It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Semoga agus ♍ªªŰ ketemu ma ibunye ya!
Semoga agus ♍ªªŰ ketemu ma ibunye ya!
iya dah mau aku endingin kok
mau gak ya dia?
waduw iya moga bisa cepet (kalau gak lagi males ngetiknya)
Diambil? emang apaan diambil. Agus juga dah gede kan?. Mantannya baik gak ni @fabolous16?
@ pacaran cm seminggu ngk smpe.. Gara" ketauan mama.. u,u *untung ngk ketauan kalo orientasi seks agak belok
Aku bingung juga ni apa yang harus aku lakuin, aku ambil nafas dalam untuk sedikit menenangkan diriku lalu aku bilang pada mereka.
“Aku gak tahu maksud tante, Stefan siapa ya tante karena aku gak pernah kenal Stefan?”
“Agustinus mas, dia dipanggil Stefan di rumah dan dia sudah dicari cari tapi tidak ketemu. Kemaren aku ngajak dia karena aku penasaran rasanya aku kenal dia. Dulu waktu aku masih kelas 6SD dia sudah kelas 2 SMP gitu, aku ke Solo di rumahnya Agus. Mama dan Ibunya Agus adalah sepupu, dan waktu itu aku liburan. Aku ingat dia sangat melindungi aku.”
“Emang ada kejadian apaan?”
“Waktu itu aku ketakutan berenang, Agustinus yang menguatkan aku. Setelah itu dia selalu berada disampingku dan memberi semangat aku. Tapi aku bingungnya Agustinus sekarang jadi manja begitu makanya aku pastikan dan ternyata memang benar. Kemudian mama pastikan dan memberi kabar tante dan ternyata memang benar itu Agustinunus adalah Stefan”
“Lalu apa yang bisa saya bantu”
“Mamanya Stefan ingin ketemu sama dia”
“Lalu setelah ketemu mau apa? Apa mau diambil?” kataku
“Dia kan anaknya, dia berhak atas Stefan”
“Lalu tante bilang saya gak berhak gitu?”
“Maaf mas Damar, mama gak bermaksud begitu. Gini aja baiknya kita temuin mamanya Agustinus dan Agustinus dan nanti setelah itu kita lihat saja gimana, kita serahkan pada mereka biar mereka yang menentukan sendiri”
“Aku mengerti tapi terus terang aku sebenarnya agak keberatan kalau mempertemukan Agus dan orang tuanya, Agus memiliki trauma yang besar terhadap keluarganya terutama orangtuanya. Aku gak mau dia hati Agus makin terluka dan terjadi hal hal yang tidak kita inginkan”
“Cuma bertemu doang kok mas, jangan berpikir terlalu jauh” kata Bob
“Hmmm, baiklah aku akan bawa Agus kesana, nanti apa yang terjadi kita lihat kedepannya gimana. Tapi aku harus beritahu dulu Agus sudah dewasa dan dia bisa menentukan dirinya sendiri, Jangan perlakukan dia seperti anak kecil”
“Baiklah mas, nanti sore di Resto Bebek Jawa aja ya mas, soalnya itu milik keluargaku jadi lebih enak dan gak akan mengganggu siapapun. Kita ketemu disana ya mas, kami tunggu jam 5an disana. Aku sangat berharap mas mau membawa Agustinus kesana”
“Baiklah kalau begitu. Aku kesana jam 5 an ya dan aku akan usahain bawa Agus kesana”
“Makasih ya mas atas bantuannya. Itu aja mas dan kami akan beritahu ke orangtuanya Agus, untuk itu kami permisi dulu” kata Bob
“Iya” kataku
Akhirnya mereka berdua pergi. Aku harap aku memberi keputusan yang tepat. Aku jujur sebenarnya gak rela mempertemukan mereka, tapi kalau benar memang dia mamanya Agus yang sebenarnya, aku juga gak boleh sampai memutus silaturahmi dan hubungan keduanya serumit apapun masalah yang ada di kedua pihak. Aku harap tidak ada kejadian yang buruk yang akan terjadi akibat keputusan yang kuambil ini tanpa konfirmasi dulu dengan Agus.
Aku putuskan telepon Agusku sekarang juga untuk memastikan agar dia bisa ikut denganku, jangan jangan dia nanti kabur dulu sama temen temnnya. Biasanya kan suka ditraktir dan diajak jalan jalan dulu dia.
“Sayang, pulang jam berapa nanti, jam 3 kan baliknya dari kampus? Sayang gak ada acara lain kan?” tanyaku
“Iya mas kenapa? Panjang amat tanpa jedaa. Muahhhhhhhhhhhhhh”
“Biasa aja sayang, Mas nanti jemput ya, mas ni lagi pengen makan beberk goreng dan mas mau ajak dirimu gitu sayang. Kan Asik kita bisa makan bersama”
“Mau dong, Agus tunggu ya, Jemput jemput ya masku tercinta”
“Iya sayang, baik baik ya kuliahnya, luph you sayang. Mas jemput nanti abis kuliah ya?”
“Baik, love you juga mas”
Aku tutup telpon nan menunggu sampai jam dua buat jemput Agusku dan mempertemukan dia dengan orangtua kandungnya.
Agus Side
“Gus jalan yuk” kata Zak padaku, kayaknya dia mau ajak makan makan ni, asik ni tapi sayangnya aku udah ada janji sama mas Damar, apes apes nasib AGus yang manis ini.
“Kapan kak?” kataku bersemangat
“Abis kuliah ini, nanti aku antar deh”
“Aduh kak gimana ya, aku tadi ditelpon mas Damar katanya mau dijemput mau makan bebek bakar” kataku. Gak enak juga menolak ajakannya, dia kan sudah baik banget sama aku.
“Asiknya yang jadi pacar kamu dik bisa ajak kamu jalan jalan gitu, sayangnya jadi kamu gak bisa jalan sama aku”
“ikut aja kak” kataku sedikit menghiburnya
“Gak lah, itu kan waktu kalian buat berdua” kata Zack
“Iya sih” Sebenarnya aku juga gak mau diganggu sih kalau lagi berdua sama mas Damar, aku gak rela waktuku hilang dengan kehadiran orang lain.
“Besok aja kak gimana? Kan besok libur kuliah jadi kita bisa jalan sepuasnya” kataku memberi alternatif biat kak Zack gak terlalu kecewa.
“Beneran ya besok aku jemput” katanya kembali bersemangat
“Jangan telat lo ya, tapi emang besok kakak libur gitu gak ada syuting”
“Ada sih tapi sore, jadi masih bisa jalan sampai siang, jadi kita berdua nikmati ya?”
“Agus gak ganggu kan kak? Agus gak mau kakak terganggu hanya karena ngajak AGus jalan jalan gitu, Agus gak mau nanti kakak dimarahi sama sutradara kakak”
“Enggaklah dik, buat Agus kakak gak akan terganggu kok”
“Kakak baik deh pada Agus, kakak kakak kakakkkkkkkkkkkkkkkkkkkk?”
“Apa? Banyak amat kakaknya”
“Kakak gak kencan ya?”
“Kencan dong besok? Besok kakak akan bersenang senang”
“Ih berarti masih pacaran sama Dela dong” kataku cemberut
“Ya enggaklah dik, kita udah putus ngapain kencan sama dia, kakak kencan dengan orang yang jauh lebih baik dari Dela”
“Lalu kencan sama siapa kak? Aku penasaran banget ni? Kapan kencannya? Katanya kita mau jalan. Malam ya kak atau jangan jangan teman kakak syuting ya?”
“Banyak amat pertanyaannya, jawabannya ya kencannya sama kamu dik” katanya sambil tersenyum
“Ih kakak gitu deh. Agus kan jadi malu” kataku
“Hahahahah, eh si Bob kemana Gus? biasanya nempel kamu mulu”
“Tahu tu ngilang hari ini, kencan sama kak Luna kali”
“Yaudah deh ayo masuk dik, sebentar lagi mau dimulai kuliahnya, papermu udah jadi kan?”
“Ayo masuk,masalah paper udah selesai dong, Agus gitu lo gak mungkin gak bikin”
Kami berdua masuk kekelas dengan kak Zack merangkul diriku. Ih kayak orang pacaran aja deh, tapi aku gak apa apa aku malah suka. Kan dia kakakku, jadi ya gak apa apa memelukku atau merangkulku bahan cium pipiku.
Aku lagi berada di mobil bersama mas Damar, aku duduk disampingnya dengan riang, Asik banget diajak makan bebek. Udah lama gak makan bebek yang enak, Sebenarnya Agus lebih memilih pizza atau pasta gitu daripada maasakan tradisional, tapi demi mas Damar, Agus mau diajak kemana aja gak nolak deh (hehehehhe, tapi kalau diajak ke tempat yang pedas pedas ogah ah soalnya Agus kan manis jadi gak doyan pedas).
Sebelum ke tempat nasi bebek mas Damar ngajak Agus dulu ke toko buku, kesana ke warung bebek setelah jam 5, ini masih setengah 4 jadi masih ada waktu satu jam an lah buat mampir ke toko buku, lumayan juga bisa buat borong komik yang kusuka (heheheheh). Kan kalau perginya sama Mas Damar kalau mau beli gak usah bayar pakai uang sendiri dan bisa beli banyak banyak, minta bayarin aja gitu (dasar lo Gus cowok matre). Eh Agus bukan cowok matre lo ya, kan mas Damar yang punya uang, Agus kan cuma ngikut dia hehehehhe.
Lumayanlah akhirnya setelah tadi muter mute aku beli beberapa komik baru. Tapi dari tadi kok Mas Damar diam saja ya? aku jadi bingung ni? Ada apa ya?
“Mas kok diam saja? Ada masalah ya”
“Gak ada kok sayang, tapi man minta Agus jangan marah ya sama mas”
“Mas mah aneh, Agus kan manis dan gak pernah sama mas Damar, Agus tu sayang sama mas Damar”
“Makasih ya sayang, Ayo kita masuk, tu resto bebeknya ada di depan”
Kami berdua memasuki resto bebek yang ada di jalan besar, berdekatan dengan pusat perbelanjaan. Mobil kami parkir di depannya, lumayan rame juga ni resto pasti enak makanannya, Agus jadi gak sabar buat mencobanya. Kami disambut resepsionis dan setelah ngobrol (sudah pesen tempat kayaknya, Agus kan cuma ngikut) tiba tiba kak Bob muncul. Kok ada kak Bob disini aku jadi bingung.
“Mas Damar silahkan masuk mas, sudah ditunggu dari tadi”
What? Sudah ditunggu dari tadi?
Berarti mas Damar janjian ni sama Bob, ah palingan juga ada kerjasama bisnis atau gimana, Agus ikut aja yang penting makan bebek spesial dan gratis. Agus akan nambah nanti kalau bebeknya enak.
“Kak Bob, Agus minta bebek paling enak ya” kataku
“Iya dik”
“Emang Kak Bob yang punya resto ini ya kak?”
“Iya dong, ini punya kakak, keren kan?”
“Iya kak, nanti Agus sering ajak kemari ya kak” kataku sambil tersenyum
“kamu tu ya gus kalau gratisan pasti nomor satu”kata mas Damar
“Ah mas gitu deh, boleh kan kak Bob” kataku merajuk
“Boleh boleh dik, untuk Agustinus apa sih yang gak boleh”
“Tu kan mas boleh, mas Damar sirik aja deh” kataku pada mas Damar sambil menjulurkan lidahku yang dijawab mas Damar dengan mengacak acak rambutku
“Ayo masuk sayang” kata mas Damar
“Ayo makan” kataku riang
Kami bertiga masuk kedalam resto yang didesain dengan gaya oriental yang kental, Sangat cantik dan kayaknya akan membuatku betah untuk berlama lama dan datang lagi ke tempat ini. Kami masuk lebih kedalam dan ternyata ada kejutan paling tidak aku inginkan yang ada disana. Aku melihat orang yang paling ingin gak aku lihat didunia ini, aku melihat mama dan papaku disana. Aku hanya diam tapi kali ini aku harus bersikap dewasa dan kuat, aku gak mau lari dan dicap sampah dan pengecut oleh mereka. Dan hatiku juga sangat marah dan kecewa sama mas Damar yang membawaku kemari.
“Stefan, kamu sehat sehat saja sayang” kata mama
Kata katanya bagiku hanya angin saja, aku marah besar sama mereka, aku jadi teringat semua hal yang terjadi 4 tahun dijalanan, penderitaan, penghinaan, pelecehan dan semua hal buruk yang terjadi. Tapi aku gak boleh teriak atau kalap, aku harus tegar dan bisa tunjukkan pada mereka aku baik baik saja dan bisa hidup tanpa mereka, bisa hidup walau diusir dan dibuang bagai sampah dijalanan.
“Iya ma” jawabku singkat
“Silahkan duduk” kata mamanya kak Bob
Kami bertiga duduk dan akhirnya aku bisa melihat wajah orang yang sangat kubenci, wajah orang yang bagiku sangat memuakkan. Wajah papaku, wajah paling tidak ingin kulihat.
“Stefan sehat kan” kata mama
“Iya” jabawku
“Stefan selama ini tinggal dimana?”
“Saya tinggal dengan mas Damar, tapi 4 tahun jalan aku bahagia di jalanan dengan banyak pelecehan penghinaan dan kesengsaraan disana seperti yang kalian mau. Dan jangan panggil nama Stefan lagi, nama itu sudah mati, nama itu sudah terkubur bersama jalanan, panggil aku Agustinus atau Agus”
“Maafin kami sayang, kami semua kangen sama kamu” kata mama
“Tapi saya tidak” kataku
“Papa dapat amanat dari opa buat membawamu balik, semua merindukan kamu” kata papa dingin
“Ada lagi gak yang ingin dibicarakan?”
“Sayang, kami masih kangen, kamu balik ya ke rumah, kak Reno menanyakanmu terus”
“Hanya itu saja yang ingin diomongin” kataku datar
“Jangan gak sopan sama mama dan papa Stefan” kata tante
“Jangan pernah panggil nama itu dan kamu gak usah ikut campur ya, ini bukan masalah dan urusanmu, ini masalah Agus dan mereka”
“Sudah dik gak apa apa, wajar dia marah. Aku ngerti dia merasa dibuang oleh keluarganya” kata mama
“Pulang ya sayang, kita kembali seperti dulu menjadi keluarga yang bahagia” kata mama
“Agus sudah punya rumah sendiri. Dan Agus sudah ada orang yang melindungin Agus, bukan orang tua yang membuang anaknya karena gak bisa melindungi dia dari orang brengsek. Dan Agus sudah dewasa, Agus sudah 23 tahun sekarang, semua keputusan ada ditangan Agus sendiri”
“Sayang, papa minta maaf” kata papa
“Gak perlu minta maaf, Stefan yang dulu sudah mati, nama itu sudah terkubur. Kalau gak ada urusan yang lain saya mau pergi. Gak ada gunanya disini. Mas ayo balik atau mas mau ngobrol sama mereka?” kataku pada mas Damar
“Kita balik sayang, ayo” kata mas Damar dan kami berdua balik ke mobil tanpa makan atau minum. Selera makanku sudah hilang, dan sekarang amarahku hanya satu, tertuju sama mas Damar. Aku gak akan memaafkan dia yang telah membuka luka lamaku kembali terkuak dan berdarah.
Selama didalam mobil untuk kembali pulang ke rumah Agus hanya diam dengan muka keras dan marah, aku tahu ini akan terjadi tapi aku gak menyangka akan seperti ini kemarahan yang ditunjukkan Agus. Aku kira Agusku yang periang yang manis akan memaafkan kedua orangtuanya dan ternyata tidak. Aku baru melihat sisi Agus yang keras, bengis dan ketus. Ini mengingatkanku pada awal ketemu dia, dia tidak percaya pada siapa saja tapi seiring dengan waktu aku suka dengan sikap manjanya.
Pada awalnya yang aku takutkan adalah dia kembali kepelukan orang tuanya tapi ternyata hal lain yang lebih menakutkan datang, dia marah padaku. Aku harus terima apa konsekwensinya nanti. Aku harap aku nanti bisa menenangkan dia dan meminta maaf padanya karena memang ini salahku yang mempertemukan mereka tanpa aku bilang dulu dan tanyakan dia mau atau gak bertemu orang tuanya.
Sampai rumah dia tetap diam saja. Begitu masuk rumah dia masuk kedalam kamar, aku ikuti dia dari belakang dengan perasaan takut. (Bukan takut sih, gak tahu apa namanya)
“Sayang, bicara dong dengan mas jangan diam aja”
“Agus mau tanya, apa maksud mas nemuin aku sama mereka” katanya ketus. AKu belum pernah mendapat jawaban seketus ini darinya
“Aku hanya ingin ngabulin permintaan mereka sayang”
“lalu apa? Mas tahu kan apa yang mereka lakukan pada Agus? Mas masih tetap mempertemukan aku dengan mereka. Agus mau tanya, mas beneran sayang samama Agus gak? atau Cuma sekedar dibibir doang?”
“Mas sayang banget sama kamu sayang”
“Bullshit, mas gak sayang ma Agus, mas jahat” teriaknya dan air matanya sudah meleleh ke pipinya
Aku segera peluk dia, rasa sesalku begitu kuat dan melihatnya menangis seperti ini membuatku hatiku sakit.
“maafkan mas sayang”
“Mas jahat, mas jahat, mas melukai Agus, mas tega terhadap Agus, Apa yang Agus lalukan kurang dimata mas. Apa Agus harus mas lukai untuk menghukumku seperti ini” teriaknya diantara tangisannya
“Mas gak ada maksud melukaimu sayang, mas sayang dan cinta sama Agus”
“Bohong, mas brengsek” katanya teriak
Dan dia dengan kalap melayangkan pukulan pada diriku, aku hanya diam dan hanya mempertahankan diri agar pukulannya tidak kena bagian vital diriku. Agus kalap, aku belum pernah melihatnya seperti ini. Rasa sakit akibat pukulannya tidak seberapa dibanding dengan rasa sesal dan sakit di hatiku yang membuat Agus seperti ini.
“Dasar mas gak tahu diri, Agus kurang apa pada mas” teriaknya dan kembali dia kalap
Cukup lama Agusku kalap dan kurasa lebih dari satu jam dia kalap seperti itu dan akirnya dia kelelahan dengan sendirinya dan terduduk lemah di lantai kamar. Kayaknya wajahku sudah berantakan juga, kurasakan asin di mulutku, kayaknya pecah deh bibirku dan lebam lebam kayak habis tawuran.
Segera aku kembali kepadanya dan memeluknya, dia sudah tidak berdaya, lalu aku bopong tubuhnya dan kubaringkan di tempat tidur. Dia masih menangis. Aku segera berbaring di sampingnya dan memeluk tubuhnya, aku tatap wajahnya sambil berusaha berbicara dengannya.
“Mas ngerti Agus marah pada mas, tapi mas muma pengen bilang satu hal ke Agus, mas mencintai Agus selamanya dan Mas gak akan lepasin Agus untuk siapapun bahkan melawan orangtua Aguspun mas akan perhankan semampu mas. Mas hanya akan ijinkan Agus pergi jika itu kemauan Agus sendiri walaupun pada saat Agus melangkah pergi mas akan hancur seketika saat itu”
“Mas”
“Sayang, mas sangat sayang sama Agus”
Lalu aku menciumnya dan akhirnya kurasakan dia balik menciumku dan ini membuatku bernafas lega. Kami berciuman beberapa saat dan kemudian aku rasakan dia nafasnya teratur. Rupanya dia tertidur. Lega akhirnya semua selesai walau aku harus luka parah gini. Aku segera ke kamar mandi dan membawa alkohol dan kapas. Aku mandi dulu dan kemudian aku oleskan alkohhol di lukaku agar tidak infeksi. Agus ternyata kuat juga, belum pernah aku terluka kayak gini sejak kecil. Hebat dia melukaiku kayak gini. Ada beberapa luka yang terbuka, aku kasih plester. Setelah semua selesai aku lihat dicermin mukaku abis kayak baru selesai tawuran dan ada juga lebam lebam di tubuhku. Pasti sakit ni besok pagi hehehehhehe.
Aku segera ke luar dan berpakaian, lalu sholat dan kemudian aku bikin masakan untuk Agusku. Aku mau bikin spesial buat dia, Cheese omlet, mash potato, Chicken lolipop dan salat buah. Aku juga siapkan beef wallington buat dia. Semua masakan spesial buat Agusku tersayang. Pukul 9 aku ke kamar, tinggal beef wallingtonnya aja yang belum aku panggang, nunggu dia mandi aja biar masih fresh. Didalam kamar aku melihatnya sudah terjaga tapi masih terbaring di kamar.
“Sudah bangun sayang” kataku
“Iya mas, maaf ya mas”
“Gak apa apa sayang, bangun yuk, mandi lalu makan ya, mas bikinin masakan special buat Agus”
“Mandiin Agus ya mas, temeni Agus, jangan tinggalin Agus”
“Iya sayang, untuk Agus apapun mas akan turuti”
“Makasih ya mas, Agus sayang mas Damar”
“sekarang bangun dan buka bajunya” kataku
Agus menuruti kata kataku dan dia membuka semua pakaiannya dan tubuh sexynya terhidang (waduw istilahnya)ada didepanku. Kalau hari hari biasa pasti langsung aku bawa balik ke ranjang dan bercinta sama dia tapi ini casenya lain jadi aku dan dia ke kamar mandi. Kuisi air di bathub dan aku isi sabun cair. Agus kemudian mauk kedama. Aku duduk sambil berjongkok disampingnya.
“Sudah Baikan kan sayang?”
“Iya, mas kok bisa terluka gitu siapa yang ngelakuinnya?” katanya sambil tersenyum kecil
“Ini tadi ada pendekar yang masuk rumah, hebat banget dia bikin mas babak belur”
“Berarti Agus hebat kan?”
“Agus memang jagoan mas paling hebat”
“Maafin Agus ya mas”
“gak apa apa sayang, itung itung ini balasan yang dulu itu lo heheheheh”
“Agus kalapmas, maafin ya, agus kira mas Damar sudah gak sayang lagi dan mau ngebuang Agus”
“Gak apa apa sayang, ini salah mas juga kok, dan ingat aja mas akan selalu cinta dan sayang sama Agus”
“Makasih ya mas”
“Iya, udah ah mandinya, nanti mengkerut lo burungnya agus kebanyakan berendam”
“Ya dicium mas Damar aja nanti juga gak mengkerut lagi”
“nakal ya sekarang” kataku sambil mencium pipinya
“nggak ah, Agus gak nakal tapi cute” hehehehhe
“Ayo Agus udaahan”
“iya tapi gendong sampai kamar”
“Iya sayang”
Agus berdiri lalu dia hilangkan sisa sisa sabun di bawah shower. Kemudian aku ambil handuk dan aku lap tubuh mulus dan inahnya. Setelah itu aku gendong dia ke kamr dan kemudian memakai baju santai, kaos dan celana pendek. Setelah itu kita ke ruang tengan dan aku siapkan makanan buat dia.
“Mas panggang dulu ya, tunggu 15 menit, ni mas bikinin sup jamur dulu”
“Iya mas, asik ni Agus jadi pangeran malam ini, semuanya spesial”
“Tentu sayang, Agus adalah pangeran mas selamanya”
Kulangkahkan kedapur dan kuoven beef wallington buat Agus, untuk yang lain bisa dimakan setelah itu. Setelah 15 menit aku bawa semuanya ke ruang tengah. Agus sedang menikmati susu coklatnya.
“Ini sayang dimakan”
“Asikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk, makanan kesukaan Agus semua ni”
“Iya dong sayang”
“Mas sudah makan belum”
“Belum sayang, mas nanti bikin scrambel egg aja nanti”
“Ahhhhhhhh, makan sama sama Agus aja ya, ni Agus suapin” kata Agus manja
“Iya sayang” akupun dengan senang hati menerimanya
“Enak juga ya masakan mas Damar” kataku bangga
“Mas narsis deh, tapi emang enak. Oh ya coba dimanan ni chicken lolipopnya”
“Mantep deh, sekali leb langsung enak” katanya
“Susah tu bikinnya ribet”
“Tau ah, Agus kan tugasnya cuma makan doang ngapain mikin yang lain”
“Kamu tu ya sayang” kataku
Setelah selesai makan aku pengen ngomong sebentar sama Agus, aku gak mau Agusku hidup dalam kebencian. Bagiku Agus adalah orang yang sangat berharga yang gak mau adanya kebencian dalam dirinya yang akan menghalangi jalan kedepannya.
“Sayang, mas mau ngomong setelah ini tapi jangan pakai emosi, Agus harus tahu mas sayang dan cinta sama Agus dan gak akan membiarkan siapapun merebut Agus dari sisi mas”
“Iya, tapi Agus jangan dihukum ya, Agus takut kalau mas Damar marah”
“Mas gak akan marah kok”
“Aku peluk tubuhnya dan aku kemudian duduk di sofa. Agus lalu merebahkan diri dan kepalanya ada dipangkuanku. Aku elus rambutnya dengan sayang. OMG, aku sayang dan cinta banget sama dia.
“Mas wajahnya lucu ya kalau babak belur gitu”
“Habisnya tadi diamuk kelinci sayang”
“Agus memang imut sih kayak kelinci hehehehhe”
“Sekarang serius ya sayang, Agus benci ya sama orang tua Agus”
“Iya”
“mas boleh tanya kan?”
“Iya”
“Mas gak akan bilang Agus untuk gak dendam sama orang tua Agus toh memang mereka menyebabkan Agus menderita, tapi mas minta Agus berusaha tidak membenci dan dendam pada mereka sayang.”
“Kenapa gitu mas”
“Kebencian dan dendam hanya akan membentuk kita menjadi pribadi yang jelek, hal negatif akan membuat kita terpasung akan masa lalu. Kita akan terhalang langkah kita untuk maju kedepan. Agus mau membikin mas bangga kan?”
“Iya mas, Agus akan bahagia kalau bisa buat mas bangga, hanya mas keluarga Agus”
“Makasih sayang, kadang kita memiliki kita hal yang pahit dimasa lalu, apapun yang kita lakukan tidak akan bisa mengubah hal itu sayang. Agus ngerti kan. Mas minta hal itu bukan menjadikan Agus lemah tapi menjadi kuat. Hilangkan dendam dan kebencian tapi kita juga gak boleh melupakan kejadian itu, kita bisa memaafkan tapi jangan pernah menghilangkan. Kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik”
“Maksud mas?”
“Maksud mas , Sayangku harus berusaha memaafkan orangtua Agus, toh gak perlu dipungkiri mereka sudah memiliki jasa pada Agus. Tapi Agus juga jangan buta bahwa semua itu gak terjadi dan karena hal itu Agus sekarang sudah berada di jalan ini bersama mas. Aku mau AGus memaafkan mereka, bahkan Agus yang minta maaf kalau perlu”
“Agus mengerti mas”
“Sekarang kita bubuk sayang,”
“Agus belum ngantuk, tadi kan sudah tidur. Aku mau dipeluk saja ya sama Mas Damar malam ii semalaman”
“Iya sayang. Mas mau nanya, Agus mau kan ketemu mama”
“Mau mas, tapi untuk ketemu saja bukan kembali pada mereka. Agus mengerti sekarang agus sudah ada di jalan ini bersama mas Damar, jadi gak mungkin Agus kembali kemasa lalu untuk bersama mereka dan seolah gak terjadi apa apa. Semua itu memang terjadi, tapi Agus sekarang sadar gak ada gunanya membenci, dengan memaafkan kita akan menjadi orang yang lebih baik. Agus juga berterimakasih walaupun apapun yang terjadi mereka pernah berjasa pada mereka. Stefan sudah mati tapi sekarang telah hidup Agus yang baru”
“Sayang ternyata sudah dewasa ya”
“Iya dong, Agus gitu lo” katanya manja dan narsis
“Muncul lagi deh sifat manjanya”
“Emang gak boleh”
“Boleh dong sayang, mas akan manjain Agusku sampai kapanpun”
“Janji ya”
“janji”
“Tapi Agus gak akan dihukum kan karena memukul mas Damar”
“Enggaklah, tapi baru kali ini ada yang bikin babak belur gini, pasti temen temen pada nanya siapa yang bisa bikin aku kayak gini”
“Mas jangan bilang bilang ya?”
“Kenapa sayang?”
“Agus takut ah, nanti Agus ditantangin duel, takutttt”
“hihihihihihi, enggak sayang, nanti mas bilang yang ngelukai aku jagoan dari planet Venus”
“kok venus?”
“kan cantik”
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, mas jahat, AGus gak cantik, Agus itu cuteeeeeeeeeeeeeeeee”
“ iya iya, I love you sayang” kataku ketawa
Akhirnya semua selesai dan dan tugasku sekarang mempertemukan lagi Agus dan orang tuanya. Semoga ini akan indah nantinya
masak kayak anak SD, agus tu kuat kali. Tapi tu pacaran ketahuan mama kok bisa gak ketahuan orientasi seksnya ya, apa pacarmu jangan2 laki2 jadi2an ya yang pakai baju cewek?
Sibuk dilapak tetangga ya?