It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Capcuzz, kita serbu!” pandu Sandy
“Yeah! pagi-pagi udah dapet rejeki. Aseekkk!” seru Naufal
Sandy segera membuka tutup kotak makan tersebut. Sedangkan Tristan dan Naufal sudah ngga’ sabar untuk
menyerbu makanan tersebut…
“Haaaa? ! Loch yang bener ajach!” omel Sandy, lalu melempar tutup kotak makanan tersebut
“OMG! Ini bawa dari rumah?” sahut Naufal
“Iya… Enak tuh, masih anget-anget! Itu masih seger. Langsung impor dari kampung tercinta gue gettooohh!
Monggo, di cicipi…!” timpal Fian
“FIAAAAANNNN! ! ! Lo yang bener ajach!
Ini apaan?
Makanannya udik bangetz
gettooohhh… Ea ampuenzzz! OMG! Gue ngga’ doyan ubi rebuuuusss! Apalagi ini nih, pisang, talas sama kacang rebuusss?
Gilaaa… Lo pikir gue monkey apah?” omel Sandy
“Ahahhaha… Kampungan banget!” sahut Tristan
“Eh, jangan gitu dong guys! Fian kan kasian udah cape-cape bikin itu.
Yuk kita makan!” protes Naufal
“OGAAHHH!” pekik Sandy
“Ah, kalian gimana sih? Ngga’ gaul banget!
Nih makanan tuh favorit banget di kampung gue dan rasanya itu nendang banget!
Kalo’ ngga’ mau ya udah, gue makan sendiri aja!” gumam Fian
Makin lama,makin gila!!! XD
Ayo,cepet dilanjut!!
Heellloooo…!
Astaganaga lady gaga olahraga sama binaraga!
yang gaul ituch, french fries, burger, dan kawanz-kawanz nya yang laen. Ini apaan?
tampilannya ajah udik gini kayak yang punya. OMG!
Gue? Seorang Sandy Pranantha yang cakep dan gaul gini mesti makan makanan kamseupay gini? Gilaaaa…! Bisa jamuran bibir gue! Bisa turun reputasi gue!
Elo ajach dech yang makan.
Wuzzhuuup!” keluh Sandy
“Hahaha… Jangan gitu dong! Fian kasian tau!” gumam Tristan
“Iya tuh!” sahut Naufal
“Gapapa kok guys!” timpal Fian, lalu tersenyum simpul
“Kita kerjain aja si Sandy. Gimana?” bisik Naufal di telinga Tristan
“Caranya?”
“Gini… “ bisik Naufal
“Kalian ngapain?” protes Sandy
“Tu wa ga!
Ayoooo suapin Sandy ubi rebuuuss!” pandu Naufal
“Yan, lo suapin dia talas rebus ya! Wkwkwkwkw…” perintah Tristan. Sedangkan Tristan tengah menggenggam butiran-butiran kacang rebus di tangan kirinya dan sebuah
pisang rebus di tangan kanannya
“Ehhhhmmmmpppp…
Hooeeeekkkk!” Sandy memuntahkan ubi rebus yang ada di dalam mulutnya
“Makan nih! Ajiiiiiibbb! ! !” Tristan menyusupkan kacang-kacang rebus tersebut dengan paksa ke dalam mulut Sandy tanpa membuka kulit kacangnya, lalu memasukkan pisang rebus yang juga belum di kupas kulitnya
“Ini, talas rebusnya belom! hehhe…” Fian menyusupkan talas rebus tersebut ke mulut Sandy bersamaan dengan
Tristan dan Naufal yang juga tengah menyusupkan ubi, pisang dan kacang rebus mereka
“No-no-no! Gue nggaaaakkk mauuuu!
Ammmpuuunnnnnzz…!” Sandy berlari keluar kelas
“Kejaaarrrrrr…!” pekik Tristan
“Ih, tuch makanan ngga’ gaul banget!
Gue bukan monkey! Enak aja ngasih gue kacang rebus!
Pergi gakkk!” omel Sandy
Sedangkan Malvin hanya dapat
terbahak melihat tingkah mereka dari bangkunya…
“Entah kenapa gue seneng lihat lo ceria dan bisa senyum kayak biasanya Fal.
Gue kangen sama senyuman manis lo!
Emang cuman mereka yang bisa ngehibur lo. Kapanpun lo minta cium, bakal gue usahain meskipun itu berat banget bagi gue. Supaya elo bisa sama-
sama geng Ijo lumut terus dan bisa ceria terus.
Asalkan gue bisa lihat elo ketawa, gue udah seneng banget…!
Lo ngga’ seharusnya ikut dalam masalah gue. Gara-gara gue, lo jadi ngalamin semua ini.
Gue udah berhutang banyak sama lo.
Thanks Fal!
Gue janji bakal tanggung jawab buat nyelesain masalah ini dan secepatnya bakal balikin tubuh kita seperti semula.” gumam Malvin dalam hati
-
-
-
depan kelas
“Ahahahaha… Tumben-tumbennya kita ngerjain elo. Puasss banget!” seru Tristan
“Hahaha… Sekali-kali ketuanya
dikerjain dong! Wkwkwkwk…” sahut Naufal
“Nih, mau lagi?” goda Fian, lalu beralih tepat di belakang Sandy dan dengan cepat memasukkan butiran-butiran
kacang rebus tersebut ke dalam celana abu-abu Sandy yang saat ini tengah jongkok
“FIIIIAAAAANNNNN!” pekik Sandy.
Sedangkan Tristan dan Naufal hanya terbahak, lalu ikut-ikutan mengerjai
Sandy. Saat mulut Sandy tengah terbuka lebar karena berteriak, Naufal segera memasukkan ubi rebus yang tengah di genggamnya
“Hoooeeeekkkk!
Cuuiiihhhh!” lenguh Sandy
“Nih, terakhir! Hahahaha…” seru Tristan, lalu merebut dan meremas-remas ubi rebus yang tengah di bawa oleh Naufal sampai halus.
Setelah ubi tersebut halus, Tristan segera mengusapkan ubi tersebut di pipi Sandy
“Facial dulu Cin! Biar cucok dech Boo’!” ledek Tristan, lalu berlari masuk ke kelas
“TRIIIISSSTAAAANNNN…!” pekik Sandy frustasi, lalu mengusap-usap pipinya dan mencium tangannya
“Ikkkhhhh! Pipi gue bau ubi!
Hoooeeeekkkk!” dengus Sandy, lalu segera berlari ke toilet untuk membersihkan diri
Ke sindang yuk!” ledek Naufal.
Sedangkan Fian, Tristan dan anak-anak sekelas lainnya semakin kencang tawanya
Tak lama kemudian, Naufal tiba-tiba terduduk lemas sembari meremas kepalanya…
Di sisi lain, Malvin pun juga merasakan hal yang sama.
“Fal, elo kenapa?” Tristan dan Fian mulai gugup
“Malvin, lo kenapa?” Alvid dan Hafiz juga gugup, karena sahabatnya tersebut tiba-tiba melenguh kesakitan
“Vin? Malvin…? Lo ngga’papa?” seru Hafiz
“Fal…! Elo kenapa sih?
Jawab!” pekik Tristan. Anak-anak sekelas lainnya pun ikut-ikutan cemas menyaksikan kejadian tersebut
Tak lama kemudian jiwa Naufal keluar dari tubuhnya, begitu juga Malvin.
Lalu kedua jiwa tersebut berpindah.
Jiwa Malvin pindah ke tubuh Naufal, dan jiwa Naufal pindah ke tubuh Malvin…
Waktu satu jam mereka telah berakhir. Mereka sampai lupa dengan batasan waktu tersebut…
“Arrrggghhhh!” lenguh Malvin, saat membuka matanya
“Ehhhhmmm…!” lenguh Naufal, lalu mengerjap-ngerjap matanya
“Lo gapapa Vin?” tanya Alvid
Hafiz
“Gue gapapa! Kalian minggir dong! Gue mau balik ke bangku.” pinta Malvin, yang saat ini berada di tubuh Naufal. Lalu kembali ke bangkunya bersama Tristan dan Fian
“Bener lo gapapa?” tanya Fian
“Iya, gapapa!” jawab Malvin
-
-
-
Tak lama kemudian pelajaran olahraga dimulai… Malvin terlihat begitu bersemangat!
Hari ini akan diadakan pengambilan nilai praktek bola basket untuk penambahan nilai dalam ujian pertengahan semester mendatang.
Setiap siswa diharuskan dapat memasukkan bola ke ring sebanyak mungkin dalam jarak 8 meter dan dalam waktu 2 menit.
“Wah, jaraknya 8 meter ya? Gilaaa! Susah…” keluh Fian
“Halah, cuman 8 meter aja!” seru Malvin
“Gaya banget lo Fal! Emang lo bisa? Tanpa batasan jarak aja, lo cuman bisa masukin lima doang. Ahahahaha!”
ledek Tristan
“Bener tuch! Ngga’ usah belagu dech lo!” sahut Sandy
“Whatever! Gue ngga’ mau banyak omong.” seru Naufal
“Naufal Nafarone!” seru Pak Anton.
Saat ini tiba giliran Naufal
“Lihat dan pelajari!” gumam Malvin pelan ke anak-anak geng Ijo lumut
“Huuu…! Gaya lo Fal! Hahahaha…” seru Tristan
“Paling-paling cuman 5 kali masukin bola. Hahahaha…” ledek Sandy
Tak lama kemudian Malvin berbalik membelakangi ring.
Seluruh anak-anak saat itu tercengang dengan apa yang dilakukan oleh Malvin yang saat ini berada di tubuh Naufal.
“Hahaha… Gaya banget pake’ mau ngeshoot dari belakang segala. Masukin bola aja biasanya 5 kali doang.
Nah ini gaya banget pake’ acara balik badan segala!” ledek Tristan, diikuti tawa anak-anak sekelas lainnya
“Berisik lo ah!” omel Malvin, lalu mulai berkonsentrasi Malvin menghela nafas, lalu mulai
bersiap untuk melakukan shooting
Whuuuuuuzzzzz….!
Dan bola itu pun sukses masuk ke ring…
Anak-anak geng Ijo lumut, gengnya Malvin dan anak-anak sekelas lainnya pun tercengang dengan apa yang telah mereka saksikan.
“Seorang Naufal Nafarone bisa
melakukan shooting dengan
membelakangi ring? Gilllaaaaa…!
Ngga’ salah nih?”
Mungkin itulah yang saat ini sedang mereka pikirkan tentang Naufal…
“Wow!” pekik Tristan kagum
“Naufaaaaallll….! Lo keren banget sumpah!
Lagi…!” pekik Sandy
Go Naufal Go Go Go!
Akkkkkkhhhhhhhhh……!!!” seru anak-anak gadis yang menyemangati Naufal. Dan dengar-dengar dari beberapa
sumber, mereka itu begitu tergila-gila dengan Naufal
“Naufal, karena kamu masukin bola dengan membelakangi ring, kamu dapat nilai spesial.
Sekarang udah tercetak nilai 8 buat kamu. Dua kali kamu bisa masukin berturut-turut, kamu bakal dapet nilai 10 di raport kamu. Bahkan untuk ujian
pertengahan semester, tanpa kamu ikut ulangan penjaskes pun, kamu udah dapat nilai 10 di raport kamu.
Oke, sekali lagi! Kalo’ kamu bisa
masukin lagi, kamu bakal dapetin itu.” seru Pak Anton
Malvin melakukan hal yang sama…
Setelah menghela nafas, dia pun mulai berkonsentrasi dan kembali melakukan shooting dengan membelakangi ring…
“Tuhaaannnn… Moga bisa masuk lagi!
Aku pengen bisa nyenengin Naufal. Karna aku udah sering bikin salah sama dia. Terutama gara-gara aku, dia jadi ikut dalam masalahku sampai saat
ini. Moga kali ini bisa masuk lagi!” besit Malvin dalam hati
Dan hebatnya, bola itu pun masuk lagi…
Suara tepuk tangan anak-anak pun seketika terdengar semakin keras…!
Banyak gadis-gadis yang berteriak-teriak menyebut-nyebut nama Naufal.
Dan geng Ijo lumut pun hanya dapat menganga lebar di tempatnya, melihat seorang Naufal Nafarone bisa melakukan hal tersebut.
“Gilaaa… si Naufal bisa kayak gitu?
Ngga’ salah?
Biasanya aja payah!” gumam Alvid, diikuti anggukan Hafiz
“Fal…! Siniiii…! Gue pengen peluk elo!”
pekik Sandy
“Bravo!” sahut Tristan
“Fal… Sampeyan keren banget! Sampe’-sampe’ aku melongo loh ndeleng sampeyan iso ngelebokke bal basket neng ring kaping pindho tapi ora
ndeleng ring’e. Sumpah, bejo tenan!
Bangga aku duwe koncho koyok sampeyan kuwi!
Wes, jian! Keren tenan!” seru Fian, lalu tak henti-hentinya memeluk Naufal
(Translate : Fal… Kamu keren banget! Sampe’-sampe’ aku bengong lihat kamu bisa masukin bola basket ke ring
dua kali tanpa melihat ring nya.
Sumpah, beruntung banget!
Bangga aku punya temen kayak kamu gitu! Udah, deh! Keren banget!)
“Ah, biasa aja kok!” gumam Malvin pelan
“Pak, Makasih ya!” seru Malvin
“Iya!” timpal Pak Anton bangga
terhadap perkembangan pesat Naufal
see u all!
Yelsin Malviano!” seru Pak Anton. Saat ini tiba giliran Malvin. Anak-anak gengnya dan beberapa anak-anak
sekelas lainnya menyemangati Naufal yang saat ini tengah berada di tubuh Malvin.
Naufal pun mulai menuju posisi dan mulai memegang bola basket…
“Gue yakin, lo pasti bisa!” gumam Malvin dalam hati
Naufal mulai mendribble bola dan memfokuskan pandangannya ke arah ring…
“Gue ngga’ bisa Vin! Tapi gue bakal berusaha. Gue ngga’ mau malu-maluin elo, karna saat ini gue pake’ tubuh lo.” gumam Naufal dalam hati
Dengan semua tenaga dan usahanya, akhirnya Naufal pun berhasil memasukkan bola 12 kali…
Itu termasuk nilai yang biasa saja, namun Malvin begitu bangga dengan kemajuan Naufal. Malvin hanya dapat menatap Naufal dari jauh, lalu tersenyum manis
untuknya… Naufal pun membalas senyuman Malvin, lalu segera kembali ke ruang
ganti setelah pelajaran olahraga tersebut berakhir…
Tak lama kemudian…
Buuuugggghhhh!
Naufal terhantam bola basket…
“Eh, sorry Vin, gue ngga’ sengaja!” seru Feldi, anak yang sekelas dengan Naufal dan Malvin juga
“Ehmmmmm…pppp!” lenguh Naufal kesakitan. Sedangkan Malvin pun tengah menyaksikan kejadian tersebut
“Berengsek lo!
Gue tau, lo sengaja kan ngelakuin itu?” pekik Malvin yang saat ini berada di tubuh Naufal
“Kok jadi lo yang marah-marah gitu sih sama gue Fal? Mau cari gara-gara lo?
Bukannya lo musuhan sama Malvin? Kok lo belain dia?”
“Bukan urusan lo!
Elo tuh ngga’ usah pura-pura! Lo sengaja kan nimpuk Malvin pake’ bola?!
Gue udah tau dari dulu kalo’ lo tuh naksir sama Sherly tapi si Sherly naksirnya sama Malvin. Setelah dia sakitin Sherly, lo jadi ngga’ terima.
Gue udah tau dari beberapa orang kepercayaan gue kalo’ sebenarnya elo mau bales dendam ke Malvin dan yang
nyebarin isu kalo’ Malvin nyakitin Sherly dan dia itu player tuh sebenarnya Elo.
Gue tau, lo pengen jatohin reputasi dia di sekolah dan pengen bales dendam ke dia kan?
Gara-gara lo juga anak-anak cewek satu sekolah jadi ngejauhin dia.
Dan sekarang-sekarang ini lo pengen lakuin lebih!
Lo ngga’ terima lihat Sherly sakit hati!
Lo punya rencana buat ngerjain dia kan? Dan ini rencana lo yang pertama!
Inget, gue ngga’ bego! Gue bakal selalu belain Malvin!” seru Malvin geram