It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
[update]
Seperti sekolah pada umumnya, sekolah ini juga memiliki kebiasaan untuk me-Masa Orientasikan Siswanya. Dan hari Jumat ini Technical Meeting untuk membahas barang bawaan dan keperluan lain selama MOS akan diadakan. Singkat cerita sekarang sudah hari senin, dimana kegiatan MOS pun dimulai, berbeda dengan sekolah lain, MOS di sekolahku memiliki tradisi tersendiri (yang tdk bisa aku ceritakan disini hehe).
Senin. Aku dengan mantap melangkahkan kakiku menuju sebuah ruang kelas, yaitu ruang 302, dimana aku dulu mengisi form dan pertama kali bertemu dengan sesorang. Yah aku sudah gak kaget, karena saat masuk kelas aku melihat Yazil udah tidur-tiduran di meja paling pojok belakang. Kami semua masih mengenakan seragam SMP selama kegiatan MOS ini, walaupun seragam untuk SMA udah pada jadi. Aku memlih duduk di depan meja Yazil, karena dialah orang yang aku kenal di kelas ini, tentunya selain teman satu SMP ku dulu. Sedikit canggung aku duduk di kursi ini, selain sebelahku adalah cewek (yang aku belum mengenal namanya) adalah karena Yazil duduk bersama teman satu SMPnya (terlihat dari seragamnya) yang kelihatan sedikit preman. Tapi jangan salah, di sekolah ini semua adalah siswa-siswa yang “sembodo” (bahasa jawa yang artinya bertanggung jawab atas kelakuannya). Jadi walaupun dia nakal se nakalnya anak SMA, tapi dia pasti memiliki prestasi yang bisa dibanggakan.
Aku mengurungkan niatku untuk menyapa Yazil, selain dia sedang tidur (karena capek mengerjakan tugas untuk MOS) tapi juga teman di sebelahnya yang dari tadi menatapku. Seolah singa yang sedang mengamati mangsanya, ya memang begitu, aku sempat melihat dengan ekor mataku, bahwa dia mengawasiku dengan seksama. Tidak terlihat kedipan di matanya, dan itu justru membuatku salah tingkah.
Pada pukul 07.15 s.d. 12.00 tiak ada kegiatan menarik di kelas ini. Klasik, dari SD sampai SMA, kita hanya berdiam dan sesekali berkenalan dengan orang yang belum kita kenal, sesekali juga guru mendatangi kelas untuk memperkenalkan diri. Setelah pukul 12.00, barulah acara MOS yang sebenarnya dimulai. (maaf tidak bisa aku ceritakan,hehe toh gak ada hubungan sama ceritaku ini).
Hari pertama hingga sekarang hari ke enam, yang merupakan hari terakhir MOS, aku sama sekali belum berbincang dengan Yazil, sama sekali. Dan entah kenapa aku merasa biasa saja, begitu juga dengan Yazil, dia juga gak menyapaku dari awal. Seperti seorang yang sedang patah hati, satu dunia pun jarang bertemu, satu sekolah pun saling tidak menyapa, dan satu kelas pun tidak pernah betemu pandang. Ya memang seperti itu kondisiku sekarang, merasa aneh. Aku seperti belum pernah berkenalan dengannya. Tubuh yang pernah aku sentuh, mata yang pernah aku pandang, dan senyum madu yang pernah aku lihat, menjadi sirna dalam seminggu ini (lebe -_____-) . Tubuhnya seolah dingin, namun bukan dingin es, akan tetapi dingin karena sikapnya yang “ignoring” kepada semua teman di kelas ini. Kerjaannya Cuma duduk sambil sesekali menguap dan memainkan handphonenya, dan kadang dia tersenyum saat memainkan HPnya.
17.15 kegiatan MOS telah selesai. Sekarang hanya kegiatan special yang dilakukan oleh panitia, yaitu penutupan dan bersenda gurau. Kami semua dikumpulkan di lapangan basket yang letaknya di tengah sekolah, duduk sambil sesekali mengobrol. Acara ini merupakan acara pengenalan secara visual mengenai semua yang ada di SMA ini, mulai pembelajaran hingga ekstakulikulernya.
Di tengah-tengah acara, aku berkenalan dengan cewek yang di hari pertama masuk kelas duduk di sampingku.
“hey” sapanya.
“hey juga, eh kamu sekelas sama aku kan pas mos kemarin?” kataku
“iiih jahat banget sih gak kenal gitu sama temen sekelas” sambil dia memanyunkan bibirnya
“ya sori deh, lagi pula selama di kelas, kita semua kan tidur Cuma gara2 ngerjain tugas-tugas itu”
“iyasih hehe”
“yaudah, emang namamu siapa?”
“perkenalkan aku Oliv, hehe panggil aja aku gitu ”
“oke liv. Dan kenalin, aku….”belum selesai aku berbicara
“Igo kan..?”
“kok tau?”
“hehe tau dong ”
“hmm kok bisa?jangan-jangan km…..?”
“apasih, enggak kok…”muka Oliv terlihat memerah, dan sungguh dia terlihat sangat cantik *.*
Tiba-tiba ada yang menarikku. “eh…..” aku menengok kearah orang yang menarikku, setelah aku sadar, aku segera memberi kode ke Oliv “bentar ya..”
Yazil terus menarikku kearah kantin yang suasananya sangat sepi dan redup. Ya memang sepi dan redup, karena memang kantin ini belum aktif, dan akan ramai saat kegiatan belajar mengajar dimulai. Kantin ini berada di pojok paling belakang sekolahku, dan areanya cukup luas, nyaman sekali untuk ngobrol. Aku duduk di kursi paling dekat dengan pintu, dan aku mulai memberontak,
“apaan..?!!!”
“gpp..” seru Yazil
“trus ngapain kesini?aku lg gak ulang tahun….”
“kamu tadi ngobrol sama siapa?”
“itu Oliv, teman seangkatan kita kok..sekelas MOS malah.”
“kamu suka dia?”
“ummm..gak tau..dia cantik sih..hehe..kenapa?km naksir dia ya?”
“apaan aku kenal aja enggak, eh maksudnya belum..udah deh kamu gak usah kenalan-kenalan gitu sama cewek-cewek. Genit banget sih lu”
“orang Cuma kenalan kok.! Why? Trus to the point aja, ngapain tadi ngajak aku kesini?” tanyaku bertubi
“go…….”
Tiba-tiba ada suara langkah kaki, dan aku tau dari suara itu ada lebih dari empat orang yang berjalan. Tanpa ba-bi-bu mereka menyapa aku dan yazil
“hoy ngapain kamu disini zil?” nadanya sedikit meninggi
“enggak bro, Cuma tadi nganterin ni cecunguk ngambil sepatu, yakan Go?”
“siapa dia?temen lu?temen baru lu?jadi tadi kamu nunda acara bolos kita Cuma buat nganterin nih orang?”
“enggak lah bro, tadi Cuma gak sengaja dia ketemu aku di toilet itu (samping kantin) dan nyuruh nemenin kesini” Yazil berusaha berbohong
“yaudah yuk cabut, aku juga males disini sama nih cecunguk” terus Yazil
“yok”
Aku diam terpaku selama beberapa menit. Bukan karena takut, soalnya yang dating tadi adalah anak-anak nakal yang emang udah satu tongkrongan sejak SMP, dan kini masuk ke sekolah ini biar bisa sama-sama lagi. Aku terdiam karena sikap Yazil. Sungguh ucapan Yazil tadi menusuk hatiku *lebay*. Kata-kata yang terlontar dari mulut yazil masih terdengar sayu-sayu di telingaku. Tanpa sadar aku kembali ke lamunanku, memikirkan apa yang baru saja terjadi.
Pikiranku beradu, antara emosi dan logika. Emosi mendorongku untuk menjauhi Yazil atas perkataanya barusan, sedangkan logikaku mengatakan untuk mencari penjelasan atas semua ini. Dan akhirnya aku memutuskan untuk diam, toh dia juga bukan (belum) orang yang penting bagiku, dan kejadian tadi aku anggap “muka” asli yang dimiliki Yazil, yaitu Cuma main-main denganku. Entah dia hendak memanfaatkanku (dalam hal apa aku jg gak tau) atau apalah yang jelas aku akan diam.
=============================================
thanks sebelumnya udah mampir
DEG
Aku berpapasan dengan Yazil, hell apa yang akan aku lakukan..aku udah mutusin buat diem dan bertindak cuek aja terhadapnya. Well aku dengan PD berlari di depannya, tak kusangka dia melontarkan senyum kearahku, seolah kakak yang rindu dengan adiknya yang baru saja pulang dari luar negeri, dan didukung oleh lariku, ia membuka tangannya, seperti hendak menangkapku. Saat ini pikiranku masih jernih, dengan lihay aku sedikit bergeser arah kanan dan mengabaikan Yazil. Tangan kirinya mengenai dadaku, namun aku tepis saja tangan itu, dan aku tetap berlari kecil menuju lobi yang letaknya di pintu paling depan gedung sekolahku. Gedung sekolahku merupakan gedung bekas kantor belanda, so bentuknya agak jadul unik gitu. Terbagi atas tiga gedung inti, yaitu gedung induk, yang berisi seluruh ruang kelas dan TU beserta ruang guru, yang teridiri dari empat lantai. Yang kedua adalah gedung laboratorium, bangunan yang mempunyai tiga lantai ini seluruhnya digunakan untuk laboratorium. Dan yang ketiga adalah gedung yang beridiri dibelakang laborat dan gedung induk. Gedung ini digunakan untuk kegiatan siswa, mulai dari karawitan, olahraga indoor, ruang seni music, seni grafis, ruang pecinta alam, ruang majalah, ruang teater, ruang PMR, ruang KIR, dll. Disebelah gedung ini terdapat lapangan basket sekolahku. Selain bangunan itu, terdapat bangunan-bangunan kecil untuk keperluan lain, seperti kantin, gudang, toilet, ruang osis, ruang mpk, dll.
Di dalam lobi aku melihar kerumunan siswa yang sedang melihat pembagian kelas. Agak malas juga untuk bergabung hanya demi melihat pembagian kelas. Akhirnya aku menunggu di sofa lobi. Beberapa detik kemudian Oliv menghampiriku
“go, kita sekelas looh..kita masuk X3 yeeeay”
“wah bener liv?” aku senang bukan main, bisa sekelas dengan Oliv ini hehe.
“iya go beneran, dan asiknya jam pertama kosong lhooo”
“hah beneran?pelajaran apa emang?”
“olahraga doang kok, dan jadwalnya masih bisa ganti kata guru piket” seru oliv
“yeaaaaah asik banget. Yaudah aku mau ke ruang osis dulu”
“weee gilak ni, kamu masuk pengurus osis?”
“iya, kemarin kak sofyan bilang kalo aku dipilih jadi salah satu pengurus”
“wah keren kamu go..”
“hehe..yaudah, duluan ya liv”
“okeee”
Kulangkahkan kakiku keluar dari lobi, dan segera menuju ruang osis. Seketika aku udah diluar gedung dan bejalan kesamping menuju jalan yang mengarah ke belakang sekolah. Saat berjalan aku melihat Yazil berjalan gontai menuju lobi, dan tiba-tiba gerombolan anak yang kemarin mengejutkan Yazil dari belakang. Sebenarnya ada sedikit penyesalan atas sikapku tadi kepada Yazil.
“eh bro..udah punya mangsa belum lu?”
“belum sih..”
“aduh lu lagi bad mood ya?kok murung gitu..sejak kapan lu bisa galau gitu, siapa sih yang bisa bikin playboy kayak lu jadi galau?” hahaah tawa mereka pecah
“eh..iya..lagi bad mood…yang bikin aku galau….” Yazil menunjukku yang sedang berjalan (ketika mendengar itu, aku sedang berpura-pura mengetik sms)
Batinku kembali terusik
“what..apa ini maksudnya.kok rasanya aku bakal gak tenang hidup disini..tapi emang Yazil anaknya gitu ya?trus ngapain dulu dia senyum ke aku..apa artinya itu….” Kataku dalam hati.
=============================================
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
Benar saja dugaanku. Selama satu semester ini hidupku gak tenang. Iya sih ni sekolah punya embel-embel kalau anak disini gak pada jail walaupun ada yang nakal, but gak kenal maka gak sayang, Cuma orang-orang sok tau aja yang bilang gitu, padahal yang jail buanyak banget.ckck.
Di bulan pertamaku, ban motorku dikempesin, but aku gak tau siapa pelakunya, so aku diemin aja. Bulan kedua baju seragamku diambil dari tas sewaktu olahraga, jadi aku gak boleh masuk kelas setelah pelajaran olahraga. Bulan ketiga aku mulai tau siapa pelakunya, ya benar saja ternyata emang komplotan Yazil yang melakukannya, termasuk Yazil. Saat itu adalah pelajaran biologi, tepatnya sedang melakukan praktikum, maka semua anggota X3 pergi ke laboratorium biologi di lantai 2, dan meninggalkan semua barang (termasuk tas beserta isinya) di ruang kelas, karena memang sekolah ini tidak ada kleptoers (pencuri), jadi kami santai saja meninggalkan tas di ruang kelas. Bel bordering, kami pun masuk ke laboratorium biologi, tapi aku ingat bahwa laporan praktikumku masih tertinggal di kelas, dan sesegera mungkin aku berlari kecil menuju ruang kelasku yang ada di gedung induk. Langkahku terhenti saat aku sampai di depan ruang kelas, karena aku mendengar tawa yang menggambarkan kepuasan dari dalam “perasaan tadi pada ke lab semua,,kok ada suara..hiii”. karena agak curiga akupun mengintip dari jendela, dan aku pun terkejut (sebenarnya biasa aja sih). Terlihat lima anak sedang mengotak-atik laptopku, dan diantara mereka ada Yazil “Fu**” umpatku. Nalarku masih bekerja mengalahkan emosi, segera aku ambil HP dan aku potret apa yang sedang mereka lakukan.
Aku menunggu mereka keluar terlebih dahulu, sementara itu aku bersembunyi di ruang computer yang ketika itu kosong tidak digunakan. Setelah mereka keluar, segera aku masuk ruang kelasku dan mengevcek laptopku “Astaga” kataku kaget.
Mereka mengubah semua theme yang ada di laptopku, dengan gambar-gambar mesum, mulai dari desktop hingga background untuk powerpoint yang nanti pada pelajaran terakhir akan aku gunakan untuk presentasi. “Fu** banget mereka, apasih maunya. So dari dulu yang ngerjain aku tuh mereka!!”
Bel berbunyi empat kali, tanda selesainya kegiatan belajar mengajar. Dengan segera aku berlari menuju gedung belakang, berjalan menuju bagian paling belakang dari gedung ini, yak benar disini adalah tempat nongkrongnya komplotan itu. Tanpa ba-bi-bu aku langsung men-skak mat mereka
“heh mau kalian apa tadi ngerjain aku segala?” kataku emosi
“HAHAHA sok tau lu, gakusah suudzon sama kami deh, kami emang gak bener, tapi ogah banget ngerjain orang macam lu gitu.”
“gak usah munafik, *aku menunjukkan foto di hapeku*”
“itu…” mereka kaget dan Cuma diam
“gak usah jadi pecundang, apa salahku?aku pernah berbuat salah sama kalian?kalau emang gitu ngomong, jangan jadi banci beraninya dari belakang.”
Tiba-tiba Yazil berlari menjauh, dan aku kaget akan hal itu.
“lu masih belum sadar salah lu apa?HA?”
Aku terpaku dengan pikiranku sendiri. Why?why?why? apa salahku.?karena aku nyuekin Yazil? Itu bukan alasan yang tepat, kenapa? Yazil laki-laki, begitu pula aku. Kalau aku nyuekin dia, apa itu masalah?emang yazil pacarku?kaya cewek aja, kalo cowoknya nyuekin ceweknya, ntar temen-temennya yang bertindak.ckck. sementara itu mereka bergegas pergi dengan menyenggolkan bahuku, tanda bahwa mereka tak menyesal sedikitpun atas apa yang mereka lakukan padaku.
Next day, pagi ini hujan deras melanda kotaku, emang bulan-bulan ujan nih. So aku kesekolah make mobil, dan seperi biasa aku memarkirkan mobilku di gedung sebelah sekolahku yang merupakan gedung perusahaan swasta, namun bapak parkirnya menerima parkir umum haha.
Aku keluar dari mobilku, karena terasa kebelet pipis, aku segera menuju toilet dan masih meninggalkan dompet beserta tas dan HP didalam mobil. Saat aku kembali dari toilet, aku melihat beberapa orang sedang asik mencoret mobilku dengan cat warna (pilok). Akupun segera berteriak
“woy ngapain kalian?” aku tidak kaget ternyata yang melakukan adalah komplotan Yazil dkk itu.
“wets….” Mereka begitu shock melihat keberadaanku.
“apa sih mau kalian?apa salahku?”
“masih berani nanya soal salahmu?”
“emang aku gak ada salah kan sama kalian?”
Sekarang aku tahu siapa mereka, mereka hanya anak olahraga yang masuk sekolah ini melalui jalur olahraga, dan aku juga tahu nama mereka, yaitu Perdana, Bedda, Indra, dan Gesha. Yazil tidak termasuk karena dia termasuk karena masuk menggunakan jalur regular sepertiku.
“gak usah sok lu. Gak usah berani macem-macem sama kami, apalagi sampe sok belagu sama salah satu dari kami.!!!!”
Aku mulai tau arah perdebatan ini.
“…….” Aku membisu
“apa?udah ngaku salah lu?”
“aku gak ada salah sama kalian, gak usah cari gara-gara deh.” Emosiku memuncak
“BELAGU AMAT NI ANAK!!!!GUE HAJAR AJA ANAK INI SEKARANG ZIL, KEBANYAKAN CINGCONG”
Buk. Tiba-tiba pening melandaku, terasa ada rasa-rasa anyir di bibirku, ya aku telah terkena satu bogem dari Perdana, dan sukses membuatku tersungkur tak berdaya. Tiba-tiba emosiku memuncak saat melihat Yazil mencegah Perdana untuk menghajarku kembali, namun justru Yazil dihajar oleh temannya sendiri. Akupun bangkit dan to the point aku menghajar mereka ber empat sekaligus. Dan merekapun mengaku kalah padaku. Mereka ber empat kecuali Yazil udah tersungkur di lantai konblok area parkir ini, alhasil baju kami basah kuyup karena hujan masih mengguyur dari tadi. Yazil terdiam berdiri didepan mobilku, melihat keempat temannya yang notabene preman, kalah denganku yang hanya sendiri. Akupun menghampiri Yazil dengan otakku yang sudah menenang karena guyuran hujan ini.
“kalo aku ada salah sorry, tapi aku gak suka caramu, ngomong dong langsung ke aku. Jangan kayak gini. Pandanganku ke kamu nambah jelek aja.ck dan katakan ucapan maafku ke temanmu itu, tadi aku Cuma membela diri, dan ingat tadi aku mau menghajar mereka karena kamu, kamu dihajar temanmu sendiri kan?aku masih menganggapmu teman hingga detik ini, tapi gak tau untuk detik-detik setelah ini” kataku sedikit berbisik namun dengan tegas.
Segera aku masuk kedalam mobil dan pergi dari area parkir ini. Moodku udah berantakan, dan aku bolos sehari full untuk hari ini. Pulang. Ya rumah adalah tujuan pertamaku untuk menenangkan diri.
mohon kritik dan komentarnya ya mengenai cerita ini..
masih belum laku nih, butuh banyak pendapat mengenai cerita dan penulisan..hehe,.jadi yang read ni cerita mohon komentar yaaa
ditunggu..
terimakasih..secepetnya akan aku update lagi
Tp klo crita asli @igoigo hebat jg ya bs ngalahin 4 orng skaligus . :O
Dtnggu ya lanjutannya !
*guling-guling
Lanjuuuuuuttttt \(´▽`)/
@autoredoks oke ka, ini lagi ngetik lagi hahahah
@emoniac thanks..stay on my story ya.. hehe
@andychrist oke makasih udah mampir
@adam08 iya, aku juga ngerasa tulisannya buru-buru (setelah aku membaca kembali wkwkwk) makasih sarannya
makasih udah berkunjung..stay tune ya bentar lagi diupdate kok
@obet_lee oke, udah dalam proses edit kok tulisannya
Gw ga bisa komen tentang gaya bahasa dan cara penulisannya gara2 cerita lu yang keren.
Suatu bacaan walaupun tata bahasa yang kurang baik atau EYD-nya tidak sempurna, tapi bila di padukan dengan cerita yang bagus dan alur ceritanya jelas pasti akan menarik pembaca.
haha iya emang sesuatu banget, soalnya tuh nama (Dolly & Pelly) ada sebabnya
*curcol dikit
sobat2 cowok gua manggil gua Dolly, nd cewek2 manggil gua Pelly haha aneh iya
btw update-nya jangan lama2 iyah, cuz bete balik gawe gak ada dongeng sebelum tidurnya ;D