Teman - teman sekarang ini ada dua millis yaitu jurnalperempuan@yahoogroups.com
(millis yang dikelola oleh Jurnal Permpuan) dan millis islamliberal@yahoogroups.com (millis yang dikelola oleh kelompok jaringan islam liberal).
Dua millis tersebut sedang memperdebatkan soal isu LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Intersex dan Queer).
Karean millis itu anggotanya kebanyakan orang - orang yang fokus untuk isu agama yang terbuka dan soal isu HAM dan perempuan. Jarang sekali isu LGBTIQ sudah diperdebatkan oleh kalangan orang - orang "pinter" selama ini.
Terlepas masih ada yang pro dan kontra soal isu homoseksual tapi ini menunjukkan bahwa ada kemajuan yang cukup berarti.
Perdebatan dilakukan oleh Ulil (mahasiswa doktor di Harvard USA ), Gadis Arivia ( Doktor dan juga dosen filsafat UI), Iones ( tokoh kristen progresif), Guntur (mahasiswa al azhar kairo), Dewi ( aktivis perempuan dan lagi ambil doktor di Jerman), Soe jien (aktivis perempuan yang juga doktor di Jerman), Manneke Budiman (Mahasiswa S3 di Canada dan dosen Antropologi UI) dan masih banyak lagi aktivis ham dan agama.
Tapi intinya dari diskusi itu sudah masuk kelevel yang lebih baik, artinya sudah tidak ada lagi yang "menghujat" LGBTIQ.
Tapi perdebatannya adalah pada persoalan apakah GBTIQ harus dikaitkan dengan Agama atau tidak ?? Pada umumnya setuju bahwa hak - hak LGBTIQ harus diperjuangkan.
Tapi sebagian ada yang bilang bahwa tidak perlu dikaitkan dengan agama (mas Ulil misalnya) tapi sebagian lagi bahwa perlu menafisrkan kembali teks2 dalam alkitab (Guntur dan Dewi ).
Jujur perdebatannya sangat berat sekali dan mesti benar - benar pelan - pelan mempelajarinya (maklum gak sekolahan, cuma tamat S tung - tung soal nya, hehehehe).
Tapi saya pribadi ini sebuah kemajuan karena sudah banyak orang (apalagi orang2 muda yang punya pengaruh di negeri Indonesia) mulai mendialogkan sesuatu.
Malah sampai pada hal -hal yang harus dilakukan untuk menafsirkan kembali teks2 alquran dalam kaitkannya dengan LGBTIQ. Walau dari infonya masih butuh waktu panjang dan energi besar.
Saya yikin ini merupakan langkah lebih maju untuk gerakan LGBTIQ kedepannya.
Tapi kita sendiri sebagai kelompok LGBTIQ tidak bisa mengharapkan dari orang lain yang melakukan itu tetapi kita sendiri harus sama - sama bergerak membantu melakukan hal - hal yang kecil untuk gerakan LGBTIQ.
Yakinlah bahwa gerakan LGBTIQ akan solid jika kita sendiri yang melakukan itu, karena militansi hanya akan terjadi apabila si "korban" yang melakukan sendiri. tetapi dukungan pihak lain tetap dibutuhkan sebagai semua gerakan massif (bersama).
Mungkin kalau teman - teman mau baca perdebatannya bisa di search di google.
Wasalam
Toyo
Comments
setuju bgt deh sama kalimat2 terakhir
saya pikir sekalipun Alkitab memiliki kekayaan makna dalam bahasa dibanding kitab suci yang "belakangan",menafsirkan kembali Alkitab tidak boleh atas dasar kepentingan pembenaran gay adalah acceptable dan heteroseksualitas bukan naturalisme dalam 2 Perjanjian..Jangan menyalahgunakan Firman untuk kepentingan pribadi,jangan pula gunakan Firman untuk menghakimi (maksud saya,dengan sesama rekan Kristen) ini yang sedang saya hayati.
Kiranya baik pihak pro maupun yang kontra gay dalam dialog ini dapat saling menghormati tanpa perlu membawa TUHAN 8)
Masalahnya agama tiap orang beda-beda. Agama yg sama pun, alirannya beda2. Di dalam aliran yg sama pun ada pendapat yg beda2