BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

JAKARTA...OH JAKARTA

edited February 2008 in BoyzRoom
Pembangunan Jakarta Tak Terkendali
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY
Daerah Cawang dan sekitarnya terendam air cukup parah seperti terlihat dari helikopter. Foto diambil saat banjir melanda Jakarta awal Februari 2007.
Artikel Terkait:
Disiapkan, Peringatan Dini Banjir di Semua Sungai
Banjir Bukan Karena Luapan
Rabu, 6 Februari 2008 | 20:51 WIB
JAKARTA, RABU - Kapasitas pengaliran sungai-sungai di DKI Jakarta hanya 17-80 persen saja dari debit yang dianggap aman dalam master plan Jakarta 1997 dan 2004.

"Ketidaksesuaian ini membuat masalah banjir di Jakarta tak pernah selesai," kata Ahli Hidrologi dari BPPT Sutopo Purwo Nugroho dalam Jumpa Pers Kementerian Ristek di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, Sungai Ciliwung yang jika mau aman dari banjir harus mampu mengalirkan 570 meter kubik air per detik, namun sekarang ini hanya mampu mengalirkan 100 m3/ detik.

Demikian pula Cengkareng Drain yang kapasitasnya hanya 390 m3/detik dari idealnya 620 m3/detik dan Banjir Kanal Barat yang kapasitasnya 400 m3/detik dari idealnya 670 m/detik, sedangkan Banjir Kanal Timur yang seharusnya bisa mengalirkan 370 m3/detik belum juga dibangun.

"Kapasitas yang minim tersebut terkait dengan pembangunan yang tak terkendali di Jakarta, dari yang dahulu lahan hijau menjadi perumahan, industri dan perdagangan, bahkan sampai menggusur sungai-sungai dan situ-situ yang ada," katanya.

Data memperlihatkan, pada 1970 lahan yang dimanfaatkan untuk perumahan hanya 38.280 ha, pada 2000 sudah mencapai 78.182 ha, demikian pula lahan bagi industri dari 1.496 ha (1970) menjadi 13.790 ha (2000), dan perdagangan 2.949 ha (1970) menjadi 11.594 ha.

Jika Jakarta mau mengurangi kemungkinan bencana banjir, menurut dia, perlu melakukan pembenahan drainase atau struktur tata air air yang ada, normalisasi sungai-sungai sesuai dengan Master Plan Pengendalian banjir, ditambah lagi dengan memanfaatkan teknologi konservasi tanah dan air dengan sumur resapan atau biopori.

Sementara itu, Kabid Info Klimatologi dan Kualitas Udara BMG Endro Santoso mengatakan, curah hujan pada 1 Februari 2008 memang tergolong sangat lebat khususnya di kawasan Cengkareng, setinggi 317 mm.

"Tetapi ini bukanlah penyebab satu-satunya tergenangnya Bandara Soekarno Hatta dan banyak lokasi di Jakarta, karena hujan lebat setinggi ini sudah pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Ia mencontohkan kawasan Pasar Minggu pada 10 Februari 1996 mengalami curah hujan mencapai 300 mm, namun karena drainase baik, maka tidak terjadi banjir.

Ia juga mengingatkan, curah hujan yang perlu diwaspadai akan menyebabkan banjir adalah curah hujan sangat lebat di atas 20 mm/Jam atau di atas 100 mm/24 Jam.(Antara
Sign In or Register to comment.