini seperti halnya orang dengan kategori umum. Apa dan kenapa hal ini terjadi? Tak ada yang tahu. Para ahli sedang menyelidiki hal ini, tetapi karena kondisi ini langka dan orang yang memiliki karateristik ini memilih untuk menutup diri mereka dari publik sehingga penelitian yang dilakukan tidak berjalan dengan mulus. Bisa terlihat Kelvin adalah tipe yang merahasiakan jati dirinya. Karena itu ini adalah persoalan yang pelik.
Meski demikian Angel pun bingung bagaimana cara menarik Kelvin dari tempurungnya. Jika yang bersangkutan menolak jati dirinya maka ini akan menambah tingkat kesulitan. Yang bisa dilakukan Angel adalah melihat situasi dari jauh untuk sementara waktu.
“Angel, bisa tolong berhenti mengernyit?” Sonya mengeluh dari balik komputernya. “Setidaknya lakukan itu demi para penggemarmu.”
Angel tidak menggubris komentar mengejek Sonya. “Sonya, kau tahu banyak mengenai Kelvin Marius?”
Sonya melirik dari balik kacamatanya. “Kelvin seorang Beta, Angel.”
“Apa aku mengatakan sesuatu?”
“Tidak, tapi niatmu sejelas sinar matahari.”
Angel menarik sudut alisnya. “Sejelas itu?”
“Kau bisa menipu orang lain, tapi bahasa matamu terlihat jelas bagiku, temanmu dari kecil.”
“Haha..., Tapi apa tadi kau bilang? Dia Beta? Kau yakin?”
Gatal menyergap telinga Sonya, dia menyandarkan punggungnya, menyilangkan tangan dan kakinya lalu memusatkan perhatiannya pada Angel. “Ada yang ingin kau bicarakan?”
Beruntung sekarang waktu makan siang hingga tak ada orang didalam ruangan selain mereka berdua. Tak kalah dengan Sonya mata Angel pun membulat tegas. “Aku sudah bertanya padamu sebelumnya apa yang kau tahu tentang Kelvin? Aku tahu dia adalah murid favorit ayahmu.”
Sonya berkontemplasi sebelum menjawab pertanyaan Angel. “Iya, Aku tidak terlalu mengenal dia. Aku hanya kenal Pamannya, Chris, teman kuliahku dulu.”
“Ha?”
“Hmm, usia mereka hanya terpaut lima tahun karena itu aku sering melihatnya mengikuti Pamannya. Dia tidak terlalu banyak bicara, tapi dia sangat menjaga Pamannya.”
“Apa maksudmu dengan menjaga?”
Sonya menghembuskan napas, “Chris, sangat terkenal. Dikampus dia bisa dibilang jenius. Dia dapat memperbaiki barang-barang lama dan membuatnya menjadi sesuatu yang baru, tapi bukan itu yang buat dia terkenal. Dia pencinta pesta dan..., sex.”
“Dia Omega?” Alis Angel bertaut.
“Yeah. Dia vulgar dan tidak terlalu menjaga jati dirinya. Pernah suatu hari Aku dan teman-teman yang lain kebingungan dengan menghilangnya Chris selama satu tahun penuh. Aku mencari tahu ke bagian administrasi ternyata dia mengambil cuti selama satu semester. Dia hanya cuti satu semester, tapi hilang selama satu tahun membuat kami semua heran. Kami pergi keapartemennya ternyata dia sudah pindah. Dua minggu kemudian Trey sahabatnya paling dekat mendapat telepon dari Chris. Dia minta tolong pada Trey untuk mengirimkan catatan selama dia absen. Kalau begitu saja mungkin Trey tidak terlalu panik, tapi Chris memberitahu dia dirawat dirumah sakit. Akhirnya kita semua mendatangi dan terkejut bukan main ternyata selama dia menghilang sebuah keluarga Alpha menyewa rahimnya.”
Angel tidak terlalu terkejut karena praktik ini sangat umum meski ilegal.
“Mereka menyewanya untuk melahirkan keturunan keluarga mereka karena mereka putus asa. Dan si idiot Chris menyetujuinya begitu saja karena dia ingin beli mobil. Kelvin yang berada disampingnya hanya terdiam selama kami mengunjungi. Sampai..., Chris keluar dari rumah sakit. Kau tahu apa yang dilakukan si idiot itu? Dia membuat pesta perayaan untuk anak pertamanya.”
“.....”
“Setelah pesta selesai hanya ada tiga orang yang masih tersadar Aku, Chris dan Kelvin, tapi mereka tidak menyadari aku tersadar. Aku hanya pura-pura tertidur karena sebelumnya para idiot memainkan permainan bodoh. Aku tadinya bermaksud untuk pulang, tapi terhenti karena mendengar isak tangis dari balkon. Ketika aku mengintip ternyata yang menangis adalah Kelvin...,”
“Kenapa Chris? Kenapa kau melakukan perbuatan bodoh ini?”
“Chris tidak menjawab Kelvin, dia dengan tenang minum bir ditangannya,”
“Kenapa kau tidak menghargai dirimu sendiri? Kenapa kau menyia-nyiakan dirimu seperti ini? Kau tidak harus menjadi Omega!”
“Hehehe..., waktu aku seumurmu aku juga berpikiran seperti itu. Persetan dengan Omega! Aku terlahir Beta maka aku adalah Beta sejati. Tetapi lagi dan lagi memori waktu itu membanjiri kesadaranku. ...Aku adalah Omega Kelvin. Mau lari dari kenyataan pun tubuhku tidak dapat menyembunyikan kebenarannya. Aku hanya menerima takdirku, apa itu salah? Mau aku apakan tubuhku itu adalah urusanku Kelvin. Malah lebih baik aku sendiri yang mengendalikan tubuhku daripada orang lain. Dan Kelvin..., jangan paksakan nilai-nilai moralmu padaku. Aku tahu kau tak mau lagi melihatku seperti dulu, tapi keadaannya sekarang berbeda. Aku sudah dewasa, aku bisa membuat pilihanku sendiri. Kalau kau tidak mau melihatku seperti ini ada baiknya kau tidak mengikutiku lagi.”
Kini Angel mengerti mengapa Kelvin seperti itu, tapi ada sesuatu yang lain mengganjal pikirannya. “Sesuatu terjadi pada Pamannya?” Itu bukan pertanyaan.
Sonya mengangguk pelan. “Sepertinya iya dan apapun itu memberikan dampak besar terhadap Kelvin. Jadi mengenai pertanyaanmu aku tidak bisa menjawabnya. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu. Karena itu apapun rencana yang ada dikepalamu berhubungan dengan Kelvin hentikan sekarang juga. Kalau pun dia seperti anggapanmu sangat jelas dia tidak menginginkannya.”
“Itu bukan keputusanmu dia menginginkannya atau tidak,” Wajah Angel sama sekali tidak memperlihatkan keraguan.
Tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan untuk sahabatnya, Sonya bangkit dari tempat duduknya. “Terserah saja kalau kau mau mimpi disiang bolong, tapi aku hanya ingin mengingatkanmu. Kau pernah bilang apapun yang ada didalam darahmu tidak mengendalikan jati dirimu. Apakah kata-kata itu masih berlaku?”
Tidak menunggu jawaban dari Angel, Sonya pergi meninggalkannya. Angel tidak dapat menampik kata-kata terakhir Sonya. Dia hanya dapat membiarkan duri yang telah dipilihnya berkembang dalam hatinya.
*****
Minggu ini adalah minggu terakhir tim Caprius bekerja di Library of Mankind. Sebagian orang tidak rela melepas mereka karena tidak ada lagi kesempatan untuk melihat kepala tim Caprius yang tampan. Sebagian lagi senang karena program yang mereka perbaiki kini bekerja baik dengan program institusi, tapi dari semuanya yang betul-betul merasa bahagia dan lega adalah Kelvin.
Tidak ada lagi mata yang mengikutinya, tidak ada perasaan berat yang mengganggu pikirannya dan tidak ada lagi desiran aneh yang mengacak-acak keseimbangan logikanya. Dia hanya perlu bertahan hingga akhir minggu ini, tiga hari lagi dan semuanya kembali seperti semula. Tetapi ada satu hal yang masih harus dikerjakan.
Sebagai rasa terima kasih Mr. Hallow dan Professor Travis berinisiatif membuat acara makan malam untuk tim Caprius. Kelvin, Chen dan Emily dari departemen Public Relation, ditugaskan mempersiapkan acara tersebut. Tapi yang membuat Kelvin kesal adalah Mr. Hallow menyuruhnya secara khusus untuk mempersiapkan hidangan yang disukai Angel. Bagaimana pula Kelvin bisa tahu apa yang disukai Angel? Namun Kelvin tak kehabisan akal.
Dari informasi yang diketahuinya Sonya adalah teman dekat Angel dari kecil. Berdasarkan info tersebut jelas Sonya adalah narasumber terbaik tugas ini. Sayangnya dari pagi hingga sore ini Sonya tidak terlihat batang hidungnya sama sekali. Mark memberitahu Kelvin bahwa Sonya sedang pergi bersama Angel ke kantor Caprius Tech Inc dan Mark tidak tahu kapan mereka akan kembali. Kelvin hanya bisa gigit jari mengetahui hal ini.
Terpaksa Kelvin mendatangi satu-persatu tim Angel, tapi lagi-lagi usahanya tidak menghasilkan apa-apa. Mereka sama sekali tidak tahu makanan apa yang disukai Angel karena mereka tidak pernah makan bersama dengan Angel. Satu hal yang mereka ketahui semua makanan yang dimakan Angel disediakan secara khusus oleh sekretarisnya, Ms. Cavill.
Pundak Kelvin mengendur perlahan menyadari satu-satunya cara dia bisa menuntaskan tugasnya ini hanya bertanya langsung pada Angel. Padahal dia sudah membayangkan jika saja Sonya ada ditempat dia tidak perlu bertemu langsung dengan Angel. Kelvin mengubur wajahnya diatas meja. Karma apa yang pernah dilakukannya hingga nasibnya seperti ini. Sudahlah tubuhnya semakin terasa tidak nyaman, sekarang dia masih digerecoki urusan orang yang tidak disukainya. Nasibnya memang sangat buruk.
“Kelvin..., Kelvin...,” Seseorang mengguncang tubuh Kelvin. Dengan kepala lunglai Kelvin melihat orang yang berdiri disampingnya. “Sonya sudah datang.”
Telinga Kelvin segera menangkap perkataan orang yang disampingnya dan kakinya tanpa menunggu sedetik lagi beranjak kemudian berlalu. “Terima kasih Chen!”
Chen hanya menatap tingkah Kelvin dengan keheranan, tapi... “AH!!!” Chen lupa memberitahukan sesuatu pada Kelvin.
Langkah Kelvin panjang dan kukuh melewati lorong antara Departemen Restorasi dan Departemen Teknologi. Namun langkah dan senyum Kelvin membeku ketika didepan matanya dia tidak hanya melihat Sonya tapi juga punggung pria yang tidak disukainya. Kelvin berdebat dalam hatinya apakah dia menunggu diluar atau kembali lagi nanti. Sebelum pertanyaannya berhasil dijawab Sonya sudah terlebih dahulu memanggil Kelvin untuk mendekatinya. Angel yang tadinya sibuk dengan kertas ditangannya kini melihat Kelvin dengan tatapan terhibur. Mengacuhkan Angel, Kelvin perlahan mendekati Sonya.
“Kau mencariku?”
“Umm..., ya.”
“Chen bilang kau mau menanyakan perihal makanan apa yang disukai si rubah ini?”
Angel sangat terhibur dengan adegan yang terjadi didepannya. Dahi yang mengkerut tujuh lapis dilengkapi bibir merah yang bertaut membuat dirinya sulit menahan tawa. Aroma bunga dan buah-buahan dari tubuh Kelvin kini semakin kentara dari sebelumnya. Alpha biasa mungkin masih belum menyadari aroma ini berasal dari Kelvin, tapi Angel adalah Alpha Premium. Dari pertama kali dia masuk ruangan Kelvin aromanya menusuk indera penciumannya. Kini aromanya begitu kentara hingga dia harus mengumpulkan segala akal sehatnya untuk tidak menerkam Kelvin sekarang juga. Jika dugaannya tidak salah masa Retrograde Kelvin semakin mendekat. Dia mengencangkan kepalan tangannya. Kelvin harus segera menjadi miliknya.
“Maaf Kelvin, terakhir kali aku tahu dia tidak suka sayuran, tapi tadi siang sekeretarisnya menyiapkan salad dan dia melahapnya dengan tenang.”
Angel terkekeh, “Hei, orang bisa berubah.” Perkataan Angel bermaksud ganda dan Sonya menangkapnya. Sedangkan Kelvin menggerutu dalam hati.
“Terserah. Kelvin sepertinya kau harus minta bantuan langsung pada si rubah ini. Kalau dia macam-macam kau tendang saja selangkangannya. Tenang saja kau bekerja disini dia tidak akan bisa menyentuhmu.”
“Ouch Sonya, bisa tidak kau tidak bicarakan selangkanganku seperti itu. Aku masih membutuhkannya. Benarkan Kelvin?” Angel mengedipkan satu matanya kepada Kelvin.
“....”
“Aku ingin sekali membantumu, tapi sekarang aku masih sibuk. Bagaimana kalau nanti kamu ikut denganku?”
Alis Kelvin bertaut penuh dengan tanda tanya.
“Kamu tahu makanan apa yang aku suka? Ada bagusnya aku tunjukkan langsung.”
“Mr. Caprius, Phoebe sudah masuk,” Salah seorang tim Caprius menyela pembicaraan.
“Aku akan menjemputmu diruanganmu setelah jam enam. Tunggu aku,” Dengan itu Angel meninggalkan Kelvin yang linglung.
@SteveAnggara @lulu_75 @sar_el @zeamays @b_hyun
Tidak menuruti perintah Angel, Kelvin memilih untuk menunggu dilobi. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan belas lebih lima belas menit. Moodnya semakin memburuk setiap menit yang berlalu. Tanpa menunggu persetujuannya, Angel begitu saja menariknya ikut dengannya dan sekarang orang yang bersangkutan terlambat lebih dari lima belas menit. Jika saja dia tidak sedang melaksanakan tugas sudah pasti dia akan segera pulang dan menenggelamkan tubuhnya dalam air hangat. Kelvin merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal-pegal.
Dilantai dua Angel menyisiri tiap sudut ruangan Kelvin. Dia kecewa saat Angus memberitahunya Kelvin sudah pulang. Anak itu! Dengan langkah berat Angel beranjak untuk pulang. Tetapi matanya membesar ketika melihat penampakan Kelvin di lobi. Matanya berseri seketika, tapi dia menahan bibirnya untuk tetap rapat ditempatnya. Dia tak mau Kelvin melihat niat aslinya mengajak Kelvin malam ini.
Dengan langkah tenang dia mendekati Kelvin. Raut wajah Kelvin sudah sama sekali tidak beraturan. Iritasinya bertambah melihat orang yang seharusnya sudah datang dari tadi malah berjalan dengan santai.
“Beau, kenapa kamu tidak menungguku?”
Kening Kelvin mengernyit mendengar panggilan aneh dari mulut Angel. Dia tidak menggunakan kata itu untuk memanggil...ku, iyakan? Meski demikian Kelvin memberikan senyum terbaiknya, senyum bisnis. “Maafkan saya Mr. Caprius, tapi saya merasa menunggu anda lebih baik daripada membuat anda repot mendatangi saya.”
Angel berdengus pelan. “Baiklah kalau begitu sebaiknya kita segera pergi.”
Kelvin hanya mengangguk.
Sebelum lanjut Angel bermaksud berjalan beriringan dengan Kelvin, tetapi melihat Kelvin dengan wajah santai namun enggan akhirnya Angel memilih berjalan didepan. Mereka berjalan menuju pelataran mobil. Angel menempelkan kartu identitas tamu miliknya keatas alat pengenal identitas berwarna merah muda pucat yang tinggi, ramping, berdiri disamping jalan masuk pelataran lobi. Tidak lupa dia memasukkan nomor seri yang didapatnya setiap pagi dia datang.
Sebuah mobil berbentuk tabung segiempat, berwarna keemasan, Sedric Pods berhenti tepat dihadapan mereka. Kelvin sedikit kaget melihat mobil tipe keluarga yang biasa dilihatnya dijalanan digunakan oleh orang seperti Angel. Dari yang pernah dia lihat biasanya mereka yang berkantung emas seperti Angel menggunakan tipe mobil yang lebih ramping dan mutakhir. Kelvin tidak menyadari Angel telah menunggunya untuk masuk terlebih dahulu. Baru pada saat dia menyadarinya Kelvin memperlihatkan senyum bulat sabit yang menandakan Aku bukan perempuan. Angel tersenyum tipis melihat ini dan kemudian masuk kedalam mobil.
Selama dalam perjalanan mereka berdua hanya terdiam. Angel memandang keluar jendela dengan senyum yang terus mengembang diwajahnya, tetapi telapak tangannya menutupi bibirnya. Dia tidak mau Kelvin mengetahui bahwa dia membiarkan aura Alphanya memenuhi energi didalam mobil.
Kelvin yang tidak menyadari hal ini duduk dengan gelisah. Dia tidak mengerti mengapa udara didalam mobil begitu pekat. Dia tidak merasa sesak namun otot tubuhnya menegang. Sebenarnya dia ingin sekali menanyakan akan kemana Angel membawa dirinya, tetapi seluruh pertanyaan dan percakapan yang dia sudah persiapkan sebelumnya tertahan ditenggorokan. Mau tidak mau dia menerima nasibnya untuk duduk terdiam disamping Angel. Dengan gigi mengatup kencang dia berusaha untuk tidak merutuk setiap kali lengan mereka bersentuhan saat mobil berbelok atau berpindah jalur.
Mobil Angel menaiki The Centrifugal Tower, elevator yang digunakan untuk menaikkan mobil dari satu level ke level lain. Mereka naik hingga level paling atas yaitu level 10, lalu lanjut berkendara. Setengah jam kemudian mereka sampai di sebuah gedung tinggi nan megah berlantai dua ratus. The Eagle, gedung paling tinggi di Bellrock. Kelvin melihat Angel dengan wajah yang amat kebingungan. Angel tidak menghiraukan tatapan berapi Kelvin.
Sesampainya dihalaman parkir luar lantai seratus Kelvin sudah bersiap-siap untuk turun, tapi mobil Angel terus berjalan hingga memasuki parkiran dalam gedung. Perkiraan Kelvin sekali lagi meleset karena mobil terus melaju memasuki elevator khusus mobil.
“Selamat datang kembali Mr. Caprius,” Sebuah hologram perempuan yang terlihat sangat muda muncul di kaca depan mobil Angel. Alis Kelvin meninggi melihat penampakan program komputer yang terlihat sangat nyata. “Anda akan naik ke lantai berapa?”
“Langsung ke Penthouse.”
“Baik Tuan,” Segera mereka dibawa kelantai seratus sembilan puluh delapan.
Mereka keluar dari mobil sesaat setelah sampai. Mobil Angel secara otomatis dibawa keruangan khusus. Kelvin mengikuti Angel menuju pintu dengan wajah kosong. Sebuah lorong panjang menyambut mereka dengan dinding kaca menghiasi seluruh lorong. Program yang disebut Kirsten menyambut Angel dan menanyakan apakah dia ingin membuka pesan yang masuk. Angel memerintahkan Kirsten untuk menyimpan seluruh pesan masuk dan memintanya untuk tidak mengganggu hingga dia memanggil kembali.
Langkah Angel berhenti disebuah pintu sederhana berwarna kuning. Tidak seperti semua pintu yang ada dijaman ini dimana untuk masuk dan keluar membutuhkan identifikasi secara komputerisasi pintu kuning itu dibuka secara manual. Yaitu memasukkan kunci bergerigi ke lubang kunci lalu memutarnya. Dahi Kelvin otomatis mengernyit melihat adegan tak biasa itu. Dia belum pernah mengenal atau pun melihat orang memiliki pintu jenis yang dimiliki Angel. Dia hanya pernah melihat dari film-film lama yang pernah ditontonnya. Lebih aneh lagi pintu itu dipasang didalam perusahaan teknologi sebesar Caprius Tech Inc. Apakah ada alasan khusus?
Masuk kedalam barulah Kelvin merasakan kepribadian dan latar belakang seorang Caprius terpancar diseluruh ruangan. Dinding kaca menjulang tinggi, sofa putih menjadi pusat ruangan ditemani layar lebar diseberangnya terpasang di dinding yang memisahkan ruang kerja dibaliknya. Estetika modern yang menjadi tema utama interior dibuat lembut dengan lantai kayu dan warna alam. Begitu indah namun menambah misteri sang empunya. Sebenarnya orang seperti apa dia?
“Beau, silahkan duduk.”
Kelvin tersontak dari momen mengagumi ke momen mengesalkan dalam waktu sekejap. “Mr. Caprius, anda tidak memanggil sayakan?”
“Iya saya memanggil kamu. Beau,” Senyum tipis mengerucut dibibir Angel.
“Mr. Caprius perlu saya ingatkan anda sekali lagi. Jangan melakukan hal yang tidak masuk akal. Saya kesini untuk kerja bukan menemani anda bermain.”
Angel tidak menjawab, “Kamu mau tahu makanan yang aku sukakan? Sekretarisku sudah menyiapkan makanan. Melihat langsung akan lebih baik.”
Jamuan makan malam tersaji cantik diatas meja makan yang berada di sisi seberang ruang sofa dan satu kursinya sudah ditarik keluar oleh Angel untuk Kelvin duduki. Melihat ini Kelvin ingin sekali menolak dengan mentah dan berlari pergi, tapi sekali lagi dia diingatkan tugas yang dipercayakan padanya. Dengan langkah berat Kelvin berjalan dan pasrah duduk dikursi yang telah ditarik Angel.
Ujung bibir Angel semakin tertarik kearah matanya. Dia duduk tepat disebelah Kelvin. Kelvin tidak mengerti mengapa dia duduk sebelahnya. Meja makan ini panjang dan ada banyak kursi. Bukannya pemilik rumah biasanya duduk di kursi paling ujung? Pikir Kelvin dalam hati.
“Silahkan ambil makanan yang kamu suka.”
“..., Mr. Caprius saya kesini bukan untuk makan dengan anda.”
“Aku tahu, tapi sekarang sudah pukul tujuh malam. Hari ini adalah hari panjang untuk kita semua dan dari yang aku dengar seharian ini kamu berkeliling mencari tahu tentang diriku. Pastinya sekarang kamu lelah,” Angel berdiri lalu beranjak dari kursinya untuk mengambil mangkuk keramik putih berisikan sup dan menaruhnya diatas piring datar, didepan Kelvin. “Sebaiknya kamu makan mulai dengan ini. Sup wortel jahe, bagus untuk tubuh yang lelah.”
Akhirnya Kelvin menyerah dan mulai mengambil sendok, tetapi sesaat sup itu masuk kedalam mulutnya rasa hangat menjalar perlahan. Dia tidak menyadari tatapan Angel yang puas melihat dirinya makan dengan lahap.
Seminggu terakhir ini Angel memperhatikan warna wajah Kelvin kian meredup. Meski dia tidak tahu pasti apa yang sedang Kelvin hadapi saat ini, tetapi dia bisa melihat jelas Kelvin tengah berjuang dengan dirinya sendiri karena itu saat mengetahui Kelvin mencarinya dia menggunakan kesempatan ini untuk mencari tahu lebih dekat.
Setelah suapan terakhir, Angel tidak membiarkan Kelvin untuk mengambil jeda. Dia segera mengambil makanan pembuka lainnya berbentuk segiempat kecil yang terbuat dari tepung jagung yang dihiasi kacang pinus, kismis kering, keju Gorgonzola dan dibalut saus balsamic.
Mata Kelvin membulat saat makanan itu ditaruh diatas piringnya. “Mr. Caprius....”
“Ini makanan pembuka khas dari koki kami. Rasa gurih, manisnya merangsang nafsu makan. Cobalah.” Tidak mengindahkan protes dari Kelvin, Angel lanjut menuangkan anggur merah kedalam gelas Kelvin dan dirinya.
Kelvin bukanlah pemakan besar. Sup sebelumnya sudah cukup mengenyangkan perutnya dan lagipula dia harus secepatnya menuntaskan tugasnya. “Tuan, apa anda punya masakan tertentu yang anda hindari?”
Angel menyeringai, “Saya tidak punya masakan saya hindari, tapi untuk rasa harus ada satu hal penting dalam makanan yang saya konsumsi.”
“Kalau saya boleh tahu apa itu?”
“Semua makanan yang ada disini memiliki kondisi penting itu. Kamu harus coba untuk tahu,” Angel melahap makanan yang sama dengan ekspresi datar.
Dalam kepalanya Kelvin menyumpah serampah Angel. Dia sedang mengerjaiku!!! Tidak melihat pertanda Angel akan begitu saja membantunya dirinya, dia meneguk habis anggur merah dan memakan makanan yang dihidangkan.
Sendok ditangan Kelvin tak lagi bergerak setelah satu suapan kue. Kini perutnya sudah melebihi kapasitas dari biasanya membuat ikat pinggangnya begitu sesak. Tapi dia harus mengakui semua makanan yang dicobanya sangat lezat dan memanjakan lidah bujangannya. Sebagai seorang bujangan indera perasanya hanya dipuaskan dengan sereal dan makanan microwave. Semenjak ada Al dia melatih dirinya untuk memasak, tapi level dia pun hanya sampai steak ayam dan pasta. Jadi malam ini boleh dibilang adalah sebuah pesta makan yang sangat extravagant.
“Kok tidak habis?”
Kelvin melihat Angel dengan tatapan yang tidak lagi bersemangat. “Sudah cukup. Perut saya rasanya mau meledak.”
Angel terkekeh. “Kalau begitu ada baiknya kamu ke sofa dan merebahkan tubuhmu.”
Kelvin tidak lagi protes, dia hanya mengangguk dan beringsut dari kursinya. Di sofa tanpa ragu-ragu dia menyandarkan punggungnya dan meraba perutnya yang sedikit membuncit. Angel mendatanginya setelah menyiapkan satu botol anggur merah baru.
“Minum anggur ini. Anggur yang tadi teman makan, kalau yang ini menyegarkan lidah kita,” Angel menyodorkan satu gelas pada Kelvin dan Kelvin menerimanya.
Kelvin tidak tahu banyak mengenai anggur, tapi dia merasakan rasa buah-buahan menyergap indera perasanya. Saat Kelvin menikmati minumannya Angel duduk tepat disampingnya dan terhibur melihat Kelvin yang lebih santai dari sebelumnya. Mengintip dari balik gelasnya, alis Kelvin bertaut. “Mr. Caprius, apa menariknya saya bagi anda? Saya yakin “teman” anda banyak mulai dari Omega hingga Alpha dengan berbagai macam paras dan perangai untuk menemani waktu “bersenang-senang” anda. Anda tidak membutuhkan saya.”
Angel terkekeh sembari mereguk anggur ditangannya. “Beau, panggil aku Angel. Kita sedang tidak bekerja.”
Kelvin tidak menggubris.
“Aku tidak membutuhkan kamu adalah pernyataan yang terlalu subyektif. Sedangkan untuk pertanyaan pertamamu, aku pun tidak terlalu mengerti. Aku sendiri sedang berusaha mengartikan rasa ketertarikan ini dan Beau, jangan mengasumsikan aku sedangkal itu, tapi aku tidak menyangkal aku kenal banyak orang. Namun tidak ada satu pun dari mereka memberikan perasaan sekuat ini. Perasaan ini merayapi kesadaranku lalu mencengkeram kuat insting Alpha dalam diriku.”
Angel berhenti untuk berpikir sejenak karena sebuah kata yang tercetus tiba-tiba.
Senyum tipis ditujukan pada Kelvin. “Kamu pernah dengar Imprint?”
Mendengar kata itu gelak tawa menggelegar dari bibir Kelvin. “Hahahaha..., anda lucu sekali Mr. Caprius. Tempo hari anda bilang Frankeinstein adalah dongeng anak-anak dan sekarang anda mengatakan tentang mitos.”
Wajah Angel sama sekali tidak berubah akan olokan Kelvin. “Kamu yakin itu hanya mitos? Katakanlah kamu menganggap aku sebagai lalat pengganggu, tetapi reaksi tubuhmu setiap kali aku didekatmu bukankah terlalu berlebihan? Seperti saat ini meski kamu tidak menyadari sedari tadi aku duduk menempel denganmu, aroma dan...,” Telapak tangan Angel perlahan membungkus tangan Kelvin.
Seketika selimut hangat merambat dari permukaan kulit Kelvin dan debaran jantungnya semakin menguat. Kali ini Kelvin tidak menghindar. Entah apakah alkohol atau faktor lain yang membuat Kelvin terpaku dikursinya. Untuk kali ini, kali ini saja Kelvin membiarkan ruang dan waktu menghanyutkan dirinya.
Hembusan napas hangat Angel menyentuh lembut pipi Kelvin. Sesaat bibir mereka bertaut letupan-letupan gairah, hasrat dan rasa ingin lagi dan lagi bergaung didada Kelvin. Sungguh perasaan ini begitu asing bagi Kelvin. Namun begitu dia sedang tidak ingin mempertanyakan. Dia hanya ingin merasakan, mengalami.
Angel menggunakan waktunya dengan baik. Dia tidak memburu gairahnya hanya membiarkan bibirnya perlahan menikmati tiap sudut bibir Kelvin. Mata mereka beradu tanpa kata. Adalah sebuah perkembangan yang amat sangat pesat ketika tangan Kelvin memegang kepala Angel untuk mendekatkan wajah mereka lebih dekat. Sudut bibir Angel mencuat.
Angel memberanikan dirinya untuk melingkar tangannya dipinggang Kelvin dan mengelumat bibir Kelvin penuh dengan gairah. Secuil desah tipis menyelinap dari bibir Kelvin. Seketika suara menggairahkan itu terdengar ditelinga Angel, seketika itu juga dia menggamit gemas bibir bawah Kelvin. Kini Angel sepenuhnya dirasuki keinginan memiliki Kelvin sepenuhnya
Tanpa memutuskan tautan bibir mereka, Angel mendorong pelan badannya hingga dirinya berada diatas badan Kelvin. Kejutan demi kejutan ditunjukkan Kelvin. Tak hanya dia memasrahkan tubuhnya ditelusuri jari-jemari Angel, tapi dia juga tidak sungkan memperlihatkan hasrat terdalamnya.
“Beau..., jadilah Omegaku.”
Sedetik kalimat itu terlepas dari bibir Angel, sedetik itu juga memori pahit yang terbenam jauh dikepalanya menyeretnya kembali pada realita.
“Hng..., hng..., hng....”
“Tidak disangka ada Omega yang bersembunyi.”
“Bagaimana? Kalian puas? HAHAHAHAHAHA....”
“Bedebah kau menyimpan harta karun seperti ini. HAHAHAHAHAHA....”
“Hei..., bagaimana cara kau meyakinkan dia?”
“Aku tidak meyakinkannya. Aku hanya mengatakan jadilah Omegaku dan dia begitu saja percaya padaku. HAHAHAHAHAHA....”
“Malang sekali ditipu pacar sendiri. HAHAHAHAHAHA....”
“Hng..., hng..., hng....”
Kelvin mendorong kuat Angel hingga dia terjungkal kebelakang. Secepat kilat Kelvin merapikan kembali pakaiannya. Pekat hangat menggantung dipelupuknya. Angel bukan main tersentak akan perubahan yang dilihatnya. Dia mengerti mungkin Kelvin masih belum menerimanya secara penuh, tetapi tubuh gemetar Kelvin sangat tidak dipahaminya.
“...Beau?”
Tidak mengindahkan Angel, Kelvin beranjak cepat dari kursinya dan mencari tasnya. Sebelum dia berhasil menemukan tasnya lengan Angel menahan badan Kelvin dari belakang.
“Kelvin tenang..., tenang. Sebenarnya ada apa dengan kamu? Kenapa tiba-tiba kamu gusar seperti ini?”
Kelvin tidak menjawab. Pandangannya terpaku keatas lantai.
“Kelvin?”
“Mr. Caprius...,” Suara Kelvin yang serak membuat Angel tercekat. “Aku adalah Beta.”
Mendengar ini Angel tak mampu untuk berkata apa-apa lagi. Dia melepaskan lengannya. Angel hanya mampu melihat punggung Kelvin yang tiba-tiba terasa dingin. Dengan langkah berat dia menyuruh Kelvin menunggu dia menyiapkan kendaraan untuk mengantarnya pulang. Tak ada satu patah kata pun terucap dari Kelvin membuat rasa frustrasi menggelayut dikepala Angel.
Setelah tak ada lagi bayangan Kelvin tersisa diruangan, Angel menenggelamkan dirinya dengan anggur. Apa yang telah aku perbuat? Apa yang membuat dia seperti itu? Ratusan pertanyaan berkelebatan sepanjang malam.
Selamat membaca
Pamannya
Pagi ini Kelvin terbangun dengan tubuh lemas, pegal-pegal dan keringat berderai disekujur tubuhnya. Beruntung Al dan Pamannya sedang bermalam kerumah orang tuanya. Jika tidak dia akan kesulitan menjelaskan kondisinya saat ini.
Meski hari ini adalah hari Sabtu, tetapi acara makan malam untuk tim Caprius diadakan malam ini. Mau tidak mau dia menghabiskan waktunya ditempat tidur. Dia harus menyimpan energi untuk malam nanti. Setelah menyantap makan paginya, dia meminum obat pereda rasa sakit. Sebenarnya dia tidak yakin obat apa yang mampu mengobati penyakitnya. Dia hanya berharap obat yang diminum setidaknya mampu menenangkan pikirannya. Matanya melirik pada laci sebelah kanan tempat tidurnya. Tapi secepatnya dia mengalihkan pikirannya. Dia tidak mau tergoda godaan yang akan disesalinya nanti. Untuk membuat pikirannya tenang Kelvin kembali tidur. Obat terbaik saat ini adalah untuk tidak berpikir apa-pun.
Di tempat lain Angel merendam tubuhnya dalam air panas. Pikirannya masih berkecamuk memikirkan tingkah laku Kelvin malam itu. Disaat dia pikir Kelvin sudah ditangannya, dia bereaksi diluar dugaannya. Beberapa terakhir ini bahkan lebih parah dari biasanya. Kelvin memang tidak lagi menghindari dirinya, tetapi dia dapat merasakan Kelvin menciptakan aura penolakan terhadap dirinya. Begitu dingin dan berjarak.
Ditengah kontemplasi mendalam ketukan pelan terdengar dari balik pintu kamar mandinya. “Mr. Caprius, maaf mengganggu. Laporan mengenai Mr. Marius sudah saya terima.”
Mendengar hal tersebut Angel segera beranjak dari jacuzzi kamar mandinya. “Baik. Tunggu diruang kerja, lima menit lagi saya selesai.”
Angel beralih pada pancuran di sebelah jacuzzi. Dia membersihkan sisa busa yang masih menempel pada tubuhnya. Setelah bersih dia mengeringkan tubuhnya lalu mengenakan celana dalam dan gaun mandi. Keluar dari kamar mandi Angel bergegas menuju ruangan pakaian.
Di ruang kerja sudah menunggu seorang wanita berkaki jenjang, rambut bersanggul rapih sepadan dengan penampilannya yang terlihat profesional. Sesaat Angel melangkah masuk wanita itu segera meluruskan kakinya.
“Laporannya.”
“Ini Mr. Caprius,” Luna menyerahkan satu bundal berkas ke tangan Angel.
Angel membuka berkas tersebut dengan pelan-pelan. “Hanya ini saja?”
“Itu saja. Tidak ada riwayat hidup yang memberatkan Mr. Marius. Hanya..., dia pernah menghilang selama tiga hari pada umur sepuluh tahun,” Tepat Luna menjelaskan, Angel membaca perihal laporan anak hilang milik Kelvin.
“Penyebabnya?”
“Seperti dalam laporan itu alasan dia menghilangkan tidak disebutkan, tetapi yang pasti bukan karena penculikan karena Mr. Marius kembali dengan sendirinya.”
Satu alis Angel meninggi dan bibirnya mengerucut. “Bagaimana dengan Pamannya?”
“Hmm, sangat berwarna. Semenjak identitas Omeganya menyeruak kepermukaan di umur lima belas tahun, dia hidup seperti tanpa aturan. Dari umur delapan belas tahun hingga tahun lalu dia sudah melahirkan enam orang anak.”
“....”
“Namun salah satunya dibesarkan oleh Mr. Caprius. Namanya Alaistar Marius.”
Angel menatap gambar Al yang berada di pelukan Kelvin. “Sepertinya riwayat hidup Chris tidak lengkap?”
“Setelah lulus kuliah Mr. Darwin berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain. Bahkan dia melewatkan pendataan Omega tahunan dan ada masa selama lima tahun sebelum dirinya melahirkan anak yang kini bersama Mr. Marius, keberadaannya saat itu sama sekali tidak terlacak.”
Mendengar penjelasan Luna rasa penasaran Angel sama sekali tidak terpuaskan. Alasan dia melakukan penyelidikan ini karena semenjak pembicaraannya dengan Sonya, Angel merasa ada hubungan mendalam antara sikap penolakan Kelvin dengan Pamannya. Tetapi semua laporan yang diberikan Luna tidak memberikan jawaban absolut. Sekali lagi dia memeriksa seluruh riwayat hidup Kelvin.
Beberapa menit berlalu sebuah benang merah mulai mengemuka didepan mata Angel. “Kelvin menghilang seminggu setelah laporan resmi klasifikasi Pamannya keluar. Ini kebetulan atau apa? Kenapa tidak ada laporan menyeluruh mengenai perubahan klasifikasi dirinya?”
Luna sudah menebak bosnya akan menanyakan mengenai ini, tapi dia sendiri tidak menemukan laporan tersebut. Bahkan dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kabar yang didengarnya saat menyelidiki riwayat Paman Kelvin.
Angel melihat Luna terdiam. Suatu pemandangan yang jarang dilihatnya dari Sekretaris kepercayaannya. “Luna?”
“...itu.... Tidak ada laporan sebelum itu.”
“Tapi?” Angel berusaha menerka.
“Yang tidak ada dilaporan itu adalah mengenai Mr. Darwin tidak pulang selama seminggu sebelum dia melakukan tes klasifikasi.”
“Tidak pulang?”
“Saya tidak tahu kebenaran informasi ini atau tidak. Selama satu minggu Mr. Darwin mengatakan pada kakaknya, Ibu dari Mr. Marius, dia pergi untuk melakukan karyawisata ke Ortega, tetapi berdasarkan beberapa saksi mata yang mengenalnya dia berkeliaran di Bellrock dengan gerombolan anak laki-laki bahkan pria paruh baya. Untuk mencari tahu kebenaran ini saya mencari data dari sekolah Mr. Darwin diwaktu yang sesuai laporan. Hasilnya, memang betul ada karyawisata ke Ortega, tapi Mr. Darwin tidak mengikutinya dengan alasan tidak mendapatkan ijin.”
Bagai potongan film Angel dapat menghubungkan cerita antara Kelvin dan Pamannya. Tapi tetap saja ada titik-titik yang tidak pas dan kosong sehingga membuat cerita Kelvin masih sangat kusut.
Katakanlah terbangunnya identitas Paman Kelvin dari Beta menjadi Omega sangat mengejutkan dirinya. Dia bisa membayangkan di usianya yang masih muda dan hormonnya belum stabil dia dihadapkan kenyataan dia tidak terlahir sebagai Beta secara menyeluruh tentu keseimbangan dirinya akan terombang-ambing. Kemudian ditengah-tengah kebingungannya dia bereksperimen. Mungkin caranya salah, tapi Angel dapat memahami sepenuhnya. Angel bertanya-tanya apakah ini yang menyebabkan Kelvin menolak menjadi Omega? Ide ini segera dienyahkan dari pikirannya karena ini sama sekali tidak pas dengan penjelasan Luna.
Luna mengatakan Pamannya minta ijin kepada Ibu Kelvin untuk pergi karyawisata sekolah, jadi tidak mungkin anak sepuluh tahun memiliki kecurigaan jika Ibunya saja begitu saja percaya pada Pamannya. Tidak mungkin juga Kelvin mengikuti Pamannya. Sama sekali tidak mungkin terkecuali....
“Kau tidak memiliki laporan dimana keberadaan Kelvin saat itu?”
“Tidak ada.”
Melihat tak ada lagi petunjuk yang lebih baik Angel memerintahkan Luna untuk membubarkan dirinya.
*****
Bara api dari kompor didepan Kelvin semakin membuat pandangannya mengabur, tetapi dia tidak punya pilihan untuk memeriksa kesiapan hidangan untuk Angel. Walau makan malam dengan Angel tidak menghasilkan apa-pun Kelvin berkesimpulan Angel hanya memakan hidangan kelas atas. Karena itu kini Kelvin berkoordinasi dengan koki yang direkomendasikan Emily.
Rasa mual semakin menguat tatkala bebauan menusuk tajam indera penciumannya. Kepalanya pun berputar tak karuan dan debar jantungnya berdentum kencang. Tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang meremukkan kesadarannya Kelvin segera keluar dari dapur. Langkahnya terhuyung-huyung dan udara menekan paru-parunya.
Kelvin tidak mengenal koridor yang dilewatinya karena acara makan malam perusahaannya diadakan di hotel. Dia hanya mengandalkan ingatan terakhirnya. Setelah belokan kekanan tanda toilet terpampang jelas. Dengan energi terakhirnya dia berlari menuju toilet.
Setelah pidato terima kasih dari Angel acara makan malam pun dimulai. Penuh kewibawaan Angel kembali pada tempat duduknya. Tidak lupa dia melemparkan senyum dan menjabat tangan orang-orang yang berterima kasih padanya. Namun dibalik topeng bajanya kegusaran berkecamuk. Dari dia datang hingga detik ini dia tidak melihat Kelvin. Bahkan bayangannya pun tidak ada. Dia hanya sempat mendengar dari Sonya, Kelvin bertanggung jawab menyiapkan hidangan untuk dirinya. Hanya saja dia kebingungan sesibuk itukah hingga Kelvin tidak sempat untuk menikmati pesta?
Memperhatikan makanan belum dihidangkan Angel bertekad mencari Kelvin. “Tuan-tuan, Nyonya dan Nona semuanya, saya permisi sebentar.”
Saat Angel berdiri, serentak semua orang di mejanya ikut berdiri menghormatinya. Di mata orang yang tak mengenal Angel melihat langkahnya yang terburu-buru seperti orang yang sangat perlu ke toilet, tetapi di mata Sonya yang tidak sengaja perhatiannya tertubruk pada raut wajah Angel yang penuh dengan kecemasan membuatnya langsung berkesimpulan ada sesuatu yang salah. Sebelum Angel berhasil keluar dari ruangan Sonya bergegas mengikutinya.
Tujuan Angel jelas menuju dapur. Memasuki dapur dia hanya melihat keruwetan suasana dapur. Wajah-wajah yang dilihatnya pun sama sekali tidak ada yang dikenalnya. Dia mencari koki yang bertanggung jawab untuk makan malam perusahaan Kelvin.
“Mr. Marius? Ya, tadi dia disini untuk berkoordinasi dengan saya, tetapi dia entah kemana sekarang.”
“Dia tidak memberitahu dia kemana?”
“Tidak. Hmm..., tapi dari awal dia tampak sangat pucat.”
Satu kata terakhir dari koki itu menyerang tombol panik dalam kepalanya. “Anda sama sekali tidak melihat saat dia keluar dari dapur?”
“Tidak, tapi mungkin yang lain melihatnya. Hei! Ada yang melihat Mr. Marius? Pria yang mengenakan kemeja biru, yang tadi mondar-mandir didapur.”
Semua karyawan dapur yang mendengar pengumuman tersebut menatap kepada sang koki namun tidak ada satu pun yang memberikan reaksi positif. Hingga seorang pelayan yang baru saja datang dengan nampan kosong ditangannya bertanya-tanya dengan suasana yang dilihatnya.
“AH! Pria itu? Saya melihatnya sekitar setengah jam yang lalu. Dia berjalan menuju lorong utara, kearah toilet pria yang dekat pintu masuk.”
Tanpa menunggu lebih lama Angel berlari menuju tempat yang ditunjuk pelayan itu. Dia keluar dengan cepatnya hingga tidak menyadari dia melewati Sonya. Meski sekilas Sonya menangkap pasti gurat kecemasan di wajah Angel. Sonya pun tidak ragu mengikuti Angel dari belakang walau terbata-bata karena sepatu hak tingginya.
Setibanya di toilet sebuah energi pekat menggantung diudara. Walau bebauan dari dapur terbawa, tetapi aroma tubuh Kelvin yang meledak menghenyak insting Alphanya. Tidak mungkin!
Angel berusaha merendam naluri kejantanannya. Kerutan dahi Angel semakin mengerut menemui jejak pil dilantai. Jejak itu mengarah menuju bilik paling ujung. Perlahan Angel mengikuti. Pintu bilik yang ditujunya meninggalkan sedikit celah. Sepasang kaki mengintip dibagian bawah. “Kelvin?”
Dibukanya pelan pintu bilik dan sebuah daya magnetik tak terlihat menarik kedua kakinya kebumi. Dengan tubuh bersandar lunglai mata Kelvin menatap nanar Angel dan bibirnya yang tersengal-sengal tersenyum tipis. Entah apa yang membuatnya tersenyum, tetapi senyumnya membuat debaran jantung Angel berkejaran. Tiba-tiba derai airmata mengalir deras dipipi Kelvin.
Waktu berhenti.
@SteveAnggara @lulu_75 @sar_el @zeamays @b_hyun