bagai daun kering....
aku tak tahu akan di bawa kemana oleh angin.terbang menjauh atau
jatuh terhempas di tanah.
bagai daun kering....
aku sungguh tak berdaya menahan dera yang terus menerpa.
rasa sakit bak di cakar garuda.rasa perih seperti lintah di taburi garam.
seakan tak henti aku derita,dan akan membuat seluruh isi kepalaku keluar pecah.
bagai daun kering.....
aku mungkin kini tak berdaya,menatap tarantula yang sedang mem,buat sarang.seolah berkata akan ku racuni rasa hidupmu.
dan bagai daun kering........
mungkin aku akan di sapu tukang kebun,di kumpulkan bersama sampah lalu di bakar,dan hilang bersama awan
Comments
with IMHO (In My Humble Opinion)...tamu, bukannya apa2 ya, tapi masak dua kali sih gituin si khumpie..dia mungkin bercanda atas komentarnya ke kamu..jangan terlalu diseriusin ya...dan lagi buat ke depannya, biar teman-teman BF juga liat2 dulu kalo mau bercanda, soalnya mungkin ada yang merasa gak nyaman terhadap bercandaan kita, walau maksud kita 100 persen bercanda..sory nih, bukan gw maksud jadi pahlawan hari gini, tapi kan biar enak sama enak..ok, deh, gw minta maaf kalo salah-salah kata..permisiiiiii, teman-teman..
Debumu tetap masih akan bermanfaat juga bagi tanaman lain di sekitarmu
ngomong - ngomong, tukang kebunnya cakep ngga' Khumpie ?
:roll: :roll: :roll: :roll:
Siapakah yang melangkahi namamu
di tengah persinggahan kita yang berlagu
nada-nada sesedih pernikahan kini dipasung
biarkan saja aku, kamu, dia, mereka
dan kita terduduk dalam renungan malam
bulan dan bintang tiada Esa yang menepikan
kehausan kita akan air mata demi nama-nama yang kudus
Siapakah yang melukai hatimu
dan aku, kamu, dia, dan mereka berarak
menuju ke singgasana tempatmu singgah ke dunia
dan kita kecewa?
dan kita berduka?
atau kita hendak berpesta?
Kini muara sudah hendak berpisah,
aku masih mencintai kamu, dia, dan mereka
di tengah luka, azab dan sengsara.
Khumpie, kamu kenapa sih kok sentimentil bangget hehehe.. Hopefully you're strong enough to mend. Take care
sebelumnya maaf buat Khumpie kalo puisi copyrightnya saya interpretasikan..despite my jokes which is garing jokes, saya tetap menghargai Khumpie sebagai insan muda yang penuh bakat dan talenta, yang dalam hal ini adalah membuat puisi..Maju terus, Khumpie dalam membuat puisi2 indah..jangan pernah lelah berkarya dan keep posting ur poems!! to be honest, I like ur poems....Mr Khumpie, I am your fan!!!!
menanggapi kebingungan si Feed Me..
bingung ya feed me? Hmm, menurut ke sok tahuan saya, saya akan coba meng-interpretasikan puisi si Khumpie..berikut interpretasi saya:
bagai daun kering....(Khumpie inget daun2 kering di rumahnya belom dibersihkan)
aku tak tahu akan di bawa kemana oleh angin.terbang menjauh atau
jatuh terhempas di tanah. (dia kepengen ada angin yang membawa terbang tuh daun-daun, supaya dia ga perlu cape-cape bersihin tuh daun2 kering)
bagai daun kering....(yaaah, dia inget lagi tu daun2 kering yang makin lama makin banyak ..abis angin lagi kenceng kali ya?)
aku sungguh tak berdaya menahan dera yang terus menerpa. (Khumpie bener2 sick and tired disuruh nyokapnya bersihin daun2 lagi...KHUMPIIIEEE --> tuh, kan denger, nyokapnya udah nyuruh2 Khumpie bersihin daun2 lagi)
rasa sakit bak di cakar garuda.rasa perih seperti lintah di taburi garam.(kata dia, mendingan gue dicakar garuda deh dan ditaburi garam, daripada gue disuruh nyapu2 tuh daun-daun..gue bukan lintah ini, jadi ga bakalan sakit kalo ditaburi garam, mungkin begitu pikiran si Khumpie)
seakan tak henti aku derita,dan akan membuat seluruh isi kepalaku keluar pecah (Khumpie bilang, kalo gue terus2an bersihin nih daun, kepala gue bisa pecah!!) --> isinya bisa sampe keluar..serem amat lo, Khumpie..
bagai daun kering.....(iya-iya..apaan, Khumpie? --> kali ini si daun pun protes abis dipanggil-panggil ga jelas melulu sama si Khumpie)
aku mungkin kini tak berdaya,.(Khumpie bilang : please dong ah, gue udah ga berdaya, masa sih masih disuruh urusin tuh daun2 kering...emang ga ada kerjaan lagi ya?)
menatap tarantula yang sedang mem,buat sarang.seolah berkata akan ku racuni rasa hidupmu (Khumpie sedang berhalusinasi melihat tarantula, padahal sebenernya yang dilihat sama dia adalah Tante Nurlela) oh, Khumpie, sebegitunya kah kamu sutrisno??? --> rasa prihatin dari sang interpretor
dan bagai daun kering........(hmm, udah 4 kali ya disebut nih daun?)
mungkin aku akan di sapu tukang kebun,di kumpulkan bersama sampah lalu di bakar,dan hilang bersama awan (akhirnya Khumpie sadar, mendingan suruh si Parto, tukang kebun yang belagak jadi koboi di sebuah planet Ollie-Wood yang bersihin tuh daun-daun..Khumpie pun tersenyum dan dia udah ga stress lagi, akhirnya untuk syukuran, Khumpie pun membakar sate di rumah si Wawan..
Komentar Pembaca
"saya sungguh terharu mendengar puisi Khumpie, karena dia benar2 mewakili perasaan anak2 muda jaman sekarang" - Onky Alexander
"Puisi ini jauh lebih menyentuh kalbu saya daripada film saya terdahulu, Pasir Bisik-bisikan" - Christine Hakim
"Chairil Anwar generasi X" - Pramudya Ananta Toer
"Saya harus akui bahwa SUPERNOVA saya tidak ada apa-apanya!!" - Dewi Lestari
"Pemilihan kata-kata yang luar biasa!!!" - KOMPAS
"Pedro, Pedro, bangunnn...kamu udah kebanyakan tidurnya..." - Mama saya tercinta
Ha........ha...ha...ha...ha...ha.......
Kacau banget nih.....
..... ini tetamu sapa sih .... (... dah isi buka tamu blom ..? .. )
(aku mintamaaf)tapi itu hanya humor.kalau mungkin menurut kamu terlalu kasar ya maaf deh.trus kala soal puisi ini,aduh maaf itu bukan gambaran hatiku.aku hanya iseng aja tulis tulis,aku ingat sama daun daun pohon di depan rumhku.tapi terima kasih atas tanggapannya.trus aku minta maaf ya,