It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
THE EFFECT
***
"IIIIKKHHHH....... SEBEELLL!".
Tanpa sadar aku mendengking sambil meremas kertas sampul buku didepanku. Gigiku gemeratak. Aku lagi sebal. Sama Juna.
"Heh... Lo kenapa sih Tit? Kesambet dedemit ya?". Bimo yang duduk disampingku menggoyang- goyangkan badanku sambil ketakutan.
"Gue lagi sebel tau Bim... Gue lagi sebelll....". Aku cuma ngomel tanpa memalingkan muka.
"Sebel? Sebel sama siapa?".
"Sama genderuwo!".
"Hah??? Emang itu genderuwo ngapain kamu sih??". Bimo sedikit panik memancingku untuk bercerita lebih banyak.
"Genderuwo itu merampas first kiss gue!!!". Aku kian gemas. Kuremas kertas tadi sampai sobek.
"Apa?? Hahahahahahahahahahahah...." Tiba- tiba tawa Bimo meledak. Ia terpingkal mendengar jawaban terakhirku. Ia tak henti- hentinya memegangi perutnya yang sakit gara- gara ketawa ngakak tiada henti. Aku cuma memandangnya sinis. Apanya yang lucu oom???.
"Hahaha.. Kurang kerjaan amat tuh genderuwo sampe nyuri first kiss lo.... Hahaha". Kata Bimo kemudian.
Aku tetap manyun.
"Kog lo ketawa sih... Gue kan lagi bersedihhh... Lagi bersedih ini.....".
"Hahaha.... Habisnya lo aneh sih, masa ada genderuwo yang rakus nyium elo, emangnya ada gitu genderuwo homo.....????". Ucap Bimo dengan kencang. Untungnya di kelas gak ada siapa- siapa. Jam masuk masih lama. Cuma ada aku dan Bimo.
"Ya enggaklah... Lu juga oneng percaya sama gue." cetusku.
"Hahah... La trus siapa yang sebenarnya ngerampas ciuman pertama lo?". Bimo masih terkekeh. Ampun deh.
"Juna."
"Juna??". Bimo mengangkat alis kanannya.
"Cowok yang gue ceritain mau ngasih tiket konsernya Lady Gaga itu lohhhh......"
"Apa?Wakakakakakakakka!" Bimo malah kencang tertawanya. "Tito.... Tito.... Sengsara banget sih idup lo... Kemaren dia maksa elo buat jadi pacarnya cuma demiselembar tiket, eh sekarang malah dia berani ngerampas ciuman pertama elo, apes banget sih elo Tit... Hahaha."
Aku langsung menyikut siku Bimo gara- gara sebal. Sebentar ia berhenti tertawa, ia meringis kesakitan sambil mengelus- elus sikunya. "Aduh Sakit Tit!".
"Bodo... Bisa gak sih lo brenti ketawa? Geli gue ngedengernya, orang temen lagi kesusahan malah diketawain... Temen macam apa sih lo.." aku merengut sambil menangkupkan tanganku diatas meja.
"Hah.. Sori... Sori... Abisnya lu juga ada -ada aja sih, mau aja dikerjain si... Siapa tadi namanya... Juna!??".
"Ya habis gimana lagi donk, kan demi gue ngedapetin tiket konser itu! Kalo gue gak ngikutin perintah dia, gue gak bakal bisa nonton idola gue secara langsung."
"Haaha.. Yaudah... Itu konsekuensi.. Kenapa lo mesti sewott?".
"Pokoknya gue gak rela ciuman pertama gue dirampas cowok macam Juna!".
"La trus mau lo apaan?".
"Juna harus balikin ciuman pertama gue!".
"Yaelah dodol......! Emang lo kata ciuman itu kayak buku? Maen balik- balikin aja?". Bimo setengah menoyor kepalaku .
"Abis gimana donk, gue gak ridho, huhuuuuuu..."
"Anggep aja itu bonus dari perjanjian lo."
"what? Bonus??".
"Iya.. Lagian lo juga senang kan dicium sama dia?".
"Ih.... Amit- amit... "
"Amit- amit apa Imut- imutt....???".
"Ahhh... Bimo nyebeliinn...."
Tiba- tiba handphoneku berbunyi. Aku terkesiap dan melirik layar. Ada panggilan dari Juna.
ayo tito jadian aja ma si juna
Segera aku tekan tombol reject sebelum nada deringku berbunyi lebih lama lagi. Biarin. Aku lagi males sama Juna sekarang. Aku dendam sama dia. Mungkin lebih mengerikan dari dendam Nyi Pelet atau dendam Mak Lampir. Dia udah dengan sengaja ngerebut mahkotaku sebagai cowok, (halah lebay!). Rasanya buat ngedenger suaranya aja males banget!. Biarin.
"Kog gak direject sih Tit?". Bimo melirik kearah ku.
"Biarin. Gue lagi males ngobrol sama Juna." Segera kusimpan handphone nokia E71 itu ke saku kemeja seragamku. Namun belum ada dua menit, handphone itu berbunyi lagi. Dengan sebal kurogoh lagi hape itu. Kulirik layar handphone. Panggilan dari Juna lagi. Ahh... Malesss... Segera kutekan tombol reject untuk kedua kalinya.
"Ni anak maunya apa sihh???". Aku mendengus sebal.
"Udahlah Tit, angkat aja, kali aja si Juna mau ada perlu. Ato barangkali dia mau minta maaf." Bimo mencoba membujukku.
"Sekali enggak tetep enggak!".
Namun lagi- lagi, handphone itu berbunyi. Sumpah demi Tuhan emosiku udah di ubun- ubun. Ni bocah sebenernya maunya apa sihhh??? Udah direject dua kali kog gak nyerah- nyerah. Maka dengan kasar kupencet tombol 'receive' pada handphoneku.
"Ada apa sihhh???". Teriakku seketika .
Sebentar tak terdengar apa- apa. Hanya suara keresek- keresek yang mungkin berasal dari sinyal yang jelek.
."Halooo???" ucapku sekali lagi.
"Halo juga sayang". Terdengar suara Juna yang macho setengah dimanis- maniskan.
"Sayang... Sayang... Ada apa sihh???".
"Ih... Kok kasar banget sih... Aku kan pengen ngomong baik- baik". Ucapan Juna semakin dimanis- maniskan. Aku nyaris muntah mendengarnya.
"Ngomong baik- baik katamu? Setelah elo nyium gue elo mau ngomong baik- baik?". Aku esmosi tingkat tinggi.
"Jadi kamu masih marah gara- gara ciuman itu?".
"Iyalah... Gue merasa terlecehkan tau...!!".
"hahah." Sesaat terdengar Juna cekikikan di kejauhan sana.
"Kog malah ketawa sih?".
"Ahahaha... Sori... Sori... Abis kamu lucu sih."
"Emang gue badut Ancol?".
"Heheh... Enggak sih."
"Terusss???".
"Udah ah, jangan sewot begitu. Justru aku nelpon kamu mau minta maaf." suara Juna berubah serius.
"Maaf?".
"Iya, gini, sebagai permintaan maaf, kamu mau gak jalan- jalan sama aku? Aku traktir deh, entar sepulang sekolah aku jemput kamu. Gimana?".
"Ogahhh..... Gue gak mau elo apa- apain lagi! Maaf ya... Aku GGAK TERTARIK!" Aku menekan kata- kata terakhir dengan nada emosi.
"Hemm.. Jadi kamu nolak nihhh?? Yaudah deh, kalo gitu kita batalin aja deh perjanjian tentang tiket konser itu, setelah kupikir- pikir sayang juga kalo tiket itu aku kasih ke kamu."
Sialan... Lagi- lagi Juna menyudutkanku. Ia tahu betul dimana letak kelemahanku. Aku takkan pernah rela kehilangan tiket berharga itu. Takkan pernah.
"Eh... Jangan jangan.... Ii...iya dehhh..... Aku mau... Aku mau...." ucapku kemudian. Aku gak punya pilihan lain selain mengiyakan permintaannya.
"Nahhhh... Gitu donkkk... Itu baru namanya pacarnya Juna..."
"Eh.. Enak aja, bukannya tugas gue buat nunjukin ke mantan pacar lo udah kelar? Kenapa gue masih harus pura- pura jadi pacar lo?".
"Enggak bisa. Kamu mesti tetep jadi pacar boonganku sampai hari H konser Lady Gaga!".
"Itu artinya aku harus pura- pura jadi pacarmu sampai minggu depan?"
"Yup, betul."
"Yaelahh..."
"Kalau gak mau yaudah.."
"Eh.. Iya- iya... Aku mau..." aku gemeratak gemas.
"Hahaha... Yaudah, nanti pulang sekolah aku jemput kamu ya?".
"Emang kamu tahu sekolahku?"
"Ya taulah... Kamu lupa kalo dulu kamu nyari tiket Lady Gaga make seragam sekolah? Aku kenal sama seragam sekolahmu, dan aku tahu dimana sekolahmu."
Aku cuma terbengong.
"Yaudah gitu aja, sampai jumpa nanti ya sayang, daaa...."
pip. Panggilan berakhir. Aku masih melongo. Dan tiba- tiba.....
HUAAAAAAA..... DASAR NYEBELLLIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!.
Aku memukul- mukul badan Bimo untuk melampiaskan kejengkelanku terhadap Juna.
sini bimo sama aku aja, biar aku pelihara
y udah km aja yg jd kucing nya wkwkwkwkwk
hahay udah klo itu mah bro, tinggal miara kucing
#ops semoga siDoi g marah