It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hahaha
wkwkwkwkw tapi yakin deh, kobok-an saya itu bener2 ANU...
*apapula ini
aduuhh... jangan cmn di dudukin dong, kasian nih si bedul. wkwkwkw
eh, si cakka itu 'spesial' juga gak ya??? cpet gede nya ya..
#malah ng gosip
aku bagian perut ke bawah yaa.. kamu dari perut keatas. hahay
ntar gantian.
#apaan nih
` >
@xchocomonsterx....
Gimana? Dah enakkan lom?
Saya lpa sih di page brapa adanya ..?
Sebagai permintaan maaf atas penundaan update yang berkepanjangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan, choco akan memention para tuan2 dan nyonya2 sekalian.
@adacerita @idans_true @Clorofil @brownice @yunjaedaughter @pokemon @amy73 @demas @freakymonster58 @adinu @Adam08 @andreaboyz @Fachmi92 @fahmy37 @Rez1 @uditaboti @rulli arto @Coffeebean @Fikry18 @syahrian @Rizal_M2 @yuzz @4ndh0 @iamyogi96 @kiki_h_n @Dharma66 @AwanSiwon @bi_ngung @u_know @loud_boy43 @abadi37 @Kyu_kyuw @abadi_abdy @revian97 @gr3yboy @arieat @per_kun95 @blue_gay @diafragma @masboy @hikaru @lenterahijau @Just_PJ @aDvantage @manwgun @idans_true @nip_eel @Dhika_smg @PUTRA_LANGIT @Putra_Kampungan @ken89 @treezz @didi_suryat @abyh @ferry195 @gambling @udjangndeso @joeniorartha @fabolous16 @bayuaja01 @touch @aby_abadi @joenior68 @angelofgay @zulkorich @pahlevy_roni @AkselEE @Cruiser79 @randan @AL's @Kebo_Henshin @fansnyaAdele @sandy.buruan @BB3117 @MrTphen @SecWrit @yopopo @habiebie @chasper @justinman @mamat3 @dexter92veterino @Aryosh @stalker_009 @aji_dharma @channn @Wooyoung @the_angel_of_hell
maafin choco yah
Tugas gue sudah menumpuk di sudut ruangan. Sama sekali sudah tak ada hasrat melakukan apa-pun. Kamar kosan pun terasa menyesakkan. Gue ingin pindah dari kamar laknat ini. Kamar dimana kenangan antara gue dan dia teruntai indah. Tapi kalau gue pindah, maka satu-satunya penghubung dengan masa lalu akan hilang dan gue tidak mau itu terjadi.
Bagaimana kalau gue lupa dengan wajahnya? Lupa dengan wangi tubuhnya? Lupa dengan kenangan yang pernah dibuat? Lupa dengan rasa cinta gue ke dia? Tidak, gue tidak mau itu terjadi. Menyakitkan mungkin, tapi hanya inilah asa yang masih gue pegang untuk menunggu dia kembali kedalam pelukan gue.
Gue tidak mau melewatkan malam tahun baru sendirian. Cukup sudah buat gue larut dalam dinginnya rasa sendiri. Gue mengambil kartu nama yang selalu tersedia di dalam dompet gue. Tidak gue sangka kalau akhirnya gue akan menghubungi Rey.
Sejak pertemuan kami di malam itu gue selalu ragu untuk menghubungi Rey. Ada perasaan bersalah yang sempat menyelinap di dada gue, tapi sekarang, gue butuh Rey lagi untuk menemani gue.
Rey awalnya cukup kaget, tapi tak lama rasa kagetnya berubah menjadi rasa antusias yang sangat. “Gue pikir lo udah lupa sama gue,” Selorohnya riang.
“Bukan lupa, hanya lagi sibuk,” Kilah gue ringan.
“So, ada yang bisa gue bantu?”
“Hari ini lo ada acara?”
Rey terkekeh, “Lo tuh benar-benar sesuatu. Menelepon gue tiba-tiba dan menanyakan apakah gue lagi kosong di tahun baru begini.”
“Jadi ada?”
“Hahaha…, ada. Tapi untuk lo yang sudah gue tunggu dari kemarin jadwal gue akan langsung gue kosongkan. Memangnya lo mau kemana?”
Gue menggigit bibir, “Gak tahu. Gue cuma gak mau ngelewatin tahun baru kali ini sendirian lagi.”
“So honest. Ya udah gini aja, gue jemput lo dan kita pergi berkendara sejauh jalan membawa kita.”
Gue tersenyum kecil, “Boleh juga.”
Gue kirimkan alamat kosan gue lewat sms dan dalam waktu satu jam Rey sudah menjemput gue. “Hey,” Sapa Rey.
“Hey, kok cepet banget?”
“Iyalah, kalau semakin sore kita bakalan tersendat karena macet,” Gue manggut-manggut. “Sebelum berangkat lo kasih tahu dulu dong nama lo. Enggak mungkinkan gue nyebut lo sepanjang perjalanan dengan hey.”
“Oh sorry, gue Kebo,” Gue mengulurkan tangan gue dan Rey menjabat tangan gue.
“Halo Kebo. Akhirnya, my mysterious man revealed himself.”
“Mysterious man?”
“Yes you are, but I’ll keep the answer for later or we will never going anywhere,” Dan berangkatlah kita berdua tanpa arah.
Rey melajukan mobilnya berlawanan arah dengan kerumunan mobil-mobil yang berdesakan menuju pusat kota. Gue tidak mempertanyakan kemana Rey membawa gue. Cukup aneh sebenarnya, tapi gue percaya dengan Rey.
Sepanjang perjalanan kita memperkenalkan diri kita masing-masing. Rey ternyata tiga tahun lebih tua dari gue. Dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan swasta yang memberikan jasa pembuatan sistem data komputer untuk perusahaan-perusahaan. Sebuah kebetulan luar biasa. Gue yang memang sedang kuliah IT menjadi tergelitik untuk bertanya lebar mengenai pekerjaan Rey.
Tiba-tiba Rey membangunkan gue. Ya, gue sempat tertidur karena jarak perjalanan yang sangat jauh. “Kita udah ada dimana?” Tanya gue sembari mengusap-ngusap mata.
“Nowhere,” Jawab Rey singkat. “Ayo keluar,” Rey beranjak keluar dan gue pun mengikuti.
Wow, udara malam di tempat ini sangat menggigit. Gigi gue menggeretak karena kedinginan. “Ampun Rey dingin banget.”
Rey tertawa, “Lo lihat dibawah deh.”
Gue mengikuti saran Rey. Mata gue terperanjat. “Anjrit, ini dimana?” Di bawah kaki gue jurang besar menganga dengan lebarnya.
“Kita berada gak jauh dari Bandung dan dibawah sana adalah Bandung.”
Gue memandang kejauhan. Benar. Di bawah sana kilatan lampu berkelap-kelip. Gue menaikkan alis. “Gimana caranya kita bisa kemari? Bukannya Bandung macet kalau tahun baru?”
“Gue lewat jalur utara. Which is lebih luang ketimbang jalur puncak,” Gue manggut-mangut.
“Kenapa kita kesini?”
“Untuk merasakan kesendirian,” Rey menatap gue lekat. Gue mengalihkan pandangan gue.
“Apa karena gue bilang gue enggak mau sendiri makanya lo bawa gue kesini?”
“Sendirian itu memang gak enak, tapi terkadang didalam kesepian kita bisa menemukan ketenangan. Sudah nikmati aja pemandangan yang ada di depan mata lo sekarang tanpa kata,” Rey duduk diatas kap mobilnya lalu bersandar.
Gue berdiri tepat di ujung jurang. “Lo gak tanya soal gue?”
“Memangnya lo mau ngomong ke gue?” Gue hanya terdiam. “Gak perlu. Lagian gue udah bisa nebak masalah lo apa. Palingan juga gak jauh-jauh dari masalah cinta. Basilah. Cukup lo nikmatin apa yang lo punya sekarang dari pada meratapi yang enggak ada.”
Gue menoleh ke Rey. Aneh, benar-benar aneh. Kata-kata Rey memang tajam, tapi sama sekali tidak membuat gue tertusuk. Justru sebaliknya, gue bisa lebih tenang.
Gue berjalan mendekati Rey dan mengambil posisi tepat disebelahnya. “Tapi melupakan itu susah,” Ucap gue pelan.
“Gak ada yang nyuruh lo melupakan. Gue cuma bilang nikmatin yang lo punya sekarang. Udah sekarang lo diam dan nikmatin langit hitam pekat yang akan berwarna sebentar lagi.”
Berdua kita melewati malam tahun baru dalam sunyi. Baru kali ini gue merasakan kesunyian sama sekali tidak buruk. Apa karena Rey? Mungkin.