BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com
Howdy, Stranger!
It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Quick Links
Categories
- 31.1K All Categories
- 24.4K BoyzLife!
- 5.5K BoyzStyle
- 1.9K BoyzStories
- 5K BoyzLove
- 5.9K BoyzRoom
- 2 *Members Only!
- 1 BoyzAlbum*
- 1 BoyzChat*
- 12.8K BoyzConnect!
- 6K Jabodetabek
- 3.9K Jawa
- 2.5K Nusantara
- 451 International
- 291 BoyzForum Info
- 8 Apa Itu BoyzForum?
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
COKLAT CAP AYAM JAGO (TAMAT)
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Pasti seru ditambah lagi, Hendra yg suka jail...
Semangat yah @chocolate010185
@co_ca_co : sabar ya...next part akan menceritakan kisah antara ke 3 tokoh tersebut.
@4ndh0 : Tunggu ya kelanjutannya....Author masih meng edit beberapa kalimat yang kurang serasi.
:-(
banyak manfaat kang yg sy bisa ambil dr crita ini. trutama dr kang andri..
@adacerita : di warung coklatnya udah abis ya ?
@05nov1991 : Maunya sih Andri jadian sama Author
*Author ngarep
@kiki_h_n : cari geura ki, di sebelah sd moh toha, enak pisan nasi kuningnya. sambel oncomnya pedes banget
Bentar ya....ini mau dilanjut lagi
Flash Back
~Pove Hendra Hargiana~
Hari ini aku akan pulang kekota kelahiranku. Sudah kangen juga sama masakan si Bi Neneng. Dan terutama aku pengen ketemu Si Beib dan Si Aa...
Dretttt....Dretttt.....
Ada sms masuk, mungkin dari Ferdi
Ferdiansyah Putra Perdana
+6281811XXXX
Udah siap belum?
05.04
H.Ganteng Abis
+6281828XXXX
SIAP CATAR !!!
05.05
Ferdiansyah Putra Perdana
+6281811XXXX
Ditunggu diluar. Ngga pake bales sms lagi
05.06
H.Ganteng Abis
+6281828XXXX
SIAP CATAR ! TIDAK BALAS SMS LAGI
05.07
Ferdiansyah Putra Perdana
+6281811XXXX
KUNYUK KELUAR !!!!!!
05.08
H.Ganteng Abis
+6281828XXXX
SIAP CATAR ! SUDAH DIDEPAN PINTU MOBIL.
05.09
"MASUUUUKKKKKKK!!!!!!!!"
"Atuh Fer.....pintunya kan belum dibukain. Bukain dulu yah....Kan si ganteng mau masuk"
"Di bukanya mau pake pemukul kasti atau mau pake kunci inggris !!!!!"
"Eeh...iii...iya...aku buka sendiri deh"
"Punten ah....ada anjing galak ngga disini ?"
"HENDRA HARGIANA !!!!! MASSUUUKKKK !!!!!!"
"Iiii...iyaaaa....Atuh Fer, pagi-pagi udah galak gitu ?"
"Kamunya sih bikin kesel melulu. Udah sarapan belum ?"
"Belum Fer...mau sarapan di Bandung atau mau sarapan di rest area ?"
"Di Bandung aja lah. katanya disana makanannya banyak yang enak."
"Iya, nasi kuning di Bandung ada yang enak loh. Deket rumahnya temenku."
"Ya udah kita sarapan disana, sekalian ajak temenmu. SMS aja dulu temen kamunya"
"Aku telp aja kerumahnya"
Tuttt...Tuttt...Tuttt....
"Halo..."
"Aa ini teh"
"Iya Hendra....emang ada siapa lagi disini ?"
"Siapa tau sekarang teh, si Aa udah punya pacar."
"Siapa yang mau sama gw ? Lagian mana ada waktu buat pacaran."
"Si Aa mah suka merendah gitu"
"Kenyataan tau..."
"Aa ngga kangen gitu ama si ganteng ?"
"Lo tu ya yang ngga pernah kangen ama gw."
"Kangen atuh ama si Aa mah"
"Buktinya udah ngga pernah kerumah lagi"
"Si Aa mah, ini juga mau kesana. Ntar sarapan bareng ya A"
"Lo lagi dimana emangnya Hen ?"
"Lagi menuju kesana, skr baru nyampe Cikampek, 1 jam lagi sampai rumah Aa"
"Gw tunggu dirumah ya Hen..."
"Siap A..."
"Andri ada dirumah Fer, dia mau diajak sarapan bareng"
"Sippp kalau gitu."
"Fer...nanti siang, aku mau pulang dulu, sore nya mau ketemu si Beib. Kamu jalan sama Andri aja ya..."
"Ok kalau gitu, ntar malam aku langsung pulang ke jakarta ya."
"Jangan atuh Fer....nginep aja semalem di Bandung, bisa dirumah aku atau di rumah Andri."
"Ngga enak ah...ntar aja kalau males pulang, aku nginep di hotel aja"
"Susah loh cari hotel di Bandung kalau weekend."
"Ya udah gimana nanti aja ya Hen"
Jalan menuju Bandung di pagi hari belum terlalu padat. Ferdi memacu mobilnya sangat kencang sekali.
“Fer…kita keluar tolnya jangan di pastur ya, di moh toha aja.”
“Masih terus lagi kalau gitu ya Hen…”
“Iya Fer, kamu tau ngga dulu gerbang tol moh toha bekas apa ?”
“Emang bekas apaan Hen ?”
“Bekas kuburan siah Fer…nama kuburannya Ciseureuh.”
“Serem kalau gitu…?”
“Dulu sih lumayan serem, aku punya temen smp yang rumahnya disana. Terus pas pembangunan jalan tol, kuburannya dipindahin. Tapi ada beberapa yang masih ketinggalan.”
“Berarti suka ada yang gentayangan ya Hen ?”
“Bukan gentayangan Fer….tapi bapaknya temenku kan dikasih tanah sisa dari pembangunan jalan tol. Lumayan agak gede. Dibangun rumah aja sama bapaknya temenku teh.”
“Setelah jadi rumahnya, seminggu kemudian, pas diruang tamu tiba-tiba ada gundukan yang mirip kayak kuburan.”
“Yang bener Hen…”
“Beneran Fer….Abis itu, digali sama bapaknya temenku, siapa tau ada tulang manusianya. Tapi ngga ketemu.”
“Terus diratain lagi seperti semula. Seminggu setelah diratain. Muncul lagi gundukan kuburannya. Di tempat yang sama lagi.”
“Eh…kok serem Hen..?”
“Iya Fer…sampe sekarang rumahnya ngga pernah dipake. Tapi kalau dari pintu tol ngga keliatan, ketutupan benteng.”
“Udah ahh….aku jadi merinding Hen…”
~Pov Ferdiansyah Putra Perdana~
Sampai juga di kota Bandung. Hanya 1 jam 30 menit sudah berada di rumah temennya Hendra. Rumahnya sangat sederhana sekali. Semoga orangnya juga sama dengan rumahnya, sama-sama sederhana. Sudah seminggu aku penasaran ingin melihat temennya Hendra, sekarang saatnya berkenalan.
Tok….Tok…Tok….
“Assalamualaikum..” Kata Hendra sambil mengetuk pintu
“Waalaikum salam..”Terdengar suara lelaki dari dalam rumah.
Kok aku jadi grogi begini. Gawat nih… “Ferdi…kamu ngga boleh grogi” batinku. Aku berdiri agak jauh dibelakang Hendra.
Kulihat pintu terbuka, dan….”Haaaaa….kalau ini cakep banget. Aku sukkaaaa…..!!!!” Batinku
Seorang lelaki dengan tinggi sama denganku, kulit putih kecoklatan. Badan atletis. Muka sepertinya blasteran. Dan skr dia hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek. Betis kakinya kokoh sekali. “Seksi banget…”
“Aa.......”Hendra langsung menghambur ke lelaki tersebut. Dan langsung memeluknya.
“Manjanya keluar deh….”Kata Andri sambil mengacak-ngacak rambutnya Hendra.
“Haaaa……”Jerit batinku yang kedua kalinya. Dia mencium kedua pipinya Hendra. “Aku mau juga diciummmmmm…….” Batinku menjerit takjub.
“Aa….kenalin temen kuliah ku”
“Eeh…Dikira lo sendirian Hen, bikin malu aja” Bisik Andri, namun masih terdengar dikupingku.
“Fer…kenalin ini Si Aa, nama lengkapnya Oktaviandri, panggilannya Andri”
“Eeeh…Fe…Ferdi…”Gubrak, aku super grogi kali ini.
“Andri…Maaf ya Fer, dikira Hendra sendirian. Masuk Fer…”
“Iii..iya..”Jawabku masih grogi. “Normal sikapnya Fer…jangan Grogi”batinku
“Fer…masuk yuk, jangan grogi gitu” kata Hendra sambil tersenyum antagonis.
Arrrggghhh….mukaku langsung terasa hangat.
“Iii..iya Hen” jawabku sambil berjalan kedalam rumah. Tetapi sebelum masuk, Hendra berbisik ditelingaku
“Suka ya Fer…Ganteng kan”
“Hendra…!! Jangan bikin malu. Awas loh” Jawabku ketus. Sebenarnya untuk menghilangkan rasa grogi dan membuat Hendra diam. Tapi bukan Hendra namanya kalau belum membuat orang lebih kesal terhadapnya.
“Aa……Ferdi katanya su....” untung gw udah bekap mulutnya Hendra. Awas ya Hendra. Tunggu pembalasan dariku.
“Kenapa Hen ? Duduk Fer…Maaf ya, rumahnya berantakan. Mau minum apa Fer ?”
“Aaa…air putih aja” Jawabku grogi dan masih membekap mulutnya Hendra.
“Minum dulu Fer…Gw siap-siap dulu ya” Kata Andri sambil menyodorkan satu gelas air putih dan 1 gelas kopi hitam. Kemudian dia masuk ke dalam kamar belakang.
“HENDRA HARGIANA !!!!! AWAS YA TUNGGU PEMBALASANKU !!!!”
“Atuh Fer….jangan kejam-kejam pembalasannya. Kan tadi juga keburu dibekep mulutku nya sama tangan kamu”
“IYA TAPI BIKIN MALU TAU !!!!”
“Tuh ya….pagi-pagi udah marah-marah terus. Kata kakek marah-marah itu bisa bikin cepet tua loh. Kakekku aja yang jarang marah-marah sekarang udah keriput-keriput.”
“Ya iyalah, pasti keriput, kan udah tua. Kamu sih bikin malu orang.”
“Kenapa Fer….Hendra suka bikin kesel ya…” Tiba-tiba Andri sudah berada tidak jauh dari tempat dudukku.
“Eee...eh…iii..iya…”Kok grogi lagi sih.Arrghhh….
“Udah bawaan lahir Fer…sabar aja kalau ngadepin Hendra. Kasih bogem mentah aja, pasti dia diem. Dulu juga…”
“AA..!!! Tega ih membuka aib orang.” Kata Hendra memotong perkataan Andri.
“Dulu kenapa Dri..?” Tanyaku penasaran.
“Atuh A….jangan cerita ya, aku malu”
“Iya…Iya…..”Jawab Andri ketus.
“Aa….sarapan Nasi kuning yang di gang Asep yuk. Udah lama ngga makan nasi kuning.”
“Yuk, gw juga lagi pengen nasi kuning.”
”Fer, Lo udah sarapan belum ?”
“Belum Dri…jauh ngga tempatnya ?”
“Ngga jauh kok, bisa jalan kaki dari sini.”
“Ya udah kita jalan kaki aja ya. Mobil diparkir disitu aman kan ?”
“Aman kok, ada tukang parkirnya, ntar gw yang bilang ketukang parkirnya”
Kami pun beranjak dari rumahnya Andri menuju tempat jual nasi kuning. Dari perempatan Jl Ibu Inggit Garnasih belok kiri ke arah jl Moh Toha. Tidak jauh dari situ kulihat sebuah sekolah dasar bernama SDN Moh. Toha. Sebelah sekolah ada sebuah gang yang masuk 1 mobil, inilah yang disebut dengan gang Asep. Di mulut gang terdapat gerobak yang menjual nasi kuning. Aku melihat di ujung gang ini ada sebuah hotel bernama Arimbi. Sepertinya hotel khusus untuk melampiaskan nafsu birahi. Sangat terpencil sekali.
~Pov Oktaviandri~
“Hen…tadi temen lo kayaknya ngeliat gw lagi cium pipi lo. Pasti dia mengira kalau kita pasangan homo. Makanya dari tadi dia grogi. Gw jadi malu. Maaf ya Hen” Gw mencoba meminta maaf karena telah mencium pipinya Hendra.
“Bukan gitu A…” kata Hendra dengan muka serius.
“Bukan gitu kenapa Hen ?” Tanya gw penasaran.
“Dia grogi karena dia suka sama Aa kayaknya” kata Hendra sambil berbisik. Karena takut terdengar oleh Ferdi
“Pada ngomongin apa sih, kok bisik-bisik gitu ?” Kata Ferdi yang berjalan dibelakang kami.
“Eh ngga Fer…ini Hendra katanya udah laper banget. Padahal tempat yang jual nasi kuningnya sudah kelihatan. Tuh gerobaknya” kata gw mengalihkan pembicaraan agar tidak membuat curiga Ferdi.
“Fer…kamu ngga apa-apa kan makan dipinggir jalan.” Tanya Hendra
“Ngga masalah kok Hen…Aku gampang kok makannya”
Setelah sampai tempat jual nasi kuning, gw memesan 3 piring.
“Mang Udin, pesen 3 piring ya, yang gw seperti biasa, sambel dan kacangnya banyak” Nasi kuning disini lebih unik dibanding nasi kuning ditempat lain. Nasi nya berwarna kuning kuat, disajikan dengan guyuran kuah sambal oncom dan ditaburi irisan telor dan kacang kedelai goreng. Namun porsinya tidak terlalu banyak.
Kami pun dengan lahap menghabiskan 1 piring nasi kuning.
“Mang udin, nambah 1 piring lagi ya…”kata gw sambil menyodorkan piring yang telah habis isinya.
“Fer, Hen….Mau nambah lagi ngga ?”tanya gw ke Ferdi dan Hendra
“Nambah Dri…”Kata Ferdi
“Aku mau A…”kata Hendra.
Dengan lahap kami menghabiskan piring ke 2. Namun Ferdi dan Hendra masih lanjut sampai piring ke 4. Gila banget nih 2 orang. Makannya kayak orang yang habis berjalan 100km.
“Kenyang…..hehehhehe..”Kata Hendra dengan menyuguhkan senyum manis ke gw.
“Dri, ini nasi kuning yang paling enak yang pernah kumakan. Belum pernah dapat nasi kuning dengan rasa seperti ini.”
“Syukur kalau enak Fer…berkah namanya” kata gw.
“Mang Udin, berapa 10 porsi nasi kuningnya ?” sambil gw mengeluarkan dompet.
“Semuanya 50ribu.” Kata mang udin.
Tiba-tiba Ferdi telah memberikan pecahan uang 100ribu kepada mang udin.
“Fer, gw aja yang bayar, masa tamu yang bayar.”
“Ntar siang aja lo bayarin makan siang di mall ya” kata Ferdi tersenyum.
Mampus deh gw. Mana mampu gw bayarin dia di mall ? Makanan disana kan mahal-mahal. Gw lirik Hendra untuk meminta bantuan. Ntar kalau gw udah gajian, gw ganti.
“Tumben nodongnya di mall, biasanya minta ditraktir makan di hotel berbintang” kata Hendra sambil tersenyum antagonis ke gw.
Hendra….kenapa ngga sekalian bunuh gw aja. Arrgghhhh….
“Eehh iya..iya…Ntar siang gw yang bayarin deh” jawab gw grogi dan serba salah.
“Sippp…Ntar siang kita lunch di The Valley ya. Katanya bisa liat kota bandung sambil menikmati makanan yang lezat-lezat” kata Ferdi.
Sepertinya seluruh persendian tulang gw terasa hilang terserap omongannya Ferdi. Badan dan muka gw terasa dingin tanpa ada darah yang mengalir sedikitpun. Sekali makan siang disana bertiga, sama saja dengan 1 bulan gaji gw. Siap-siap deh menderita selama 1 bulan penuh.
“Iiiyaa..Fer…nanti siang kita ke sana”
Setelah Ferdi menerima kembalian dari mang udin, kami pun kembali kerumah gw. Selama dalam perjalanan pulang Ferdi dan Hendra saling bercanda, gw kadang ikut tersenyum. Otak gw berasa membeku, hanya bisa berfikir nasib gw 2 bulan mendatang.
Tanpa terasa, sampai juga di rumah gw. Gw perhatikan mobilnya Ferdi, sedan berwarna hitam metalik, dengan kaca film silver. Sepertinya mobil keluaran terbaru. Gw sama sekali ngga paham dengan merk mobil dan harganya.
Kayaknya bukan Honda atau Toyota, karena gw hanya melihat gambar ring yang saling menyambung, dan ada tulisan kecil AUDI. Ahhh…ngga tau deh, yang jelas mobil merek apapun menurut gw mahal sekali. Gw ada dalam pikiran gw angan-angan untuk membeli mobil. Cukup motor saja yang umurnya hampir 10 thn, warisan dari bokap gw.
~Pov Hendra Hargiana~
“Yes….Yes…..”batinku, akhirnya si ganteng bisa memperdaya si Aa. Pasti dia mikir gimana caranya untuk mentraktir Ferdi makan siang.
“Fer, aku mau minta tolong sama kamu” kataku sambil berbisik. Karena sekarang si Aa sedang berada mandi.
“Minta tolong apa Hen ?”
“Tolong kerjain si Aa ya..”
“Kamu tuh ya, kebiasaan, sukanya membuat orang kesal”
“Atuh Fer…Please…please…”
“Mulai deh ngeluarin jurus pamungkasnya. Iya, gw tolongin. Gimana caranya ?”
“Kamu tadi ngga liat mukanya si Aa pucat pasi gitu waktu kamu minta traktir makan siang di the valley ?”
“Iya, aku juga tau…Kok bisa pucat gitu Hen ?”
“Ya iya lah….si Aa pasti bingung bayarnya pake apa.”
“Emang mahal gitu makan disana Hen ?”
“Seenggaknya ngga semahal waktu kita makan di Satoo.”
“Ya standar lah kalau segitu sih”
“Standar tuh kata kamu Fer, buat si Aa mah luar biasa. Tadi aja untung kamu yang bayarin nasi kuning. Kalau si Aa yang bayarin, aku bingung gantinya”
“Bingung gantinya gimana Hen ?”
“Si Aa udah ngga mau kalau aku bantu, selalu dia tolak dengan alasan sekarang dia udah kerja.”
“Emang sekarang dia kerja dimana ?”
”Kerja di hotel, jadi bell boy.”
”Haaa…Berarti dia ngga kuliah kalau gitu ?”
”Kuliah lah Fer….untungnya dia dapet beasiswa. Dia kan lulusan terbaik waktu SMU.”
”Terus gimana cara dia bagi waktunya Hen ?”
”Kalau pagi dia kuliah sampai jam 2 siang, jam 3 sore masuk kerja sampai jam 11 malam.”
”Tiap hari kayak gitu Hen ?”
”Ya iya lah…tapi dia minta kalau hari sabtu libur. Biasanya minggu dia suka masuk pagi jam 7, sampe jam 3 sore.”
“Hen…kalau aku suka sama Andri, kamu marah ngga ?”
“Pasti marah lah..”
“Tuh kan…ya udah kalau gitu, ngga jadi deh suka sama Andri”
“Atuh fer…dengerin dulu.”
“Tadi kan kamu bilang marah ?”
“Iya aku pasti marah kalau sampai kamu nyakitin perasaannya si Aa.”
“Ooo..kalau itu aku janji akan berusah membuat dia bahagia Hen”
“Aku pegang ya omongan kamu. Awas aja kalau sampe si Aa sedih gara-gara kamu”
“Duh segitunya Hend…”
“Aku mah tau banget sejarahnya si Aa. Kalau kamu tau pasti ngeguik”
“Apaan itu ngeguig..?”
“Bahasa sunda, artinya nangis menjerit-jerit sambil guling-guling.”
“Masa segitunya Hen ?”
“Ntar aku yang cerita deh, ngga usah tanya ke si Aa…”
“Iya Hen, besok ya pas pulang ke Jakarta”
“Eh…kamu nginep kan di Bandung ? Tidur dirumah aku aja…”
“Ngga ah Hen, ntar takut ada hal-hal yang terjadi”
“Apaan itu ?”
“Ncus…ncus…Heheheheh”
“Atuh Fer….Kan kamu suka ama si Aa…jadi aku ngga harus ngelayanin kamu ya….”
“Iya Hen…andaikata aku ngga suka sama si Aa juga, aku ngga akan minta sama kamu kok.”
“Tuh ya….kamu udah ngga tertarik sama aku ya…Aku kan masih ganteng dan seksi”
“HENDRA HARGIANA !!!!! MINTA NGGA BOLEH, NGGA MINTA JUGA NGGA BOLEH. TERUS MAUNYA APAAA..!!!!!”
“Eee…iii…iya..iya….”
“Bikin kesel lagi ya Fer ?” Kata Andri yang baru keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk saja. Terasa aroma sabun yang sangat menyegarkan.
“Ee..eh…Anu…ii..iyaa..”Jawab Ferdi gugup dan salah tingkah. Hahahahah…..pasti nafsu birahi memuncak liat Andri dalam keadaan setengahan telanjang. Badannya Andri kan keren banget. Aku kerjain Ferdi ah…
“Aa…Cepat ganti pake baju. Ntar ada yang NABIRONG loh ?”
“Apaan NABIRONG tuh Hen…?”Tanya Andri
“Nafsu birahi merongrong….kalau Aa diperkosa gimana ? Cepet pake baju…”ucap ku sambil mendorong Hendra masuk kamar.
Setelah menutup pintu kamar Hendra, tiba-tiba ada makhluk yang menyeramkan berdiri dibelakangku.
“Eeee….iii…iyaa” jawabku terbata-bata, karena leherku sudah dipiting oleh tangan kanannya Ferdi, mukaku menempel di dadanya yang sangat keras. Sedangkan tangan kirinya mengucek-ngucek kepalaku.
“Sakiiiittt” kataku tanpa daya. Tenaganya Ferdi sangat besar. Tidak sebanding dengan tenagaku.
“Bikin malu….rasain pembalasan ku.”
“Aa….aku diperkosa Ferdi..”Jeritku, namun suaraku tertahan oleh kerasnya dada Ferdi.
“Aku telanjangin sekarang, bikin malu terus”
“Ampun Fer….Ampun…”
“Makanya jangan bikin orang kesel..”
“Telanjangin aja Fer….” Terdengar suara Hendra yang baru keluar dari kamarnya. Sudah mengenakan celana Jeans biru, dengan paduan kaos berkerah berwarna putih. Ganteng dan fresh.
“Eee..ii..iya Dri...Orangnya suka bikin kesel.” Kata Ferdi sambil melepaskan pitingan tangan yang membelenggu leherku. Aku pun langsung berlari kearah Andri kemudian memeluk Andri.
“Aa…tolongin aku yang ganteng ini. Aku…aku….aku…..takut….Untung Aa keburu datang menolongku, telat 1 menit saja hilang sudah keperjakaan dan keperawananku”
“Hahahahaha…..”Andri tertawa sambil memeluk dan mencium kening dan kepalaku.
“Dri….si Hendra memang sudah ada gejalan kelainan jiwa dari jaman dulu ya?” tanya Ferdi bingung.
“Biasa gara-gara ditolak produser sinetron. Padahal cita-citanya kan ingin menjadi pemain sinetron. Supaya bisa tampil diacara-acara televisi.”
“Ihhh…si Aa…Sekarang berkonspirasi dengan Ferdi. Ahhh…curiga lah” kataku sambil melepaskan pelukanku kepada Andri.
“Curiga kenapa Hen ?” Tanya Andri
“Curiga ada benih-benih cinta lah”
“Hendra….!!!!” Duh si Aa, melotot lagi.
“Ii…iya A…Ampun”
“Fer…rencananya mau kemana aja ?”
“Aku mau cari makanan kecil buat di Jakarta, kamu tau ngga Prima Rasa ada dimana ?”
“Gw tau tempatnya Fer…yang di jalan kemuning. Jam gini udah buka kok. Gw anter ya…”
“Siiipp kalau gitu…berangkat sekarang aja yuk.”
“Ok Fer….Hen, lo ngga ada acara kan ?”
“Ntar siang aku mau pulang dulu ya A…mau ketemu ama si Beib.”
“Tapi sekarang lo ikut kan ?”
“Siap A….ikut”
Kemudian kami bertiga pergi menuju Prima Rasa yang berada di jalan Kemuning menggunakan mobil nya Ferdi. Awalnya Andri menolak duduk di depan, namun setelah kupaksa, akhirnya mau juga dia duduk disamping Ferdi. Aku perhatikan dari tempat dudukku di kursi belakang, mereka sepertinya sangat serasi. Sifat keduanya pun sebenarnya tidak jauh berbeda. Tetapi aku belum tau apa isi hatinya Andri, apakah dia menyukai Ferdi ? Aku akan coba tanya Andri kalau begitu.
Setelah melewati jalan Laswi, kemudian berbelok ke kiri ke arah jalan A Yani, tidak jauh dari lampu merah, mobil pun dibelokkan kekanan ke jalan Kemuning. Lokasi toko Prima Rasa berada di perempatan jalan kemuning dan jalan soka.
“Fer…gw tunggu diluar aja ya…”ucap Andri
“Ok Dri…kamu mau ikut masuk ngga Hen ?”
“Ngga Fer…kamu aja yang masuk ya..” jawabku
Kulihat Ferdi memasukki toko ini. Kesempatan untuk menanyakan perasaan Andri bagaimana setelah ketemu dengan Ferdi.
“Aa….”
“Iya Hen…”
“Mau tanya…”
“Kebiasaan, langsung aja ngomongnya…”
“Iya A….Aa suka ngga dengan Ferdi ?”
“Suka gimana Hen ?”
“Iya itu….suka suka gitu, bogoh kalau dalam bahasa sunda nya mah ?”
“Kalau diliat dari fisik gw suka Hen, tapi kan gw ngga tau pribadinya kayak gimana… Lagian baru aja kenal beberapa jam.”
“Ntar kan aku mau pulang, Si Aa kan pasti ngobrol-ngobrol sama dia.”
“Nah itu dia Hen….tadi kan Ferdi minta ditraktir di the Valley, gw harus puasa dong sebulan.”
“Ngga usah khawatir A, ngga mungkin Ferdi minta traktir ke Aa….”
“Tapi gw jadi ngga enak Hen…masa tamu yang bayarin tuan rumahnya. Kalau cuma makan di kantin salman deket kampus gw, masih sanggup bayarin.”
“Tapi A…Si Ferdi kayaknya bogoh sama Aa siah…?”
“Ngga mungkin lah Hen…Mestinya juga kalau dia suka sama orang, yang selevel dengan dia.”
“Terus kalau Ferdi nyatain cinta sama si Aa, Aa mau ngga ?”
“Duh Hendra….gw sih minder kalau sama Ferdi. Sudah ya…ngga usah dibahas lagi…”
“Kalian aku perhatikan serius banget. Lagi pada ngobrolin apa ?”
“Eh…udah beres Fer belanjanya ?”
“Udah, titipan temen-temenku dijakarta.” Jawab Ferdi. Aku lihat belanjaan Ferdi sangat banyak sekali.
“Fer, kamu suka durian ngga ?” Tanyaku
“Suka banget Hen…”
“Makan es durian yuk ke jalan tubagus ismail. Apalagi kalau lagi panas-panas gini, seger banget.”
“Siippp….jauh ngga dari sini ?”
“Lumayan lah, ngga terlalu jauh, di daerah dago.”
“Kamu yang tunjukkin jalan ya Hen, aku sama sekali ngga tau kota Bandung.”
“SIAP CATAR !!!”
“Nih kayak gini Dri kelakuan si Hendra….Kayaknya sakit jiwanya bertambah semenjak dia masuk sekolah pelayaran”
“Iya ya Fer…..” jawab Andri sambil tersenyum.
~Pov Ferdiansyah Putra Perdana~
Bandung disaat weekend ternyata sangat padat. Untung Hendra sangat mengetahui jalan mana saja yang tidak terlalu padat. Tetapi sangat rumit jalan di kota ini. Perlu beberapa kali untuk menghafal jalan. Setelah melewati jalan RE Martadinata, Hendra menyuruhku berbelok ke kiri menuju jalan cihapit. Jalannya sedikit kecil dan berkelok-kelok. Sebelah kanan ku ada Gedung Sate yang menjadi ikon dari Kota Bandung. Bangunannya sangat indah sekali dengan arstiket Belanda.
Tidak jauh dari jalan Dipatiukur, mobil kubelokkan ke jalan Ir.Hj. Juanda. Sampai juga di jalan Tubagus Ismail.
“Fer lo mau es durian polos, atau pake rasa-rasa, ada keju, coklat, susu, tinggal pilih aja.” Tanya Hendra.
“Aku es durian pake keju susu.” Jawab ku sambil mencari tempat duduk yang kosong. Aku bisa dengan leluasanya memandang Andri dari sini. Indah nya makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.
“Aa mau es durian yang apa ?” Tanya Hendra
“Gw ngga Hen…Lo aja yang makan…”Jawab Andri.
“Atuh A….”
“Iya…iya…Lo aja yang pesenin.” Jawab Andri sedikit ketus.
Kulihat mereka menghampiriku, kemudian duduk didepanku. Kami pun terlibat obrolan dan candaan, terutama Hendra yang selalu membuat Andri mati kutu. Setelah beberapa saat, datang juga pesanan kami. Ternyata butiran durian yang diberi es batu dan diatasnya terdapat parutan keju dan susu kental manis. Begitu menggoda untuk disantap, apalagi disaat cuaca sedang terik.
“Hen…Enak banget es duriannya….aku belum pernah nemu yang kayak gini di jakarta. Kamu tau aja tempat-tempat makanan yang enak. Harganya murah lagi.”
“Iya Fer…aku kan asli orang Bandung, jadi bisa tau tempat mana aja yang murah dan enak.”
“Fer…aku ngga ikut ke The Valley ya. Udah siang sekarang.”
“Ya udah aku anter aja dulu kamu kerumah mu.”
“Ngga usah Fer, jauh banget dari sini, lagian kalau kamu mau ke the Valley, tinggal naik ke atas. Si Aa tau kok jalannya.”
“Siiipp kalau gitu, Dri kamu tau kan jalannya ?”
“Ehh…ii…iyya, tau jalannya” Jawab Andri gugup. Sepertinya dia agak sedikit grogi jalan sama aku.
Kemudian aku membayar seluruh makanan yang tadi kita makan. Memang benar, sangat murah sekali es durian ini. Setelah aku mengantarkan Hendra mencari taksi di jalan Ir. Hj. Juanda, aku pun putar balik kearah Dago atas.
lanjut lanjut
akang cokelat mah di ciateul, simkuring mah di m toha PTT na hehe
@pokemon : Sabar ya...