It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Semalaman gue mengurung diri dikamar dan semalaman juga gue terjaga. Anj*ng gue nyesel banget. Kenapa sih gue tuh g*bl*k banget? Kenapa gue jadi kakak nggak becus banget. Apa daya kebodohan gue udah ngelukain perasaan orang yang paling gue sayang.
Dari luar jendela pendar-pendar jingga menyelusup masuk kedalam kamar gue yang pekat dan hangatnya matahari mencairkan dinginnya hati gue. Matahari kalau kau bisa tolong bakarlah diriku yang bodoh ini.
Gue tatap lama pintu kamar gue. Gue ingin keluar, tapi gue takut. Gue takut saat gue harus menatap mata Miki karena gue takut dia menangis lagi dan kalau sampai itu terjadi gue gak tahu harus bagaimana.
Gue menghela napas dalam-dalam. Enggak gue gak boleh jadi pengecut kalau gue sayang Miki gue harus terima semua konsekuensi yang udah gue buat. Seenggaknya cuma itu yang bisa gue lakuin.
Sedikit ragu-ragu gue melangkah keluar. Gue melihat kamar Miki yang berseberangan dari kamar gue tampak kosong. Samar-samar gue mendengar suara bonyok dari lantai bawah.
Pelan-pelan gue melangkahkan kaki gue kearah tangga.
"Maafin anak tante yah Noval?" suara nyokap memelas.
"Iya tante gak apa-apa namanya juga salah paham."
"Tante juga bingung sama siaa bisa ngamuk kayak gitu padahal Noval dia tuh orangnya jarang ngambekan, berantem sama orang aja gak pernah." Gue gigit bibir gue.
"Mungkin karena dia sayang banget sama Miki makanya dia takut adiknya kenapa-kenapa."
"Bisa juga begitu. Tapi aduh itu gimana caranya ngejelasin keorang tua Noval? Pah gimana yah?"
"Udah nanti papah anterin Noval kerumahnya dan biarin papah yang ngejelasin. Meskipun bagusnya siaa juga ikut biar dia bisa minta maaf langsung keorang tuanya."
Gue percepat langkah kaki gue. "Waduh om jangan repot-repot lagian Noval udah bi-"
"Pah Kebo ikut," kata gue menyela.
Semua mata memandang gue. Wajah gue memerah karena malu. Gue layangkan pandangan gue ke Miki. Miki menatap gue dengan pandangan sedih. Ugh, hati gue menjadi ngilu, tapi enggak gue harus kuat.
Gue menghela napas lalu melanjutkan melangkah mendekati meja makan. "Noval, saya minta maaf." Gue sodorkan tangan gue kearah anak yang mukanya membiru.
Dia menatap gue ragu, lalu dia berdiri dan menggapai tangan gue. "Gak apa-apa kak," dia tersenyum.
"Aa bener udah nyesel?" Tanya nyokap.
"Iya mah aa nyesel banget. Sekali lagi maaf yah Noval," Gue menatap tulus.
"Iya gak apa-apa."
"Nah kitu atuh da anak mamah mah balager, karasep." Nyokap menatap gue lekat. "Siaa can mandinya tikamari?"
Gue cuma bisa bengong.
"Eta seragamnya can diganti," Nyokap menunjuk kebadan gue.
Gue hanya bisa tersenyum lemah.
"Ya udah atuh sarapan dulu terus mandi."
Gue duduk tepat disebelah Miki. Miki tertunduk diam menatapi piringnya. Gue gak tahu apa yang ada dibenak Miki sekarang dan itu membuat gue hati gue semakin gak karuan.
"Nih aa nasinya."
Nyokap menyodorkan sepiring nasi goreng ke gue, "Oh iya mah," Gue pun menerimanya.
"Nih yah a Noval tuh anak baru disekolahnya Miki dan mereka ini satu kelas. Karena si Noval teh baru masuknya dua hari yang lalu makanya dia teh udah ketinggalan lumayan banyak," Nyokap menjelaskan. "Berhubung Miki teh ketua kelas dan cuma Miki yang catatan pelajarannya paling jelas si Noval minjem catatannya Miki. Terus dia kesini tuh minta dijelasin sama Miki buat bagian-bagian yang kurang jelas. Iyakan val?"
"Iya tante. Terus kemarin tuh kita lagi bercanda kelitik-kelitikan soalnya Noval keceplosan sama Miki kalau Noufal tuh orangnya gampang gelian. Yah udah deh Miki iseng kelitik Noval dan Noval pun ngebales Miki. Itu juga sampai sirup tumpah kekaus Noval dan yah sampai akhirnya kita berdua jatuh."
Ugh, malu-maluin banget sih cuma gara-gara hal sepele gue sampai harus keblingsatan gak jelas. "Maaf Noval sekali lagi maaf aa khilaf."
"Iya gak apa-apa kak namanya juga khilaf. Lagian kalau baru segini sih Noval udah biasa. Orang dirumah saudara Noval cowok semua jadinya udah biasa kena bogem mentah hehe...."
Gue menunduk malu.
"Oh yah kak kenalin aku Noval yang benernya sih N-A-U-F-A-L Naufal M Hermansyah, tapi dipanggil Noval juga gak apa-apa."
"Iya Val dan panggil kakak aa aja biar akrab." Kata gue sembari tersenyum lebar.
"Nah kitu atuh, sok atuh Noval dimakan sarapannya."
"Iya tante."
"Eta Miki oge dimakan atuh sayang nasi gorengnya jangan didiemin aja."
Miki mengangguk lemah.
Sepanjang sarapan Miki hanya terdiam. Gue kepengen banget minta maaf, tapi gue terlalu pengecut. Makanan yang masuk ketenggorokkan gue semuanya terasa hambar, tapi karena nyokap terpaksa gue harus menelan.
Apa yang misterius Ki sanak?
Nah udah tahukan Miki diapain. Kayaknya otaknya musti pada disapu B-)
Noh udah panjang puasin yah.
Terima kasih
Tadi siang gue dan bokap anterin Noval kerumahnya. Gue minta maaf berkali-kali. Untungnya orangtua Noval bisa mengerti dan mereka bisa memaafkan gue.
Sedangkan Miki..., sampai matahari tenggelam diufuk barat dia masih juga diam. Gue yang pengecut hanya bisa diam menunggu. Sampai akhirnya jam sepuluh suara ketukan terdengar dipintu kamar gue.
"Siapa?" Tanya gue penasaran.
"Ini Miki," Jantung gue berdegup kencang mendengar suara MIki. Secepat kilat gue membuka pintu.
Didepan mata gue Miki sedang berdiri rapuh. "Ada apa Miki?" Tanya gue pelan.
"Ini a Miki bawain kompresan sama perban,"
"Buat apa?"
"Itu buat tangan aa," Miki melihat kearah tangan gue.
"Oh, ya udah masuk aja." Gue seneng Miki masih mau peduli sama gue.
Dengan pelannya Miki masukkekamar. Gue perhatikan tiap jengkal dari Miki. Ya, ampun Miki aa kangen banget sama kamu. Kalau bisa aa pengen banget peluk kamu.
"Aa kok ngelamun? Sini Miki obatin tangan aa." Gak sadar Miki udah duduk diatas tempat tidur gue.
"Iya," Gue tutup pintu lalu melangkah menuju Miki.
Dengan seriusnya Miki mengobati tangan gue. Gue hanya bisa diam dan sesekali mencuri kesempatan memandangi wajah Miki.
"Miki, maafin aa yah," Gak ada jawaban. " Miki, maafin aa udah bentak-bentak Miki padahal aa udah janji sama Miki gak bakal marah-marah gak jelas. Udah gitu aa buat Miki nangis," Miki masih diam.
"Iya a." Jawab Miki singkat.
"Miki ngomong dong."
"Ngomong apa?"
"Apa aja asal jangan diem kalau Miki diem terus gitu bikin aa bingung."
"Miki diem bukan karena marah sama aa cuma Miki lagi sedih."
"Sedih kenapa?" Gue semakin bingung.
"Iya gara-gara Miki aa jadi begini," Karena gue gak tahan denger kata-kata Miki gue nekat peluk dia.
"Miki gak salah apa-apa, ini aa yang salah. Aa buat kesimpulan yang salah udah gitu pas Miki berusaha ngebilangin aa malah aanya gak mau ngedengerin."
Miki membalas pelukan gue, " Tapi a-"
"Aa yang salah Miki dan aa nyesel banget. Kalau kamu ngerasa gak enak makanya jangan diem aja, trus lanjutin deh obatin tangan aa."
Miki tertawa kecil, "Iya a."
"Nah itu baru Miki," Gue pun ikut tertawa.
Miki ngelanjutin mengobati tangan gue. Meskipun Miki dan gue belum banyak bicara, tapi gue bisa merasakan suasana diantara kita berdua sudah jadi lebih baik daripada sebelumnya.
"Nah udah nih a,"
Gue perhatiin hasil kerajinan tangan Miki, "Makasih yah Mik."
"Sama-sama a," Senyum manis khas Miki menghias manis wajah Miki. Ahh..., melelehlah hati gue.
Tiba-tiba Miki beranjak dari tempat tidur, tapi gue tahan dia. "Miki mau kemana?"
"Ya, balik kekamar."
"Kok, balik kekamar sih?" Gue merajuk.
"Aa kelihatannya capek banget."
"Gak kok aa gak capek."
"Gak capek gimana lihat deh kekaca, mata aa tuh merah banget. Makanya aa mending tidur aja."
"Atuh Miki tidur sini aja sama aa."
"Ntar ganggu."
"Gak atuh kalau Miki temenin aa tidur aa pasti pules deh. Jad temenin aa yah?" Miki hanya mengangguk lembut.
Gue tarik Miki lalu kita berbaring saling berhadapan. Gue elus lembut pipi Miki dan menatap wajah manis Miki. Pelan-pelan Miki dekatkan wajahnya dan gue baru tersadar apa yang mau Miki lakukan saat dia mendekatkan bibirnya ke bibir gue. Secepat kilat gue tahan Miki.
"Miki mau ngapain?
"Mau cium aa."
"Buat apa?"
"Aku cuma kepengen cium aa."
Gue menghela napas. "Miki udah lupa apa yang aa bilang?"
"Iya Miki inget jangan cium orang sembarangan. Orang yang pantes Miki cium itu orang Miki cinta dan sayang itu berarti pacar atau kekasih atau istri MIki, tapi a Mikikan sayang sama aa masa sih dikit aja gak boleh?"
"Miki, aa juga sayang sama Miki, tapikan aa ini cuma kakak Miki bukan pacar atau istri Miki jadinya aa gak pantes buat Miki cium."
Miki langsung menekuk wajahnya sebal. Gue hanya bisa ketawa dalam hati Miki..., Miki....
"Ya udah kalau gini gimana?" Gue rangkul Miki lalu mendekatkan wajahnya kedada gue dan mendekapnya erat. "Gimana?"
"Hehe..., boleh deh daripada lumanyun," Miki tertawa kemudian dia lingkarkan tangannya kepinggang gue.
Gue cium lembut rambut Miki, "Selamat tidur Miki. Mimpi indah yah sayang."
"Iya a, aa juga."
Gue menutup mata dan terlelap dalam mimpi indah hingga pagi.
buat semua bf-ers selamat malam dan selamat bermimpi indah :-*
Kebo απϑ miki romantis bngt...like This..
Ayo dilanjut
Terima kasih @Adam08
sama2, good morning n terima kasih @yunjaedaughter
silahkan @rulli arto dilihat di page 4
Nih mau
lanjut ya..
Setelah akhirnya gue dan teman-teman menghabiskan waktu berjam-jam latihan akhirnya kita bisa unjuk gigi.
Sebelum tim junior disahkan menjadi bagian tim secara penuh Pak Bernard dan senior mengadakan pertandingan persahabatan antara tim junior gue dan tim junior sekolah sebelah. Pertandingan ini gunanya untuk melihat sudah sampai manakah kemampuan tim junior terlebih sekolah sebelah tuh rival terbesar bagi tim basket gue.
Hari pertandingan ditetapkan hari minggu. Gue seneng banget hari pertandingannya hari minggu jadinya gue bisa ngajak siapa lagi kalau bukan Mikiku tersayang, hehe. Tapi sayangnya gue sama Miki gak bisa dateng berbarengan soalnya Pak Bernard menyuruh kita buat datang lebih pagi buat persiapan. Sedih sih, tapi yo weislah yang penting Miki menonton pertandingan gue.
Sebentar lagi pertandingan dimulai tapi gue masih belum lihat batang hidungnya Miki. Sampai, "A!!" Gue menoleh kekursi penonton dan itulah dia Miki dengan kaus berkerah berwarna pink dan celana jeans. Ih, Miki kok pake pink sih jadi makin imut deh hehe.
Gue melambaikan tangan dan lalu berlari pelan menuju Miki. "Miki kok lama banget sih datangnya?"
"Maaf a tadi nungguin dulu temen."
"Temen?" Firasat gue gak enak.
"iya tadi Noval telepon mau kerumah terus Miki bilang Miki mau pergi. Dia tanya Miki mau pergi kemana, Miki jawab mau nonton pertandingannya aa. Eh, tahunya dia mau ikut dan dia bilang perginya bareng-bareng aja ya udah deh Miki nunggu dulu dia dateng."
Gue cuma bisa tersenyum kecut.
"Nah tuh Novalnya," Miki menunjuk kearah pintu masuk.
Err..., gimana yah? Gue gak keberatan Miki temenan sama Noval soalnya anaknya lumayan baik juga, tapi... haruskah Noval selalu mengikuti Miki?
Semenjak kejadian yang lalu hubungan Noval dengan Miki dan keluarga gue jadi makin dekat. Hampir setiap hari dia dateng kerumah dan tiap kerumah dia selalu ngikutin kemana aja Miki pergi pokoknya udah kayak anak ayam ngikutin induknya. Hmm, kok kepala gue jadi pusing yah?
"A kok bengong?"
"Eh, gak Miki ini aa lagi inget-inget strategi permainan buat entar," Gue bohong.
"Oh,"
"Sorry Miki lama yah nunggunya? Eh a Kebo semoga sukses yah."
"Iya,"
"Kebo! Cepet kumpul," Tito temen gue memanggil.
"Oke!, Miki aa tanding dulu yah? Miki doain aa oke?"
"Siap a, pokoknya Miki selalu ngedukung aa."
Gue berjalan menuju bangku tempat tim gue, tapi sebelumnya gue melirik keMiki. Noval dan Miki duduk saling berhimpitan. Gue gelengkan kepala sekencang-kencangnya. Fokus..., fokus..., fokus.
Pertandingan selesai dan dimenangkan oleh tim gue. Gile berat juga ngelawan tim sekolah sebelah ini terbukti dari dari selisih angka yang cuma 2 poin. Ternyata gue masih harus terus mengasah kemampuan gue.
Setelah pertandingan tim gue gantian tim putri yang bertanding. Tanpa ba-bi-bu gue langsung menghampiri Miki. Bukannya gue gak mau ngedukung tim putri cuma didalam benak gue cuma kepikiran Miki.
"Miki! cari makan yuk."
"Aa gak nonton yang tim putri?"
"Nanti aja lagian baru mulai ini. Aa udah laper banget tadi pagi cuma sarapan roti doang."
"Oh ya udah deh. Val ayo cari makan dulu," Sial gue lupa sama Noval.
"Iya Mik."
"Ayo a."
Dongkol, gedeg, bt, bjkakdnfospaksjdbfhwhhki.
Selama makan gue cuma diem dan merhatiin tingkah lakunya si Noval yang dari awal kalau gue lihat dia tuh kayak monyet. Hitam, pendek, keriting dan hyper banget nih anak. Yang paling gue sebel dia tuh sok-sok akrab banget sama Miki.
Nyet lo tuh baru kenal Miki belum lama nggak usak sok akrab deh dan ih tuh tangan ngapain sih lo taro dibahunya Miki bisa-bisa Miki ketularan jeleknya deh.
"Bang berapa semuanya?" Gue tanya ketukang bakso.
"Eh aa udah makannya?" Tanya Noval kaget.
"Iya." Jawab gue ketus
"Bakso 3, 21 sama teh botolnya 3 6000 jadi semuanya 27." Gue keluarin dompet dan ngebayar semuanya.
"Eh, a gak usah repot-repot Nov-."
"Udah gak apa-apa," Miki menatap gue heran. " Aa duluan kalian santai aja makannya kalau mau tambah, tambah aja masih ada lebihnya ini kembaliannya. Miki aa balik kesekolah lagi kamu kalau mau pulang duluan pulang aja, abis ini aa masih ada briefing."
"Iya a." Jawab Miki pelan.
Tanpa menoleh lagi gue langsung cabut.