It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
:-O
*please...
@vendi74 : emang msh ada yg mau baca gitu....
ven?
:-/
sayang banget kan kalau cerita2 hilang tersapu tsunami tanpa di ketahui jejaknya, sedang new member pasti akan selau ada
mmm krna cerita yg terakhir msh blm tamat sementara ceritanya gak tau kmn (ngilang) jd sementara waktu aku repost lg cerita yg terakhir..
Langkahku cepat menyusuri jalan tanah setapak di belakang gedung kuliah. Jalan setapak yang menghubungkan antara fakultas aku dengan fakultas yang lain di kampusku ini. jalannya sedikit basah karena tadi malam hujan turun dengan derasnya.
Langkahku terkadang terhenti dengan genangan yang membentang dihadapanku.
Beberapa kali melompatinya untuk menghindar agar sepatuku tidak basah karenanya. Cukup licin juga jalan ini, karena beberapa kali aku terpeleset dan hampir jatuh karenanya, kalau saja aku tak berpegangan dengan batang pohon yang tumbuh dikiri kanan jalan ini.
Kulihat kampus fakultas Gizi terlihat dari tempatku berdiri, sengaja aku berdiri lama di ujung jalan ini, menarik napas dalam untuk mengumpulkan tenaga dan keberanian. Keberanian untuk menemui seseorang yang telah menjadi kembang tidurku selama beberapa hari belakangan ini, selalu muncul dan mengganggu seluruh aktifitasku.
5 bulan yang lalu
Siang ini, rencananya ada janji ketemuan di rumah kos temanku di Bogor kota. Rencana mau ngebahas proposal kegiatan social yang akan kami adakan di kampus. Aku perkirakan dari kampusku ke rumahnya sekitar 45 menit lah, kalau jalan gak macet.
Sengaja aku ambil jalan lewat gedung fakultas pertanian dan rencananya mencegat angkot di depan gedung serbaguna kampus. Cuaca memang sedang mendung, padahal seingatku tadi malam kan hujan, kok masih juga mendung siang ini. gak salah deh kalau kota ini berjuluk kota hujan.
Kupercepat langkahku, terkadang sedikit berlari, tapi memang dasar sudah waktunya hujan, yah hujan juga. Kulihat mahasiswa/I yang searah dan berlawanan arah denganku segera berlarian kecil mempercepat langkah mereka, demikian juga aku. Teriakan kecil dan gerutu sempat kudengar dari mulut mereka yang terkena hujan. Aku tersenyum, sambil mempercepat lariku menuju salah satu sudut fakultas pertanian. Sambil terus menyusuri koridornya.
“sial… hujan lagi, jadi terlambat nih sepertinya” gerutuku pelan sambil berteduh disalah satu sudut gedung kampus ini. Kuseka rambut yang sedikit basah oleh hujan yang turun tiba-tiba. Mukaku basah dan bajuku juga basah di bagian pundak. Kuatur napas, sambil mengusap-usap rambut yang basah. Tas ranselku juga gak luput dari percikan hujan tapi tidak sampai membuat buku-buku di dalamnya basah.
Ooo iya, kenalkan namaku Nugraha teman-teman dekatku biasa panggil aku UG (baca yugi) jauh bener yah.., gak tau juga kog bisa gitu, aku sih santai aja, terserah mereka panggil apa, asal jangan yg aneh2 aja…(tapi nama itu justru melekat setelah aku di tingkat 2, dan itu karena satu orang, satu makhluk yang bernama aris/beben yg gak tau knapa manggi aku spt itu)
Trus… aku tuh anaknya biasa saja. kata temen2ku, aku itu anaknya serba lumayan (BUKAN SERBA 6000 YAH HA.HA.HA). Lumayan baik (ha.ha.ha), lumayan pintar (he.he.he), lumayan ramah, lumayan cakep…(wew…. Kata yg cewek2 loh.. tapi ada juga co yang bilang begitu). Secara fisik, yah bersukur aja deh dengan karunia yang diberikan Tuhan, meski wajahku gak cakep2 amat spt bintang film atai iklan, tapi aku bersukur dengan wajahku yang biasa ini. kata ibu sih, hidung dan kulitku mirip ayah (lumayan mancung dan sawo matang), dan mata (terkesan sipit) serta bibirku (lumayan agak merah tp gak merah banget yah) lebih mirip ibu.
Dengan tinggi 180 dan berat 75, membuat aku lumayan dikenal di kampus sebagai salah satu pemain volley ball andalan di fakultasku, meski sesungguhnya aku lebih suka renang dan main tenis meja dari pada volley ball.
Cuma satu yang mungkin agak membuat ku ngerasa lain dari kebanyakan co (entah kalau co lain), yaitu tentang rasa sukaku terhadap yg namanya manusia. Sejak dari SMA aku itu suka terhadap kedua manusia yang berjenis kelamin perempuan dan pria. Haaaaaaaaa (jangan kaget dong….)..
Iya bener….
Kalau dengan cewek sih ketertarikanku wajar, seperti co-co lainnya, yaitu tertarik secara fisik dan tentunya ujung-ujungnya sek (meski sampai saat ini blm pernah nyoba.. ha.ha.ha, Cuma kalau sekedar cium, ngeraba, meremas untuk sekwilda cewek mah sudah sering wk.wk.wk.wk… Cuma gak sampai ke bablasan. Takut efeknya ntar bisa TEk-dung…. Tuh cewek.
Nah kalau ke cowok, biasanya juga juga hanya sebatas pelukan aman temen kalau misalnya ada temen cowok yang nginap di rumah, itupun belaga pura-pura sambil tidur, padahal pengen lebih, Cuma takut di tendang aja.. wk.wk.wk. jadi untuk yang namanya co, aku memang belum pernah ngerasain seperti yang sudah aku lakuin ke cewek. He.he.he
Itu sekelumit ttg aku… Nugraha alias UG (yugi)…. He.he.he
Sepi koridor ini,
Memang kalau sudah jam-jam segini (siang menjelang sore) gak dikampus ini, di kampusku juga bakalan sepi, kalaupun ada orang paling hanya mahasiswa yang ada praktek atau penelitian. Kecuali di ruang dosen, posko secretariat mahasiswa dan kantin biasanya lebih rame.
Aku duduk disalah satu bangku panjang yang ada di sudut koridor sambil memandang ke arah luar.
Waduhh… nih hujan malah makin deras, pasti telat nih aku.. (sambil garuk-garuk kepala yang gak gatal). Perhatianku teralih oleh suara tawa kecil yang sertai dengan suara obrolan di ujung koridor. Kulihat ada 4 orang (2 orang laki-laki dan 2 orang wanita) yang berjalan menuju kearah aku berada. Dan mereka lalu duduk di deretan bangku yang ada di sebelah ku. meskipun satu kampus dan karena beda fakultas, membuat aku gak begitu tau meski sebenarnya wajah2 mereka seperetinya aku kenal, bukannya gak gaul, tapi kalau berbicara tentang mahasiswa dari fakultas lain, memang aku gak bakalan bisa ingat, meski waktu tingkat satu/persiapan semua pada gabung.
“yugi kan…” kudengar seseorang memanggil namaku
Dan kulihat seorang cewek yang tadi baru datang berdiri dan melangkah kearahku.
Antara ingat dan lupa, aku pandangi wajah yang ada dihadapanku sekarang. Tersenyum ceria.
“mmmmm iya.. mmm tunggu aku lupa nama nih… tapi kalau wajahnya seperti gak asing nih..” kataku sambil memandang lekat
“diihh kamu tuh yah… sombong bener, masa gak ingat sih” tanyanya dg suara yang manja..
“mmm iya bener.. aku lupa …yang jelas kita satu kelaskan waktu tingkat persiapan dulu..” kataku meyakinkan hati..
“iihhhh dasar, kamu tu yah… kebangetan” kulihat sorot matanya dibuat-buat kesel dan manja… ha.ha.ha lucu nih anak..
“desiiiiii…. Ha.ha.ha.ha.. iyakan… “ kataku sedikit teriak sambil mengacak2 rambutnya.
“aaahhhhhh… yugi…. Kok ngacak rambut ku sih” kata desi seraya menghindar dari keganasan tanganku.. ha.ha.ha
“knapa? Kamu gak suka? Bukannya dulu kamu paling doyan aku giniin..” kataku sambil mengedip2kan mataku yg rada sipit ini…
“yeee…. Siapa juga yg doyan..”
“eehh ngapain lo di kampus gw” Tanya desi sok belagak bos
“kampus lo….. mimpi…..” kataku sambil melotot
“he.he.he… gw mau kedepan des, jadi daripada muter yah gw lewatin kampus lo, kan lebih dekat, trus hujan.. yah jadi terdampar deh gw di sini.” Jelasku
“ooo.. kirain mau ketemu gw.. ha.ha.ha” goda desi
“ngapain gw nyari lo… kurang kerjaan apa… ha.ha.ha” kataku
“gi.. tuh kenalin teman2 gw”sambil desi melirik kearah 3 makhluk yang dari tadi bengong ngeliat tingkah laku kami.
“yugi” kataku sambil menjabat tangan mereka satu-satu.
Rudi, arya dan yuli… itu yang terdengar oleh telingaku. Sebenarnya wajah-wajah mereka mereka gak begitu asing bagi ku (selain Desi, Rudi juga sepertinya aku tau nih dh anak ini, soalnya Rudi seingatku itu pernah satu kelompok di tahun pertama kuliah. Anak medan kalau gak salah, warga keturunan, wajah yang khas dan manis) tapi untuk nama, memang agak susah mengingatnya, soalnya ada ratusan sih mahasiswa yang seangkatan dengan ku. jadi giap maklum kalau aku sendiri gak pernah hapal nama2 temen2ku , kecuali beberapa yang benar2 akrap dan sering berjumpa. Seperti desi ini, dulu lumayan akrap tapi karena sudah beda fakultas yah jadinya agak lupa gitu namanya. He.he.he..
Begitulah, obrolan pun mengalir dengan sendirinya. Membicarakan tentang kenangan-kenangan sewaktu masih awal2 masuk kampus. Menceritakan kekonyolan2 dari laku masing2 dari kami sewaktu baru ngikuti kuliah. Dan mereka tertawa ngakak, ketika aku bercerita pernah dikejar ama waria edan yang lagi mangkal di tugu kujang. Bagaimana aku ngelompati pagar kampus dengan satu kali lompatan untuk menghindar dari kejaran waria yang lagi nafsu.. wk.wk.wk.wk.. sampai detik inipun aku masih mikir, kok bisa yah waktu itu aku ngelompat pagar kampus dengan satu kali lompatan… gila… mungkin karena sangking takutnya, membuat adrenalinku bergejolak dan membuat aku seolah2 mendapat tenaga yang lebih untuk melompati tuh pagar.
Cerita masa lalu yang konyol sekaligus menegangkan….
“des, jadi gak nih ke pak Deni?” kata arya tiba2
“oooo iya..ya.. jadi dong” jawab desi..
“gi, sorry yah, gw mau jalan dulu, “
“ok.. sip… eehhh lo kosnya dimana des” Tanya ku
“di *********** “ kata desi
“kapan2 boleh dong gw main ke sana” kataku
“halah… gak .. gak usah..” kata desi
“eehh.. knapa?” kataku kaget
“maksud gw, gak usah pake bilang2, kalau mau datang yah datang aja..” kata desi sambil tersenyum.
Bener2 nih anak, gak berubah sejak dari dulu, ceria dan lucu
“aahhh dasar… “ kataku sambil tanganku mengucek2 rambutnya
“ihhhh yugi.. apaan sih… hobby banget…. “katanya sambil cepat tangannya mencubit pinggangku
“owwww.. ampun des… aduuuhhh.. sakit tau” kataku sambil cengengesan
“rasain.. tuh balasen buat co yang suka usil” kata desi sambil tersenyum puas
“aduuhhhh ssssssss… pedes banget cubitan lo des” kataku sambil ngusap2 pinggang.
“kalian ini yah, seperti orang pacaran aja” celetuk rudi
“he.he.he.. emang, lo kan suka ama gw kan des” kataku sambil ngedipkan makata ke desi
“iiihhh najis…. Sorryyyyy… di sorry…… dasar ngaco..” kata desi cemberut
“ha.ha.ha.. iya juga gak apa2 des… kalian cocok kok” kata yuli sambil tersenyum
“aahh sudah ah.. yok jalan…” kata desi sambil berjalan meninggalkann ku yang melongo
“yeeee… marah ni ye…” kata mereka serentak
“kalau marah berarti iya tuh” celetuk arya
“gi kami cabut dulu yah, “ kata rudi tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kearahku.
“eehhh rud…. Tunggu”
“ada apa gi…” kulihat wajahnya memerah, mungkin karena malu tadi dia mengedipkan mata ke arahku..
“ahh enggak … hari minggu lo ada acara gak?”
“paling ke gereja aja gi, trus balek ke kost”
“knapa”
“enggak, gw biasanya renang di ********* sendirian, lo mau nemenin gw gak?” kataku
“mmmm kalau agak sorean bisa, ntar gw kekostan lo deh”
“ok sip… gw tunggu jam 4 sore yah.. jangan telat yah..” kata gw
“siipp … “ kata rudi sambil mengacungkan jempolnya..
Kulihat rudi bergegas berlalu dari hadapanku dan menyusul gerombolan desi yang sudah ada diujung koridor ini.
Hujan masih turun dengan derasnya…, seperti gak habis2 tuh air dilangit, batinku.
Termangu duduk disini sendiri sambil memperhatikan hujan yang turun dengan derasnya. Mendengarkan setiap tetesnya yang jatuh menimpa atap kampus, daun dan tanah. Menimbulkan suara yang unik seperti orchestra alam yang indah. Ditambah lagi dengan tiupan angin yang yang menghembus curahan hujan ini. terkadang alunannya cepat, lalu melambat dan cepat kembali. Riuh dan rendah……suara yang indah dan mampu membuat lamunanku melayang entah kemana2. Sampai pada saat dimana aku baru menyadari kehadiran sosok indah diseberangku. Membuyarkan lamunan gak jelasku.. menyadari bahwa aku tidak sendiri disini…. Ada seseorang… menemani .. walau dalam ketidak kenalan… dan dalam kebisuan.. dan lamunan masing2..
Berdiri mematung di sudut dinding kampus sambil memandangi hujan. Makhluk yang cantik, indah dan anggun. Seorang wanita……..
********
sambungannya......
Kucuri pandang kearahnya…
Rambutnya diikat sederhana, seperti ekor kuda… (ha.ha.ha TK- banget yah)
Lumayan tinggi buat ukuran ce Indonesia… semampai dengan celana jeans dan balutan baju yang sederhana. Memang sederhana, tapi terlihat anggun di mataku..
Deg…. Dimata-ku… ha.ha.ha…..
Gw kagum…. Gw terpesona…ha.ha.ha…
Tas sandang yang sederhana, tergantung pas di pundaknya. Sesekali tangannya mengusap pelan kening yang mungkin basah oleh air hujan atau keringat. Gerakan yang gemulai… indah dan mempesonakan mataku.
dan napasku terasa tersendat di kerongkonganku ketika, mata indah itu melihat dan mendapatiku yang sedang melihat kearahnya. Mungkin aku melotot dan aku yakin seyakin-yakinnya mulutku pasti agak terbuka gitu… (aeerrrgghhhhh … seperti anak kecil yang ketangkap basah sedang mencuri.. ).
Aku mencoba tersenyum sambil menganggukan kepalaku (meski agak ragu…. Takut kena timpuk ama tuh kursi..)…… dan hei… senyum itu…
Seperti di film2 animasi…. Senyumnya seolah seperti bibir yang bergerak lepas dan terbang menuju ke arahku, dan menempel rekat dan menimbulkan bunyi “mmmuuuuah” ketika mendarat dipipiku… he.he.he
Dasar tukang ngelamun….. tanganku pun bergerak tak sadar mengusap2 pipi sendiri seolah ngerasa seperti ada yang sudah menciumnya… ha.ha.ha gubrak….
Dan aku juga yakin, kalau makhluk cantik itupun ngerasa bahwa aku ini orang yang gak waras….
Ha.ha.ha.. tapi biarin lah… memang dia indah dan patut buat di lihat.
Hujan masih turun dengan derasnya….
Koridor ini semakin terasa gelap….
Hayo dong yugi…. samperin tuh anak…. (kata hatiku mencoba memberi semangat..)
Hueekkk….. masa sih sekarang….
Iya sekarang dong.. kapan lagi…. Jarang-jarang loh… lo dapetin kesempatan yang seperti ini…
Enak aja… gini-gini gw banyak yang suka loh… protes ku lagi..
Iya gw.. tau.. tapi kan belum ada yang membuat mata lo bersinar dan berbinar seperti sekarang ini kan…
Iya sih.. tapi gw ragu nih…. Soalnya dia itu sempurna banget sob… runding hati gw lagi..
Lah… anggap aja… silaturahmi… kenalan … kan bagus tuh… buat nambah temen…
Iya juga yah…. Tapiii….. hati gw koq deg-degan gini yah..
Ha.ha.ha… dasar… ternyata Yugi yang gw kenal gak seberani kelihatannya…. Cepeeeerrrrr…
Busyeeeet…. Enak aja lo ngatain gw cepeerrr… ok.. sapa takut nyamperin dia..
Nih liat… gw buktiin….. memastikan dan meyakinkan ke hati ku sendiri…
Aku bangkit dari duduk, dan berjalan pelan kea rah makhluk cantik itu..
Deg.. trap.. deg.. trap.. deg.. trap… irama jantung dan gerak langkahku yang saling berpacu.
Deg.. degg… trap… degg..deg..degg.. trap… detak jantungku semakin kencang ketika jarakku semakin dekat dengannya..
Kulihat dia menoleh ke arahku,
Kembali melemparkan senyum ringannya… (waduuuhhhhhhh mati aku….)
Kalau senyum itu seperti batu.. mungkin saat ini aku sdh terjerembab jatuh dan berdarah2 dengan pipi yang bengkak .. wk.wk.wk.wk
Habisnya…. Manis….. banget….
“hai….” Sapa ku.. (halahhhh basi banget…)
Tersenyum dulu…. lalu bibir merah alaminya mengucapkan
“hai…”
Alamakkkkkkkk….
Suara itu…… kalau aku lembu, mungkin ketahuan deh…. Kalau aku ini terpesona olehnya. Secara pastinya daun telingaku ini akan bergerak2 kegirangan begitu mendengar suaranya… untung aja aku gak bersuara ….mmmmooooooooooooo…….wk.wk.wk.wk
“Yugi” sapaku lagi sambil mengulurkan leher… ehhhh tangan kearahnya..
Sedikit kaget dia… tapi segera dia menyambut uluran tanganku..
“Tiara” katanya..
“siapa….” Kataku bloon…. Dan budeg…
“Tiara” ulangnya..
“ooo tiara….. “
Senyap…… menyesali atas kebudegan dan ketololan ku..
“hujan yah..” kataku lagi, uuuuhhhhhh dasar,….. kata2 yg gak bermutu dan bego… lah kan sudah dari tadi hujan.. kok yah masih ngomongin hujan.. iihh hayoo gi… yg kreatif dikitlah…
“iya..” katanya, sambil tersenyum….
Dan aku tau maksud senyumannya itu…. pasti dia bilang… dasar nih co kok yah bego amat….
“he.he.he…” kataku salah tingkah…
Asli.. aku seperti orang bego di depannya..
Lah kadong malu, hajar aja deh…..
“tiara kuliah di fakultas apa?”
“di gizi” katanya singkat…
“wah, deket dong kampus kita…. Besebelahan tuh…” kataku semangat 45…
“kok gak pernah liat tiara yah” kataku tanpa sadar…
“memangnya yugi sering ke kampus gizi yah?” tanyanya..
“eehh.. hee.. gak.. gak… maksudnya, aku juga punya temen di fakultas itu… jadi beberapa kali pernah main ke sana… “
“oo … “ katanya dengan sopan sambil mengangguk penuh dengan anggun..
Suka dengan gerakannya… suka dengan suaranya, suka dengan ekspresinya…
Yugi….. hati mu terpikat….
Aahhhh yang bener…. Kok cepat banget…
Jeduuuueerrrrrr……
Suara petir tiba2 mengejutkan, sumpah.. kaget dengan suara petir dan jantungku…
“tiara mau kemana nih”
“pulang, tapi hujan , mana gak bawa payung lagi..” katanya sedikit kesal
“sukur lah….” Kataku gak sadar dan dengan begonya
“loh kok malah disukurin.. tiara gak bawa payung”
“ehh.eh..eh.. maksudnya tuh… gw bersukur ama hujan, kan hujan itu berkah ra” kataku ngawur..
“yah apa hubungannya lagi…” kata tiara..
“iya yah… kok ngelantur gini” gumamku..
Hujan… masih terus turun, meski tak sederas dan selebat tadi…. Obrolan ku dengan tiara begitu asik..yang tadinya kami berbicara sambil berdiri, sekarang kami seudah duduk di bangku yang tadi aku tinggalkan. Berbincang kesana-kemari… topic yang gak focus dan loncat-loncat.. tp tetap asik dan nyaman…. Seolah aku sudah mengenal tiara lama….
Padahal kan baru beberapa menit yang lalu kenalannya…
“mmm gi, sepertinya kalau ditunggu, nih hujan gak bakal berhenti deh”
“trus, “
“aku mau pulang langsung aja deh”
“bener juga sih… tapi kamu ntar sakit loh, hujan2an gini…”
“ahhh gak lah…. Gini2 aku kuat “ kata tiara sambil mengangkat lengan kanannya
“nih pakai aja ini, dari pada gak ada sama sekali..” kataku sambil memberikan topi kesayanganku (meski butut) kepada tiara… topi yang selalu menemani kalau aku pergi… Cuma jarang aku pake dan biasanya aku selalu bawa di dalam tas butut ku ini.
“ahh.. gak usahlah…. Gak perlu…” tolak tiara..
“hei.. sudahlah.. pake aja…. Lumayan buat nutup kepala tiara…” sodorku lagi..
“tapi kamu sendiri, ntar gimna?”
“ahhh gampang lah… laki-laki ini…. sdh biasa huja-hujanan..” kataku sambil tersenyum
“jadi aku pake yah.. gak apa2 kan..”
“iya gpp…. Tapi sorry agak bau…. Jarang aku cuci.. sih.. ha.ha.ha” kataku cengengesan..
“ihhh dasar….”
“mmm kalau gitu aku jalan dulu yah gi, besok aku balikin yah topi nya…”
Aku iringin langkah kaki tiara hingga ke ujung koridor ini.
“yugi, aku duluan yah…. “ kata tiara ketika tiba di ujung koridor. Sambil mengenakan topi dari ku..
“ok… sampai nanti yah…hati-hati” ucapku..
Hanya tersenyum….. seulas….. lalu dia berjalan cepat menyusuri jalan aspal menuju kea rah samping luar kampus ini. aku terpaku menatap sosok yang semakin jauh dari pandanganku… ku tetap berdiri dan terus melihat sampai sosok itu menghilang di tikungan jalan yang banyak ditumbuhi pohon mahoni di kiri-kanannya.
Hilangnya seperti membawa serta separuh tenagaku
Membawa hampir seluruh semangat ku
Membawa hampir seluruh nafasku..
Wah..wah..wah… bener-bener beruntung aku hari ini, ternyata hujan telah mempertemukanku dengan sosok makhluk paling indah di dunia ini… Tiara…
Inikah yang dikatak2 orang cinta pada pandangan pertamax…… he.he.he
*****
“assalamu,alaikum” teriakku sambil mengetuk pintu rumah Aris alias Beben (ha.ha.ha.. gak tau juga kok bisa si Aris ini dipanggil beben….).
Wah pastinya sudah bubaran nih acaranya…..
Sudah sore ini, kulirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku, pukul 5.45 WIB. Bajuku lumayan basah, meski gak kuyup banget, tapi cukup membuat ku kedinginan. Tapi demi menepati janji yang sudah diucapkan, aku bela-belain datang juga ke rumah aris
Keketuk pintu rumah beben lagi….
“assalamualaikum..” teriakku..
Minimal gw tau hasil pertemuan temen-temen tadi…
Cekreeek….
“wa’alaikum salam”
Beben terlihat melongokan mukanya di balik pintu, aku tersenyum, senyuman minta maaf..
Yupss…wajah cakep si Aris alias beben…
Seorang pemuda yang energy dengan seabrek kegiatan kampus dan di luar kampus. Anak seorang kaya (menurutku), mempunyai fasilitas yang lengkap yang diberikan ayah dan ibunya yang pengusaha. Aku kenal dengan beben sudah hampir masuk tahun ke dua. Tidak banyak yang tau kalau Aris alias beben ini adalah anak seorang berada. Karena kesehariannya adalah begitu membumi dan apa adanya. Cuma kalau masalah isi dompet… wahhhhhh jangan Tanya deh… pasti full tuh dompet, belum lagi yang namanya kredit card.. wew… ada 2 atau tiga tuh. Tapi gw suka berteman bukan karena dia kaya sob, tapi karena kesederhanaannya itu… meski kadang2 gw juga kecipratan dapat makan gratisan kalau keluar ama tuh anak… he.he.he.he…
“sorry sob… aku telat yah”
“lah bukannya telat lagi, orang acaranya sdh bubaran dari tadi” kata beben sambil membuka pintunya lebar-lebar
“ha.ha.ha lo kehujanannya… masuk gi..” katanya lagi sambil cengengesan gak jelas.
“yah lo ben, bukannya dibuatin the hangat atau coklat hangat, malah diketawain.. dingin tau..” kataku
“ya sdh ayo kekamar aku aja… sekalian lo keringan baju lo” ajak beben lagi
Aku melangkah mengikuti beben ke kamarnya.
“tuh ada handuk di lemari gw, ambil aja gi…” katanya santai sambil menghidupkan televise.
Aku ambil handuk dan aku usapkan ke seluruh tubuh ku… sial, mana basah lagi… gak enak banget…
Kulihat beben senyum2 gak jelas gitu kearahku…
“knapa?”
“gak-gak ada apa?” katanya penuh rahasia..
“kok bau yah…” celetuknya lagi..
“aseeemmm… lo jangan nyindir gitu dong…” kataku sambil melempar handuk kearah mukanya..
“ha.ha.ha.ha loh kok lo yang sensi… “
“gimana hasil rapatnya tadi ben” kataku sambil duduk di kursi belajarnya beben
“sudah disusun semua gi, semua detil untuk kegiatan hari H nanti sudah dibahas, tinggal kitanya aja, semoga pas hari H nya gak ada halangan” kemuadia beben menjelaskan secara rinci hasil pertemuan tadi, dan kulihat semuanya sdh diatur dan direncanakan dengan matang. Toh juga ini hanya acara social yang insyaallah gak bakalan banyak masalah dalam pelaksanaannya. Hanya tinggal memacu semangat teman2 yang menjadi panitia aja, biar gak kendor semangatnya.
Aku mendengarkan penjelasan beben sambil bersedekap dan merapatkan kedua kakiku, habisnya dingin banget, baju dan celanaku yang lembab tentunya membuat kulit tubuhku menjadi kedinginan karenanya.
“lo kedinginan gi”
“hmmmm… ssssss” kataku mengangguk sambil menggosok-gosokna kedua telapak tanganku.
“pake baju aku aja gi,” kata beben sambil bangkit dan mengambil selembar baju kaos berwarna coklat susu..
“gw numpang mandi boleh gak?”
“halah.. lo pake sungkan2 gitu.. yah langsung aja sono ke kamar mandi” kata beben
“sorry, gw mandi dulu yah”
******
Dengan hanya berlilitkan handuk aku keluar dari kamar mandi…dan berjalan melewati beben yang lagi asik nonton berita. Aku tau dia memperhatikanku, tapi aku berlagak gak tau,.
“berita aapan sih ben, serius amat…” kataku sambil mengambil baju kaos pinjeman yang tadi diberikannya.
“mm ini biasalah… koruptor ” sahut beben sambil melihat kearahku.
Dengan santai aku memakai baju dan masih dengan handuk yang melekat aku duduk di sebelah beben yang lagi nonotn TV.
“eehhh lo gak pakai celana lo gi”
“gak, masih lembab… nanti aja kalau mau pulang” kataku
“jadi lo gak pake apa2 nih..”
“iya, kenapa..” kataku
“dasar lo ini yah..” katanya sambil bangkit dari tempat tidur dan menuju lemari pakaiannya
“nih.. pakai”
“ihhh tipis amat, lagian kok pendek ben…” kataku sambil menangkap celana kain yang lembut dan tipis yang dilemparkan beben.
“sudah pake aja, daripada seperti itu, handukan… gak enak banget litanya”
“lah, apa salahnya…. Kan hanya lo aja yang dikamar ini..”
“dasar.. lo yah… mau gak pake… kalau gak yah udah, pake aja tuh handuk basah terus” kata beben
“iya..iya… bawel juga lo yah..” kataku
dengan santai, aku memakai celana di depan beben, dan langsung nyungsep ke atas kasur disebelah beben yang tengkurep/telungkup.
“ahhhhhhhhh… nyamannya jadi anak orang kaya.” Kataku sambil terlentang..
“nyindir lo gi….” Kata beben
“ha.ha.ha… kan bener.. gak seperti kasur kost2anku… kasur lo mantap bro…” sambil tersenyum..
“ya udah… lo nginep disini ajalah…”
“ahhh males lah… ntar gw diperkosa lagi..”
“aseeemmmmm siapa juga yang mau perkosa lo…. Yang ada lo tuh “ sambil ngelempar guling ke muka ku.
Ha.ha.ha.ha, aku tertawa. Sambil menangkap tuh guling..dan perang bantal pun terjadi… (masa kecil yang kurang bahagia.. ha.ha.ha)
Asli… hubunganku dengan beben tergolong unik… sepertinya aku klop dengan nih anak sejak pertama kali kenalan.. enak aja… dan beben juga pernah bilang kalau dia nyaman berteman dengan aku. (Dan suer aku lumyan tertarik dengan beben, secara dari fisik dia cakep lah, putih dan bodinya juga ok, kelihatan tuh anak kalau bener terawatt dengan baik…. ) Gak tau juga arti “nyaman” itu. yang jelas, antara kami itu sepertinya gak ada yang ditutupi, kecuali satu hal…. U know what I mean kan…. Yups… masalah orientasi sek aneh yang aku miliki dan tentunya rasa suka ku yang aku pendam rapat2 . Aku belum berani cerita ke beben tentang yang satu ini, bukan apa2, aku takut aja, kalau sempat dia tau, aku belum siap aja kehilangan sahabat yang baik seperti dia. Takut dia risih bergaul dekat dengan ku…
“ben, laper nih… kita keluar yuk cari makan” kataku
“udah, makan disini aja, tadi bik amah masak pepes ikan nila, “ kata beben
Ooo iya fren…
Beben ini orang tuanya tinggal di Jakarta, jadi beben tinggal sendiri dengan pembantu yang khusus buat ngelayanin tuh anak. Namanya bik amah . datangnya setelah gak lama azan subuh berkumandang dan pulangnya setelah adzan magrip terdengar. He.he.he rajin amat tuh bik amah… mana ramah lagi… mungkin karena namanya amah kali… jadi ramah… amah = ramah… ha.ha.ha.ha…
Dan sukses aku meluluh leburkan pepes ikan nila yang dibuat bik amah buat si beben.
“gila lo gi… kesambet lo…” kata beben melongo melihat kerakusanku.. ha.ha.ha
“mantap ben… pepes nya… mantap…” kataku sambil comotin daging pepes nila.
“dasar….”
“ben, tadi gw ketemu cewek cakep ben” kataku sambil mencuci tangan
“dimana?”
“itu pas gw terperangkap hujan di fakultas pertanian” kataku
Dengan singkat aku ceritakan tentang Tiara ke beben… asli penuh dengan semangat 45… merdekaaaaaaaaaaaa….
Plus dengan ditambahin bumbu penyedap biar lebih heboh kelihatannya… wk.wk.wk
Dan ini berhasil membuat beben penasaran dengan ceritaku
“tiara…. Tiara… ya,….” Katanya berulang kali..
“iya tiara, anak gizi…” ulangku lagi..
“oooo itu, sepertinya aku kenal tuh gi…” katanya lagi
“what… lo kenal… wah…. Terus gimana menurut lo..”
“lumayan juga selera lo yah…’ kata beben sambil tersenyum
“lumayan gimana”
“yah lumayan lah.. “ kata beben sambil bangkit dan masuk ke dalam kamarnya
“eeeitt gak sopan nih anak” pikir ku
“ben tunggu”
Segera bangkit dari kursi dan menyusul beben ke kamar…
“hayo jelasin tentang Tiara keg w” desakku
“jelasin apanya…”
“yah jelasin apa yg lo tau tentang dia..”
“mmmmm… tiara itu anaknya yang pasti baik, lembut, keibuan, ramah, dan pinter”
“yahhhhhh standar amat jelasinnya… maksudku itu… tiara sdh punya pacar belum?”
“setahuku sih.. belum gi….”
“beneran sob… tanyaku….”
“iya… gak tau juga sih sekarang….,mendingan lo Tanya deh ke Mardi, dia itukan satu fakultas tuh ama tiara”
“ooo mmmmm” kataku bergumam… gak jelas..
“jadi lo bener2 naksir tuh ama cewek…” selidik beben
“sepertinya …” kataku sambil terlentang sambil memejamkan mata..
“ya sudah samperin aja tuh anak…” kata beben
“pastinya… he.he.he” sahutku
“ya sudah… samperin aja..kalau perlu embat aja sekalian’ katanya lagi ketus
“loh.. koq gitu nadanya…” kataku..
‘cemburu yah….”
“asemmmmm siapa juga yang cemburu…..” kata beben sambil melempar bantal kea rah mukaku
“aduh…. Awas lo yah… bilang aja lo cemburu” kataku membalas
Fren… aku juga gak tau tentang beben seutuhnya… apa benar dia str8 abis atau dia juga ada sisi lain seperti aku.
Aku tau dia sudah ada cewek namanya risma… anak pertanian. Tapi yah itu… gaya pacaran yang unik… jarang ngeliat mereka berdua… tapi gak tau juga kalau dibelakang ku..
Ha.ha.ha
Kembali ke adegan perang bantal…….
Bukan itu saja… aku tubruk tubuh benen yang sedang telungkup dan aku tekan bantal kea rah belakang kepalanya. Membuat kepalanya terbenam di kasur. Sedang tubuhku sepenuhnya menindihnya, dengan posisi bagian pinggangku ku yang tepat berada di atas pantatnya.
berambung ....
......
Tangan beben berusaha menggapai-gapai kepalaku dan tanganku, dan tubuhnya bergerak ke kiri dan kanan. Aku semakain menekan kepalanya yang sekarang miring ke kanan…
“ampun… gi.. nyerah…” katanya tetap menggerak2kan badan dan menggapai2 tanganku
“rasain… makan nih bantal….” Kataku semakin menekan tubuhnya, yang otomatis membuat bagian bawah pinggang ku semakin tergesek2 dengan gerakan pantatnya beben..
“iya… ampun.. ampun” katanya terus berontak..
Semakin tubuhnya berontak, semakin sering P ku mendapat gesekan dari belahan pantatnya. Hangaat dan nikmat terasa, membuat P ku semakin lama semakin mengeras dan berdenyut.. cukup lama prosesi ini berlangsung – cieeeee prosesi emang pemakaman- sampai titik dimana kurasa tidak ada perlawanan lagi dari beben. Sudah menyerahkah dia????
Kini tubuhnya tidak berontak lagi…. Tapi tangan beben masih memegang erat kedua pergelangan tanganku yang menekan kepalanya dengan bantal (meski tidak sekuat tadi aku menekan kepalanya). Jelas terdengar nafas ku dan dia yang terengah –engah karena pergulatan tadi.
Posisi yang asing dan gak pernah terjadi sebelumnya…
Aku tau sesuatu sedang dan akan terjadi tanpa direncanakan saat ini..
Perlahan aku longgarkan tekanan bantal di kepalanya… perlahan pula aku rebahkan dadaku lekat kea rah punggungnya… kepalaku ku rebahkan di atas bantal yang menutupi kepalanya… (burger kepala isi bantal.. wk.wk.wk) dan tentunya P ku yang semakin memanas dan kaku di belahan pantatnya. Dan aku tau pasti, beben juga ngerasa denyutan ku… he.he.he…. (seringai bibir ku….penuh nafsu…he.he..he)
Ok.. ben… ini saat nya aku mengetahui tentang lo seutuhnya… who are u….. apakah kamu juga menginginkannya.. batinku.. cukup dua tahun ben… aku sudah mengenal mu… kau juga sudah tau siapa aku kecuali satu hal… semua tanda dan sikap mu juga dapat ku baca ben.. tapi aku masih ragu..
Sekarang atau tidak selamanya… (merdeka..merdeka… hidup ngacengggg… wk.wk.wk)
Keadaan yang serba canggung… tapi nyaman.. entah dia
Pegangannya sudah lepas mencengkram pergelangan tanganku dan kedua tangannya pun sudah tertelungkup di kiri kanan kepalanya - melemah -. Aku tangkupkan telapak tanganku di punggung telapak tangannya persis seperti tubuhku menangkup erat di punggungnya.
Semua berjalan lambat – selambat dan setenang hembusan nafasnya –
Ketika untuk waktu berikutnya - hembusan nafasnya semakin berat terdengar… kurasakan kedua telapak tangannya mengepal dan mengeras… bersamaan dengan gerakan membuka kedua kaki. Semakin membenamkan P ku, terjepit diantara cerug hangat beben yang padat dan kenyal. P ku semakin keras dan hangat. Celana yang tipis memberikan sensasi tersendiri bagi P ku yang terjebak diatara lembah beben yang masih tertutupi celana tipis pendeknya..
Ku remas kepalan tangan beben, seolah berkata
“ben, aku menginginkan mu malam ini”
Jepitan singkat dan gerakan halus bongkahan liat nya memberikan kepastian akan keinginanku dan mungkin juga hasrat nya. Entah lah.
Aku tak sungkan lagi.
Aku tak ragu lagi..
Aku bergerak pelan diatas tubuhnya, membenamkan dan menggesekkan perlahan P ku di belahannya..- dapat kah aku berkata sekarang kalau aku adalah seekor capung yang sedang membersihkan kelaminnya di atas jernihnya air danau yang tenang - ku singkirkan bantal yang membatasi kepalaku dan kepala beben..
Matanya terpejam… kususuri lembut tengkuknya ..dengan bibir basahku.. kukecup pelan dan tipis .. cup.cup….cup.. tengkuknya bergerak seirama dengan kecupan ku. bibirnya kulihat tersenyum, nafasnya semakin mendesah tatkala ku lumat lembut dan melimgkari ujung-ujung telinganya dan lidahku bermain-main di tepiannya.
Dapat kurasakan gerakan kekiri dan kekanan pinggangnya, kedua belah kakinya sudah terbuka lebar dan memberikan keleluasaaan P ku untuk terjepit dan nyaman diantaranya.
“ben… “ kataku lirih
“mmmm” sahutnya
“ahhhhh ben” kataku lagi..lirih ditelinganya sambil terus mengecupnya – tentunya dengan perlahan, takut kalau ice cream ini akan segera habis-
Perlahan aku buka baju yang masih melekat di tubuhnya… perlahan…. Dengan masih posisi telungkup dan posisi aku masih menindihnya.. beben mengangkat tubuhnya sedikit, memberiku ruang dan membuat aku dengan mudah meloloskan baju yang dia kenakan. Baju yang kupakai juga sudah dari tadi aku tanggalkan. Sekarang hanya celana pendek tipis kami ini yang membatasi P ku dan bongkahan indah itu. dan aku yakin, kalau P beben juga sudah mengeras. Karena sedari tadi dia juga melakukan gerakan naik turun – meski terhalang dengan berat tubuhku - dan gesekan kekiri dan kekanan, meski perlahan, semakin jelas aku rasakan jepitan-jepitan belahan indah itu mengurut pelan P ku yang terjepit nikmat. Aku mendesah setiap beben melakukan gerakan sensual itu. dan reflek aku semakin membenamkan P ku ke belahan bongkahan indah hangat itu.
Kususuri perlahan punggung beben dengan telapak tanganku – tak pernah berfikir bahkan untuk bermimpi sekalipun, bila saat ini hamparan mosaic indah berada dalam genggamanku - dan sekarang aku duduk, sambil mengurut pelan pundak dan punggungnya.. gerakan P ku pun seiring dengan gerakan urutku. Maju mundur dan membuat gesekan2 di belahan indah milik beben.
“mmmmmm… gi…” lirihnya..
“nyaman ben “ kata ku lirih di telinganya..
“hhmmmm….. “ katanya lirih sambil bergerak menggeliat halus
Perlahan aku bangkit dan duduk disampingnya, matanya masih terpejam.. kudekatkan wajahku ke wajah beben, nafasnya terasa memburu - hangat. Wajah yang menawan, dan sangat menawan. Tak heran kalau wajah itu selalu menarik perhatian para wanita2 yang melihatnya. Dan kini wajah itu sudah sangat nyata dan dekat denganku. Dekat sekali, sedemikian dekatnya, sehingga aku dapat melihat dengan jelas tekstur kulit wajah yang menawan ini. dapat dengan jelas kulihat lekuk sempurna hidung, bibir, dan lengkung hitam alis matanya.
Bibirnya bagaimana bisa dia memilikinya – apakah dari sang ayah ataukah bunda nya atau kah jelmaan sang pangeran tampan dari negeri antah berantah – bukankah sama mempesonanya dengan lembutnya selai strawberry, membayangkan tubuh polos ini basah dan lengket dengan setiap lapisan manis yang dioleskannya.
Kujamah punggungnya yang putih terawat… hangat dan sedikit berkeringat..
Ku usap pelan, kukecup alis matanya… kulihat matanya bergerak.. membuka…. Ahhhhh , kamu begitu indah ben… kamu begitu menawan ben… dua tahun ben… aku mengingkarinya…. Dua tahun ben.. aku berusaha menekan rasa ini… menekan hasrat ini… dan dua tahun ben.. dua tahun.. kau begitu dekat tapi jauh…
Dua tahun ben… dua tahun… kucoba menutupinya darimu….
Dan hari ini ben… untuk dua tahun yang terlewatkan….
Dan malam ini ben… untuk dua tahun yang tersia-siakan…
Dan untuk kali ini ben… aku akan menghilangkan selubung ini… untuk mu… untuk seorang laki-laki yang aku penasaran karenanya…
Reflek beben membalikkan badannya…. Membuka matanya lebih lebar dan tersenyum kea rah ku…
OMG….
Hatiku berkata…
“terindah, saat melihatmu tersenyum” – dan aku akan berani nyungsep dari MOnas untuk mendapatkannya.
Tangan beben bergerak pelan meraih leherku, menariknya mendekatkan wajahku ke wajahnya. Sentuhan pelan bibir strawberry hangatnya menggetarkan seluruh sendi2 di tubuh ku.
Kudekap erat tubuhnya, semakin dalam lumatan ini. bermain liar lidahnya di dalam mulutku…
Wow…. Fantastic… rasa yang lain..tidak seperti ketika aku berciuman dan bercumbu dengan Lia, Mimid, Sandra. Dengan wanita2 itu aku yang lebih mendominasi, mengatur pola serangan… mengatur permainan, namun Beben….. mengejutkanku…menyerangku
Agresif…. Habis bibirku di lumat basahnya, habis lidahku diulur tarik oleh hisapannya… aku terengah diatasnya.. good kisser,,,
tangan sudah menjelajah kemana2… saling mendekap, mengelus, mengurut, meremas dan melepaskan sisa kain yang masih melekat…
polos….
Terpampang gambar diri… tertegun dengan masing2 pikiran syahwat…
Saling memandang sekejap… Memantul kedalam mata birahi masing masing.. bergumul untuk kejab berikutnya…
Terkuak semuanya….
Terbongkar semua rahasia masing-masing diri yang selama ini tersimpan dan mengakar di dalam hati..
Buaian birahi ini begitu indah…
Setelah tahunan menjaganya dalam bingkai pertemanan yang unik…
Terlepaskan kekang kendali hasrat …
Menginginkan lebih dari hanya sekedar senyum dan kata-kata perhatian selama tahunan ini…
Ternyata kata-kata tak cukup….
Perhatian lebih juga tak mampu memuaskan ikatan pertemanan ini..ingin lebih…
Dan ternyata dia juga begitu…. Dan mala mini ternyata semua terjadi tanpa disengaja dan direncanakan… dan ternyata oh ternyata dia juga menginginkannya… mengingin lebih atas diriku..
Sebenarnya sudah lama aku menyukai beben …
Entah dia..
Semua bentuk perhatian dan kebaikan dia membuat ku seperti istimewa baginya..
Namun selama ini, aku gak mau terlalu berharap banyak, karena dia juga pria seperti ku… tapi mungkin dia bukan seperti ku.. dan tentunya aku gak mau salah mengartikan semua itu …
Dan malam ini, apakah ini juga bentuk kebaikan dan perhatiannya kepadaku.. memberikan lebih… dari sekedar pertemanan biasa…
Kugumuli tubuh indah beben… sebagaimana dia mengauli tubuhku dengan kecupan dan pelukan erat…
Keringat mengkilat menyatu beraroma birahi khas laki-laki… dua tubuh laki2 yang saling tindih dan mendekap seperti dua pegulat yang menaklukkan lawannya..
Campuran aromaku dan aroma dia… menyatu, merasakan setiap keringat yang mengalir..
Aku menggelinjang hebat ketika beben mejilat dan melumat serta menghisap kuat dada ku..
“Arrhhhhh… sssss… ben…..” hanya itu yang keluar dari mulutku
Menyapu setiap jengkal tubuh mengkilatku… hingga sampai waktunya bibir merahnya mendarat dan bergelayut hangat basah di P ku…
“ssssssss…. Ben…..” lirihku sambil menggoyangkan kepala kekiri dan kanan..
Yang terdengar dari bibir indahnya hanya bunyi yang asing, ketika bibirnya keluar masuk P ku… menghasilkan suara yang aneh dan membuatku bergairah… arrgghhh…
Lututku terasa lemas setiap kali bibirnya menyedot kuat P ku… berdenyut di kepalanya ketika hisapannya sampai ke ujung P ku. geli dan ngilu ketika lidahnya bermain di bibir kecil ku yang sudah merekah.
Aku bangkit, memeluknya erat dan mendorong tubuh beben yang berkeringat..
Beben Tersenyum lagi…
Wow indahnya pemandangan ini…
Pemandangan yg seharusnya bukan untuk ku..
Namun terpampang gamblang di hadapanku..
Dibawah kedua lututku..
P beben tergeletak kaku lurus dan mengkilat persis di bawah pusarnya..
Memerah dan indah berurat…
Genggaman ku atasnya membuat P nya berdenyut, menggeliat-geliat dan berdenyut di dalam genggaman ku..
Kuayunkan perlahan atas bawah..
Perlahan, dan hati2 bagai memegang lapisan tipis es yang mudah hancur bila tersentuh…
Kunikmati denyutan P beben yang menggeliat dalam genggaman ku – seperti maestro keramik yang membuai dan mengelus lembut adonan tanah liat yang mudah berubah bentuk dengan elegan. Bukankah sang maestro begitu elegan dengan adonan tanah liat di kedua belah telapak tangannya.
Matanya terpejam…
Mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara yang hampir persis sama seperti ku tadi..
Ku kecup pelan ujung nya..
Beben menggelinjang…
Kukecup dan jilati ujungnya… lagi.. berulang dan dalam….
Beben mendesah panjang… kedua tangannya mengusap dan sesekali meremas pelan rambut ku… mengusap telinga dan pipiku…..
Kumasukkan ujung P beben ke dalam hangat mulut ku..
Beben… bergerak liar.. maju mundur..
Semakin dalam aku menghisapnya…
Beben… bagai tak sadarkan lagi…
Meremas rambutku…
Menekan belakang kepalaku untuk memasukkannya lebih dalam lagi…
Sluurururupp.. air liurku berserakan membasahi P beben…
Aku mual.. tapi ku tahan…..
Beben menghentikan aksinya…
Memegang kepalaku dan mengarahkannya menghadap ke arahnya..
Matanya memanggilku…
Bibir strowberrynya memanggilku…
Beben Tersenyum lagi….
Aku merangkak diatas tubuhnya…..
Merayap diatas tubuhnya….
Mensejajarkan tubuh ku dan tubuhnya…
Menempatkan P ku bertindih dengan P nya…
Bibirku melumat lembut dan pelan…
Beben membalasnya dengan lebih hangat…
Beben mengulum dan menghisap dalam bibirku…
Licin P ku beradu dengan licin P nya…..
Menggesek panas dan hangat, ngilu tapi nikmat…
Sesekali berbalas denyut P, yang terasa di kulit perutku….
Saling meluncur dan gesek…
Beradu…. Sensasi yang tidak biasa…
Semakin dalam ciumanku diatas bibirnya….
Naik turun pinggulku kea rah P beben… menusuk mencari persembunyian diantara celah selangkangan dan buah zakarnya..
Aku gemetar…
P ku berdenyut kencang….
“ben…. Arrghhhhhh ben….” Lirihku..
Ku kecup dan hisap kuat dada nya, sambil pinggulku berayun cepat menggesek P nya…
Semakin cepat ketika sampai luapan itu benar2 datang dan menerjang P nya yang masih tertindih P ku….
P ku berdenyut-denyut untuk setiap cairan yang keluar dari dalamnya….
Hangat, basah dan lengket terasa diantara perut ku dan perutnya…
Aku lemas…
Ketika beben dengan sekali gerakan memutar dan menindih ku seperti tadi aku menindihnya…
Nafasnya hangat di leherku…
Mengecup disetiap jengkalnya…
Pinggulnya bergerak, menggesekan P nya ke P ku yang masih berdenyut-denyut…
Persis seperti tadi yang aku lakukan….
Menggesekknya dengan mantap dan teratur… semakin lama semakin cepat… licin karena sudah terolesi dengan spermaku yang sudah menautkan tubuh ini…
Menimbulkan suara yang aneh…plak..plak.plak…
Seperti kecipak…nya air….
Bergairah…
“aaaaarrrgghhhhhh… ssss… “ satu erangan lirih keluar dari mulutnya…
P nya berdenyut hangat di atas kulit perutku…. Bergesek pelan dengan P ku yang mulai tertidur lemas…
Sampai akhirnya tubuhnya jatuh perlahan di atas tubuhku…
Ku kecup pelan pundaknya…
Kuberikan gigitan kecil atasnya…
Di menggelinjang…
Ku usap punggungnya yang basah berkeringat…
Kusap dari mulai tengkuk sampai ke belahan indah pinggulnya…
Kumasukkan jemariku di celah itu…
Membelainya….
Menekannya pelan…..
Meremas bongkahannya…
Menekan lubangnya…
Hangat dan berdenyut…
“oooohhhhh… gi….”
Tubuhnya terlentang disampingku…. Matanya terpejam… tapi bibir itu…
Tersenyum… tersenyum .. indah dimataku…
“ben… terimakasih yah” kata ku pelan sambil menggenggam jemarinya.
“atas apa gi” katanya masih memejamkan mata
“untuk semua yang lo lakuin buat gw selama ini”
“hmmmm… “ katanya
“dan aku minta maaf ben”
Matanya terbuka dan melihatku dengan lekat..
“atas apa?”
“maaf atas rasa suka gw ke lo…” kataku
“hmmmm .. gw tau gi…” katanya pelan
“maksud lo?”
“gw juga minta maaf kalau selama ini gw gak berterus terang ke lo bahwa sebenarnya gw juga suka ke lo..”
“benarkah? Tapi bukannya lo dengan risma……” kataku terputus
“iya, mengenai Risma, yah mungkin bisa dibilang itu hanya buat nutupi kondisi gw yang sebenarnya gi?” jelasnya
“waktu pertama ngeliat lo di pojok kampus dulu dan kenalan, gw sebenarnya sudah suka gi, tapi yah gak mungkin lah, “
“wah… jadi tersanjung gw…”
Aku mendekat ke wajahnya, kuberikan kecupan lembut di sudut bibir strowberry nya. Tulus buat nya. Untuk mengatakan betapa aku juga menyukainya..
“gi… “
“mm”
“lo serius buat deketin Tiara..”
Deg….
Wah.. gimana nih, buat jelasin ke beben.. aku memejamkan mata dan menghela napas panjang.. bagaimana cara yang terbaik buat menjelaskannya. Tapi aku gak menemukan kalimat yang tepat, sampai ketika beben berbicara lagi,
“gw gak akan membatasi pergaulan lo gi,… Cuma yang perlu lo tau, kalau lo emang niat buat deketin Tiara, gw gak masalah, asal jangan….” Katanya terputus..
“asal jangan gimana ben?”
“asal jangan lo deketin cowok lain selain gw” katanya tegas..
“knapa begitu gi”
“sekarang gw sdh lebih yakin kalau lo itu selain suka co juga suka ce, gak seperti gw yang pure suka co”
“terus terang, ini baru pertama kalinya gw lakukan dengan co, dan dari dulu gw sudah berjanji ke diri gw kalau tubuh gw ini hanya gw berikan ke cowok yang bener2 tepat dan cocok di hati gw. Dan itu adalah lo Gi, karena dua tahun sudah cukup buat mastiin itu gi,…. Dan gw minta lo hargai itu meski mungkin lo gak sepenuhnya bisa jadi milik gw, tapi gw mohon, jangan lo lakuin hal yang sama ke cowok-cowok lain selain gw gi…”
“kalau ke cewek, terserah lah, gw gak akan melarang lo… asal jangan cowok, gw harap lo ngerti gi” katanya lirih..
“gak, gw gak mau..” kata ku
“maksud lo…” kata nya sedikit berteriak
“ya gak mau…” kataku polos..
“jadi……..” katanya dengan mimic wajah yang kecewa
“ maksudnya yah gak mau menyakiti lo, dan kita saat ini resmi jadian… lo adalah pacar pria gw…” kataku tertawa renyah lalu bangkit dari kasur dan berjalan santai ke kamar mandi
“yugiiiii… tunggu… awas lo yah..” teriak beben dan mengejarku ke kamar mandi.
Semua berjalan lambat dan terasa indah….
Tatkala keinginan-keinginan terpenuhi ..
Sesuai dengan hasrat hati… tersenyum yang selalu menghiasi bibir..
Meskipun sadar bahwa itu adalah diluar garis batas yang telah ditentukan oleh Nya..
Tapi kenapa begitu indah dan menggoda….
Mengapa begitu membungakan hati…
Mengapa begitu melayangkan sukma..
Dapatkah menara kebahagian ini akan abadi…
Tatkala pondasinya dibangun dalam “ketidakwajaran”.
Apakah ini hanya mimpi….
Di dalam kamar mandi, kuberikan dekapan terhangat yang bisa aku berikan…. Dengan masih dengan ketelanjangan…
“ben…” kataku lirih di telinganya
“lo tau gak, betapa lengan ini memerah malah nyaris kebiruan karena gw terus menyubitnya dari tadi… karena gw merasa ini mimpi… dan kalaupun ini mimpi, gw pengen mimpi ini gak pernah berakhir….” Kataku lagi
“gw takut hal yang indah ini berlalu ben, walaupun masih ada hari esok dan lusa, tapi siapa yang tau dengan itu semua, dan alangkah menyedihkan bila itu tiba ternyata tidak seindah dan sesuai dengan yang kita alami saat ini, malah terkadang lebih buruk kalau tidak mau dikatakan tragis” ucapku
“gi…. Gw gak mau mikirin itu sekarang, yang ada di benak gw saat ini hanyalah lo adalah matahari gw…gw menginginkan sinar dan hangat lo di setiap gw membuka mata dan saat gw kedinginan…” katanya lirih..
Ahhhhhh ben…. Matahari yah…. Sanggupkah aku…
Bukankah matahari itu hanya disiang hari, dan akan redup dan musnah ditelan sang kuasa malam yang gulita…. Sampai saat itu tiba, dimanakah engkau yugi…bisikku dalam hati..
.......
bersambung.....
......
******
Udah baca sampai sini:
LANJUUUT...!