It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
g msalah, yg penting ada credit tittle, hehe, salam karya
@Tea_for_two : hehe, sip..sip
"Kamar Alvin ada di lantai atas,"terang Alex.
Saat mereka menemui anak berumur empat tahunan itu, wajahnya nampak cemberut. Di sekitarnya mainan berserakan.
"Halo sayaaanggg....Papa bawa siapa nih??"sapa Alex.
Alvin menoleh ke arah papanya dengan bibir manyun.
Hergy tersenyum gemas melihat wajah lucu Alvin.
"Nih, Papa bawakan teman untuk Alvin,"kata Alex sambil menunjuk Hergy. "Namanya Kak Hergy..."
"Hai Alvin..."sapa Hergy.
Tanpa disangka, Alvin langsung berlari memeluk Hergy.
"Kakak yang tampan!"serunya.
Hergy sedikit kaget dengan reaksi Alvin yang seperti itu.
"Alvin...?!"desis Alex tak kalah kagetnya.
Tapi mereka berdua senang. Sepertinya anak itu menyukai Hergy.
Syukurlah..., gumam Hergy dalam hati.
"Alvin suka Kak Hergy?"tanya Alex.
Alvin mengangguk.
"Baik...Alvin bisa main sepuasnya sama Kakak. Tapi, Kak Hergy ke kamarnya dulu ya..."kata Alex.
Alvin mengangguk.
Hergy mengelus rambut Alvin.
Alex membawa Hergy ke kamarnya. Rupanya kamar Hergy bersebelahan dengan ruang bermain Alvin.
"Supaya kamu bisa mengontrol Alvin," terang Alex.
Hergy mengangguk setuju.
"Nah sekarang silahkan kalo mau mandi dulu..."kata Alex.
"Terima kasih banyak Tuan..."
"Panggil aja Kakak atau Mas. Jangan formal begitu,"kata Alex.
"Ya. Terima kasih Mas Alex atas bantuannya..."
Alex mengangguk.
"Oh ya, Mas juga minta maaf soal insiden di taman tadi. Tadi Mas melempar apel busuk nggak lihat-lihat dulu, hehehe..."kata Alex.
"Justru karena itu aku ada di sini..."ujar Hergy.
Alex terkekeh.
"Ya sudah, Mas tinggal dulu ya..."
Setelah Alex pergi, tidak berapa lama kemudian, datanglah seorang perempuan canti bergaun model cheongsam datang ke kamar Hergy.
"Hergy, aku Sandra, istri Alex. Kalo ada apa-apa, bisa bilang ke aku ya. Panggil aja aku Mbak. Oh ya, ini kunci lemarinya. Di sana ada handuk dan beberapa pakaian...."kata Sandra.
"Terima kasih Mbak..."
Sandra mengangguk lalu keluar kamar.
Kini Hergy sendirian di kamar. Ia menaruh tasnya di atas meja dan duduk di bibir ranjang. Hergy merasa sangat senang bisa dipersilahkan tinggal di sini. Alex orangnya sangat baik. Begitu pula Sandra, istri Alex yang cantik juga ramah terhadapnya.
"Aku akan memulai kehidupan baruku di sini..."tekad Hergy.
%%%
Nada dering Handphone Alex berdering nyaring. Saat itu ia tengah sibuk di belakang meja membuat adonan roti.
Alex memasang headphone dan memasangnya ke telinga.
"Halo?"
"Alex, ini aku, Girin!"
"Heii...sepupuku yang pemarah rupanya! Ada apa?"
"Aku boleh mampir ke situ?"
"Tumben?"
"Aku sedang syuting film di kota ini. Kebetulan baru aja kelar."
"Uhm..oh ya, Gi, aku mau tanya..."kata Alex tiba-tiba.
"Apa?"
"Sekarang kamu tinggal di rumah calon Papa tirimu, ya?"
"Yaaa...begitulah!"
"Tapi--Rina, tolong dicetak!"panggil Alex pada salah seorang karyawannya.
Rina mengangguk.
"Gi--oh ya, tapi kok Hergy nyasar di sini ya?"
"APA?!"seru Girin dari seberang sambungan. "Hergy ada di rumahmu?!"
"Iya..."
"Kok bisa kebetulan begitu...dia ke rumah kamu..."
"Kamu usir dia dari rumahnya, ya?"tuding Alex.
"Bukan aku yang usir! Dia sendiri yang mau pergi dari rumah!!"teriak Girin marah.
"Dia kabur karena dikerjain sama kamu, kan?"kejar Alex.
"Ngg, itu..."
"Tuh bener, kan??"
Girin tak menjawab.
Lagi donk upnya....
@touch : di updetan seblmny kan ada th Alex ngrsa de javu pernh lihat Hergy dimanaaa gitu. Tp dia lalu ingat sm foto yang pernh di corat-coret Girin...makany dia tw
"...."
"Heh, kayaknya kamu mulai benci Hergy, ya?"
"Maybe. Tapi baguslah dia nggak usah balik lagi. Aku muak lihat dia!!"
"Jangan bohongin diri kamu, Gi! Sebenarnya kamu sayang kan sama dia??"
"Siapa bilang?!"
"Jujurlah pada perasaanmu sendiri. Jangan arogan gitulah..."saran Alex.
"Cerewet! Jangan ceramahin aku!!"semprot Girin kesal lalu memutuskan sambungan telepon.
"Ahh...ditutup..."desah Alex.
"Hh...gimana yah? Apa aku hubungi Tante Lidya, ya? Pasti Tante dan keluarga Hergy sedang cari dia...tapi...nanti aja deh!"putus Alex sembari kembali fokus dengan adonan rotinya.
@4ndh0 : hehehe..sorry...
@FirmanE : thx..
"Aku pengen banget ketika lagi bingung, atau terbentur suatu masalah yang nggak mungkin aku ceritain ke Mama, aku bisa berlari ke Papa..."begitu curhat Girin waktu itu.
Memang semenjak Papanya meninggal saat Girin baru duduk di kelas 1 SMP, sang superstar hanya hidup bersama Tante Lidya, mamanya. Lidya menjadi single parent yang berjuang menghidupi dan membesarkan Girin sendirian.
Tidak pernah terbesit di pikiran Lidya ingin menikah lagi setelah suaminya meninggal. Ia sudah cukup bahagia punya Girin. Tapi justru Girin yang kasihan sama Mamanya. Terlebih-lebih sebagai seorang aktor, ia tidak bisa selalu sama-sama dengan Mamanya sesering dulu lagi. Karena itu, Girin mendesak Mamanya untuk menikah lagi. Dengan begitu, Mamanya tidak kesepian lagi. Beliau ada teman untuk berbagi dan melindunginya saat Girin tidak ada.
Tapi sekarang, Alex bingung dengan sikap Girin. Setelah Mamanya sudah bisa membuka diri dan siap untuk menikah lagi, justru sekarang si anak yang menentang pernikahan itu.
Ada apa sama Girin?
Perlahan Alex mengerti alasan di balik ketidaksetujuan Girin. Pangkal masalahnya adalah anak itu. Ia, Hergy. Girin sudah lama menyukai Hergy.
Girin, sang superstar memiliki sebuah rahasia yang selalu tersimpan rapat-rapat dari publik bahkan dari keluarganya sendiri. Alex mengetahui kalau Girindra adalah seorang pencinta sejenis. Hubungan Alex dan Girin yang dekat, membuat keduanya tidak pernah merahasiakan apapun satu sama lain. Girin, sebelum di puncak ketenarannya secara terbuka mengatakan pada Alex kalau dia adalah seorang gay.
Awalnya Alex sedikit shock. Sepupunya yang super tampan itu sukanya sama cowok? Tapi itulah kenyataannya. Perlahan Alex mulai menerima keadaan Girin.
"Tidak ada yang salah dengan itu kok,"kata Alex bijak.
"Apa yang harus aku lakukan?"tanya Girin pada Alex yang usianya 4 tahun lebih tua dari Girin.
"Jalani hidupmu seperti yang kamu mau. Tapi berhati-hatilah, brotha. Semua pilihan hidup ada konsekwensinya..."
"Aku tahu. Tapi aku takut memikirkan Mama...kalau dia tahu..."
"Nggak usah dikasih tahu. Setidaknya untuk beberapa tahu ke depan. Dia mungkin sedih. Kamu anak semata wayangnya..."
"Aku mengerti..."
Demikianlah sepotong cerita yang masih melekat diingatan Alex tentang percakapannya bersama Girin. Setelah itu mereka berdua tak pernah membahas masalah ini lagi, sampai akhirnya nama Girindra booming seperti sekarang sebagai pemain film, bintang iklan, model dan penyanyi...
%%%