BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

yuhuuuu... thread renungan ni, juga bisa jd motivasi

edited December 2008 in BoyzRoom
\* yuhuuuuuu.... para member BF, ini thread semoga berguna ya... nanti bakalan ku posting renungan2 dan motivasi di thread ini supaya bisa jadi bahan refleksi diri dan semoga membuat kita menjadi seseorang yang lebih baik lagi, karena hari ibu lom lama, jadi ku awali dgn renungan ttg ibu ya...*/

MAWAR UNTUK IBU

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250KM darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu.

Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil,
"Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya.

Tapi saya cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu."

Pria itu tersenyum dan berkata,
"ayo ikut aku akan membelikanmu bunga yang kau mau."

Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantarkan gadis kecil itu untuk pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya

"Ya, mau saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang di pesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250KM menuju rumah ibunya.

Comments

  • MALAIKAT PELINDUNG

    Suatu ketika ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan.
    Maka, ia bertanya kepada Tuhan.
    "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi.tapi takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?"

    Tuhanpun menjawab,
    "Diantara semua malaikat-Ku, aku akan memilih seorang yang khusus untuk mu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu."

    Si kecil bertanya lagi,
    "Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuat ku bahagia.

    Tuhan pun menjawab,
    "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu meyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuat mu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.

    Namun si kecil bertanya lagi,
    "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa apa yang mereka pakai?"

    Tuhan pun menjawab,
    "Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasih nya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia."

    si kecil bertanya lagi,
    "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya tuhan?"

    Tuhan pun kembali menjawab,"Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa."

    Lagi-lagi, si kecil menyelidik,
    "Namun, aku mendengar, di sana, ada banyak sekali orang jahat, siapa nanti yang akan melindungiku?"

    Tuhan pun menjawab,
    "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu."

    Namun, si kecil kini malah sedih,
    "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi."

    Tuhan menjawab lagi,
    "Malaikatmu, akan selalu mengajarkan mu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengigatku, walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu.

    Hening. Kedamaian pun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi
    terdengar sayup-sayup.
    si kecil berkata,"Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungi ku..."

    Tuhan pun kembali menjawab."Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan "Ibu""
  • GARAM DAN TELAGA

    Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,
    datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
    Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

    Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan sekasama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air.
    Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

    "Coba minum ini,dan katakan bagaimana rasanya", ujar Pak tua.

    "Pahit, pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

    Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

    Pak tua itu lalu kembali menaburkan seganggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.

    "Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah."kata Pak tua

    Saat tamu itu selesai mereguk air itu,
    Pak tua berkata lagi,"Bagaimana rasanya?"

    "Segar.", sahut tamunya

    Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Pak tua lagi.

    "Tidak", jawab si anak muda.

    Dengan bijak, Pak tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
    mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

    "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. kepahitan itu,akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya.
    Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu mengalami kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

    Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat."Hatimu adalah wadah itu,perasaanmu itu adalah tempat itu, kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jagnan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan
    merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Sign In or Register to comment.