It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sejak tahun baru kemarin, intensitas pertemuan gue dan Rey semakin sering. Tak hanya sekedar bertemu untuk melampiaskan hasrat gue, terkadang kita bertemu untuk saling bertukar pikiran.
Mengenal seseorang yang lebih tua dan punya banyak pengalaman seperti Rey membuat hari gue menjadi lebih menarik. Tidak lagi tandus seperti sebelumnya. Dan Rey sendiri orangnya sangatlah santai. Dia tak pernah mempertanyakan status kita berdua. Semuanya mengalir jauh lebih leluasa tanpa status.
Gue menyukainya. Tanpa ikatan maka tak perlu takut untuk sakit.
Ortu gue sekarang menanyakan tiap hari mengenai kejelasan skripsi gue. Gue menghela napas panjang.
Tak tahukah mereka kalau gue saat ini terlalu capek dengan segalanya. Terlebih karena mereka gue kehilangan orang yang gue cintai.
Enak yah jadi orang tua dengan dalih demi kebaikan anak-anaknya mereka merenggut satu-satunya kebahagiaan gue.
Gue tahu gue terlalu egois menyalahkan mereka, tapi gue juga sudah muak untuk bilang gue baik-baik saja. Kalau sesungguhnya hati gue berdarah.
Gue ingin teriak sekencang-kencangnya. LEAVE ME ALONE!!!
Lidah ini mengelu saat gue bertemu dengannya lagi.
Gue sudah terbiasa pergi ke apartemen Rey dan seringkali gue juga menemani dia berbelanja. Harusnya kegiatan ini berjalan dengan biasa, tapi alas di akhir hari perasaan sakit yang mulai terkubur kini bangkit lagi.
Kami berdua tengah berjalan diantara lorong minuman kaleng ketika tiba-tiba mata gue menangkap sesosok yang amat sangat gue kenal. Langkah gue terhenti dan pandangan gue tak hentinya meyakinkan benakku.
“Ada apa Bo?”
Sedang apa dia disana? Kenapa dia harus muncul sekarang disaat gue mulai terbiasa untuk sendiri?
“Kebo?”
Mata gue membundar saat gue melihat seorang pria melingkarkan tangannya dibahu dia. Dilihat dari cara pria itu menatapnya gue tahu tatapannya mirip dengan cara gue menatap dai dulu.
Amarah bergejolak didada gue. Lalu panas mendidih diubun-ubun. Semenit lagi gue menahan mungkin gue sudah akan mendatangi dia dan membawa dia pergi jauh. Tapi…, tiba-tiba mata gue tertutup.
“Jangan melihat kalau hanya akan menyakitkan,” Bisik Rey di telinga gue. “Jangan mengingat kalau hanya membuka luka lama.”
Airmata gue menetes setitik demi setitik.
Rey membawa gue pergi dari tempat itu. “Kenapa? Kenapa dia muncul di saat seperti ini?” Tanya gue lirih. “Kenapa dia bisa begitu sangat santai? Dan siapa cowok tadi? Mudah banget sih buat dia mencari pengganti gue. Sedangkan gue disini menunggu hingga membusuk.”
Gue membuncahkan semua perasaan sakit yang terpendam dan Rey hanya terdiam mendengarkan.
hot chocolate & kiss meluncur tuk mbak choco . . . ~O) :-*
Sejak pertemuan tak terduga gue mengidap penyakit tidak bisa tidur satu minggu ini. Masih terus terbayang wajahnya yang tampan di benak gue. Masih belum banyak berubah hanya lebih kurus sepertinya. Apakah dia masih memikirkan gue?
Sambil menemani malam gue menjelajahi dunia maya. Gue jelajahi dari mulai media pertemanan hingga media penjual syahwat. Tapi benak gue tidak bisa lepas dari satu alamat. Alamat yang sudah hampir 2 tahun lebih ini tidak pernah lagi gue kunjungi.
Sedikit ragu jemari gue mengetik alamat tersebut dikotak browser. Menunggu sebentar dan ternyata… masih ada!
Tangan gue mendingin. Di kepala gue berkecamuk antara pilihan keluar atau menjelajah lebih lanjut. Gue seorang masochist. Gue memilih untuk tetap lanjut. Tak apakan kalau gue mengharapkan sedikit cercah?
Gue mulai membaca satu persatu. Lambat laun dibibir gue tersungging senyum bahagia. Dia masih memikirkan gue. Haruskah gue merebut dia kembali?
“Kebo! Lo ngapain sih?” Bentak Rey. “Lo ngapain mengharapkan yang gak mungkin?”
Gue menatap Rey sayu, “Apa yang gak mungkin? Lo baca sendirikan kalau dia masih memikirkan gue.”
“Kalau dia memang masih care sama elo, Harusnya dia datang sekarang dan bilang langsung kalau dia masih sayang lo. Bukannya elo yang jadi orang dongo gini deh,” Cecar Rey.
Gue mengerutkan dahi, “Urusannya sama lo apa sih? Mau gue dongo atau enggak bukan urusan lo sama sekali.”
Tiba-tiba Rey mencengkeram kerah baju gue dan membuat gue bangkit dari tempat duduk. “Bilang sekali lagi seperti itu,” Desis Rey
Gue menaikkan alis, “Lo kenapa Rey?”
“I know I’m nobody for you. I’m nothing just for a mere of replacement, but really I’m not mean anything for you?” Mata Rey begitu sendu.
Ada apa dengan Rey? Apa maksud Rey berkata seperti itu? Gue melepas cengkeraman Rey. “Bukannya lo sendirikan yang bilang gak jadi masalah buat lo kalau jadi pengganti. Terus kenapa lo musti marah sekarang?”
Rey tertawa, tapi tawanya terdengar aneh. “Gue benar-benar bodoh. Gue udah ngeyakinin diri gue sendiri kalau hubungan ini gak akan berarti apa-apa,” Setitik airmata muncul dipelupuk matanya Rey. Gue tercekat. “Tapi gue masih berharap seenggaknya gue dianggap sesuatu sama lo Kebo. Sorry Bo, hati gue berubah. Gue suka lo Kebo.”
Gue terdiam seribu bahasa.
“Lo gak salah Bo, gue yang salah. Benar kata lo tadi gue sendiri yang menawarkan untuk menjadi pengganti. Saat itu gue berpikir hubungan kita hanya akan sebatas hubungan fisik semata dan gue enggak masalah untuk itu, tapi kenyataannya sekarang gue salah. Maafin gue Bo,” Mata Rey tertunduk.
Gu…, gue sama sekali tidak tahu ini. Rey sangat pintar menyembunyikan perasaannya. Gue bermaksud menjulurkan tangan gue untuk merangkul Rey, tapi Rey menatap gue tajam.
“Lebih baik kita enggak usah bertemu untuk sementara waktu. Seenggak sampai gue bisa mendinginkan kepala gue dulu. See you Bo,” Rey ngeyolor keluar dari kamar kosan gue.
Apa perlu gue mengejar Rey? Tidak perlu. Karena tidak akan menghasilkan apa-apa. Gue mengejar Rey pun tidak akan ada kata-kata yang mampu membuat perasaan gue berubah. Gue masih mencintai dia. Itu faktanya dan Rey juga mengetahuinya.
Gue mungkin akan kehilangan teman…, bukan sahabat. Sahabat satu-satunya yang memahami gue dan orang yang mampu mengisi kesunyian di hati gue.
Dingin. Ruangan ini kembali dingin.
Maaf yah lama banget ngupdatenya soalnya moodnya benar2 ilang entah kemana dan ini juga diusahakan sebaik mungkin untuk nulis. Hope I'll get well soon.
Selamat malam dan selamat bermimpi indah
*coz kemaren larut bgt sm crita Isal, Item, n Nabil.. crita paling nyesek*
@xchoco_monsterx see you soon ..
Mang sakit ya memendam rasa tanpa bisa berbuat apa2!
@PUTRA_LANGIT makasih buat choco panasnya dan kissnya :-*
@adeape gak apa2 lupa jg....choco sadar ini salah choco yang kelamaan update
@the_angel_of_hell MV yg kamu tanya itu judulnya Sarah Mclachlan-I will remember you