It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
simak aja ntar klanjutan'y.
Tp emang kayaky nanti w mw nyritain smacam genk d skolah w,yg kyaky lbh enak kl dcritain sama Ragiel.
sip.hp w mah ga support eung.
Mang'y kamu teh urg mana?
Jogjane ndi kang?tadiy tgl 23-25 sesok arep neng jogja,tp ra sido.sidone mlaku" neng ujung genteng sukabumi.
penggemar csk juga nih, jadi sudah terbiasa.
ciee... yg mau ke ujung genteng, napak tilas argi-sopi nih ceritanya. hahay
ahahay.iya neh.x ja w ntr dpt susuatu yg emejing ky crita sopi csk dsna.heuheu#ngarep
huft,kl dh gjian, w maksain bli modem dh..
Dia pandangi lagi jam tangannya. Tersimpan banyak sekali kenangan di jam itu. Jarum jamnya bergerak maju, tapi otaknya bergerak mundur ke beberapa tahun ke belakang.
Waktu itu dia masih berumur kira-kira 7 tahun. Masih bandel-bandelnya waktu itu. Dia sedang berlari kesana-kemari dan ibunya sudah pusing memikirkan tingkahnya. Dia asik melihat-lihat mainan yang aneh-aneh menurutnya. Kapal-kapal kaleng yang berputar-putar mengelilingi baskom berisi air, robot-robot yang bisa nyala dan berbunyi ‘fire fire’, sepatu yang bisa nyala. Dia mau semuanya...Dia mulai merengek sama ibunya. Ibu mulai gelisah karena dia mulai menangis. Dia tak mau tahu apakah ibu punya uang atau tidak,yang pasti dia mau maianan robot itu. Tapi tiba-tiba dia melihat ibu terdiam, matanya berkaca-kaca, dan akhirnya air matanya jatuh. dilihat kearah ibunya memandang. Samar karena masih menangis dilihat ada sosok yang mirip ayahnya sedang bercengkrama dengan seorang wanita. Lalu tanpa memperdulikan anaknya yang terus menangis karena menginginkan robot itu, ibu menggendongnya dan keresek belanjaannya.
Sampai dirumah anak itu terus menangis, tapi tangisnya langsung reda waktu lihat ayah datang dan langsung menyeret ibu ke dalam kamar. Anak itu tak jelas mendengar apa yang mereka bicarakan. Dia hanya mendengar ayah berteriak-teriak dan ibu menjerit-jerit. Anak kecil itu gemeter, tak tahu harus berbuat apa. Lalu tiba-tiba ayah keluar dan membanting pintu dengan keras. Dia masuk dan melihat ibu menangis. Anak kecil itu dekati ibunya, lalu dia memeluknya, eret, erat sekali. Melihat ibu menangis, dia pun ikut menangis. ibunya menyeka air matanya. Anak itu melihat ujung bibirnya berdarah dan diseka dengan ujung bajunya.
Sejak kejadian itu, ayahnya tak pernah menampakkan batang hidungnya. Kehidupan mereka makin terlunta-lunta. Dan karena hampir putus asa, akhirnya dengan berat hati ibu menitipkan anak kecil itu ke bibinya dan memutuskan untuk menjadi TKW di Arab Saudi. Tapi sehari sebelum perpisahan itu, anak kecil itu mendadak demam tinggi. Ibunya khawatir, tapi tekadnya sudah bulat. Besoknya, keadaan anak kecil itu agak membaik, dan untuk membujuknya, dia membelikan anaknya sebuah jam tangan. Jam tangan yang tidak mahal, tapi sarat akan pengorbanan.
*******
Dia melepaskan sepatu converse-nya lalu masuk sambil menenteng kantong kresek. Kudengar ada suara orang yang berlari kecil.
“Kumsalam..” balas seorang gadis.
“mana mana mana?” katanya girang.
Dia lalu menyerobot dan langsung mengambil alih kantong kresek item yang ditenteng Ragiel.
“Hmmm..mancap...” katanya sambil berlari ke dapur unntuk mengambil mangkok.
Aku cuma bisa geleng-geleng. Dia lalu datang dengaan semangkok es goyobod dan tanpa ba-bi-bu langsung melahapnya. Ckckck..ni cewek, dengan cueknya tanpa peduli orang sekitar menghabiskannya dalam hitungan detik. Cuek, dan sama sekali tak peduli table manner.
“kamu kerasukan Bay? Makan udah kayak orang kurang gizi yang gak makan tiga hari tiga malem..” seloroh Ragiel.
“Adek lo ya?” kataku ke Ragiel sambil menatap ngeri ke arah bayu.:-?
Ragiel menggeleng-geleng kepala dengan cepat. Bayu merengut..
“nanan, yang penting gua kenyang” katanya datar dan dengan tanpa malunya bersendawa.:-\"
*nanan = masa bodo
Haduh...cewek kecenganku parah banget sih? Tapi gapapalah, namanya juga udah udah cinta.
Ragiel lalu menuju ke danau hendak mencuci muka dan tangan. Dan rasa segar pun menjalar ke seluruh wajahnya. Melihat jernihnya air danau, Ragiel jadi merasa ingin mandi di danau. Tapi dia kembali teringat akan bocah yang memberinya kue tadi. Dia pun kembali ke tempat tadi. Tadi dia mencoba mencari bocah itu, tapi tak juga ditemukan. Akhirnya dia memutuskan untuk mandi.
Ragiel melepas semua pakaiannya dan langsung menceburkan diri ke danau. Dia berenang kesana kemari. Baru sekarang dia merasa perasaan yang lain. Tenang, bahagia, dan apa yang selama ini menahan senyumnya terlupakan.
Tapi ketika sedang asik-asiknya bermain dengan ikan-ikan kecil yang mengitarinya, tiba tersentak oleh hadirnya seseorang.
*******
“Bang, ada titipan dari mamah.” Kata Bayu, adikku.
“dimana?” tanyaku penasaran.
“tadi gua taro dikamar, diatas kasur”
Aku lalu bergegas ke kamarku. Aku melihat ada bingkisan yang dibungkus rapi oleh bungkus kado. Ahsekk, mamah ngasih apa lagi sekarang? aku lantas membuka bungkusan itu dengan hati-hati. Hah, sweeter lagi? Mamah tau aja kalo sweeter lamaku udah mulai usang. Apalagi di Garut ini lumayan dingin, anginnya pun lumayan kencang.
Lalu aku mengambil hapeku dan langsung menelpon mamah.
“haloh, salam alaykum...mamah..”
“euleuh, si aa. Waalaykum salam. Gimana A, Aa sehat kan?” tanya mamah
“alhamdulillah mah. Mah, makasih yah sweeternya...”
“iya kasep. Garut kan dingin...itu mama pesenin dari Wa Tati, katanya kemarin dia ke Jepang. Mamah nitip aja sekalian. Tapi aa suka kan?”
“aahh..pantesan...suka banget mah..keren pisan ih..”
“sukur kalo kamu suka mah. Gimana sekolahnya?”
“hmm..biasa aja mah..”
“ah yang bener...?”
“iya ih...”
“a, mamah itu yang ngelahirin aa. Perubahan nada bicara aa sedikitpun mamah tahu. Aa teh lagi seneng kenapa..? sok atuh cerita ke mamah..”
“ih..mamah mah. “
“hmm..jadi sekarang mah gak mau cerita nih..pasti ada yang lagi jatuh cinta...hayoo..”
“aaahh...mamah apaan sih..”
“yaudah, pasti aa teh belum mandi ya? Sana mandi dulu, baunya nyampe kesini ih. Jangan lupa makan...”
“iya iya. Tapi aa gak laper mah..”
“adeuyy..yang abis jalan-jalan...mang tadi makan apa?”
“gak kok mah..Cuma minum es goyobod aja..”
“sama siapa tuh...?” kata mamah menggodaku
“ada deh..udah ah mah, ntar deh aa ceritanya...”
“yaudah, ntar mamah tanya teteh ayu aja deh..”
“ih...mamah mah. Jangan atuh yah..”
“ya udah.sana mandi. Mamah tutup telponnya yah?”
“iya mah..”
“eh, inget, jangan pacaran mulu..”
“ah..mamah mah. Udah ah. Salam alaykum mamah..”
“alaykum salamm..”
Fyuh. Aku senyum-senyum sendiri. Mimpi apa aku semalem ya? Rasanya hari ini aku dapat berkah terus. Aku memandang wajahku di cermin. Yah, aku tampak ceria sekali. Gak bosan aku tersenyum bahkan tertawa sendiri. Aku lalu mencoba mengenakan sweeterku. Warnanya manis sekali, biru muda. Lalu aku mematut diriku, aku tersenyum lagi. Ku ganti kacamataku dengan yang framenya agak tebal. Aku merapikan rambutku dan aku tersenyum lagi. Aku sebenarnya kenapa sih..? apa karena tadi habis jalan sama Boby? Atau karena aku dapet sweeter baru dari mamah? Hmm...
Aku lalu merebahkan diriku di kasur. Kulihat sekeliling kamarku yang kucat warna biru laut, dengan tempelan beberapa fotoku dan Bayu, juga dengan mamah. Ada juga poster-poster Afgan, Michael Buble, dan juga Taufik Hidayat, pemain bulu tangkis favoritku.
Aku ingat kalo Boby masih dibawah. Boby lagi Boby lagi. Sebenarnya apa sih yang menarik dari dia? Orangnya gak terlalu manis. Kulitnya gelap, rambutnya cepak. Hidungnya lumayan mancung. Tapi yang paling aku suka adalah senyumnya. Kenapa? Sekalinya tersenyum, ah..buat aku lupa sedang berada di mana. Ditambah gingsulnya itu yang menambah manisnya. Dan yang paling paling dan paling aku suka sekarang adalah harum tubuhnya.aku baru tahu ada keringat orang yang baunya harum. Aku baru sekali ini mencium aroma keringat yang harum ketika tadi di bonceng olehnya dengan vespanya. Harum tubuhnnya membuat aku betah berlama-lama dengannya.
Satu lagi yang membuat aku begitu merindukannya. Kalung gading yang dia kenakan. Bukan karena bagusnya, atau karena terlihat mahal, tapi karena kalung itu adalah ikatan hati di masa lalu.
Beberapa tahun yang lalu
Aku sedang asik-asiknya mandi di danau, tapi tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang yang memerhatikanku. Dia adalah anak kecil yang waktu memberiku roti ketika aku kabur dari rumahku. Dia tersenyum ke arahku.
“airnya seger ya Kak?” katanya sambil tesenyum.
Aku balas dengan senyum juga.
“iya, airnya masih bening lagi” tambahku.”ikutan mandi aja..” ajakku.
Dia menggeleng.
“aku gak bisa, maaf. Aku lagi disuruh bibi beli bumbu ke dapur barusan, tapi keingetan kakak, aku kesini dulu deh. Nih, aku bawain cilok sama cimol. Buat kakak.”
Aku hanya melongo. Baik banget anak ini, pikirku.
“buat kakak? “
Dia mengangguk
“ma..makasih yah..’’ kataku sambil tersenyum.
“kak, aku balik dulu yah, takut bibi dah nungguin. Ntar aku dipukul pake rotan lagi...” kata dia dan langsung dia berlari pulang.
Aku memandang punggung sampai tak terlihat lagi. Aku bergegas naik dan sedikit mengeringkan badanku dengan kaos. Lalu mengenakan lagi baju dan celanaku. Mungkin karena lapar, aku langsung memakan cireng dan cimol yang diberikan anak itu.
Anak itu baik banget, pikirku. tapi aku belum tahu namanya. Yaudah lah, kalo ketemu nanti, aku bakal tanya namanya.
*****
Akupun langsung bergegas mandi sambil mendendangkan lagu-lagu yang entah darimana kudapat liriknya. Ya, mungkin karena aku sedang senang, secara ajaib lirik-lirik lagu itu bermunculan di otakku. Ya, mungkin aku sedang jatuh cinta. Meski aku tahu cinta ini adalah cinta yang tak wajar, tapi sungguh, aku menikmati sensasi yang tak wajar ini.
Aku duduk sambil memerhatikan Bayu yang sedang membereskan mangkok bekas es goyobodnya. Dia memang tomboy, tapi manisnya bener-bener gak ketulungan, wahid pisan lah. Merasa diperhatikan, dia melihatku sebentar lalu geleng-geleng.
“Biasa aja kale ngliatnya. Gak usah pake terpesona begitu..” katanyaa cuek.
Anjirrr, ni cewek. Sumpah, biasanya kalo cewek diperhatiin tuh suka salto, eh salting alias salah tingkah.
“Ihh..pede pisan si lo. Gua kalo liat lo tuh jadi keingetan sama seseorang tau.” Kataku ngeles.
“Udah deh...dah gak usum muji-muji...hare gene getohhh...” kata dia sambil lalu ke dapur.
*usum = zaman
“Beneran...” kataku berusaha meyakinkan.
“Siapa?” tanyanya penasaran.
“Mpok Ati.jiahahahah” jawabku sambil ketawa lepas.
“Sialan lo..” katanya sambil melempar bantal sofa ke arahku.
Aku lalu dengan sigap menangkapnya dan kujadikan senderan.
“Bay , gua boleh nanya gak?”
“hah?”
“onyon..gua boleh nanya gak...?”
“apaan sih, nanya ya tinggal nanya..gitu aja kok repot.”
“idih..gitu banget sih sama kakanda yang ganteng jelita ini..” kataku sambil memasang eksyen dengan menempelkan jari telunjukku kiri dan kanan ke pipiku sambil menggoyang-goyang bahu. (bayangin aja ndiri deh).
“hahaha. Dasor. Kalo lo ganteng jelita, gua apa dong? Cantik berotot?”
“ahahahay..lo tuh ya. Mang bikin gua ehm ehm.”
“Apaan tuh ehm ehm?”
Aku yakin dia paham maksudku.
“ini nih, ini nih yang bikin gua jatuh cinta sama lo..” nah, in dia waktunya. Cekidot deh, gua mau nembak dia.
“paan sih, sok sok ngerayu...jadi ceritanya lo nembak gua nih...” katanya dengan mata menyelidik.
Anjrit, ni cewek.
“kalo iya kenapa? Mau kan jadi bokin gua..?” kataku sambil menaikturunkan alisku.
Dia menatapku seperti menimang.
“hmm..menurut lo, kira-kira gua mau gak jadi pacar lo?”
Lho kok?
“lha, kok malah nanya gua sih?”
“jawab aja kale...”
“iya mau lah...” kataku pede.
“mang lo punya apa berani-beraninya minta gua jadi pacar lo?” huft, ngeremehin ni orang.
“hmmm...gua kurang apa sih? Ganteng kagak, tajir apalagi, pinter juga gak terlalu, apa coba yang kurang dari gua?”
“hahaha, sial. Tapi sebelumnya gua mau nanya sama lo. Sejak kapan lo suka sama gua?”
“hmmm...dari kelas satu smp...” kataku malu-malu.
Dia kaget.
“beneran? Kok bisa?”
“ ya gitu deh...gua waktu itu kan lewat kelas lo. Trus gua liat lo lagi maen drama gitu deh..”
“trus terus terus..”
“ih...udah deh...sekarang gimana?kita pacaran kan?”
“ahahay...gak romantis banget siloh. “
“terus lo pengennya gimana biar romantis?”
“gimana kek. Coba kalo lo nembak gua di Bukit Alamanda sono, w pasti langsung terima..”
“hah, Bukit Alamanda? Gila.”
*Bukit Alamanda, resort dan cottage yang ada di daerah Samarang, Garut
“huh, cemen banget. masa orang cemen kayak lo mau mengajukan diri jadi cowok gua? Apa kata mak erot..”
“hahaha, sial. Jadi...”
“trus..yang bkin lo suka sama gua tuh apa coba?” katanya menyela
“hmmm..ini nih, pertanyaan klasik. Napa sih selalu nanya hal klise kayak gitu?”
“ ya iyalah onyonnn...gak mungkin kan lo suka tanpa ada sebab...”
“hmm..iya sih. W juga bingung sih, kenapa w bisa suka ya ma lo. Secara lo tuh, cakep enggak, pinter, hmmm...setau w lo belom pernah masuk sepuluh besar.”
“sialan lo”
“hahaha...nah itu dia, w juga bingung, napa w bisa suka ma lo...”
“idih...sumfah, ente bahlul pisan lah.” Kata dia sambil mengibas-ngibas tangannya.
“ya...intinya, w suka lo yang apa adanya...”
“nenek gua juga apa adanya. Napa gak tembak aja tuh nenek gua.”
“sial. Kalo nenek lo masih sweet sepentin sama masih perawan, w juga mau...trus gimana Bay..? kita pacaran ya, ya ya ya”
“hmmm...besok aja yah bahasnya...”
“kok?”
“tuh kan...lo 3 taun bisa, masa sehari aja gak bisa...”
“huft, yadah deh...tapi janji ya..besok...”
“siap komandan.”
“yadah, depe dulu donk..”kataku sambil memonyongkan bibir minta dicium.
Blukk...malah bantal sofa yang nemplok dibibir gua.
“sialan.hahaha” katanya sambil tertawa.
“belum apa-apa juga udah mau berbuat tidak senonoh”
“hahaha, kan becanda...”
*******