It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ucapan Mas Ricky mau tak mau mengena juga sampai ke pikiranku. Selama ini aku terlalu sering mengabaikan perasaan Iqbal. Sampai-sampai aku sendiri seolah tak peduli bagaimana perasaan Iqbal sesungguhnya padaku. Kalau dia mau denganku ya sudah! mari kita jalani saja. Kalaupun tidak, silakan pergi. Parahnya lagi, kini aku merasa seolah-olah Iqbal hanyalah sebuah tantangan permainan yang kuciptakan sendiri... "How to get a straight guy..." tanpa memikirkan akibatnya telah menyeret dia ke sebuah keadaan yang semestinya tidak dia alami, atau perasaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Betapa jahatnya aku! tanpa memikirkan akibatnya aku menarik seseorang yang seharusnya mungkin akan jauh lebih bahagia dan nyaman dengan keadaannya seandainya dia tidak mengenal aku. Lalu setelah Iqbal terseret dalam kehidupanku, apa yang bisa aku berikan? bahkan tak secuilpun tempat telah aku sediakan di hatiku khusus untuknya. Aku memang memberikan waktu dan perhatianku untuk Iqbal namun aku tidak pernah benar-benar memberikan hatiku untuknya... karena perasaan itu... perasaan takut terluka itu.
Oleh karena itu, sorenya sepulangnya aku dari rumah Pakde Mul, kuputuskan untuk meneleponnya setelah hampir satu jam aku memegang-megang ponselku, menekan nomornya lalu buru-buru membatalkan panggilan. Begitu terus selama beberapa kali sampai akhirnya aku bisa memberanikan diri meneleponnya setelah mendapatkan kata-kata yang kupersiapkan untuk berbicara dengannya.
"Maaf lahir batin ya?" kataku.
"Sama-sama... kan udah ngucapin tadi pake sms Rem? nyampe kok... temen chatmu si Paladin (nick di BF) juga kirim tuh.. tapi gak gue bales." katanya. Dasar Paladin! apa maksudnya coba ngirim sms selamat lebaran pada yayang? tanyaku dalam hati.
"Emangnya kalo nelepon gak boleh?" tanyaku.
"Boleh aja sih, cuma tumben aja Rem."
"Ya.. boleh dong ucapin selamat lebaran khusus pake telepon, Bos gue aja nelepon secara pribadi kok." kataku.
"Gitu ya?"
"Iya! Mmm.. liburan ke mana Bang?" tanyaku berbasa-basi.
"Gak tau.. rencananya sih mau ke Taman Safari, tapi liat sikon dulu."
"Oh.. Terus... pas shalat ied jadi pake baju koko yang itu?" tanyaku.
"Jadi..! tenang aja Rem, kalo enggak percaya ntar gue kirimin fotonya."
"Percaya... percaya..." sahutku.
Iqbal dan aku memang berencana memakai baju koko yang sama persis untuk shalat ied. Kami sama-sama membelinya saat jalan-jalan ke mall beberapa hari sebelum lebaran. Jadi, walau kita berada di tempat yang tidak berdekatan dan tidak shalat di mesjid yang sama, setidaknya aku dan Iqbal memakai baju yang sama di hari lebaran (norak ya?!).
"Mmm.. ya udah dulu ya Bang? mau pergi nih.. love you!" kataku buru-buru menambahkan dua kata itu di belakang dan cepat-cepat mengucapkannya.
Iqbal tidak bereaksi dan diam saja sehingga membuatku sedikit kesal.
"Kok... diam aja?"
"Kalo enggak niat enggak usah diucapin Rem." sahut Iqbal dingin.
"Enggak niat? kok mikirnya gitu sih?" tanyaku.
"Kayaknya bukan elu banget bilang kayak gitu.."
"Ih..! bener-bener deh ente nih!" kataku dengan nada suara yang makin meninggi."emang gak boleh ya mengekspresikan perasaan?"
"Boleh aja! tapi gue maunya diucapin dengan sungguh-sungguh. Jadi, gue bakalan terima ucapan itu kalo elu udah yakin dan bener-bener keluar dari dalem hati."
"Ck! repot amat sih?" protesku kesal.
"Ya udah Rem, gue juga mau cabut... I Love You..." Tutup Iqbal dan dengan nada yang jauh lebih mesra dari ucapanku tadi, dia menambahkan ketiga kata itu di akhir pembicaraan.
Aku menghela nafas. Seperti yang kuperkirakan, bahkan Iqbal pun merasa skeptis dengan perasaanku sesungguhnya. Yah! sudahlah... mungkin mulai hari ini aku akan berusaha lebih sungguh-sungguh mencintai Iqbal.
******
Tanggal 6 bulan Oktober, aku mulai masuk kerja kembali. Pagi itu di stasiun masih sangat sepi karena belum seluruhnya orang-orang kembali aktif bekerja setelah libur panjang lebaran. Termasuk Iqbal. dia mengambil cuti tambahan sebanyak tiga hari hingga hari rabu. Terus terang saja, aku sudah kangen dengan Iqbal baik dengan perasaan maupun secara fisik!.
Siangnya sesuai dengan perjanjian 'kencan' saat di rumah Pakde Mul, istirahat siang itu aku berangkat sendirian menuju kantor bank tempat Mas Ricky bertugas sebagai petugas keamanan. Saat aku tiba, aku melihat Mas Ricky yang tengah mengenakan seragam kebangsaannya. Tidak seperti kantor lain yang seragam petugas keamanannya sudah dimodifikasi sedemikian rupa, Mas Ricky masih memakai seragam yang tipe 'old fashion' yaitu atasan putih dan bawahan biru gelap, namun ada beberapa penambahan di sana-sini sehingga tidak terkesan 'terlalu satpam'. Mas Ricky terlihat makin gagah dengan seragam satpamnya itu. Setelah aku menyalaminya, Mas Ricky berbincang sesaat dengan rekannya dan rekannya sesama satpam itu mengangguk. Rupanya hari itu sebenarnya Mas Ricky kebagian jatah istirahat makan siang tepat pukul satu, namun rekannya bersedia bertukar jam dengannya agar dia bisa makan siang bersamaku.
Aku dan Mas Ricky berjalan menuju lantai 5 gedung ITC Mangga dua menuju sebuah tempat makan di lanti tersebut. Kami berdua bercakap-cakap dengan seru. Kadang Mas Ricky tanpa sungkan merangkul bahuku, mungkin karena merasa aku adalah adik sepupunya sehingga dia bisa leluasa bersikap seperti itu, namun di tengah keramaian seperti ini mau tidak mau perlakuannya itu mengundang perhatian beberapa orang di sepanjang perjalanan. Seorang cowok dirangkul dengan sangat akrab oleh cowok lainnya yang tampan dan beseragam satpam. Mana ada yang percaya kalau kami bersaudara? sementara wajah kami tidak ada kemiripan sama sekali. Tapi aku mengabaikan segala pandangan heran orang lain dan terus mengobrol dengan akrab. Aku yakin, kalau seandainya diantara mereka yang memandang kami adalah seorang gay, pastilah akan sangat iri dan rela ingin bertukar tempat denganku saat itu.
Saat makan kami berdua terlibat obrolan seru. Dari pembicaraan itu aku mengetahui bahwa sekarang Mas Ricky mengaku berstatus "sedang tidak dekat dengan siapapun". Sulit dipercaya statusnya seperti itu, karena menurutku dengan 'paket' seperti seorang Mas Ricky, sepertinya akan mudah baginya untuk mencari seorang BF.
"Nanti sore, gue pulang ke cilebut Rem." Ujar Mas Ricky seolah-olah memberikan sebuah pengumuman. Saat itu kami sedang melahap ayam kalasan plus nasi dan sambal, menu makan siang kami di sebuah kedai dan kami duduk berhadap-hadapan.
"Nah, gitu dong Mas! sayang kan kalo enggak ditempatin. Nanti rumahnya keburu jamuran." candaku.
Mas Ricky tertawa.
"Mmm.. kapan-kapan gue boleh mampir kan?" tanyaku.
"Anytime Rem!" sahut Mas Ricky.
Lalu beberapa saat kemudian aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh sisi betisku. Pertama kukira seekor kucing yang melakukan itu, namun aku tidak yakin pernah melihat ada seekorpun di lantai lima ini. Kemudian aku baru sadar, yang menyentuhku itu adalah sepatu boot milik Mas Ricky. Aku melihatnya terus makan sambil tersenyum nakal sementara dia mulai menggerakkan kakinya naik-turun menggesekkan boot-nya itu pada kakiku. Untunglah kami makan di pojokan sehingga tak ada yang memerhatikan aksi Mas Ricky di bawah meja. Aku melotot pada Mas Ricky memprotes kelakuannya itu namun sepertinya dia tidak menggubrisnya.
Aku tidak mau kalah, perlahan kulepas sebelah sepatuku dan agar lebih leluasa, aku menggeser bangku agak maju kedepan dan mulai menelusuri sebelah kaki Mas Ricky dan menggelitiknya dengan ujung-ujung jari kakiku yang masih terbungkus kaus kaki. Ujung kakiku bergeser terus hingga pangkal pahanya, karena aku cukup penasaran dengan ukuran 'milik' Mas Ricky aku berusaha mencari tahu walau hanya dengan mengandalkan indra peraba. Dan akhirnya aku bisa menggelitik dengan ujung jariku tepat pada selangkangan Mas Ricky. anehnya kami berdua bisa melakukan itu sambil terus melanjutkan makan namun saling tersenyum-senyum geli.
*****
Ahahahaha... keknya ane kenal nih ente?? berhasil juga bikin nick??? BTW ane rayu cc ente gapapa yak? sori.. kalo bikin cc ente kesengsem... hehehe... :twisted: :twisted: padahal sasaran utama ane ya... ente... Huahahahahahahaha *ketawa jahat
Ntar mau bikin judul : KURAYU CC NYA DEMI MENDAPATKAN ADIKNYA YANG MASIH BRONDONG DAN GANTENG.... (SEKALIAN KOKO NYA...) :twisted: :?:
ahahha kacau" *ngakak* merasa dicenayangi saya.. koq bisa tau sih ente.. wah parahh.. graw...! itu mah judul si "itu".. ahahha parah" *ngakak guling"*
Huhuhu...
Sory nih, Bang Remy, numpang lewat juga.
Buat Paladin :
Sibuk ya???
Gw butuh info nih.
tau situs tentang matematika smp ga? tapi jangan yang konvensional gitu.
Gw lagi bantuin sebuah sekolah buat anak2 pemulung. kepusingan gw : anak2 itu benci banget sama yg namanya matematika, mereka bilang MATI-MATIAN, bukan matematika.
Tolong dong bantuin gw. thanx.
Lanjut....!
Wah... gimana dong?? cc ente kalo ane lg OL suka nyapa duluan...
Hahahah... keknya entar mau ngajak nonton di blitz betiga... Hohoho...
Sepertinya jalan untuk menjadi kaka ipar ente bakalan tambah mulus neeeh.... :twisted: :twisted: :twisted: :twisted: :twisted:
*sapa juga yang gak seneng punya adik ipar masih brondong dan ganteng,,, :twisted: