Pria "menjadi gay karena kenakak-kanakan di dalamnya"
Desmond Morris, pengarang yang menerapkan ilmu zoologi untuk menjelaskan perilaku manusia, sekarang menggunakan teknik yang sama untuk mengajukan sebuah teori tentang homoseksualitas.
Dalam buku terbarunya, The Naked Man, dia menyimpulkan bahwa pria "menjadi gay" karena mereka mempertahankan sifat kanak-kanaknya hingga dewasa - sebuah fenomena yang disebut neoteni.
Menurut teori ini, pria gay cenderung lebih inventif dan kreatif dibanding heteroseksual karena mereka lebih cenderung untuk mempertahankan kelincahan mental dan sifat suka bermain masa kanak-kanak.
"Gay secara umum memberikan kontribusi yang lebih besar pada kehidupan dibanding nongay," kata Morris, yang juga merupakan seorang artis. "Gay yang kreatif telah memajukan planet Bumi."
"Sifat suka bermain masa kanak-kanak dipertahankan pada beberapa orang ke masa dewasa. Ini merupakan hal yang positif. Orang dewasa yang suka bermain menunjukkan pada beberapa orang, seringkali sebagian besar merupakan gay, lebih inventif dan penasaran dibanding heteroseksual.
Meskipun demikian, teori ini ditentang oleh Steve Jones, profesor ilmu genetika di University College London. "Kalau gay merupakan neoteni, itu merupakan ilmu fakultas seni," katanya. "Itu merupakan ide yang bodoh. Mana buktinya?"
Morris merujuk pada karya Clive Bromhall, yang memproduksi beberapa program televisinya. "Gay memang melakukan hal-hal yang kekanak-kanakan, bahkan sampai ekstrim," kata Bromhall, yang setelah memperoleh gelar PhD di bidang zoologi dari Oxford, yang kemudian meninggalkan dunia akademis untuk berkarir di perusahaan yang menghasilkan film pendidikan.
Morris, yang akan berusia 80 di bulan Januari, selama ini berpendapat bahwa ketiadaan ayah membuat anak dan dewasa muda laki-laki menjadi gay. "Teori ini yang dominan dan selalu muncul."Namun sekarang saya yakin bahwa ini keliru, dan neotenilah yang membuat orang gay. Gay mempergunakan sifat reproduktif dan konstruktif kreatif demi tujuan non-reproduktif. Ini hal yang positif."
Tetapi argumennya bahwa gay lebih kreatif dibanding heteroseksual juga punya kelemahan. Steve Jones berkata: "Lalu bagaimana dengan Pablo Picasso yang merupakan pria kreatif dan juga sangat heteroseksual?" Banyak individu kreatif lainnya seperti Vivienne Westwood dan Mary Quant, desainer fesyen, juga heteroseksual.
Morris menunjuk pada gay seperti Socrates, Leonardo da Vinci, Tchaikovsky, COle Porter dan Oscar Wilde. TE Lawrence,pengarang, ahli bangsa arab dan pahlawan perang dunia pertama, juga homoseksualdan sangat kreatif.
Peter Tatchell, penyuara hak gay, setuju bahwa sebagian gay sangat kreatif, meskipun menurut dia mereka juga punya sifat mudah tersentuh dengan emosinya.
Dia menambahkan: "Saya juga berpikir bahwa seorang gay merupakan campuran dari berbagai faktor genetik dan pengaruh hormon di dalam kandungan. Saya ngga tahu apakah ide kegemaran bermain dibawa dari masa anak-anak ke masa dewasa gay.
Kebanyakan komentator, termasuk Morris, Tatchell dan Glenn Wilson - ko-pengarang buku Born Gay yang terbit 2005 - percaya bahwa teori "gen gay" kurang dihargai.
"Saya berpendapat bahwa orientsi seksual dibentuk 2/3 sebelum lahir dan 1/3 lingkungan," kata WIlson, yang bekerja di Institut Psikiatri Universitas London. "Menurut ku argumen neoteni kurang cocok, namun saya sendiri belum pernah mendengar ini sebelumnya."
"Saya sendiri berpendapat bahwa gay cenderung ekspresif dan pada pekerjaan di bidang pelayanan, tapi saya belumpernah mendengar atau melihat bukti bahwa mereka secara akademis lebih baik."
Di dalam bukunya, Morris juga berpendapat bahwa homoseksualitas selalu mempengaruhi masayarakat: "Meskipun di banyak negara selama 30 tahun belakangancenderung lebih diterima, namun ada 8 negara yang memberikan hukuman mati," katanya.
Setelah sukses dengan The Naked Ape tahun 1967, Morris menghasilkan karya-karya yang luas lingkupnya seperti pada penghuni kota (The Human Zoo), pemain sepak bola profesional (The Soccer Tribe) dan The Naked Woman, prekuel buku terbarunya.
The Sunday Times
December 9, 2007
Men are ‘made gay by the child within’
Richard Brooks, Arts Editor
http://www.timesonline.co.uk/tol/news/uk/science/article3022254.ece
Comments
bneran lho...
gw ngerasa kalo gw emg kekanak2an bget, baek sfat maupun fisik (kata teman2 gw tu imut:-)
gw ga bisa brskap dewasa, bhkan kdg2 org menganggap adek gw yg lebih muda 2 taon sbg abang gw, cuape deh...
Persoalan gay pinter dan bodoh itu semua faktor lingkungan, bagiamana lingkungan dapat mendukung itu.
Saya tidak baca bukunya semua, tapi saya katakan bahwa penelitian itu sangat partrikis sekali. kalau misalnya gay itu banyak yang emosional, itu juga karena faktor sosial..Jadi janga kaitkan dengan gay begini hetero itu begitu..
Norak ini penelitian...
Salam
Toyo
wogh~
maksud loe?! 8)
muahahahah~
orang2 kita lebih kreatif itu emang bener. banyak banget juga yang menjadi jawara di dunia akademis. childish... well... in many ways (inget diri sendiri gitu)
gak usah terlalu dibawa berat juga kali, mas toyo....
Cuma kadang - kadang orang melakukan penelitian itu sangat Kunatitatif banget dan terlalu mudah mengambil kesimpulan.
Pertanyaan mendasar adalah? apakah memang benar bahwa gay mempunyai kode - kode biologis yang beda dengan hetero?
Saya pikir ada faktor lain yang menyebabkan gay itu lebih kreatif, bukan karena faktor biologis. banyak orang gay yang saya temui dirinya merasa salah. cacat, menyimpang, gak normal dsb...Dari rasa kekuarangan tersebutlah maka banyak gay merusaha untuk menutupi kekurangannya dengan hal yang lain. misalnya dengan berkarya dan belajar yang lebih keras.. Ini positip memang, tidak semua gay bisa melakukan hal yang sama kan?
Belum lagi kalau misalnya hasil penelitian tersebut dikembangkan dan dipublikasikan ke publik. Akhirnya akan membangun stigma atau pelebelan bahwa gay itu kreatif atau pinter. Sehingga apabila ada gay yang gak kreatif menurut orang, maka dia akan dibilang kamu gay kok gak kreatif, gak pinter, gak ini, gak itu....
Saya ambil contoh misal untuk konteks perempuan, selalu dilabelkan dengan teliti, rajin, cermat, sabar. lemah lembut. Akhirnya itu kan terus dilekatkan pada perempuan bahwa perempuan itu harus dengan label2 itu. akhirnya merugikan diri perempuan sendiri kan??
Begitu juga pelebelan terhadap gay itu sendiri, karena selalu dilabelkan kreatif. gay hanya misalnya dipekerjakan untuk hal - hal yang berbau seni misalnya...Ini kan bahaya.. Padahal saya saja sama sekali tidak bisa melukil atau merias wajah..Sementara selalu saya dilabelkan biasanya kan gay itu suka dengan hal - hal yang indah seperti merias.....aduh capek deh...
Ini lo teman - teman kenapa aku kurang sepakat dengan hasil penelitian tersebut.
Intinya bahwa persoalan kreatif, pinter, manja, malas, pemarah, cemburu dsb itu semua ada dalam diri manusia. Tergantung bagaimana mausia itu menekan hal yang buruk dan mengembangkan hal yang baik.
jadi jangan dikaitkan kreatif dengan orientasi seksual seseorang....Kenapa hal - hal selalu dilabelkan dengan orientasiseksual homoseksual tetapi kenapa tidak dilekatkan dengan heteroseksual..
Kalau ada gay yang membunuh, selalu gay nya yang dikedepankan. Padahal persoalan membunuh itu juga terjadi dengan hetero...Ini lo maksdu saya menjadi buruk bagi gay sendiri.
Wasalam
Toyo