It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
(wekekekke...........xixiixixiixixiixix)
Ketika kuliah di Ozland (1975-1980) dan di Amrik (1982-1987) gw juga nggak pakè pembantu! Bukan nggak pengen, tapi nggak mampu bayarnya! :P Lagipula, apartmentnya kecil sehingga membersihkan cukup seminggu sekali pada akhir pekan. Ketika almarhum Ayahanda jadi DCM (taishi no tsugi) di KBRI Tokyo dan kemudian jadi Ambassador Extra Ordinary and Plenypotentiary di tiga negara Pasifik Selatan, beliau bawa 1 KRT + 1 pembantu dari Indonesia. Tapi tentu saja kalau Lebaran mereka nggak mudik lantaran sebab karena tiket pesawatnya mahal! Kalau tukang kebun dan tukang bebersih kolam renang di Wisma Duta, beliau menggunakan jasa penduduk setempat. Jadi ya memang typical orang Indonesia, manja! Mentang2 Dubes nggak mau nyapu halaman, mengurus tanaman dan membersihkan kolam renang sendiri! Ada untungnya sekarang tinggal di kampung dengan rumah yang kecil (LT 275 m2, LB 150 m2), jadi perawatannya nggak terlalu repot. Ocha bisa menyelesaikan nyapu dan ngepèl (ruang tamu, 3 kmr tidur dan dapur) kira2 satu jam. Tapi dia kan memang cleaning service profesional, jadi kerjanya cepat dan sistematis. 8) Abi juga menyapu halaman dan menyiram tanaman dalam waktu kurang lebih satu jam. Tadi sore gw minta tolong membungkus nangka dengan karung (pohon nangka sedang berbuah 6 buah) dan metikin pepaya. (Bukan lantaran sebab karena manja gw ogah manjat pohon nangka! :P Jalan aja harus dibantu tongkat, manjat pohon nangka entar malah jatuh! ) Untuk makan malam gw bikin kangkung cah daging sampi. Tapi jadi bètè berhubung ternyata saus tiramnya (oyster sauce) habis. Ganti pakè kecap Inggris (Worchester sauce) tapi jadinya tidak seenak yang diharapkan! :x
Anyway, gw jadi narketing aja, expatriates yang di Indonesia dimanja dengan adanya jongos en babu setelah kembali ke negerinya bètè kali ya? Terus kebayang tuh orang2 Malaysia dan Singapura yang pembantunya pada mudik Lebaran ke Indonesia pada kalang kabut nggak ya? Kayaknya sih enggak, lantaran sebab mereka bukan typical orang Indonesia yang manja! Lagipula, masih bisa ngambil pembantu asal Filipina yang nggak akan pulang mudik Lebaran! Tapi barangkali ada benarnya kata Rectory bahwa orang Indonesia manja! Di Amerika juga banyak manula seperti gw dan Ibunda yang bisa bertahan hidup without servants! :roll: Mungkin karena keluarga kami darah biru (ketumpahan tinta! :P ) sehingga sejak dahulu kala keluarga kami terbiasa dilayani oleh para abdi dalem! (Lho koq jadi KGPH GARNY SUKADIT MODE ON? :oops: )
Biar dibilang SUPER LEBAYYY tetap aja gw bersyukur jadi ORANG INDONESIA! 8) Seperti kata pepatah "Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri! Lebih enak hujan emas di negeri sendiri!" :P Nggak ada kepengen2nya menetap di USA meskipun pernah mendapat kesempatan untuk punya green card! :roll:
Butir pertama dari Sapta Marga kan "Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia Yang Bersendikan Pancasila" lalu butir kedua "Kami Patriot Indonesia Pendukung Serta Pembela Ideologi Negara, Yang Bertanggung Jawab Dan Tidak Mengenal Menyerah" 8) Jadi meskipun sudah pornowirawan, tetap bangga jadi Orang Indonesia! Lha, kalau bukan kita sendiri yang membanggakan bangsa dan tanah air kita, siapa lagi? :roll: Yes no, yes no, yes no? :P
QAT, Peraturan Mennakertrans (lupa momor berapa) mengharuskan para majikan membayar THR paling lambat H-7! Jadi kalau baru mau akan diberikan H-2 sampeyan yang salah! :P
doi lagi sibuk buka forum, makanya gak sempet dateng kerja LOL
Tapi diluar perkara liburan , menurut gue sih tetep aja semua-semuanya jauh lebih enak disini lah baik secara kualitas hidup, kesempatan etc.
Dan tentunya sbg gay gue gak akan ngebayang bisa menikah legal dengan pasangan gw seperti skrg ini kalau gue hidup di Indon.
Kalau pembantu sih, emang disini gak ada. Gue dan hubby tinggal di rumah di suburb. Rumah kita seluas kira2 650m2, bertingkat, dengan halaman dan swimming pool di backyard.
Kita gak pernah ngerasa repot2 amat ngurusnya dalam arti kata perlu pembantu full time. Housekeeper kita dateng tiap hari Rabu atau Kamis. Poolboy (bukan boy sih, tepatnya kakek2..hehehe) tiap hari Kamis. Dua minggu sekali ada anak2 tetangga yang bisa disewa utk motongin rumput. That's it.
Emang kita gak punya anak, tapi gue liat tetangga2 yg lain punya anak 2 ato 4 juga gak ada yg punya pembantu full time dan kyknya sih gue juga gak pernah dengar lho mereka bilang itu disaster. Padahal kebayang kan sibuknya punya anak segitu denga segala ekstra kurikulernya dan ngurus rumah segala. Makanya gue selalu mikir kalau ibu2 disini lebih tough dibanding ibu2 di jakarta.
@ Rect :
Rect yg baik hati dan tidak sombong...pinjem SUV nya dong utk ke Boston.Plizzzzzzzz......(rayuan gombal mode is on )
Kemudian, di Amerika udara nyaris tidak berdebu sehingga membersihkan rumah bisa seminggu sekali. Di Indonesia nyapu dan ngepel rumah bisa 2 x sehari. Bayangkan kalau nunggu seminggu, setebal apa debunya? Begitu juga menyapu halaman dan menyirami tanaman harus tiap hari. Apalagi kalau musim rontok, duh halaman penuh dengan dedaunan kering. Jadi buat kami orang2 manja di Indonesia, kalau pembantu pulang memang merupakan bencana! Lagipula, sebenarnya kami menciptakan lapangan kerja bagi sekian ratus ribu rakyat Indonesia yang berprofesi sebagai pramuswisma Kan lebih baik daripada mereka menjadi pramunikmat! Insya Allah, entah kapan, kalau Indonesia bisa lebih makmur daripada Amerika, semua serba elektrik/otomatik/robotik dan rakyat tidak ada yang mau berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, maka kami orang2 manja terpaksa mengerjakan segalanya sendiri (termasuk manjat pohon nangka seperti di rumahnya oom Sukadit! :twisted: Kalau di luar negeri nggak ada tuh halaman rumah dengan pohon nangka, pepaya, dll! Risiko tinggal di kampung! Kenapa nggak ditebang aja oom? Biar nggak merepotkan diri sendiri? )
P.S. Oom Sukadit, kalau di luar negeri, nenek2 80 tahun yang sudah tidak bisa melihat seperti Ibundanya oom Sukadit , dimasukin ke panti jompo. :shock: Malah kalau perlu disuntik mati aja. Jadi nggak repot ngurusinnya. Kita orang Indonesia, jadi masih belum tega ya? :roll:
klo orang2 yg ga manja entah lagi :P
(semoga ibundanya om kadit sehat selalu.........xixixiixiixixiix)
tapi bagaimanapun, hidup di luar negeri bagi saya rasanya seperti 'tercabut, terbuang, terasing'...
kualitas hidup relatif sih, standar kesehatan, mall, hotel, dsb kita bisa nikmati di indonesia, kecuali pelayanan publik yg buruk (namun skrg duah mulai gencar di soroti, ada sih perbaikan mulai brasa, mis perpanjangan sim dilayani pake bus, tarifnya hanya 60rb ..kalo dikantor polisi bayarnya 250rb..),
ada yg gak bsia di tukar :
kenangan masa kecil,.
sd, smp,.
jalan kaki menusuri kebon emnuju sekolah..
teman2 kecil..
kali,..pantai,.laut..
indonesia is the best for me apalagi dgn krisis ekonomi di usa en eropa,.kebayang deh pengangguran membludak, kejahatan bakal meningkat..
dan ini maish akan berlanjut 5 thn an..apalagi kalo yg menang mc cain,..mustinya bush di turunin aja di jalan, kebijakan plitiknya yg mengamburkan dana tuk perang sehingga ekonomid alam negeri gak di perhatiin..
dengan kenyataan ini, indonesia makin nyaman buat saya,..apalagi di usa gak bsia makan pake sambal, jeruk nipis,.ikan bakar,..mhhhhhh....
regars,
Oh begitu yah, oom. Ya maap, ini pertama kali saya jadi majikan, hahaha.