It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku bersiap siap untuk berangkat sekolah. Karena ini hari senin, aku harus berangkat lebih awal dari hari biasanya. Selain karena lalu lintas yang selalu padat, kegiatan upacarapun harus tepat waktu, jika telat, kau sudah tau apa itu hukumannya.
Aku pun lekas berangkat menuju tempat pemberhentian bus. Aku bertemu teman temanku yang lain disana. Senin selalu banyak orang di pemberhentian bus ini. Selain anak sekolah, pekerja pun banyak. Bahkan kadang bus jadi penuh sesak oleh kami.
Sesampainya aku di sekolah, kami terburu buru menuju kelas masing masing untuk menyimpan tas dan mengenakan atribut lengkap. Karena kalau tidak lengkap, ada sanksi yang diberikan. Juga dibariskan di lapangan di hadapan seluruh siswa siswi dan juga guru guru. Hari senin selalu membuatku deg degan, takut, cemas dan repot. Banyak sekali yang harusku bawa dari atribut itu, mulai dari sepatu khusus untuk upacara, topi, dasi, pangkat kelas, seragam olah raga dll, juga pelajaran yang menyebalkan. Hari senin pada waktu itu, hari senin yang paling kubenci.
Setelah ku rasa sudah rapih dan lengkap, aku langsung berlari menuju lapangan upacara. Disana sudah banyak siswa siswi yang berbaris, menunggu upacara dimulai.
"Disiplin dalam setiap hal, dan dimanapun kita berada. Disiplin harus terus diterapkan !! Disiplin dalam lingkungan sekolah. Contohnya ketika kamu belajar, kamu harus fokus dengan pelajaran yang saat itu kamu pelajari. Tidak menggunakan hand-phone, mengobrol dengan dengan temanmu, membawa semua peralatan belajar dan mentaati peraturan dan tata tertib sekolah. Itu contoh dalam lingkungan sekolah. Contoh di lingkungan kerja... " pidato pak sapto, guru kimia.
Aku merasa pusing sejak tadi, badanku pun lemas. Aku baru ingat bahwa aku belum makan sejak kemarin.
Aku tidak kuat sebenarnya, hanya saja aku ingin mencoba sampai upacara selesai. Sesekali aku jongkok agar tidak terlalu capek.
Dan pada akhirnya, upacara selesai. Akupun berhasil bertahan. Aku bisa jongkok atau duduk dengan bebas. Siswa siswi belum boleh pergi meninggalkan lapangan, kami melihat siswa yang telat datang dibariskan didepan, juga siswa siswi yang tidak lengkap atributnyapun dibariskan. Untung saja aku bukan salah satu dari mereka. Jika ya, aku bisa pingsan atas hukumannya dengan kondisi perut kosongku ini.
Saat ini jam pelajaran IPS, setelah sebelumnya pelajaran bahasa sunda di jam pertama.
Guru IPS ku ini terbilang unik. Cara mengajarnya menyebalkan. Kita diharuskan merangkum semua bab dari buku LKS IPS yang ada di perpustakaan, di luar jam pelajaran IPS. Jadi saat pelajaran dia, kita hanya membahas apa yang kita rangkum dibuku. Tidak ada kegiatan menulis sedikitpun. Tapi jari kami keriting karena harus terus menulis, bisa dibayangkan berapa bab yang harus kami rangkum dalam sekali mengerjakannya. Fuuuhh
Saat istirahat tiba, aku cepat cepat melangkah menuju kantin. Aku benar benar lapar, dan biasanya hari senin selalu dipenuhi siswa siswi yang beristirahat.
Disana aku melihat kak rendy yang sedang duduk sambil melahap makan siangnya, bersama bang satria dan bayu. Aku tidak melihat kak nico disitu. Sudahlah... aku harus makan yang banyak.
Aku membeli nasi uduk, dengan porsi sedikit lebih banyak. Akupun melahapnya dengan cepat, aku sungguh lapar. Agus yang berada disampingku pun heran denganku, bisa secepat itu aku menghabiskan semuanya.
"Lapar put ?? " tanya agus.
"Kenyang !! Ya lapar lah.. kalo kenyang gak bakal makan aku !! " semprotku.
"Haha ia lah kumaha sia !! "
"Ia sayang ? "
Aku dan kak rendy berada di tempat biasa kami bertemu, di lantai paling atas gedung sekolah. Dimana angin dengan bebas berlari memutari kami, dan sang surya yang kian berkilau.
"Jadi kita harus ngapain ?? " tanyaku.
"Udah chan. Kamu tenang aja. Gak bakal ada apa apa kok. " jawabnya menenangkan.
"Tapi aku takut.. kak nico bakal bilang sama keluargaku dan teman temanku. " keluhku.
"Gak bakal, percaya deh. Nico bukan seperti itu orangnya. " katanya meyakinkanku.
"Iya ?? "
"Iyaa.. udah kamu jangan khawatir ya.. "
"Kak nico ada kan kak ?? " tanyaku.
"Ada, dia masuk. " jawabnya singkat.
"Terus kalian gimana ? "
"Gak gimana mana, biasa aja. "
"Dia marah kan sama kita ?? "
"Ia gitu lah.. "
"Hmm.. "
Aku selalu merasa nyaman jika berada di pelukannya, sehingga selalu mengantuk. Aku mengecup luka lebamnya itu, agar aku bisa meringankan sakitnya itu.
Hari ini, selasa, tidak ada yang istimewa. Masih kak nico tidak mau menemuiku, dan tidak ada tanda dia akan kembali ke rumah ini. Aku rindu dengannya. Aku kesepian.
Setelah pulang sekolah tadi, aku lekas menuju rumahku. Badanku terasa panas dan lemas. Sepertinya aku akan demam. Aku langsung meminum obat di kotak p3k. Setelah itu aku mengantuk dan tertidur di ruang tengah saat ku sedang menonton TV.
Saat ku bangun, badanku terasa lebih segar. Jam menunjukan pukul 4 sore. Akupun segera mandi dan sedikit membereskan rumah. Lalu kembali menonton TV sambil meminum teh.
Tak terasa waktu sudah lewat, jam 7 tepat aku masih berbaring di ruang tengah. Sepertinya demam itu datang lagi. Aku segera meminum obat setelah aku memakan sebungkus nasi yang kubeli di kantin tadi saat pulang sekolah.
Lalu aku kembali menonton tv, setelah ku rasa mengantuk. Aku segera pergi ke kamarku dan tidur.
Aku bangun ketika tubuhku panas sekali dan terasa kedinginan. Badanku sangat panas, bahkan kasur yang kutiduri pun sangat panas.
Aku juga menelepon ibuku menanyakan obat apa saja yang harus ku minum. Setelah itu aku meminum obat obat itu. Obatnya hanya bekerja sebentar. Beberapa lama kemudian meriang itu datang kembali.
"Diih ni obatnya jelek atau demamnya yang kuat sih ?? Dari semalam gak pada mempan !! Biasanya juga langsung sembuh. " gerutuku kesal.
"Udah tau sendiri, sakit segala lagi. Laahh.. " lanjutku menggerutu.
Sepanjang hari aku hanya menonton saja. Akupun hanya memakan mie instan yang ada di dapur. Lagipula aku malas pergi keluar.
Sudah 2 hari ini aku tidak masuk sekolah. Keadaanku pun masih sama saja. Tidak apa lah, lagipula akupun malas pergi sekolah.
Sampai saat ini tidak ada kabar dari kak nico. Aku ingin menghubunginya, tapi aku takut. Pasti dia akan mereject teleponku. Padahal aku sangat berharap dia disini.
"Hallo chan ? " sapa kak rendy dari telepon.
"Ia kak ? " sahutku.
"Gimana kabarnya ?? Hari ini kamu belum masuk juga. " tanyanya.
"Ia kak, aku belum sembuh. Sudah minum obat ini itu, belum ada yang ngaruh. " jelasku.
"Wahh. Ke dokter aja kalo gitu. Nanti malah tambah parah yank. "
"Ia sih.."
"Kakak anter ya ?? " tawarinya.
"Oh gak usah kak. Nanti aku sama kak nico aja. Gapapa. " tolakku.
"Serius sama nico ?? Emang dia udah gak marah sama kamu ?? " tanyanya.
"Masih sih.. hehe tapi pasti dia mau kok. " kataku berbohong.
"Ya udah deh.. nanti kakak kalo ada waktu yang tepat kesana ya.. "
"Ia kak.. "
"Cepet sembuh ya.. jangan lupa makan.. "
"Iaaa "
"Daaah.. "
"Daahh.. "
Fuuhh.. kak nico ? Apa dia mau mengantarku ke dokter ?? Sampai saat ini pun dia tidak pernah mengabariku. Dia pasti sangat membenciku. Aku sangat merindukannya.
Hari ini bibi pembantu yang biasa kerja di rumahku datang. Dia berniat mengantarkan piring piring yang waktu itu ia bawa. Kebetulan sekali dia datang, akupun meminta dia untuk membelikan makanan untukku. Sebenarnya aku ingin dia bisa menemaniku disini. Tapi ternyata dia sudah bekerja di rumah lain. Tak apa, dengan membelikanku makan juga sudah membantu.
Hari ke 4 aku terbaring di kamarku. Aku merasa tidak bertenaga. Benar benar lemas. Demamku memang sudah mulai turun. Tapi aku sudah mulai mual dan muntah muntah. Aku tidak bisa berjalan karena sangat pusing kepalaku.
Ya tuhaann.. aku ingin ibuku kembali. Aku rindu dia. Dia yang biasanya mengantarku ke dokter dan merawatku. Tapi dia jauh sekarang. Aku rindu dia..
"Euh.. euh.. heuuh.. "
Aku lapar dan lemas. Tapi aku tidak bisa keluar untuk membeli makan. Aku harus meminta bantuan siapa ?? Teman temanku pun belum pulang dari sekolah. Kak rendy pun sama.
Aku kembali mual dan segera menuju kamar mandi. Aku muntah tapi tidak ada yang keluar dari mulutku, hanya air minum saja. Tentu saja, aku belum makan apapun.
Beberapa saat kemudian aku kembali demam tinggi. Jika saat seperti itu, aku akan merasa aneh. Ketika aku merebahkan diri di kasur, dan bantal. Kedua benda itu terasa seperti kayu, terasa keras. Pikiran atau perasaanku seperti ada sesuatu, suatu benda yang terus membesar dan semakin besar hingga akupun merasa takut. Apabila mataku terbuka, semua benda di depanku terasa jauh, dan menjauh. Perasaan aneh itu selalu muncul ketika aku kecil saat sedang demam. Lalu aku akan menangis setelah itu karena takuy.
Dan perasaan aneh itu muncul kembali. Aku merasa takut. Entahlah aku ingin menangis, aku tidak menangis. Tapi air mata ini mengalir..
Lalu Ku buka pintunya. Dan tidak ku sangka, ternyata kak rendy yang datang.
"Heuh... kakak.. " kataku lemas.
Kepalaku benar benar pusing. Kepalaku seperti di putar.
"Chan belum sembuh ?? "
"Belum kak. Masuk kak ! " jawabku.
"Chan !! udah ke dokter ?? " tanyanya.
"Eu.. belum kak. "
"Loh bukannya kemarin kamu sms udah ke dokter ?? " tanyanya heran.
"Belum kak. "
"Kenapa bohong ?? Ya udah sama kakak aja ya sekarang. " suruhnya.
"Gapapa kak ?? "
"Ya gapapa lah.. gimana sih kamu. Sakit kok dibiarin. " geramnya.
"Tapi dokter di dekat sini udah pada tutup. Sore bukanya. " kataku.
"Oh gitu, ya udah ke RS xxxxxx mau gak ?? "
"Jauh banget kak. Nunggu sore aja gapapa. Aku gak kuat jauh jauh gitu. " keluhku.
"Deket kok segitu. "
"Maksudnya aku pengen yang deket aja. "
"Tapi masih lama kalo sore chan. Agak jauh dikit gapapa lah.. deket kok. "
"Ya udah deh.. aku ganti baju dulu ya ? " aku menyetujui.
"Ya udah yuk.. " katanya sambil menuntunku. Seakan aku ini sakit parah.
"Udah siap kan ?? " tanyanya saat hendak berangkat.
"Udah kak. " jawabku.
"pake helmnya ! "
"pegangan ya !! " suruhnya.
"Ya.. "
Selama diperjalanan aku merasa pusing sekali, ku tutup saja mataku. Badanku pun terasa dingin akibat angin. Sekitar hampir setengah jam akhirnya kita sampai di RS xxxxxx. Lalu aku daftar dan mendapat kartu berobat.
Kita harus menunggu hingga nama ku dipanggil untuk bertemu dan berkonsultasi dengan dokternya.
"Nico gak pulang pulang ke rumah mu kan sejak hari itu ?? " tanyanya.
Hanya ku jawab dengan anggukan. Aku sangat tidak ada semangat bahkan untuk berbicara sedikitpun.
"Belum. "Jawabku.
"Ya allaahh.. kirain udah makan. Mana bisa sembuh kalau gak makan chan ? " geramnya.
"Ya udah kakak beli makanan dulu ya dibawah. Kamu tunggu sini. "
"Gak. Nanti aja. " tolakku.
"Tapi kamu lapar, belum makan. "
"Jangan kemana mana kak. " pintaku.
"Ya udah nanti udah dari sini kita beli makan ya ?? "
Setengah jam kemudian aku dipanggil untuk bertemu dokternya. Dokternya seorang ibu, hampir sama dengan usia ibuku sepertinya.
Aku menjelaskan keluhanku padanya, seperti rasa pusing, meriang, lemas, muntah muntah dan lidah yang pahit. Dari keluhanku itu dokter mendiagnosa aku terserang gejala tipus. Penyakit itu sejak kecil selalu saja muncul.
Setelah itu aku menebus resep dokter itu dan lekas meninggalkan Rumah Sakit itu.
"Yuk, cari makan dulu !! " katanya saat berada di parkiran.
"Ha ?? Pulang aja lah.. " pintaku sambil memakaikan helm.
"Loh kan kamu belum makan. Tadi dokter bilang kan harus makan yang banyak, dan makanan yang lembut. " terangnya.
"Ia sih.. tapi aku pusing. Aku pengen tiduran. " rengekku.
"Ia nanti udah makan langsung pulang ya ?? "
"Ia lah.. " kataku mengiakan.
Kamipun langsung mencari tempat makan yang cocok untukku, makanan yang lembut untuk dicerna. Apalagi kalau bukan bubur ?? Tapi dimana harus mencari tukang bubur yang berjualan di siang hari ??
"Beli bubur instant aja ya ?? Kayanya ada di alfa atau indo. " usulnya saat menepi sejenak.
"Ia deh kak.. " jawabku seadanya.
Setelah menemukan ind#mart, kak rendy langsung membeli bubur instantnya dan akhirnya kita segera pulang. Aku sudah sangat lemas selama di perjalanan itu.
"Nih udah jadi.. " ujarnya sambil membawa bubur yang dia seduh.
"Kakak suapin ?? " tanyanya.
"Gak usah. " tolakku.
"Suapin aja ya ? " tawarnya lagi.
Akupun mengangguk saja agar tidak terlalu lama. Akupun ingin mengalami rasanya disuapi oleh pacarku sendiri.
"Aaa... " katanya menyuruhku untuk membuka mulut.