It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
AKu mulai melepaskan pelukanku perlahan-lahan. Rasanya Markiey telah dapat mengontrol emosinya, terlihat dari senyuman yang mulai tersungging dibibir tipisnya itu. Dia menghela napas panjang. Aku masih terdiam menunggu reaksi dari Markiey.
“Makasih ya dek! Ayo Pulang, Ngantuk!” Kata Markiey memecah suasana
“Ayo kak!” kataku sambil tersenyum.
Kami mulai bangkit dan meninggalkan pantai Losari menuju hotel. Tak ada lagi yang terbahas malam itu sepanjang perjalanan pulang. Kami hanya terdiam. Tidak tahu harus ngomong apa.
Sesampai dihotel, aku pamit pulang. Markiey juga keliatan lelah sekali. Matanya masih sembab tapi senyumnya sungguh sangat manis sekali.
“Hati-hati ya dek. Kabarin kakak kalau udah sampe!” Kata Markiey
“Pastinya kak Markiey!” Kataku Sambil tersenyum
Kemudian taxi yang aku tumpangi melesat menjauhi hotel tempat MArkiey dan Mitha menginap. Sepanjang jalan aku masih terngiang2 oleh cerita masa lalu Markiey yang sangat berat dia jalani. Tapi disatu sisi aku tidak pernah tahu dan menyangka dengan melihat pertama kali bahwa Markiey adalah pria yang rapuh.
Sesampainya dirumah aku merogoh saku mencari handphone untuk meng-SMS Markiey.
“Kak Markiey, aku udah sampe di kamar nih. Met istirahat yee!” SMS ku.
Semenit kemudian MArkiey membalasnya.
“mksh y dek, met istirahat jg!” Balasnya.
Bunyi handphone sebenarnya sedari tadi terdengar berdering kencang olehku tapi karena lelah dan kantuk yang tak tertahankan akhirnya terabaikan. Tapi karena tak berhenti2nya bordering, akhirnya dengan mata masih tertutup aku mencoba meraba2 mencari arah bunyi handphone ku.
Pas mau diangkat, eh malah mati. Kesel banget rasanya. Tapi pas melihat ke LCD HP ku, 10 missed call dan 5 SMS. Ternyata yang sedari tadi telepon itu Mitha. Ada juga SMS dari MItha. Tapi ada juga SMS dari Markiey. Entah kenapa SMS dari Markiey yang ingin aku baca terlebih dahulu hehehe..
“Pagi dek, banguuuunnnnn!” Bunyi SMS Markiey jam 05:12 WITA
Apgi banget ya si MArkiey bangunnya. Lantas aku balas kemudian.
“ hehe Maaf baru baca sms nya. Baru bangun !”Balasku kemudian.
Aku melihat jam dinding menunjukkan jam 11:15 WITA. Kemudian aku mencoba menelpon MItha. Nggak enak juga sedqari tadi dia menelpon tapi tidak diangkat.
AKu: “Halo Kak Mitha, maaf ya baru bangun hehehe”
Mitha: “Huh, Dasar kebo! km cepetan beres ya, ntar aku mau jemput kamu di kost bareng Markiey”
Aku: “ Lho lho lho…?? Ada apa emangnya?? Kok buru2 banget!!
Mitha: “hadeehh, udah keboo pikun lagi! Kita kan mau ke PUlau SAMALONA”
Aku: “ ohh iya yahhh hehehe.. ok deh kakanda, aku siap2 dehh hehehe”
Aku kemudian menutup teleponnya. Tanpa dikomandoi lagi aku langsung beres2 untuk persiapan ke SAMALONA ISLAND. Rencana kita akan nginap disana karena disana asyik untuk wisata bawah laut. Hmm, udah tidak sabar untuk snorkeling-an nih. Apalagi bareng Markiey.. ehh, kok malah jadi mikirin MArkiey?? Ahh udah ahh!! Aku kemudian melanjutkan untuk beres2.
@Halaah @mahardhyka @steverahardian @adam08 @akiesh69
Maaf keterlambatannya. habis ini aku lanjut sampe puasssssssss hehehe
Mitha dan Markiey pun telah sampai dikostan aku untuk menjemput dan memulai liburan kami ke SAMALONA ISLAND. Kaos oblong warna putih dipadu dengan celana jins biru selutut menemani penampilanku hari ini dan asesoris seperlunya berupa kacamata item dan gelang cokelat terbuat dari anyaman bambu yang diiris tipis khas dari Tana Toraja.
Diluar rumah ada Bosowa taxi yang menunggu. terlihat Mitha yang tampil dengan pakaian minim. Maklum Makassar emang panas banget. Cuma terlihat memakai tank top hitam putih garis2 dengan bawahan jins panjang biru dan memakai kacamata coklat. Aku tidak melihat Markiey. Dimana dia? Hmmm… akhirnya aku keluar dari rumah dan bertemu dengan mitha.
“Duh, ni anak lama banget sih? Dandan berapa lama sih? Gumam Mitha kesel
“hehe Maaf kakandaku!” Sambil tersenyum manja kea rah MItha
“eh btw kak Markiey Mana? Kok gak kliatan?” Tanyaku sambil masukin barang ke bagasi
“Dia lagi beli rokok di warung sono nohh”Kata Mitha sambil nunjuk warung pinggir jalan
Ketika aku memandang kearah yang ditunjukkin Mitha, aku terpana oleh penampakan seorang pria yang mulai berjalan menuju kearah kami. Ya! Dia Markiey. Memakai kacamata hitam dengan setelah kemeja warna putih dengan lengan digulung asal tapi tak dikancing, terlihat kaos singlet warna senada dengan kacamatanya serta celana khaki yang menurutku perpaduan yang pas dan ditunjang dengan body yang kekar dan sexy. Dibibirnya terselip sebatang rokok yang mulai menyala. Markiey masih berjalan kea rah kami. Aku masih terdiam. Terpana.
Markiey tersenyum dan berkata,” Hey Dek, mari kita ke pulau!”
“Siappp komandan! Balasku sambil hormat dan tersenyum.
Markiey kemudian merangkul pundakku seraya menuju masuk ke dalam taxi.
Didalam taxi, mitha memberitahu bahwa ada 1 org lagi yang akan ikut. Aku dam Markiey kaget dan tidak tahu menahu akan hal itu.
“Namanya Lidya, dia itu teman baikku di Makassar, Kenal dari Friendster juga.” Kata MItha.
“Lidya menunggu di gerbang pelabuhan menuju ke Pulau Samalona” Sambung Mitha
“Yapp! Bagus! Makin banyak wanita makin senang kita. Iyya nggak, dek?” SAhut Markiey
“hehehe iya kali kak” Jawabku dengan nada bingung. Ah bodo amat. Kataku dalam hati.
“Ya kali aja km bisa deket dengan Lidya, dek?!” SAmbung Markiey menggoda
Iyya nggak, sayang?!” Lanjut Markiey melihat kearah Mitha
Mitha hanya tersenyum manis sambil bermain HP.
Dalam perjalanan, Mitha lebih banyak diam sambil senyum2 dengan memainkan HP-nya. Markiey gak menanggapi. Justru aku dan Markiey terlibat percakapan seru. Seakan2 peritiwa malam kemarin sudah terlupakan begitu saja.
Sesampainya dipelabuhan, Mitha terlihat turun terburu2. Aku sampe heran. Markiey juga. Ternyata Mitha sedang mencari keberadaan si Lidya. Aku membantu Markiey menurunkan barang2 yang kami bawa selama di pulau. Ckup banyak emang Walaupun Cuma liburan sehari semalam tapi menurutku barang bawaan juga harus berisi barang2 tak terduga hehehe..
“LIDYAAAA… “ Teriak MItha kemudian berlari menuju kearah Lidya
Kompakan aku dan markiey melihat mitha berlari menuju kearah seorang wanita. Mereka berpelukan seperti kawan lama yang sudah lama banget tidak pernah bertemu.
Kemudian, Mitha dan Wanita itu berjalan kea rah kami sambil memperkenalkan diri.
“Markiey.. Rama.. ini dia yang aku ceritakan tadi” kata MItha
“Hayyy.. aku lidya..”Memperkenalkan diri sambil menjabat tanganku dan Markiey
“hay Lidya, sy Mark. Panggil aja begitu!” kata Markiey
“Hayy, sy Rama!” sambil tersenyum manis penuh pesona tentunya hehe
Hmmm wanita ini unik menurutku. Penampilannya tomboy dengan celana jins hitam ketat, kaos oblong junkies warna hijau tua, sepatu kets putih dan tas punggung. Rambutnya boop seleher. Tomboy girl Walaupun demikian, Lidya sangat cantik dengan kulit putihnya. Terbantu karena lidya masih berketurunan Chinese-Makassar.
“Yukk, kapal kita udah nunggu tuh!”Kata Lidya sambil menunjuk kearah kapal boot kecil yang dipakai untuk menyebrang ke pulau Samalona.
AKu dan Markiey mulai membawa barang2 untuk ditumpangkan ke kapal boot tersebut. Ternyata kapal boot tersebut udah “dicarter” oleh lidya jadi penumpangnya hanya kami ber-4 dan tak perlu menunggu penumpang lagi.
Nampaknya MItha agak ragu dengan kapal boot kecil ini. Tapi Malah Mitha berpegangan terus kepada Lidya. Markiey pacarnya hanya duduk tersenyum melihat kelakukan Mitha itu. Kapal boot mulai jalan perlahan2.
Dalam hati aku merasa aneh. Tapi mungkin karena sesama wanita jadi gampang untuk saling pegang2an. Nah, aku dan markiey kan juga sesame pria, ap0akah gampang jugs untuk saling pegang2an??? Buru2 ku tepis lamunan babu itu dan mengalihkan perhatianku ke hamparan laut luas.
Aku melihat Mitha dan Lidya tampak sumringah. Sekali2 Markiey menggoda wanita2 itu dengan menyiramkan air laut ke mereka. Terlibat juga percakapan antara wanita dan aku sama markiey hanya diam. Tak tahu mau ngomong apa.
Sesekali aku memandang markiey, melihat apa yang kurang dari dirinya. Tapi yang ada malah markiey menangkapku menatapnya. Markiey tersenyum. Manis sekali. Aku mengalihkan pandanganku dengan gugup. Ekor mataku masih melihat kalau markiey masih menatapku. Apa yang harus kulakukan??
Kemudian Markiey mengambil air laut ditangannya kemudian melemparkannya kepadaku. Aku menjadi basah di wajah, aku tersenyum kemudian membalasnya. Akhirnya kami balas2an melempar air dan si lidya dan mitha pun ikutan lemparin aku pakai air. Kami tertawa bersama. Dan akhirnya terhenti karena ditegur sama driver boot ini karena terlalu banyak goyangan haha
Tapi aku senang melihat markiey. Tersenyum. Manis sekali.
***** NEXT: Kejadian Menarik di pulau Malam Hari
hehehehe
tapi gak apa2 deh, thanks ya dah d update.
masi bingung koment apa d next chap kayaknya bakal ada kjadian menarik neh. hehehe
lanjut lg ach....
@halaah iya maklum bru tiba lg di sby dan bru agak senggang hehehehe maapin yee
Siang ini begitu terik tapi terbayarkan oleh semilirnya anging mammiri khas Makassar. Buih-buih air laut senantiasa terbawa oleh arus terbuat oleh perahu boot kami. Siluet awan dilangit tercermin dari jernihnya air laut ciptaan-Nya. Sungguh Maha Karya Yang luar biasa dari Sang Pencipta. Ternyata perjalanan laut kami diiringi oleh segerombalan ikan lumba-lumba yang bermain mengikuti arah laju kami. Senang sekali rasanya bisa melihat langsung dari jarak dekat.
Senyum terpancar dari wajah kami semua. Melihat tingkah lucu dari lumba-lumba tersebut. AKu lihat Lidya mengeluarkan sesuatu dari Tas nya, sebuah kamera DSLR merek CANON. Dan diapun mulai mengambil pose untuk memotret. Tentunya objeknya itu adalah lumba2 yang sedari tadi masih menari-nari diatas laut. Ternyata LIdya hobbi fotografi. Terlihat dari gayanya ketika mengambil jepretan demi jepretan.
“Lidya, foto aku sama Markiey donk!” Kata MItha sambil menepuk bahu Lidya. Lidya kaget dan tersenyum sambil berkata,”OK!” Kemudian Mitha bergerak menuju Markiey yang sedari tadi hanya duduk ditempat.
“SAyang, foto yukkk!” Kata MItha kepada Markiey seraya menempel mesra didada Markiey. Markiey hanya tersenyum. Dia selalu tersenyum dan aku suka. Aku yang diseberang mereka Cuma bisa menyaksikan keintiman Mitha dan Markiey dalam berbagai pose.
Rasanya aku menjadi males melihat mereka berdua2an seperti itu. Terlebih lagi aku gak diajakin motret hehe.. aku hanya tersenyum2 melihat mereka semua. Kemudian Lidya mengarahkan kameranya kepadaku, Aku kaget dan reflex menutup kedua wajahku dengan tangan.
“Jangan foto disini ahh!”Kataku sambil menutup wajahku dengan tangan.
“kenapa Rama? Kamu Malu? Kamu manis kok Ram!” Kata Lidya sedikit membuatku GR.
“ow ow ow… suittt suittt,,!” Markiey Menyela
Mereka semua tertawa melihat kegrogianku. Asli. Pasti wajahku saat itu merah karena malu bercampur GR. AKu Cuma bisa tersenyum dan memperlihatkan senyum termanisku tentunya. Terutama kepada MArkiey.
“Kita udah hamper sampai!” Kata Daeng si Driver. “Tuh pulaunya, 5 menit lagi kita sampai!” Lanjut si Daeng sambil menunjuk keaarah depan. Terlihat pemandangan akan pulau kecil disana. Disampingnya tidak terlihat lagi daratan sama sekali. Cuma satu2nya pulau yang ada didepan pandangan kami. Itulah SAMALONA ISLAND. PUlau Impian hahaha..
Semakin terlihat jelas bahwa pulau Samalona itu memang pulau yang sangat kecil. Mungkin dihuni hanya beberapa kepala keluarga saja. Dipesisir anjungan terlihat ada 2 buah perahu boot sedang bersandar. Aku berpikir ternyata ada pengunjung lain juga yang sedang berlibur. Tapi ternyata terlihat beberapa orang sedang mengangkat barang membawa ke perahu tersebut. Aku mengingat2. Ini kan hari minggu.
Mungkin mereka telah selesai berlibur dan bersiap2 akan pulang. Itu artinya Cuma kami saja yang berlibur dipulau nan kecil dan indah ini.
Sesampainya dianjungan, aku dam amrkiey mulai membawa barang bawaan kami satu per satu. Kami disambut oleh seseorang yang aku lihat mungkin pemilik cottage atau penginapan yang terlihat persis di pinggir pantai itu.
“Selamat datang di Samalona, Daeng dan Dara!” Kata bapak tersebut dengan logat khas Makassar yang kental sekali. “Iyye, daeng. Makasih, Di’!” balasku dengan logat Makassar pula. Bapak itu membantu kami membawa ke penginapannya. Setelah bernegosiasi mengenai masalah harga dan penginapan serta makannya, akhir kami deal dan akan menginap selama semalam dipulau tersebut.
Jam 13:35 WITA kami tiba di SAMALONA ISLAND. Lapar itu kata pertama yang keluar dari perutku. Untung kami sebelumnya udah bawa bekal untuk mengisi perut disamping si pemilik cottage juga membuat masakan untuk kami.
Markiey menghilang. Aku melihat mencari kemana2 tapi tak melihatnya. Aku lantas ke kamar cewek karena Cuma 1 kamar saja mencari markiey tapi dia juga tak ada. Aku menanyakan kepada Mitha dan Lidya, mereka juga tidak mengetahui keberadaan. Cewek2 pun lantas mengusirku. Mungkin karena mereka gerah dan mau ganti pakaian minim. Akhirnya aku keluar dari penginapan dan mulai menyisir pesisir pantau sejauh mataku memandang tapi tak kelihatan juga.
Aku bergerak kebagian dalam pulau. Cuma terlihat rumah2 penduduk yang terbilang kecil dan anak-anak kecil yang tengah bermain kelereng. Mataku masih menyisir sekitar lokasi tapi tak kelihatan juga. Aku tiba kembali dipesisir pantai tapi agak jauh dari penginapan. Aku mulai berjalan sambil sedikit2 bermain air dengan kakiku. Ditengah teriknya matahari dan desiran anging mampiri, aku masih bisa merasakan dinginnya air laut menyapa tubuhku. Aku menutup mata dan membentangkan tangan ku sejajar dada. Aku tersenyum sambil menghadap kea rah laut. Biarkan saja desiran ombak menghantam tubuhku, anging mammiri menyapa tubuhku, aku tak peduli. Aku free….
Tiba2 aku merasakan ada kedua lengan hangat melingkar dibadanku. Kokoh dan hangat. Aku seperti bersandar dan dipeluk dari belakang tapi mataku masih saja terpejam menikmati apa yang terjadi. Perlahan kutemukan sebuah degupan jantung dipunggungku. Ada sandaran tubuh lain yang kurasa. Tubuhku semakin hangat dan tanpa sadar jantungku berdegub kencang. Ada nafas yang terhela mengalir menyentuh leherku. Tak ingin rasanya kubuka mata ini karena kenikmatan yang kurasa.
Semakin lama ku rasa semakin dalam kurasa kenikmatan ini. Segala penat rasanya hilang begitu saja. Beban jadi hilang berganti kehangatan dan kejernihan hati dan pikiran. Kemudian aku tersadarkan ketika aku mendengarkan sesuatu..
“Dek…!” Suara itu perlahan masuk dalam telingaku. Aku tersadarkan dari sesuatu yang membawaku dalam kenikmatan. Ku buka mataku dan hanya laut yang terlihat. Nafasku tiba-tiba tersengal2. Entah mengapa.
Aku sadar ternyata ini nyata. Aku merasakan ada seseorang dibelakangku. Aku bersandar pada orang itu. Orang yang sedari tadi memelukku dan belum melepaskan hingga aku membuka mata. Aku menengadah kebawah dan kedua tangan itu masih melingkar didadaku. Perlahan aku balikkan kepalaku kesamping tapi orang itu semakin kuat memelukku. Rasanya aku merasa semakin lemah dipeluknya. Orang itu tertawa kecil perlahan ditelingaku. Aku mulai bergerak untuk melepaskan pelukannya dan ingin melihat siapa orang. Dan ketika aku cukup kuat untuk berbalik badan, dan ternyata dia adalah…………………MARKIEY..
Aku menatap tak percaya. Dia tersenyum lagi. Sialnya dia itu selalu manis. Aku selalu bengong melihatnya. Posisi wajahku hanya beberapa senti didepannya. Tangannya masih melingkar dipinggangku. Dia tersenyum lebar memperlihatkan gigi nya yang rapi kemudian beralih dengan tangan kanan mengangkat kakiku. Aku jadi dalam posisi digendong. Aku tersadar. Aku berontak gak ingin digendong tapi Markiey tetap ketawa sekencang2nya. Aku jadi malu dan ingin tertawa juga. Dia membopongku ke dalam air. Aku yang masih pakean lengkap saat ini memohon jangan diceburin. MArkiey tetap beringas sambil ketawa puas. Tak sanggup rasanya aku melawan. Dia lebih kuat dari aku tentu saja.
“Kak, turunin donk. Jangan dibasahin!” Kataku memohon
“aku mau kamu dan aku basah2an sekarang!” balas Markiey sambil tertawa
Akhirnya markiey membuangku kedalam air. Tentu saja aku basah semuanya. Markiey Cuma tertawa. Ombak saat itu cukup kuat dan mengombang-ambing aku. Aku mulai berpikir cepat untuk seolah2 aku gak bisa berenang dan tenggelam. Walaupun airnya tingginya Cuma sampai dada tapi aku tetap saja ingin membalasnya.
Aku membuat diriku seolah2 terbawa oleh ombak menjauhi markiey. Aku memcoba membuat diriku seolah2 tampak kesulitan mengendalikan diri dan aku menghilang dalam laut.
Aku berpikir pasti dia sedang mencariku dan berpikir aku tenggelam. Aku juga ingin mengerjainya. Aku perlahan berenang menjauhi tempat dia berdiri. Ketika aku merasa aku sudah berada di belakangnya, aku mengagetkannya dengan muncul tiba2 dibelakangnya. Ternyata aku muncul di sampingnya. Aku tertawa melihat markiey gugup. Pakaiannya udah basah kuyup. Saya pikir dia berenang mencari saya. Dari tatapannya aku melihat dia seperti marah. Aku berehenti tertawa. Dan mulai menyeka air yang bercucuran dari kepalaku.
Aku terdiam. Markiey terdiam. Kemudian dia memelukku. Erat sekali. Kepalaku disandarkan kedadanya. Dia masih memelukku. Aku tidak tahu harus bilang apa dan berbuat apa.
Kemudian Markiey berkata,”Dek, jangan buat kakak seperti kehilangan seorang adik lagi. Kakak ga bisa!”
Perkataan Markiey itu membuatku tercengang. Membuatku sedih sekaligus merasa iba terhadapnya. Jantungnya berdegup kencang sekali. Aku bisa merasakannya. Tanpa diaba2 lagi aku membalas pelukannya. Entah kenapa tapi ada sedikit rasa bahagia yang kurasakan. Rasa yang tak ingin kutepis. Rasa yang seolah inilah yang membuatku bahagia…
Next Episode : Acara Malam dan kejadian di Malam hari
nanggung ah...........mana yang hotnya
degup jantungnya laen....