It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
wahahah, yg pnting dikasih makan dan disayangi aja, wkwkw.
amin, tp ceritanya ada sedihnya jg lo, hehe
sip, ceritanya diupdate tiap jm 10 mlm kog.
kayaknya juna bener2 ngambil kesempatan nie....
abis kl tito gak mau tinggal ancem pake tiket sie...
kira2 date selanjutnya dimana y??
penasaran..
lanjut ^^
yang penting dipelihara dengan kasih sayang yaaa.... ahahahay
Pasti itumah, asal dikasih ehem-ehem ya, wkwk
Sama, gue juga bro, haha, semoga harapan kita terkabul ya
Pasti itumah, asal dikasih ehem-ehem ya, wkwk
Sama, gue juga bro, haha, semoga harapan kita terkabul ya
OOPS!
Terdengar suara bel pulang sekolah yang diikuti dengan teriakan keras dari seluruh penjuru kelas. Ya, saat yang dinanti- nantikan oleh semua siswa di sekolah ini telah tiba. Begitu guru terakhir dikelasku keluar dari kelas, segera kupunguti semua peralatan sekolahku dan memasukkannya kedalam tas. Bimo yang duduk di sebelahku juga melakukan hal yang sama. Dan segera kami bergegas pergi untuk pulang. Tak sabar rasanya akami segera pulang ke rumah. Tapi oops! oh iya, aku ada janji hari ini dengan Juna.
"Tit... hari ini lo temenin gue ke Gramed yuk, gue mau beli buku panduan Fotografi nihh........". Bimo yang berjalan disebelahku mencoba mensejajarkan langkahnya dengan langkahku yang buru- buru.
"Kayaknya hari ini gak bisa deh Bim, next time aja yah....". jawabku sambil terus melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah.
"Emangnya lo ada acara ya?"
"Ya... bukan acara penting sih..."
"Emang lo mau kemana?"
"Gue udah ada janji sama........"
Deg. Tiba- tiba langkahku terhenti begitu mataku menatap sosok seorang cowok yang sedang nangkring diatas sepeda motor ninja tepat didekat pintu gerbang sekolah.
"JUNA???". Teriakku begitu ngeliat cowok itu.
"Juna? mana? mana?" desis Bimo yang langsung mendekat kearahku.
"Ngapain lo ada disini?? kan kita bisa ketemu di Paragon. Kenapa musti nyamperin ke sekolah gue?????". Ucapku setengah berteriak pada Juna yang nyengir kuda. Seperti biasa, ia pasti senyum senyum aneh begitu bertemu denganku.
"Kan di telepon tadi aku udah ngomong sama kamu kalau aku mau jemput kamu di sekolah. Lagian kampusku kan deket sini, jadi ya sekalian aja aku mampir sini begitu kelar kuliah" cerocos Juna sambil membenarkan letrak tas ransel yang dijinjingnya.
***
"Oh jadi ini yang namanya Juna????" Bimo langsung mendekatiku dan menatap lekat Juna yang masih nongkrong di motor gedenya. "Lumayan cakep juga, heheheheheheh....".
"Hahahahah... terima kasih.. kamu bisa aja. Kamu temennya Tito ya?"
Juna langsung belagak sok akarab sama Bimo. Begitupun Bimo yang gak kalah sok akarab sama dia. Yaelah terus gue dikacangin gini.
"Yepp. Gue sahabat deketnya Tito." cetus Bimo mantap.
"Ohh.... sudah lama kenal dia? Kog kamu bisa tahan sih temenan sama cowok cerewet dan nyebelin kayak Tito, hahahahh....."
"Ya gitulahh...... heheheh." Bimo dan Juna langsung tertawa serentak begitu sukses mempetmalukanku. Aku langsung nyegir sebel sama mereka berdua.
"STOPP.. STOOPPP..... GAK SOPAN BANGET SIH NGOMONGIN ORANG YANG ADA DI DEPAN KALIAN SENDIRI....." Cetusku sebal.
"Hahahah... ya habisnya elo bengong aja dari tadi. " ucap Bimo begitu sadar kalau aku masih diantara mereka berdua.
"Huh.. daar nyebelinn..."
"Hahahah..... yaudah deh kalo gitu. Lo jalan aja sama Juna, biar gue sendirian aja ke Gramednya. " Tukas Bimo kemudian sembari mengerling penuh konspirasi pada Juna. "Nah Jun, nitip Tito ya, kalo dia nakal dan gak bisa dikontrol, lu karungin aja dia trus lu buang deh ke jurang, ahahahahahah....." sambungnya.
"Hahahahah.... siap!"
"Yeee... emangnya gue sayuran maen dikarungin aja...." ucapku sewot.
"Hahhahah.... udah ah, gue cabut dulu ya, keburu kesorean nih, gue cabut dulu ya.... bye Tit, bye Jun...."
"Bye Bim." jawab Juna pada Bimo yang langsung ngacir pergi keluar gerbang. meninggalkan aku yang bersungut- sungut menatap malas pada Juna. Sekali lagi Juna nyengir gak jelas.
"Temen kamu lucu juga ya? hahah..." Juna terus saja nyengir.
"Udah ah... sekarang lo mau ajak gue kemana.... buruannn... kata bunda gue gak boleh pulang malem- malem.". Tanpa basa- basi aku langsung nangkring ke jok belakang motor Juna. Dan Juna cuma memandangku datar.
"Kamu gak apa- apa kan naik motor begini". ucap Juna tiba- tiba.
"Ya gak papa lah, emangnya kenapa?"
"Hehee... nggak sih, aku kan gak biasa bawa mobil ke kampus. jadi aku bawa motor deh hari ini. Kirain kamu gak suka kalo naik motor."
"Enggaklah.... yaudah buruan kita berangkat."
"Oke.... tapi...."
"Tapi apa?" Aku melotot.
"Cium dulu dongg....."
"OGAAHHHH!!! ah Juna gila! kalau diliatin temenku gimana... ah nyebelinn......"
"Hahahahh.... iya.. iya... aku kan cuma bercanda, hhehe."
Lantas Juna mulai menekan tombol starter pad amotor ninjanya. Dan perlahan motor yang kami tumpangi mulai bergerak meninggalkan sekolahku dan melaju diantara jalanan padat ibukota. Hanya kebisuan uyang meliputi kami berdua sepanjang perjalanan. Aku gak tahu harus ngomong apa. Begitupun Juna. Dia sama sekali tak berniat memulai obrolan.
"Udah pegangan aja Tit, gak apa- apa kog." Juna tiba- tiba aja menyadarkanku. Aku dari tadi ragu- ragu mau pegangan ke pinggul Juna. Takut gimana gitu. Tapi setelah Juna ngomong demikian, yaudah, akhirnya kuberanikan diri buat berpegangan ke pinggulnya.
"I.. IYA". jawabku pelan sambil merekatkanbadanku ke badan Juna.
***
ckitt....
Motor ninja warna hijau itu berhenti pada sebuah trotoar di dekat jembatan ringroad yang terletak di tepian sawah. Mungkin kalian gak percaya kalau di Jakarta masih ada sawah. Aku juga awalnya gak percaya kalau ada. Tapi sumpah,kami beneran berhenti di dekat sebuah jembatan fly over yang disekelilingnya terdapat sawah nan hjau. Tepat di dekat kami, ada tangga yang naik menuju jembatan.
"Tempat apa ini?" tanyaku penasaran sambil menyerahkan helm yang tadi kupakai pada Juna.
"Sudahlah, ayo kita naik dan kau akan tahu." Juna langsung bergegas mengunci motornya yang ia biarkan terparkir di trotoar jalan. Kemudia segera ia melangkahkan kaki menaiki anak tangga yang menghubungkan trotoar dengan jembatan fly over yang berada diatas jalanan.
fly over. Dan dari sana, jika kamu datang di sore hari, maka kamu akan bisa melihat sunset yang terjadi tepat diujung rel kereta apai yang habis di bagian barat. Sumpah ini keren bangettttt!!!! aku hanya melongo memandangi keindahan alam yang sebelumnya tak pernah aku lihat. Kekagumanku semakin bertambah tatkala ada kereta api yang lewat tepat dibawah jembatan. Gak tahu kenapa rasanya keren dan indah banget. Mungkin karena aku terlalu udik gara- gara gak pernah ngeli8hat kereta lewat dari bawah jembatan fly over.
"Kamu suka sama tempat ini ya?" . Juna setengah terenyum melirik kepadaku.
"Suka bangetttt......" Jawabku singkat sambil menempelkan badanku pada besi pembatas jembatan, mencoba melihat kebawah dengan lebih leluasa.
"Kog kamu bisa tahu tempat sekeren ini sihh......"
"Hahahah." Juna tertawa tipis. "Ini tempat favoritku saat masih pacaran sama Dino."