It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
^.^"
semoga malem ini udah realease lg ya ...
.
@DItyadrew2 , , wew.0.parah! Wwkwkwk
Kiki bakal post Cium Gue Lagi! (Part 7) Check it dot!
MET MALMING!
Author : Kiki Welliansyah
Genre : Yaoi Romance-Comedy, Fantasy
Soundtrack : Dave Koz - You are Me, I’m You
Contact :
• Fb : Kiki Wellian Delvetian
• Blog : flipflop-delvetian.blogspot.com
• Twitt : @Izmun_Dellionz
a story about Naufal Nafarone, as Naufal
and
Yelsin Malvino, as Malvin…
What happened?
May it’s real?
Where’s my soul?
Why must me?
When this bad dreams will be end?
Believed me… I never want it! I must be loved with HIM? Really, I hate it!
===========================================
Cerita Sebelumnya,,,
~Naufal P.O.V~
Kami semakin jenuh menunggu Fian…
Lalu tak lama kemudian…
“Eh, guys! Itu Fian bukan?” seru Tristan
“Mana-mana? Gue penasaran sama hasilnya!” seru Sandy bersemangat
“OMG! Gilaaaaa…!” komentarku saat mengedarkan pandanganku dan melihat perubahan Fian
“Dia beneran Fian? OMG!” pekik Sandy tak percaya. Sedangkan aku dan Tristan masih terbengong-bengong melihat perubahan style Fian, sampai-sampai awalnya kami menyangka kalau dia bukanlah Fian
Dia terlihat begitu gugup dengan penampilan barunya tersebut.
Perlahan dia melangkah semakin mendekat ke arah kami. Aku dan teman-temanku yang lain masih saja terbius dalam fikiran kami masing-masing.
Really, penampilan baru Fian benar-benar memukau. Jauh dari penampilannya yang sebelumnya.
Seakan aku terbius oleh tatapan matanya. Dengan softlens dan style rambut barunya, dia terlihat begitu tampan. Bahkan wajahnya terlihat begitu memukau setelah menjalani beberapa perawatan yang dipilih oleh Sandy untuknya. Jauh dari kesan seorang Fian yang sebelumnya tampil apa adanya, dengan rambut sederhana dan wajah kusamnya.
Beberapa detik kemudian, barulah kami sadar dari lamunan kami masing-masing. Namun dadaku entah kenapa masih berdebar-debar. Jantungku masih terpacu dengan cepat.
Okay, Naufal… Elo harus rileks!
“Kok berdiri aja sih? Sini duduk!” sapaku ramah, membuyarkan lamunan anak-anak lainnya. Dengan gugup, Fian duduk di sampingku
“Lo mau pesan apa?” tawarku
“Ehmmm… Es dawet ayu sama onde-onde ajah!”
“OMG! Fiiaaannn… Ini tuh Starbucks. Jajanan kayak gitu mana ada? ! Ada-ada aja sih lo! Ahahahahaa…” timpal ku
“Ngga’ ada ya? Payah! Ini café macam apaan sih? Tampilannya doang keren tapi ngga’ gaul banget! Masa es dawet ayu sama onde-onde kesayangan Aku ngga’ ada?! OMG!
Ehhhmmm… Ya udah deh, Sa… Sama kayak kamu aja deh! Ka… Kayaknya en… enak!” jawabnya gugup
“Okay! Cranberry White Chocolate Mocha dan Raspberry Temptation.” Seruku sembari menahan tawa
“Ii… Iya!” timpalnya. Aku pun segera beranjak menuju kasir. Setelah memesan dan membawakan pesanan untuk Fian, aku pun kembali duduk. Rupanya suasana diantara mereka bertiga masih hening, diliputi perasaan gugup masing-masing.
“Hey! Kok pada diem-dieman gini sih guys? !” seruku memecah keheningan
“Eh! Ehmmm… Engga’!” jawab Tristan
“Ke… Kenapa sih pada diem? Pen… Penampilan bar… baru gue jelek ya?
Emang gue orang kampung! Mau diapain aja juga tetep udik.” seru Fian kalut
“Eh, engga’ kok! Penampilan baru lo keren banget Yan!” seru Tristan
“Bener! Kita semua diem tuh malahan karna terpukau sama perubahan drastis lo!
Kalo’ gue cewek nih ya, gue pasti udah berencana buat jadi Secret admirer lo mulai sekarang juga!” sahutku
“Secret admirer apaan? Jongos?!
Lo mau jadi jongos gue? Ahahahahaa… Hebat banget gue bisa punya jongos kayak elo!” ujar nya
“Sialan lo! Bukan itu!” omel ku
“Haduuuuhhh…! Tampang udah super duper cool gitu tapi masih ajach o’on.
artinya tuch pengagum rahasia. Tadi juga gitu, jaman 2012 gini elo pesen es dawet ayu sama onde-onde di Starbucks? ! Oh My God…! Hello?!“ potong Sandy
“Ciamik! Mulai sekarang, gue bakal ajarin lo semua hal. Ngga’ lucu kan kalo’ ada orang dengan tampang sesempurna lo tapi o’on?!” seru ku
“Wah, beneran mau ngajarin? Thanks banget yah Fal!”
“Yup!” timpalku
“Be… Berarti kalian tadi diem aja bukan karna penampilan baru gue jelek, tapi karna terpukau sama penampilan gue, gitu?” tanya Fian penasaran
“Ciamik!” seruku dan Tristan serempak
“Aseloleeee…!” pekik Fian bersemangat. Seketika itu beberapa orang yang ada di café ini mengalihkan pandangannya ke arah kami
“Ssssttttt… Jangan teriak-teriak! Lo udah perfect sekarang, kelakuannya mesti dijaga. Jangan malu-maluin lagi!” omel Tristan
“Bener tuh!” tambahku
“Iya, hehehehe… Ma’ap deh!”
“Lo kok diem aja San?” protesku
“Ehmmmm… Iyach-iyach, gue juga bakal ngasih komentar.
Gini, walau berat banget bilangnya. But, gue akuin Fian yang super duper kamseupay sekarang udach berubah jadi Prince Charming with the Boy’s Shag Hair cut. Gue bener-bener terpukau tadi sama perubahan penampilan lo!
Demi apapun, lo keren dan ganteng banget Yan!
Pesan gue, lo mesti belajar semuanya sama Naufal dan rubah semua tingkah udik lo biar lo jadi prince charming yang bener-bener perfect!” seru Sandy
Prok! Prok! Prok!
Aku bertepuk tangan, diikuti tepukan tangan Tristan…
“Hahaha… Biasanya si Sandy ngatain Fian kamseupay tapi baru sekarang bisa bilang kayak gitu!
Hebat banget yah perubahan penampilan Fian, sampe’-sampe’ si Sandy bisa ngomong kayak gitu. Sumpah, gue speechless banget! Ahahahahaaa…” seru Tristan
“Waduuuhhh! Khotbahnya Sandy bener-bener numero uno! Hahahaha…
Dan perubahan memukau Fian mesti dirayain nih! Gimana guys? Setujuuuu? !” seruku
“Ciamik!” jawab Sandy dan Tristan serempak
“Ah, ngga’ usah deh, buang-buang duit aja! Lagian kan itu ngga’ penting guys!” tolak Fian
“Udah, lo diem aja! Lo itu tinggal nurut aja sama kita-kita!” kata ku
“Bener tuh!” sahut Tristan
“Ya udah deh!”
“Geng Ijo lumut? !” pandu Sandy, sembari mengulurkan tangannya ke arah kami. Sedangkan kami pun ikut mengulurkan tangan kami dan menumpu telapak tangan kami di atas tangan Sandy
“Ikatan jomblo lutchuew dan imuethz! ! !” pekik kami bertiga, lalu kami semua menghentakkan tangan kami ke udara. Seketika itu lah, beberapa pengunjung café ini memandang aneh ke arah kami, sembari menahan ledakan tawa mereka. Aku pun hanya menundukkan kepala ku, malu…
Dasar Sandy! Ngajak yel-yel ngga’ lihat tempat sama sikon.
-
-
-
Entah berapa lama kami bersenda gurau di café tersebut.
Sedikit dari kami juga membahas tentang Boyband kami. Sedangkan Sandy tengah asyik dengan I-pad nya.
Biasa lah, anak alay gitu biasanya kan eksis…
“Eh, nama Boyband kita enaknya apa nih? Kita kan belum bikin namanya.
Ada yang punya ide ngga’?” seru Tristan
“Ehhhmmm… Gimana kalo’ singkatan dari nama kita?” usul Fian
“Ehhhhmmm… Itu mah udah biasa, banyak yang kayak gitu!
Gue pengennya yang lain dari yang lain. Ada saran lainnya ngga’?” ujar Tristan
“Gimana kalo’ bukan gabungan dari nama personil Boyband kita tapi kumpulan karakter dari para personil Boyband kita?” usul ku
“Ciamik!” seru Tristan, Fian dan Sandy serempak
“Kalo’ gitu, pertama tentang karakter geng kita dulu!
Ehmmm… Geng kita itu jomblo semua anggotanya. Jadi, pertama kita masukin kata Jablay aja biar lucu! Wkwkwk…” usul Tristan
“Boleh! Wkwkwk…” timpalku
“Hahaha… Ada-ada aja! Tapi gapapa, buat lucu-lucu’an!” sahut Fian
“Gue ngga’ setuju!
Enak ajach! Gue paling ngga’ suka dikatain jablay!
Kalian ajach tuch yang jablay. Jangan ngajak-ngajak gue!” ujar Sandy
“Yeee… Lo mah jomblo juga kan? Muna’ banget ngga’ mau dikatain jablay! Wkwkwkwk…
Dasar Japan lo! Jablay Panuan! Wkwkwkwk…” celetuk Tristan, diikuti gelak tawa kami berdua
“Sialan! Dari pada elo Jabluk! Jablay Buluk! Ahahahahaa…” balas Sandy tak mau kalah
“Elo Jaypong! Jablay Rempong! Wkwkwkwk…” balas Tristan tak mau kalah
“Sialan lo! Ngajakin berantem?
Kita buktiin, capha yang rempong sebenernya!” ujar Sandy penuh amarah
“Eh, geng Ijo lumut kok malah berantem gini sih?
Udah’an ah berantemnya!” omel Fian
“Iya nih! Ngga’ malu apa, nih kan tempat umum!” tambah ku
“Ya udah, pokoknya lo mesti setuju!
Kita bertiga udah setuju nih sama kata Jablay!” gerutu Tristan
“Hmmm… Ya udah deh!” gumam Sandy malas
“Yang ke dua, karakter tentang geng kita apa lagi ya? Ada saran?” ujar Tristan
“Anggota geng kita kan selalu ngucapin kata ciamik, terutama Sandy. Jadi masukin tuh!” usul Fian
“Oke deh! Trus apa lagi?” ujar Tristan
“Ehmmm… Anggota geng kita kan gaul, hehehe. Trus Eksis, masih Unyu-Unyu pula!
Masukin tuch tiga kata dech!” usul Sandy
“Oke deh, ide bagus! Trus apa lagi nih?” timpal Tristan sembari menambahkan kata-kata tersebut ke dalam buku catatannya
“Udah, ngga’ ada lagi. Itu aja!” gumamku
“Ya udah, setelah tadi kita masukin karakter geng kita, sekarang kita masukin karakter tiap-tiap anggota geng kita!” terang Tristan
“Gue dulu! Hehehe…
Masukin kata Alay, cause Sandy kan alay! Wkwkwkwk.” usul ku bersemangat
“OMG! Astaganaga lady gaga olahraga sama mbak ega trus makan mie gaga!
Ich, sialan lo!
Kalo’ gitu, masukin kata Edan buat Naufal ya! Dia kan kadang emang edan gitu! Ahahahahaa…” balas Sandy
“Eh, ngga’ cocok ah! Sialan lo!” protesku
“Udah fix! Wkwkwkwk…” tambah Tristan
“Sialan lo! Kalo’ gitu masukin juga kata Eccentric buat elo! Wkwkwk… Lo kan Eccentric alias aneh!” balasku tak mau kalah
“Enggaaaaakkkk…!
Sialan lo!” protes Tristan
“Sini’in!” Aku merebut note dan bolpoinnya
“Enak aja semua dapet karakter yang aneh dan jelek-jelek tapi elo engga’! Pokoknya eccentric itu buat lo! Ahahahahaa…” seru ku penuh kemenangan sembari menuliskan kata tersebut
“Hmmm… Ya udah deh! Ehmmm… Sekarang Fian!
Masukin kata O’on! Wkwkwkwk…” usul Tristan puas
“Sip!” seru ku, lalu menambahkannya dalam daftar. Sedangkan Fian hanya tersenyum polos. Dasar!
Lalu, Aku kembali mengembalikan note itu pada Tristan…
“Ya udah, sekarang di gabungin :
Ada kata “Jablay, Ciamik, Gaul, Eksis, Unyu, Alay, Edan, Eccentric, dan terakhir O’on.
Kita ambil huruf depannya aja buat singkatan nama Boyband kita.
Ehmmm… Ada huruf : J-C-G-E-U-A-E-E-O
Sekarang bantuin ngemix huruf-huruf itu jadi sebuah nama buat Boyband kita. Yang keren!” terang Tristan. Kami semua pun langsung fokus dengan pikiran kami masing-masing
“Gimana kalo’ Jeo Gueace, dibaca nya (Jeo Gues).” usul Sandy
“Ah, aneh! Ada yang lain ngga’?” komentar Tristan
“Ehmm… Gimana kalo’ Gea Jeouce, dibaca nya (Gea Jous).” usul Fian
“Makin aneeeehhhh Yan! Yang lain lagi dong!” omel Tristan
“Ehmmm… Gimana kalo’ nama Boyband kita “Gee Ajouce” dibaca nya (Ji Eijous).” usul ku
“Fantastic!” komentar Tristan
“Sip lo, Fal!” sahut Sandy
“Keyen…!” seru Fian
“Ehmmm… Ada kata “Gee” ya, di depannya?
In english kan “Gee” artinya “Astaga!” komentar Tristan
“Gapapa…! Bagus tuh!
Jadi para penonton pada kaget dan bilang gini waktu lihat performs kita : “Astaga! Kerennya!”. Ahahahaha… Bagus!” timpal Sandy
“Yang bener tuh “Astaga Anchurnya!” Wkwkwkwk…” sindir Tristan
“Ich, lo kok malah jelek-jelek’in Boyband lo sendiri sich!” gerutu Sandy
“Udah, jangan berantem lagi!” seru Fian
“Iya-iya!”
“Ehmmm… Gimana kalo’ penulisannya diubah?
“Gee Ajouce” diubah jadi “Gee 4Jouce”.” usul Sandy
“Kenapa mesti huruf “A” nya diganti sama angka “4”?” tanya ku
“Soalnya kan jumlah personil Boyband kita ada empat. Jadi kebetulan banget gitu di situ ada huruf “A” nya yang bisa diganti dengan angka “4”.” jawab Sandy
“Pinter juga lo!” ujar Tristan
“Ea Each dounkzz! Ahahahahaa…” gumam Sandy bangga
“Okay, udah fix kan kalo’ nama Boyband kita “Gee 4Jouce”?” tanya Tristan
“Setuju!” seru kami serempak
“Ehmmm… Kan di depannya ada kata “Gee” yang artinya “Astaga”. Keren tuh! Kalo’ fans-fans kita nyebut kita gitu sama aja bilang gini “Astaga! Ada 4Jouce”.” gumam Fian
“Ciamik!” seru kami serempak
“Jadi, nama fans-fans kita apaan nih? Extra Jouce ya?” ujar Fian
“Bukaaaaannnn…! Itu mah nama minuman!” Tristan menjitak kepala Fian
“Sakit nih!” lenguh Fian
“Lo sih, O’on lo kambuh lagi! Dasar!”
“Ma’ap!” ujar Fian
“Ehmmm… Nama fans kita ituch “4Joucer” ajah! Standar kayak band-band biasanya. Di belakangnya ditambahkan ‘er’.” usul Sandy
“Oke deh!” seru kami serempak
Tiba-tiba Sandy tertawa sendiri. Membuat percakapan kami bertiga terhenti…
“Kenapa lo? Udah gila ya ketawa sendiri? !” celetuk Tristan
“Ahahahahaaa… Coba deh kalian baca nih status Fb nya Fian!” ujar Sandy
Kami pun segera menggeser kursi kami untuk mendekat ke arah Sandy
“Apaan?” Tristan dan Aku jadi penasaran. Kami pun segera membaca status terbaru Fian. Sedangkan Fian malah senyum-senyum gajebo
-Rafian Si JokoGantheng- “Pak PresInd sedih melihat rakyat pada demo BBM. Sehingga PresInd nyanyi (Maaf, sensor nama plus parodi) :
“Kau yang telah memilih aku.
Kau juga yang sakiti aku.
Kau putar cerita sehingga aku yang salah…”
Sedangkan Rakyat pun menjawab :
“Tak pernah kah kau sadari aku lah yang kau sakiti.
Engkau pergi dengan janji mu yang telah kau ingkari.
Oh Bapak tolong lah kami, turunkan harga BBM.
Aku pun ingin bahagia seperti para DPR… Huooowwww…!” 3 jam yang lalu
97 • Suka • 37 Komentar
“Gue like ya! Wkwkwkwk…” seru Sandy
“Ehehehehe… Thanks!” gumam Fian
“Ih, gila lo! Bisa-bisanya bikin status kayak gitu! Paraaahhh… wkwkwk” ujar Tristan
“Konyol! Ahahahaha… Ati-ati ntar lo dicekal sama orangnya lho!
Gilaaa…! Yang ngelike sama komen banyak juga yah!” ujar ku
“Ahahahahahaaa… Ngakak sumpah!
Gue jadi bayangin, Pak PresInd nya nyanyi gitu sambil meluk tiang bendera di Istana Negara. Wkwkwkwk…” celetuk Tristan
“Hahahaha… Bener juga!” timpal ku
Huussshhh! Gue laporin Pak PresInd lho! Jangan macem-macem!” seru Fian
“Jangan! Ahahahahaaa…” seru Tristan, namun masih terbahak
“Pak PresInd, peace deh! Ini semua hanya candaan. wkwkwkwk…” lanjut Tristan
“Ah, gue jadi pengen bikin spanduk kayak gituch trus gue tempel-tempel ke papan reklame seluruh jalan Surabaya. Biar semua yang lagi pada ngotot waktu demo jadi bisa ketawa! Wkwkwkwk…” tambah Sandy
“Ada-ada aja lo! Hahaha…”
“Eh, cabut yuk!
Udah lama kita di sini. Ehmmmm, Gue punya planning banyak nih yang mesti kita lakuin buat ngerayain perubahan penampilannya Fian.” seru Sandy
“Apaan?” seruku dan Tristan bersemangat
“Shopping, nonton, ngegame, nyisha, dan masih banyak lagi. N’tar kita pikirin lagi mau kemana.
Oh ya, dugem juga! Ehhhmmm…. Kita kan belum punya KTP, tapi gue tau tempat buat dugem yang tanpa KTP pun kita boleh masuk.
Untuk budget, semuanya gue yang tanggung!” seru Sandy
“Hah? Yang bener lo?” pekik kami serempak
“Yuhuu…!”
“Assiiiikkkkkk! Whoooooooouuuuuhhhhhh!”
drrrrtttt… drrrrtttt… drrrrtttt…
“Eh, bentar ya guys! Mau ngecheck inbox bentar.” seruku
“From : Naufal (Malvin yang memakai hp milik Naufal)
“Eh Fal, lo dimana sekarang? Waktu kita bentar lagi habis. Lo mesti balik ke rumah sekarang juga!”
Reply : “WHAATTT? ! Lagi di Tunjugan Plasa nih! Gue nih masih mau jalan-jalan lagi! Sandy mau nraktir anak-anak geng Ijo lumut habis-habisan. Males ah, gue masih pengen jalan-jalan! Kesempatan kayak gini jarang-jarang.”
From : Naufal
“Lo gila ya? ! Kalo’ waktu kita habis tapi kita lagi berjauhan, bisa bahaya!”
Reply : “OMG! Lo aja deh yang ke sini!”
From : Naufal
“Lo gilaaa apa? Gue udah di rumah sekarang, baru pulang latihan basket. Jarak dari Citra Land ke sana jau bego’! Gue males bolak-balik, jadi mending lo pulang sekarang juga!”
Reply : “Iya-iya!”
Huh…! Nyebelin banget sumpah! Terpaksa deh gue mesti pulang sekarang juga…
“Eh guys, gue mesti pulang duluan nih! Nyokap gue ngga’ ngebolehin gue keluyuran mulu gara-gara sekarang ada keluarga gue yang dari Fillipina itu.” seruku berbohong
“Yaaahhh… Lo ngga’ asik Fal! Dari kemaren-kemaren pulangnya duluan mulu!” protes Tristan
“Iya nich! Padahal gue mau nraktir lo! Please, lo jangan cabut Faaaalll!” pinta Sandy
“Aduuuhhh… Lo jangan pulang dong!” sahut Fian
“Aduuhhhh… Sorry banget yah guys! But, waktu gue ngga’ banyak lagi! Gue mesti balik sekarang juga!
Sorry banget yah! Sampe’ ketemu besok yah! Bye, guys!” dengan berat hati aku segera berlalu menuju area parkir dan mengambil motorku
“Faaaaaaaaalll…!” pekik anak-anak
-
-
-
Di rumah Malvin,,,
Ngga’ tau kenapa, gue ngga’ pede dan gue malu kalo’ mesti ketemu sama malvin dengan penampilan baru gue kayak sekarang ini. Setelah cari akal, akhirnya gue pake’ topi sekolah aja buat nutupin hair style gue yang baru.
Setelah bertemu dengannya, kami pun berciuman untuk memperpanjang masa untuk berada dalam tubuh kami masing-masing.
“Huuffffttt! Untung lo datang tepat waktu.” gumam Malvin
“Iya, tapi gue masih ngga’ ikhlas… Harusnya sekarang gue lagi have fun sama geng gue!” keluh ku
“Oh, lo pengen have fun?”
“Iya lah! Sekalian refreshing gitu! Apalagi sekarang kan malem minggu. Masa’ gue mesti di rumah lagi kayak biasanya? ! Udah jomblo, malem minggu selalu kelabu pula!
Gue juga pengen satnite gitu bisa hang out. Minimal sama temen-temen, dan kalo’ bisa ya sama pacar. Tapi gue ngga’ pernah punya pacar. Gue aja ngga’ pernah pacaran!” dengusku kesal
“Hah? Lo ngga’ pernah pacaran?” pekiknya tak percaya
“Jangan keras-kerasss…!
Iya gitu deh! Padahal gue pengen banget bisa satnite sama pacar gitu kayak anak-anak laennya. Huft!”
“Ehmmmmm… Ya udah, ntar malem kita ngedate!” seru nya
“Hah?” pekikku tak percaya
“Gue serius! Pokoknya ntar malem kita ngedate!
Ehmmmm… Lo dandan yang cakep dan keren ya buat gue!” pintanya
“Hah? !” pekikku tak percaya. Aku masih terbengong-bengong di tempatku berdiri
“Udah, sekarang lo cepet pulang trus mandi dan dandan yang cakep!” seru nya, sembari mendorongku hingga keluar dari kamarnya
-
-
-
19.00 P.M
Aku masih duduk termangu di atas kasur, memandangi pantulanku di cermin….
Apakah penampilanku malam ini sudah mendekati sempurna?
Entah mengapa aku begitu gugup malam ini. Aku masih tak percaya dengan siapa aku akan kencan malam ini. Aku masih saja tak percaya siapa yang mengajakku kencan malam ini…
Kalau ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku Tuhan…
Ku harap, kencan pertamaku akan berjalan dengan baik. Akan memberikan kesan yang takkan pernah terlupakan…
“Eheemmmm…” gumam Key, memecah lamunanku
“Eh, elo Key…”
“Mau ngedate sama siapa sih malem ini? Kok dari tadi di depan cermin mulu? !
Penampilan lo malem ini beda banget dari biasanya Fal, apalagi style rambut lo yang baru.
Demi apapun, malem ini lo tuh ganteng dan keren banget, Fal!
Udah, cepet berangkat!” seru Key
“Ii… Ini kencan pertama gue, Key! Makanya gue gugup.”
“Udah, ngga’ usah gugup! Lo udah perfect malem ini. Sekarang lo bangun dan cepet brangkat sana gih!” Key menarik tanganku hingga aku berdiri dari tempatku
“Tapi…!”
“Udah lah, cepet berangkat gih!
Seandainya gue orang yang bakalan ngedate sama lo malem ini, pasti gue ngga’ akan lewatin sedetik pun buat buang-buang waktu gue. Cepet berangkat gih! Gue do’ain ngedate yang pertama ini bakalan sukses dan ngga’ akan terlupakan.”
“Thanks…!” timpalku. Key memelukku sebentar…
Seketika jantung ku berdegup kencang. Aku begitu gugup!
Karena Aku begitu gugup, Aku segera mengakhiri pelukan tersebut, lalu segera turun ke bawah
“Eheeemmm… Mau kemana nih?
Gilaaa… Kamu keren banget Fal!” ledek Om Miguel yang tengah menonton TV bersama Om Euri di ruang keluarga
“Pasti mau ngedate ya? ! Oh iya, hampir lupa. Sekarang ini kan satnie!
Kamu kok ngga’ ngajakin aku ngedate sih, Yang?” sahut Om Euri
“Malem ini kita ngedatenya di kamar aja yah, Yang? Hehehe…” ujar Om Miguel
“Huh! Maunya…” timpal Om Euri
“Eh, Fal! Emang kamu ngedate sama sapa sih? Hayyooohhhh…?!” lanjut Om Miguel
“Mau tau?”
“Iya!”
“Beneran mau tau? !”
“Iya, sama sapa?”
“Yakin?”
“Iyah! Sama sapa?”
“Ada deeeeehhhh…! Hahaha… Ya udah, keburu telat! Bye!”
“Dasaaaaarrr…! Peliiitttt…!
Om do’ain moga ntar bakalan hujan! Ahahahahaaa…” pekik Om Miguel
“Sialan! Ini kencan pertamaku tau!” dengusku kesal, lalu segera berlalu
-
-
-
Tok! Tok! Tok!
“Eh, nak Naufal…!
Mau nyari Malvin?” sapa Mama Malvin
“Ehmmm… Iya Tante!” seru ku
“Ya udah, Tante panggilin dulu ya!
Sini, masuk dulu!”
“Iya!” Aku pun masuk dan duduk di sofa
“Vin, Malviiiinnn…! Dicariin Naufal tuh!” Pekik Mama Malvin sembari menaiki tangga
“Iya Maaaaa…! Suruh nunggu bentar!” sayup-sayup ku dengar suara Malvin
“Ya udah, ntar langsung ke bawah ya! Udah ditungguin tuh!”
-
-
-
~Author P.O.V~
“Fal? !” gumam Malvin gugup saat melihat penampilan Naufal malam ini
“Gu… Gue ngga’ salah lihat?
Gilaaa… Naufal malem ini keren banget. Ganteng banget sumpah!
Trus, style rambut barunya keren banget! Gu… Gue jadi gugup ngajakin dia ngedate malem ini.
Gue jadi ngga’ pede. OMG! Malviiiinnnn…. Lo mesti rileks! Lo ngga’ boleh kelihatan gugup di depan dia malem ini.” gumam Malvin dalam hati
“Hey! Kok bengong sih? Ayooooo…! Jadi jalan ngga’ nih?” omel Naufal
“Eh, iya-iya! Sabar dong!” timpal Malvin. Lalu mereka berdua pun berlalu
“Hati-hati ya!” pesan Mama Malvin
“Iya Ma…!”
“Iya Tante…!”
“Cepet naik!” pinta Malvin
“Elo yang nyetir nih?”
“Iya, buruan naik!” pinta Malvin
“Iya-iya!”
“Ngga’ pegangan nih?” tawar Malvin
“Males banget!”
“Ya udah kalo’ gitu! Let’s go!” ucap Malvin. Lalu melaju kencang dengan motor merahnya
Malvin berniat menggoda Naufal.
Dia sengaja melaju dengan kencang agar Naufal mau memeluknya…
“Eeeehhh… Pelan-pelan bego’! Jangan ngebut-ngebut!” gerutu Naufal sembari memeluk erat Malvin
“Terserah gue dong! Masalah buat lo? Ahahahahaa…” Malvin malah menambah kecepatan motornya
“VIIIIIINNNNN…!” pekik Naufal, lalu mempererat pelukannya dan menyandarkan dagunya di bahu Malvin
Selama diperjalanan, Malvin terus saja menggoda Naufal…
“Viiinnn… Jangan ngebut-ngebut!” omel Naufal
“Ahahahahaaa…” Malvin malah menambah kecepatan motornya dan membelok-belokkan motornya ke kanan dan ke kiri
“Viiiinnnn…! Yang bener dong! Anjriiiiiitttt…!” pekik Naufal frustasi, lalu terdiam beberapa saat
“Sayang…? Kok diem?
Jangan ngambek dong!” goda Malvin
“Apaan sih lo!”
“Ehmmm… Kamu tau ngga’ bedanya Surabaya sama kamu?”
“Apa?” jawab Naufal malas
“Kalo’ Surabaya di Jawa Timur, kalo’ kamu di hati aku. “
“Idiiihhhh… Ogaaahhh banget gue dengerin gombalan basi lo! Dasar Player!” dengus Naufal
“Gue udah insyaf kok! Ngga’ bakal selingkuh lagi!” balas Malvin
“Ngga’ percaya!”
“Serius!” lanjut Malvin
“Meski beneran lo udah berubah, ngga’ ngaruh dan ngga’ penting tuh buat gue!
Gue ogah pacaran sama lo!
Jangankan pacaran, naksir sama lo aja engga’ kok!
Lagian lo kan normal, jadi ngapain sih lo godain gue? !
Trus ngapain lo sekarang ngajakin gue ngedate? Sakit lo? !
Mending lo ajak cewek-cewek lo aja!” gerutu Naufal
“Gue tau… Ini salah!
Tapi mau gimana lagi, gue pengen semua ini cepet berakhir! Gue ngga’ betah terus-terusan tukeran tubuh sama lo! Gue pengen kembali ke kehidupan normal gue seperti biasanya. Lo pasti juga punya keinginan yang sama kan? !
Kemaren malem setelah gue pikir-pikir lagi, ngga’ ada cara lain.
Gue mesti jatuh cinta sama lo dan gue mesti bikin lo jatuh cinta sama gue bagaimana pun caranya. Itu satu-satunya cara supaya semua ini berakhir…
Gue tau ini ngga’ mungkin, gue tau ini berat banget buat gue, juga buat lo. But, kita ngga’ ada pilihan lain.
Bener kata Sherly, kita mesti bangun kedekatan kita mulai dari sekarang! Biar kita bisa cepet saling jatuh cinta, Fal!
Tolong lo ngerti…!” terang Malvin
Naufal terhanyut dengan kata-kata Malvin…
Dia mulai memikirkan perkataan Malvin. Perlahan, dia mulai bisa mengerti dan akan berusaha untuk menerima semua ini.
“Iya Sayang! Maafin aku. Maafin keegoisanku.” gumam Naufal kalut, lalu memeluk Malvin erat dan menyandarkan kepalanya di punggung Malvin
“Iya…
Makasih Sayang…!” gumam Malvin senang. Lalu dengan tangan kirinya, menggenggam tangan Naufal yang tengah memeluknya
Saat ini perasaan Malvin begitu bahagia. Dia tak sabar ingin membangun kedekatan diantara mereka berdua mulai dari sekarang agar dia dapat mencintai Naufal dengan tulus, juga tak sabar untuk membuat Naufal dapat mencintainya…
“Aku tau, semua ini butuh waktu. Aku juga tau, kamu udah mulai jenuh dengan semua masalah ini.
Percaya sama aku, kasih kesempatan buat aku, Sayang… Suatu saat, Aku bakal bikin kamu jatuh cinta sama aku, tulus cinta sama aku, dan aku bakal belajar buat mencintai kamu.” gumam Malvin
“Iya Sayang…” timpal Naufal. Entah mengapa jantungnya berdegup semakin kencang. Darahnya semakin mendesir dan dia mulai yakin untuk mencoba membuka hatinya untuk Malvin…
-
-
-
XXI - Tunjungan Plasa Surabaya
“Sayang, kamu mau nonton apa?” tanya Malvin gugup
“Ter… Terserah kamu aja!” jawab Naufal gugup
“Oke deh!”
“Ehmmm… Aku mau ke toilet bentar ya!” seru Naufal
“Iya!”
Di dalam toilet, Naufal membersihkan wajahnya. Lalu, membenarkan rambutnya yang acak-acakan karena tertiup angin.
Dia masih tak percaya dengan apa yang saat ini dialaminya.
“OMG! Malvin panggil gue sayang?
Trus dia juga panggilnya ngga’ pake’ loe-gue tapi aku-kamu.
Gue bingung mesti gimana? Gue bener-bener bingung!
Semalem gue mimpi apaan sih? Gilaaa…!
Biasanya gue biasa aja di depan dia, tapi kenapa sekarang-sekarang ini gue jadi deg-deg’an terus sih kalo’ di deket dia?” gumam Naufal pelan
drrrrttt… drrrttt… drrrttttt…
From : Naufal (Malvin yang memakai hp Naufal)
“Sayang, masih lama di toiletnya? Filmnya bentar lagi mulai nih!
Aku ada di bioskop 2 sekarang. Nomer duduk kamu A 17, aku di A 16. Cepet ke sini ya!”
“OMG! Gue mesti gimana nih? Bingung sumpah!
Kalo’ dideket dia, gue deg-deg’an mulu! Arrrgggghhhh! Pusing!
Sikap dia juga jadi aneh banget gitu sekarang. Keppo banget! a.k.a Care full.” gumam Naufal
Tak lama kemudian, akhirnya dia segera menuju kursi duduknya di bioskop 2
“Sayang, tadi ngapain aja sih di toilet?” tanya Malvin ramah
“Ehmmm… pipis!” timpal Naufal berbohong
“Ya udah, nih filmnya mau mulai. Ngga’ usah takut ya! Hehehe…”
“Hah? Takut? Emang kamu pilih film apa?” tanya Naufal
“Film horror… Hehehe….!
Soalnya aku sukanya film horror. Emang kenapa?”
“OMG! Kok film horror sih? Aku paling benci nonton film horror gitu! Aku tuh penakut!
Kamu sengaja ya mau ngerjain aku? Aduuuhhhh… Aku mau pulang aja deh!” dengus Naufal
“Ya ampun Sayang, ngga’ usah takut! Tenang aja, kan ada aku. Hehehe…” gumam Malvin, lalu menggenggam tangan Naufal
“Aduuuhhhh… Tapi…!”
“Sssstttt…! Ngga’ boleh berisik di sini. Udah main tuh filmnya.” bisik Malvin sembari mengecup leher Naufal
“Ikkhhhhh… Mentang-mentang gelap dan tempat duduk kita paling belakang, kamu berani banget cium-cium. Jauh-jauh sana!” omel Naufal
“Ahahahahaaa…” namun Malvin malah semakin berani mengecup leher Naufal
“Akkkhhhh… Geli Sayang! Udah ah!” gerutu Naufal
“Iya-iya!” gumam Malvin, lalu merangkulkan tangannya di pinggang Naufal dan menyandarkan kepala Naufal di bahunya. Sedangkan Naufal terlihat salah tingkah dan begitu gugup dengan tingkah Malvin yang berubah drastis seperti ini
“Awas, bentar lagi Mbak kunti nya nongol lho!” bisik Malvin saat tiba di pertengahan adegan film tersebut
“Aduuuhhhh… Ngga’ mau lihat ah!”
“Ahahahaaa… Ngga’ usah takut ah! Kan ada Aku di sini.” bisik Malvin
“Iiiiiiii… khiii… khiii… khiii… khiii… khiii… khiii… khhhiiii’…!
“Iiiiiiii… khiii… khiii… khiii… khiii… khiii… khiii… khhhiiii’…!” seperti dugaan Malvin, kuntilanak itu pun keluar dengan suara khas nya
“Jeng… Jeng… Jeng…!” alunan musik dalam film itu pun semakin mencekam
“Guk… Guk… Guk!
Aaaauuuuuuuuuu….! Aaaaaauuuuuuuuuuuuuu…!”
“Arrrgggghhhhhh…! Kunti nya keluar!” lenguh Naufal ketakutan, lalu menyandarkan kepalanya di dada Malvin sembari memeluk erat Malvin
“Ahahahaha… Gitu aja takut sih? Ikkkhhhh… khiii… khiii… khiii… khiii… khiiiii’.” goda Malvin
“Huft! Kamu kok malah nakutin aku juga sih!” gerutu Naufal
“Hehehe… Jangan marah dong! Becanda kali’!” timpal Malvin, lalu memeluk Naufal erat
“Hahaha… Rencana gue sukses!
Gara-gara milih film horror, gue jadi bisa peluk-peluk Naufal. Ahahahahaaa…
Malahan tadi dia yang peluk-peluk duluan! Wkwkwkwk…
Eh, Mbak kunti sama Bang pocong, keluar terus dong! Ahahahahaaa…” gumam Malvin dalam hati
Sekitar satu jam lamanya akhirnya film itu pun berakhir…
Naufal terlihat lemas setelah keluar dari bioskop tersebut.
“Kamu rese’ banget! Tau aja kalo’ aku paling ngga’ tahan sama film horror!” gerutu Naufal
“Hehehe… Emang sebelumnya ada modus, supaya bisa peluk-peluk dan dipeluk sama kamu. Wkwkwkwk…”
“Ih, sialan!” Naufal menyikut perut Malvin
“Ahahahaha…!
Ya udah, kita dinner yuk sekarang. Gimana?” tawar Malvin
“Huft! Terserah deh, pokoknya jangan yang ada Mbak kunti sama Om pocongnya!”
“Oke Sayang! Ehmmmm, aku tau ni restoran yang romantis buat kita dinner ntar.” seru malvin
“Dimana emang?”
“Udah, pokoknya ikutin aku aja!” seru Malvin, lalu menggandeng tangan Naufal dan mereka pun berlalu
“Lep… Lepasin! Anjrriiiittttt… Malu bego’!
Dilihatin orang-orang ntar!”
“Bodo amat! Ahahaha…” Malvin malah mempererat genggaman tangannya sampai Naufal berkali-kali mencoba melepaskan tangannya tetap gagal
-
-
-
Romantic Dinner – 20.05 P.M
Naufal dan Malvin tengah duduk berhadap-hadapan. Di meja yang berada di dekat dinding kaca restoran tersebut. Dari sini mereka dapat menyaksikan indahnya nuansa malam kota Surabaya. Naufal tengah menikmati suasana restoran tersebut.
Tiba-tiba Malvin beranjak, lalu mendekat ke arah seorang pemain saksofon yang berada di dekat panggung.
“Tolong maini lagu, Dave Koz – You are Me, Iam You!” bisik Malvin, lalu menyusupkan beberapa lembar uang di saku jas lelaki setengah baya tersebut. Lelaki tersebut hanya mengangguk sembari tersenyum simpul, lalu dengan semangat segera memainkan lagu tersebut
“Kamu ngapain tadi?” tanya Naufal penasaran
Namun Malvin hanya tersenyum simpul sembari menatap lekat Naufal
“Kamu mau pesan apa?” tanya Malvin
“Ehmmmm… , Hayashi rice, Cream corn soup sama Ice cream Macha dan Morning dew.” Ujar Naufal, sembari menikmati indahnya alunan lagu tersebut
“Oke! Ehmmmm… Galbi Gui nya satu, Masala tea satu, Cappucino nya satu, Canadian chicken steaknya satu, Ice cream Macha nya dua, Hayashi rice satu, Cream corn soup satu, dan Morning dew nya satu.”
“Okay!” timpal Waiter tersebut, lalu mengulangi pesanan Malvin dan menyuruhnya menunggu, lalu segera berlalu
“Kok diem aja Sayang?” tanya Malvin sembari memandangi Naufal lekat
“Eh… Ehmmm, gapapa! Lagi nikmatin suasana malam aja! Indah banget!
Trus, aku akuin tempat makan ini emang keren dan romantis banget!
Thanks banget yah!” gumam Naufal yang tengah memandangi pemandangan malam kota Surabaya dari dinding kaca restoran tersebut. Menyaksikan indahnya kerlap-kerlip lampu kota dan kendaraan yang lalu lalang yang terlihat begitu kecil dari atas sini. Layaknya bintang warna-warni yang berkelap-kelip.
Lalu Naufal menatap Malvin, saat tangannya yang berada di atas meja digenggam lembut oleh Malvin…
“Aku seneng kalo’ kamu ternyata suka!
Hmmmm… Kencan pertama kita ngga’ akan pernah aku lupain, Yang!
Berkesan banget buat aku…” gumam Malvin pelan sembari menatap Naufal lekat dan mengusap lembut punggung tangan Naufal
“Aku juga… Thanks banget yah!”
“Anything for you, Honey!” timpal Malvin
“Sok sweet lo!” ledek Naufal
“Sweet? Manis dong? Ahahahaaa… Emang gue kan manis, cakep, keren, pinter, trus apa lagi ya?”
“Rajin menabung, pinter gombal tapi basi gombalannya, males mandi, keteknya bau! Wkwkwkwk…” tambah Naufal
“Yeee… Sialan! Kan sekarang udah cakep dan wangi. Hehehe…”
“Iya deh, iya! Ngalah sama cecunguk! Wkwkwkwk…” seru Naufal
“Sekali lagi ngatain, aku cium nih sekarang juga!” ancam Malvin kesal
“Ayo, kalo’ berani!” tantang Naufal
“Yeee… Nantangin nih dia?”
“Kamu tuh omong doang! Aku ngga’ takut tuh sama ancaman kamu!
Ini kan tempat umum. Ayo kalo’ berani, cium aku sekarang!
Dasar, bisanya omong doang! Kalo’ ngomong asal aja, ngga’ dipikir dulu!” balas Naufal
“Kalo’ aku berani, kamu mau ngasih apa hayyo?”
“Kamu boleh minta apa aja deh terserah kamu. Aku bakal nurutin apa pun kemauan kamu.
Aku kasih tiga permintaan pokoknya.” tantang Naufal
“____________” Malvin hanya terdiam, lalu berfikir sejenak.
“Tuh kan diem aja! Hahahaha… Ngga’ usah sok deh! Bisanya omong doang!
Ayo, kalo’ berani nyium aku, kamu boleh minta apa aja deh terserah kamu. Aku bakal nurutin apa pun kemauan kamu. Paling-paling ngga’ bakal berani… Cuman omdong, alias omong doang!” Naufal malah menantang Malvin
Malvin terlihat begitu gugup, sembari meremas kepalanya…
“Udah ah, jangan bahas ini lagi!
Aduuuhhhh… pesenan kita datengnya lama banget sih?” keluh Naufal
“Ehhhhmmmmm…..ppppp…” lenguh Naufal
Betapa terkejutnya Naufal saat menyaksikan bahwa saat ini Malvin tengah menciumnya.
Bibir mereka saling menempel dan Malvin mulai melumat bibir bawah Naufal sembari merangkul kepala Naufal.
“OMG! MAAALLLLLVVVVIIIIIIIIINNNN…!
Elo udah gilaaaaa yaaaaa…?! Ini tuh tempat umum!
Gue ngga’ nyangka lo beneran nyium gue. Gue cuman becanda tadi!
Sumpah, kencan pertama gue bener-bener ngga’ bakalan bisa gue lupain. Ya Tuhan, tapi ngga’ gini juga! Harapan gue tuh yang romantis dan berkesan, bukan berkesannya yang seperti ini!” gumam Naufal dalam hati
Tak butuh waktu lama, beberapa sorot mata tengah memperhatikan mereka…
Orang-orang yang tengah menikmati makanan mereka dan beberapa waiter dan waitress yang ada di restoran tersebut begitu tercengang dengan apa yang saat ini mereka saksikan…
-
-
-
To Be Continued…