It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@just_pie : Terimakasih ya udah baca ceritaku, kalau dikasih umur, pasti akan sampai tamat ceritanya.
Ditunggu komentar selanjutnya...Sekarang author akan melanjutkan ceritanya
@4ndh0 : yang sekarang juga ngga terlalu banyak. Lanjut ya bacanya
@adinu : Author juga mau sama Ferdi loh, ayo ikut antri ">
@adacerita : sabar ya...nanti diceritakan kok kenapa Andri bisa terdampar di belanda
@kiki_h_n : Sumuhun Ki...bade di teraskeun. Antosan sakedap nya
@co_ca_co : Pulsanya minta ganti sama Hendra, pasti dikasih deh...:d
@FendyAdjie : Baca kisah selanjutnya ya....
Ditunggu komentarnya
@zea.mays : Belum dapat ijin dari Hendra dan Ferdi. Jadi Author tidak bisa pasang foto mereka
@savanblue : Baca selanjutnya ya....Mumpung istirahat siang
@abyh : Siap !!!! Komentarnya selalu ditunggu Author
sekarang ya...
~Ferdiansyah Putra Perdana~
Dreett…Dreett….
“Bentar ya Dri…Ada sms masuk” ucapku untuk meminta izin kepada Andri membuka hp ku.
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
Fer…kamu dimana ?”
19.36
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Lagi di Lobby Hotel. Mau Check In
19.37
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
Kamu masih sama Andri ngga ?
19.38
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Masih dong. Mau bulan madu
19.39
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
SIAH NURUSTUNG, DIMANA !!!!
19.40
“Dri….ni baca sms dari Hendra, kalau udah ngamuk, sunda nya keluar lagi tuh.”
“Lo kerjain aja si Hendra, kan biasanya dia yang suka ngerjain lo…”
“Ok siipppp…”
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Apaan itu artinya. Rahasia dong….
19.43
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
FERDIANSYAH PUTRA PERDANA, AING TEU RIDO !!!!!!
19.44
“Tuh Dri….tambah ngamuk, artinya apa itu ?”
“Artinya gw ngga rela. Hehehehe….”
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Eh…kata Ibu Dosen, ngga boleh copy paste.
19.47
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
Atuh Fer…Di hotel mana kamu sekarang
19.48
“Dia kayaknya mau nyusul kesini Dri…”
“Sini gw aja yang bales sms nya Hendra. Sekali-sekali harus dikasi pelajaran juga.”
“Nih Dri handphone nya…” ucapku sambil memberikan ponsel ku kepada Andri.
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Minta maaf dulu, baru dikasih tau
19.51
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
Iya, aku menurunkan martabatku lah….Maaf ya Fer…Sekarang dimana ?
19.52
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Eh maaf nya ngga gratis…mahal tau
19.53
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
Ini pasti konspirasi dengan si Andri.
19.54
Ferdi Love Indonesia
+6281811XXXX
Heheheheheh….Lo buruan ke rumah gw
19.55
Hendra Hargiana
+6281828XXXX
Iteuh…si Aa pake-pake hp nya si Ferdi. Aku kesana!!!!
19.56
“Nih Fer….Si Hendra mau kesini katanya.”
“Lo ngga apa-apa kan malam ini tidur di tempat gw ?”
“Ngga apa Dri….aku gampang kok kalau tidur. Dimana aja bisa”
“Fer…lo kan belum makan malam, mau gw masakkin ngga ?”
“Ngga usah Dri…malah ngerepotin kamu lagi. Ntar kita makan diluar aja, sekalian nunggu Hendra.”
Kami pun menunggu Hendra sambil membicarakan masa-masa Andri dan Hendra di SMU. Aku sangat kagum sama ke dua orang ini. Hendra di balik dari kemanjaannya, ternyata dia seseorang yang rela berkorban untuk sahabat tercintanya. Sedangkan Andri walaupun dia agak rendah diri, namun dia mempunyai hati yang teguh. Tapi yang bisa aku ambil pelajaran dari kedua orang ini, mereka semua sama-sama menjunjung tinggi arti kesetiaan dalam sebuah persahabatan.
Tok…tok….tok…..
“Assalamualaikum…?”
“Waalaikum salam” jawab aku dan Andri berbarengan.
“Fer, Hendra baru datang tuh…”
“Cepet juga ya, kesininya pakai kendaraan apaan ?”
“Pakai emosi Fer….”ucap Andri sambil tersenyum.
Kulihat dia beranjak dari kursinya untuk membukakan pintu depan rumah.
“AA….LAGI APA !!!”
“Astaga…datang-datang kok pake emosi Hen ? Lagi ngobrol aja…”
“Bohong siah….pasti tadi abis ncus…ncus siah ya…..?”
“Fer…tuh si Hendra suudon.”
“Iya, jadi orang itu ngga baik berfikiran negatif gitu.”
“Pokoknya mah aku ngga rido kalau belum dapet restu dari aku”
“Iya Hendra…udah ah jangan marah-marah gitu. Lo mau kopi kan ?” Ucap Andri sambil mengacak-ngacak rambutnya Hendra.
“Iya A…mau dibuatin kopi hitam sepesial buat si ganteng.”
“Ya udah lo duduk dulu sama Ferdi…Gw buatin lo kopi dulu ya…”
“Siap A…”
“Hen…kamu udah makan malam belum ?”
“Belum Fer….kalau kamu ?”
“Belum juga sih, tapi tadi aku makannya banyak banget, jadi masih agak sedikit kenyang.”
“Makan bubur aja kalau gitu Fer…”
“Emang ada malam-malam gini yang jual bubur ?”
“Adalah Fer…di Bandung mah segala ada. Enak lagi buburnya.”
“Udah abis kali kalau jam segini ?”
“Justru jam segini belum buka, kalau ngga salah mah bukanya jam 9 malam.”
“Dimana tempatnya Hen ? Jauh ngga dari sini ?”
“Ngga terlalu Fer, di jalan Asia Afrika, namanya bubur sedikit.”
“Haaa….bubur sedikit, porsinya sedikit gitu ?”
“Iya fer, kayak nasi kuning yang tadi pagi. Biasanya kalau aku makan bisa sampai 3 mangkok. Enak pisan siah…”
“Hen…ini kopinya.”kata Andri sambil memberikan segelas kopi hitam kepada Hendra.
“Makasih ya Aa ku sayang…A, ntar malam makan bubur sedikit yuk. Ferdi kan belum pernah nyobain.”
“Boleh Hen, tapi itu buburnya agak mahal loh.”
“Ngga apa-apa Dri…aku pengen tau bubur sedikit itu kayak apa rasanya.”
“Gw mandi dulu kalau gitu ya…Lo mau ganti baju ngga Fer ? Lebih enak sih sekalian mandi, pake baju gw aja Fer..”
“Aku ikut mandi aja Dri, di mobil aku bawa baju kok.”
Aku pun keluar rumah menuju mobil, untuk mengambil tas yang berisi perlengkapan mandi dan beberapa helai baju. Setelah kuambil tas dan mengunci mobil, aku pun kembali kedalam rumah Andri.
Kulihat Hendra sedang asik menonton tv sambil meminum kopi. Baru juga beberapa langkah, ternyata Andri baru keluar dari kamar mandi. Seperti biasa dia hanya berbalut handuk saja. Kuperhatikan badan yang atletis dan mulus. Suatu saat nanti aku akan memiliki tubuhnya secara utuh. Sabar….sabar….Dimana aku mencari benda yang disebutkan Andri tadi siang ya…
~Pov Hendra Hargianan~
Setelah berpamitan dengan Andri, aku dan Ferdi langsung kembali menuju Jakarta. Di minggu pagi jalanan masih belum terlalu padat.
“Hen….kemarin sore aku sudah bicara dengan Andri.”
“Bicara apaan Fer…”
“Kalau aku suka sama dia, dan aku pengen jadi pacarnya.”
“Terus dia bilang apa ?”
“Dia katanya masih ngga bisa terima.”
“Haa…alasannya kenapa ?”
“Katanya masih terikat janji sama kamu Hen.”
“Tapi dia mau terima aku jadi pacarnya asal aku bisa menyebutkan dan menunjukkan satu benda.”
“Katanya lagi, clue nya harus tanya sama kamu Hen….”
“Kamu yakin suka sama Andri ?”
“Yakin banget Hen….Aku mohon Hen, kasih tahu aku ya…”
“Kalau kamu yakin suka sama Andri, aku akan kasih tahu bendanya.”
“Apaan benda nya Hen, terus aku mesti beli dimana ?”
“Ngga usah beli Fer, kamu cuma cukup menjawab 3 pertanyaan dari aku, yang berkaitan dengan benda itu.”
“Apa aja 3 pertanyaan itu ?”
“Yang pertama, benda ini berasal dari kota yang dahulunya mempunyai tugu bernama Golang Gilig, tapi sekarang nama dan bentuknya sudah berubah. Nah sebutkan kotanya dimana, dan kamu harus foto di depan tugunya.”
“Yang kedua, di buku Harry Potter ada salah satu tokoh bernama Regulus Arcturus Black, dia menemukan benda seperti ini. Nah benda apakah itu ?”
“Yang terakhir, bentuk benda ini sama seperti rangkaian ketiga pertanyaan ini. Sebutkan bentuk benda itu ?”
“Hen…kamu kok kasih pertanyaan susah banget ? Aku kan sama sekali ngga suka sejarah, apalagi baca buku Harry Potter yang seperti kitab gitu. Yang gampang-gampang aja pertanyaannya Hen….”
“Fer…aku kasih tau ya…Sesuatu hal jika kita mudah untuk mendapatkannya, kita pun dengan mudah akan melepaskannya, begitupun sebaliknya, jika kita sulit untuk mendapatkannya, akan sulit juga bahkan mungkin tidak akan dilepaskan untuk selamanya.”
“Tau kan maksud kata-kata ku.”
“Iya ya Hen….aku paham maksudnya.”
“Tapi nanti setelah sampai di Jakarta, anter aku ke toko buku ya, aku mau beli tuh kitab Harry Potter yang ada 7 buku itu.”
“Kalau sejarah, aku harus cari dimana Hen ?”
“Kamu kan bisa ke perpustakaan nasional, kalau sudah dapat jawabannya tinggal berangkat ke kotanya untuk berfoto di depan tugu kota tersebut.”
“Hen…tapi kan butuh waktu lama untuk baca dan cari-carinya. Ada jangka waktunya ngga ?”
“Ngga Fer…santai aja.”
“Siipp deh kalau gitu. Oh iya katanya kamu mau cerita tentang Andri.”
“Iya, aku cerita dari awal ya.”
Aku pun menceritakan dari pertama kali bertemu dengan Andri, siapa Andri sebenarnya, kejadian waktu orang tuanya meninggal, sampai dia lulus SMU. Ferdi mendengarkan ceritaku begitu seksama, sampai kadang dia pun ikut menitikkan air matanya.
Tanpa terasa kami sudah sampai di Jakarta, sebelum Ferdi mengantarku ke kos, kami pun mampir di Mall Kelapa Gading untuk mencari buku Harry Potter sekalian makan siang.