It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"sebuah retakkan celah panjang yang mengerikan melebar dari ujung teras sampai dekat kolam ikan"
kek crita sblmna y?? klo nda slh ada kan???
om remi lanjutin lg y ^^
Sang Bangsawan Wanita mengundang Ksatria.... perjamuan dilaksanakan.... Sang Bangsawan Wanita merindukan Pangeran...
Minggu sore ini, Tante Min, istri Oom Har, yang juga adalah penghuni baru rumah sebelah, mengundang saya ke rumahnya. Dia bercerita kalau saya mengingatkan Tante Min pada putra tunggalnya yang masih tinggal bersama neneknya hingga hari kelulusan tiba.
"Fikri baru kemari nanti setelah lulus, itu juga kalau dia mau kuliah di sini..." Tante Min berkata. Oooh... jadi anak mereka sebaya dengan saya. Dan namanya Fikri? mengingatkan saya kepada sebuah lembaga bimbingan. Setelah itu tante Min menyuguhkan kue-kue yang enak, rupanya dia pandai memasak. Tante Min juga menunjukkan pada saya album keluarganya. Hm... jadi ini anak yang bernama Fikri? cowok jangkung berpotongan rambut acak dengan mata berbinar. Sebenarnya dia cukup tampan kalau saja dia tidak terlalu menunjukkan tampang jahilnya dengan selalu nyengir lebar-lebar di setiap posenya. Seperti siapa ya? kalau saja serial onepiece dibuatkan versi manusianya dan mengambil cast di Indonesia, dengan wajahnya yang seperti itu, pasti anak ini sangat cocok memerankan Luffy si Topi Jerami. Hahaha...
Ujian maha berat dijalani oleh Ksatria... keputusan akan hasilnya masih terlampau lama.... namun ksatria menghadapi dilema...
Yah, walau tidak terlalu optimis, tapi sepertinya ujian akhir kemarin tidaklah terlalu buruk. Saya benci menunggu hasil yang terlalu lama. Hari ini juga Papa dan Mama kembali menanyakan keputusan akhir saya. Apakah saya akan tetap pada rencana awal? yaitu tinggal di rumah kakek selama satu tahun penuh. Ataukah meneruskan kuliah?
"Itu terserah kamu Mar! Kuliah dulu juga enggak apa-apa." Papa berkata.
Diberikan pilihan membuat saya malah menjadi pusing. Seharusnya kalau anak dalam dilema seperti ini, orang tua jangan memberikan keputusan pada anaknya. Putuskanlah buat saya! maka saya pasti akan mengikutinya. Namun saya masih belum melupakan dia. Saya ingin mengikutinya, mengetahui kabarnya, dan ada di dekatnya. Itulah sebabnya, saya memutuskan mendaftar kuliah di tempat yang sama dengan dia nantinya. Satu semester mungkin cukup. Cukup tidak cukup harus satu semester... itu lebih tepat!
Woke dah bang remy...
Ga apa2...
Bang remy dah bls pm nya aja ane jga sneng...
Makasih ya bang remy...
Lanjutin trus dah crita nya...
D tgguin trus nih klanjutannya dri sdut pndang nya si damar...
Yang smangat ya bang remy
iya nih, cerita versinya damar. tapi asik asik, jadi ada bacaan. hehe,
lanjutin ya om rem,
Tak pantas bila seorang Ksatria tanpa tunggangan seekor kuda...
Hari ini saya memantapkan diri untuk kembali ikut tes untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi. Papa sudah menyindir saya dari kemarin-kemarin soal motor yang tidak pernah saya pakai untuk pergi jauh. "Motor kamu lumutan nanti, Mar!" kata Papa. Traumatis? mungkin. Soalnya setiap kali saya mencoba naik motor, sepertinya lutut ini berdenyut-denyut seolah mengingat kembali peristiwa saat saya masih duduk di kelas satu SMP. Ketika itu lutut saya sempat robek cukup dalam hingga perlu mendapatkan beberapa jahitan setelah terjatuh dari motor yang nekat dikendarai oleh saya sendiri. Sejak saat itu mungkin otak ini seakan membuat tubuh saya protes setiap kali saya ingin mencoba mengendarai motor. Tapi hari ini juga bukan hari keberuntungan saya. Hari ini saya kembali gagal tes. Teman saya sudah berkali-kali menyarankan agar saya berusaha mendapatkan SIM lewat orang dalam dengan membayar lebih. Tapi saya tolak mentah-mentah ide tersebut. Tidak ada yang namanya melanggar aturan untuk seorang Ksatria dengan julukan Kansatsugan!
Sang Bangsawan Wanita bahagia... Pangeran Berkuda telah tiba...
Sebentar lagi masa orientasi di kampus. Sudah saya putuskan untuk mendaftar ke kampus yang sama dengan Dia. Tadi juga saya lihat sepertinya Tante Min sangat ceria. Dia berbicara dengan Mama di teras dan kedengarannya mereka membicarakan anak Tante Min yang memutuskan untuk kuliah di kota ini. Yup! sore harinya dia datang. Cowok jangkung yang cocok memerankan Luffy di serial Onepiece itu datang dengan sepeda motornya yang berisik. Untunglah dari tempat saya berdiam, saya bisa melihat semuanya....
Hmmm... nyengir lagi! mungkin ada yang salah dengan rahang anak cowok itu. Bahkan bertemu sang bunda pun, dia masih nyengir.
ahahaihaiahaiha... geer geer deh a' :P
janji yg mana??? *kabuurrrr.... Apparate..! Protego..! bener2 niat kabur, xixixixixi...*
:P :P
Ayo lanjut terus Remy sayang
Om Remy.. Lanjut terus ceritanya ya? Makin mantap nih... :-)
Ksatria bahagia... orang yang dipuja rupanya menjadi Sang Penuntun..."
Bagaimana saya tidak senang? Orientasi Kehidupan Kampus telah tiba dan ternyata... dia menjadi seorang Kolega Yunior atau pembimbing mahasiswa baru pada kelompok saya. Terlebih lagi saat dia mengetahui bahwa saya dan dia berasal dari almamater yang sama. Dia sangat baik pada saya, mungkin juga karena kesamaan almamater, mungkin juga... ah! saya tidak mau terlalu ge-er.
Saya makin kagum ketika diadakan game pengorbanan. Game itu mengharuskan kita berkorban apapun yang kita miliki agar membentuk sebuah barisan yang panjang. Dan dia dengan rela melepas segala yang dia kenakan di tubuhnya hingga hanya mengenakan celana pendek saja agar baris yang dibuat oleh kelompok kita menjadi yang terpanjang. Sungguh! saya tak pernah membayangkan bisa sangat tersipu melihat badan dia saat itu. Apalagi melihat pengorbanannya agar kelompok kami menang.
Terlebih lagi saat outbond dan kita melakukan sebuah game di tempat berlumpur. Saya sungguh bahagia bisa berada dalam ruangan yang sama saat kita semua sedang membersihkan badan di sebuah pemandian dengan beberapa pancuran. Dia benar-benar memiliki tubuh yang mengagumkan dan saya dapat melihat semuanya.. ya! semuanya.... Saya tahu, sebenarnya ini tak boleh. tapi saat dia menitipkan ponselnya pada saya, saya mengambil dan memindahkan beberapa foto koleksinya ke ponsel saya. Tuhan! maafkan saya... masih saya ingat betapa gemetarnya jemari ini saat melakukan itu.