Pengalaman buruk dan busuk sebagai pupuk...

top_secret

de Hati wrote:

Gamaliel wrote:

Sebagian dari kita, pasti punya pengalaman buruk, atau bahkan busuk, dlm kehidupan. Pengalaman itu sering terasa mengganggu, memalukan, bahkan menjijikkan, dan kita tak ingin bersentuhan lagi dengannya, kita ingin menutup atau bahkan membuangnya.

Tapi, kotoran di bawah pohon pun, kalau diserap oleh tanah (humus) malahan akan menyuburkan tanah itu hingga pohon tumbuh subur dan berbuah.

Kalau pengalaman buruk & busuk diserap dlm kerendahan hati (humilitas) tidakkah akan membuat hidup kita subur & berbuah?

kalo gue ngeliat analoginya gini ... pusing itu simptom yang menunjukkan ada yang salah di tubuh gue ... ntah itu masuk angin atau kanker otak. masalahnya ada di tubuh gue, bukan di tubuh tetangga gue.

suffering juga simptom yang mununjukkan ada yang salah dalam apa yang gue yakini, apa yang gue anggap bernilai. tepatnya keyakinan gue dan nilai2 gue tabrakan dengan realitas. hayal-hayal tabrakan dengan kenyataan. masalahnya ada di "keyakinan gue" dan "nilai2 yang gue yakinin" bukan pada realitas. realitas tidak pernah problematis ... I'm the problem

nah kalau bisa memanfaatkan suffering untuk merenungkan kembali my belief, my value ... maka gue bisa menggunakan suffering to end suffering ... malah tumbuh subur dan berbuah.

good time ... time to enjoy life, bad time ... time to grow

ps: btw ... menurut gw pengalaman gak ada yang busuk gak ada yang buruk ... gw yang ngasih label ini pengalaman busuk ... ini pengalaman buruk

ketika kenyataan tdk sama dengan harapan=masalah (wakaka... metode penelitian bgt..)
gue setuju ma dH... yg ada tu kita yg ksh label sendiri... hm

iuss

Yang jelas, pengalaman adalah sebuah pembelajaran untuk kita agar kedepannya bisa lebih baik dari hari2 kemarin.
Ini adalah pendapatku.