It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Sory gw lupa, bonceng lo" kata nya dengan santai "Lo bukan nya udah laper, gw ada tempat enak nih"
"Pelan pelan aja Jim, gw emang laper, tapi gw juga masih pengen hidup" kata ku "Emang mau makan di mana sih"
"Ada deh" kata nya "Udah Yo, jangan di pikirin kejadian tadi"
"Iya siapa juga yang mikirin" kata ku pelan, tapi mata sudah basah
Ingin aku lupakan kejadian tadi, tapi apa daya, memory di otak ku sangat jelas merekam
Mendadak galau, seribu pikiran busuk menyerang akal sehat ku
Hati ku terasa seperti tersayat sayat belati, sakit nya melebihi sakit saat di pukuli sama mantan Mas Rudy
Kok aku jadi patah hati begini, siapa juga gw, siapa juga dia, tapi hati ku tak dapat berbohong
Sejak Mas Rudy mencium bibir ku malam itu, aku selalu terbayang bayang wajah mas Rudy, mau makan nga enak, mau tidur susah
"Yakin lo jim, di sini enak makanan nya" kata ku sedikit ragu ragu
"Iya lo nga liat tuh yang makan banyak baget" kata Jimi sambil turun dari motor
"iya sih, cuma kok bisa ya, tempat nya kan sepi gini"
"Nga tau deh, gw tanya dulu ya, takut nya sudah habis, lo mau mesan apa" tanya jimi pada ku
"sip" kata nya
"Jim" kata ku lagi
"Kenapa yo ?"
"Di bungkus aja ya, kita makan di kosan aja, pinggang gw udah pegel banget, pengen nyender"
"Sip" kata Jimi sambil memberi jempol nya pada ku
Dia kemudian menghampiri mas mas penjual, aku lalu duduk di atas jok motor nya jimi, gila rame banget yang lagi makan, dua meja panjang di penuhi insan insan yang seperti nya saling berpasangan, sesekali terdengar suara canda dan tawa
"Untung masih ada kata" kata Jimi sambil tersenyum
"Loe kenapa Yo ?" tanya Jimi pelan, sambil mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkus nya
"Kenapa Jim ? tanya ku agak kaget dengan pertanyaan Jimi
"Mata lo merah banget, kaya orang abis nangis" kata jimi setelah ia menyalakan rokok nya
"Oh ini, tadi kena angin, lo sih bawa motor nya kaya orang mau ngambil gaji" kata ku mencoba tertawa "Udah gitu penutup helm nya gw naikin ke atas" kata ku lagi
"Gila keren lo Jim" kata ku mencoba mengalihkan topik pembicaraan "Lo bisa nga Jim, ngeluarin asap dari pantat"
"Sialan lo, emang gw metro mini apa" kata Jimi sambil menyemburkan asap rokok nya kemuka ku
"Rame ya Jim, pada malam mingguan" kata ku pelan
"Maka nya cari pacar, apa mau gw cariin" tanya jimi sambil tersenyum
"Oh oh oh, jangan bilang sekarang lo buka biro jodoh"
"Jim lo punya Ade nga"
"Punya emang kenapa, lo mau kenalan" tanya Jimi penuh arti
"Boleh, secara kan lo ganteng" Puji dikit buat Jimi melayang ke langit ke tujuh bersama paus biru
"Yakin lo mau, tapi gw sih nga rela kalau ade gw jadian sama lo"
"Emang nya kenapa, gw jelek, atau karena gw miskin" kata ku sambil manyun"
"Bukan nya begitu, adek gw cowo, dan setau gw dia masih doyan sama cewe" kata jimi sambil ngakak
"Sialan lo Jim" kata ku tambah manyun
"Ah lo jangan muna deh sama gw, lo suka laki kan" kata Jimi pelan
"Apaan sih Jim"
"Gw tau lo cemburukan tadi, pas ngeliat Mas Rudy jalan sama tuh berondong" kata Jimi dengan wajah yang serius
"Sok tau lo Jim"
"Yo yo, Lo tuh nga bisa bohongin gw dan Lo kalo ketemu sama mas Rudy tuh beda, girang kaya orang ketemu sama pacar, mata berbinar binar, senyum senyum sendiri, dan gw tau Yo, dah jujur aja"
"Jujur yo sama gw, lo suka kan sama dia"
"Entah lah Jim, gw sendiri nga ngerti perasaan gw sama dia seperti apa" lalu aku menghela nafas "Lagian siapa sih gw ini Jim" lalu aku menunduk sambil memandangi sepatu ku sendiri
Kemudian aku dan Jimi saling diam, ia kembali mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan nya, aku kemudian mengeluarkan hp ku dan mengirimkan sebuah sms pada mas Rudy, "Mas, apa kabar ?", kemudian aku kirim ke nomor mas Rudy, nga lama ada pemberitahuan, sms pending
"Udah Yo nga usah terlalu lo pikirin, kalo jodoh nga akan kemana, tapi kalo nga jodoh, gw bisa kok cariin yang lebih baik dari pada dia" kata Jimi sambil memakai helm nya, dan mulai menaiki motor
"Jim, makasih ya" kata ku ketika sudah duduk di belakang nya
"Sama sama yo" Jimi mulai menghidupkan motor nya, dan kami mulai meninggalkan tempat itu
"Takut kenapa" tanya Jimi
"Ya takut sama gw, kan lo tau gw gay" kata ku dengan hati hati
"Takut sih" kata Jimi "Takut khilaf gw" kata Jimi sambil tertawa
"Jimi gila" kata ku
"Tapi enak kaya nya punya temen gay" kata Jimi lagi
"Kenapa Jim"
"Ya kalo lagi nafsu bisa minta bantuin" kata nya tertawa lagi
"Enak aja, emang gw apaan kata ku" sambil mencubit pinggang si Jimi "Tapi boleh juga Jim, kalo lo mau" kata ku ikutan tertawa
"Lo masih perawan yo" tanya Jimi
"Ya maksud nya lo sudah pernah berhubungan badan dengan cowo laen dan anu lo di masukin sama anu nya cowo itu"
"Seinget gw, belum pernah gw berhubungan badan sama siapa pun"
"Wah lo masih perawan dong kalo gitu, gw boleh nga merawanin lo" kata jimi sambil tertawa
"Saraf lo ya, gimana kalo gw yang merawanin lo" kata ku pada Jimi
"Boleh kalo loe tega, sama gw" Kata Jimi pasrah
"Kaga lah Jim" kata ku
"Iya gw tau" kata Jimi "Yo, lo kedinginan nga" tanya jimi
"Banget" kata ku
"Peluk gw aja, biar nga begitu dingin, lo kan nga pake jaket"
"Malu ah, entar apa kata orang"
"Yee biarin aja orang mau bilang apa, emang kalo dapur kita nga ngebul orang perduli apa sama kita" kata Jimi
"Iya juga sih" aku lalu mempererat pelukan ku di pinggang nya Jimi
"Jim, lo pernah emel ma bokin lo" tanya ku
"Belum lah, kan belum resmi"
"Udah berapa lama lo pacaran"
"Baru 6 tahun"