BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com
Howdy, Stranger!
It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Quick Links
Categories
- 31.1K All Categories
- 24.4K BoyzLife!
- 5.5K BoyzStyle
- 1.9K BoyzStories
- 5K BoyzLove
- 5.9K BoyzRoom
- 2 *Members Only!
- 1 BoyzAlbum*
- 1 BoyzChat*
- 12.8K BoyzConnect!
- 6K Jabodetabek
- 3.9K Jawa
- 2.5K Nusantara
- 451 International
- 291 BoyzForum Info
- 8 Apa Itu BoyzForum?
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
RUMAH KEBON WARU (END)
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@joenior68 : Fajar cakep banget, sayang kalau di lepas....
Lanjut ya ke part 14
@4ndh0 : Hahahaha....kalimat cocok itu yang ngga disukain Agam. Indah bener2 merusak reputasinya sebagai lelaki "normal"
@aji_dharma : Semuanya normal kok...yang ngga normal pasti ada di rsj. Versi Agam....
@asik69 : Duh jangan sampe Indah memperkosa Agam...bisa kacau dunia lelaki "NORMAL" hehehehe.....
@didit_wicaksono : siap....sebentar lagi akan dilanjut ke part 14
@Wooyoung : Moga-moga si ipung doyan dan minta lagi...
@Dhika_smg : siap....bentar lagi di upload ya...
@joe_senja : Harus tahan banting kalau punya temen kayak Indah. Dia semakin suka waktu tau kalau Agam itu "NORMAL"
@FendyAdjie_ : Lanjut ya ke part 14
@Zhan : Lanjut ya ke part 14.
To Indah : Please jangan dengerin comen @Zhan. Biarkanlah si Agam jadi cowok "NORMAL"
To Indah lagi : Bang @lembuswana mau sama kamu tuh....Hehehehhe
@dandykuerentz : Ntar ada di part selanjutnya Indah memperkosa Agam secara mental. Bukan fisik loh...
@black2_gemini : Agam takluknya sama Indah dan Gilang. Mmmm ada satu orang lagi, pacarnya Agam. Dia ngga berani sama mereka bertiga
Rutan Kebon Waru tadinya yang mau dibuat judul. Tapi agak serem kalau pake judul itu, jadi diganti dengan Rumah Kebon Waru
Antara 3 orang yang bakal jadi bulan tenggelamnya Agam, antara Fajar, Hilmi atau Ipung
Maaf kalau part ini agak sedikit mesum. Tapi disini hanya menceritakan tentang kejadian antara Zabeth dan Rahmat.
Lanjut ya ke part 14
Pada saat jam istirahat kedua, aku langsung menuju halaman belakang sekolah untuk menemui Rahmat. Seperti hari-hari sebelumnya Rahmat selalu nongkrong di sini bersama teman-temannya sambil menggoda wanita yang lewat di depannya.
“Rahmat…!!” Aku memanggilnya dari jarak sekitar 15 meter. Dia langsung mengenali suaraku dan beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan ke arahku. Belum sempat dia berbicara, aku langsung mengutarakan maksudku. “Si Ipung masih marah ya sama gue ?” Tanyaku.
“Eh…Iya Gam, kenapa si Ipung bisa marah sama kamu ?” Rahmat mencoba untuk pura-pura tidak mengetahui permasalahanku dengan Ipung. Tapi dia bukan aktor pemenang piala Oscar yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terpesona.
“Loe ngga usah pura-pura gitu. Muka loe tuh ngga bisa berbohong.” Aku menyudutkan Rahmat agar dia tidak berpura-pura di hadapanku.
“Sorry Gam, aku ngga enak sama kamu…Ipung sudah cerita semuanya, kamu waktu itu kasih dia obat perangsang ya ?” Bisik Rahmat supaya tidak terdengar oleh siswa dan siswi yang berseliberan di lorong sekolah ini.
“Ngobrolnya di taman depan aja Mat, takut ada yang dengar.” Aku mengajak Rahmat menuju taman sekolah yang terdapat pohon yang sangat besar. Setelah dirasa tidak ada orang yang bisa mendengar obrolanku, aku melanjutkan percakapanku. “Gue suka banget sama Ipung Mat, dan gue pengen banget bisa berhubungan intim dengannya…..Untuk mewujudkan keinginan gue, memberikan dia obat perangsan. Tapi gue akuin deh kalau kelakuan gue udah keterlaluan.”
“Kamu mah sama aja dengan si Zabeth…”Ucap Rahmat masygul dengan logat sunda yang kental.
“Haa….Loe udah diapain aja sama si Zabeth ?” Tanyaku bersemangat.
“Mmmm…Pertamanya sih si Zabeth bilang kalau dia suka sama aku dan ingin berhubungan intim. Secara halus aku coba untuk menolak, tapi kamu tau sendiri kan Zabeth orangnya kayak gimana. Aku takut kalau sama dia.”
“Kepret aja Mat….Pasti langsung tewas…”
“Itu kan kamu Gam, bisa ngalahin dia…Kalau aku sih ngga berani, jadi dengan terpaksa aku ngikutin kemauan si Zabeth.”
“Terus….”Ucapku penasaran.
“Awalnya aku risih Gam….Tapi kok lama-lama enak juga ya. Zabeth ngga jijik pegang dan ngulum kemaluanku.”
“Gue juga udah pernah pegang kok kemaluan loe Mat. Hehehehehe…..”Ucapku pongah.
“Haaaa……Serius Gam ? Kapan kamu pegang punyaku. Kalau nendang sih aku tau.” Rahmat terkejut mendengar kata-kataku barusan.
“Waktu pertama kali gue main ke kos loe, kan loe tidur tuh sama si Ipung. Dengan terpaksa gue gerayangin kemaluan loe deh…..”
“Astaga…!!!” Ucap Rahmat sambil menyenderakn kepalanya ke pohon maghoni dan kedua tangannya diangkat untuk menutupi mukanya.
“Sorry ya Mat….dulu gue suka sama loe, makanya kalau istirahat gue suka memperhatikan loe dari jauh.” Lanjutku.
“Parah kamu mah Gam…..”
“Weiitt…mestinya loe bangga, direbutin sama dua laki-laki.” Ucapku sambil menepuk-nepuk bahunya Rahmat.
“Eh…berarti waktu kamu berantem dengan si Zaebeth itu, ngerebutin aku ya Gam ?”
“Ya gitu deh….Gue akhirnya memilih Ipung, sedangkan Zabeth pilih loe. Eh Mat, loe udah dijadiin mataheri terbit sama si Zabeth belum ?”
“Mmmm…..”Rahmat terlihat ragu menjawab pertanyaanku. “Kamu jangan bilang siapa-siapa ya Gam….”
“Iya Mat, gue janji ngga akan bilang siapa-siapa.” Ucapku menyakinkan Rahmat agar dia mau bercerita.
“Tiga malam yang lalu aku jadi matahari terbit, awalnya aku ngga mau. Tapi karena stimulus Zabeth yang luar biasa, akhirnya aku pasrah aja apa yang mau dia lakukan.”
“Terus….terus…Sakit ngga Mat ?”
“Awalnya sakit banget Gam….Tapi anehnya aku kok bisa dua kali ejakulasi tanpa distimulus di bagian kemaluanku. Dan semakin lama aku semakin menikmati.”
“Berarti enak banget ya Mat ?” Tanyaku penasaran.
“Kalau aku bilang ngga enak, ngga mungkin aku minta setiap malam Gam…Rasanya jauh lebih enak dibanding minum obat atau nyimeng Gam.”
“Busyet deh….gue kok jadi ngiler gini ya Mat. Dulu sih si Zabeth pernah minta gue jadi matahari terbit, tapi gue tolak mentah-mentah. Apa sekarang gue yang minta ya Mat ?”
“Jangan lah Gam….Setiap malam dia kan jatahku. Kamu minta aja sama Ipung.” Ucap Rahmat memelas.
“Oh iya ya…tapi si Ipung sepertinya benci sama gue Mat…” Ucapku sambil menyilangkan kedua tanganku di perutku.
“Mmmm…iya sih Gam. Tadinya dia mau ngajak berkelahi. Tapi dianya ngga berani.”
“Mat…Nanti sore gue mau ketemu Ipung, bisa ngga ya ?”
“Bisa aja sih Gam…Tapi kamu jangan buat dia babak belur ya. Kasihan lah kalau sampai dia dipukulin sama kamu.”
“Iya Mat…Gue janji ngga akan buat dia babak belur. Tapi kalau gue perkosa, boleh ngga Mat ?”
“Kenapa ngga perkosa aku aja Gam ? Hehehehhe…” Tanya Rahmat dengan muka sedikit merona.
“Gue sih mau Mat, tapi sebagai lelaki sejati, gue harus pegang janji. Dulu gue udah janji sama si Zabeth ngga akan berbuat mesum sama loe.”
“Iya juga sih…Aku juga sudah diwanti-wanti sama Zabeth, makanya aku ngga berani. Nanti sore kamu main aja ke kosku. Si Ipung ada terus di kos, dia jarang banget pulang ke rumahnya.”
“Sippp….Ya udah gue mau ke kelas dulu ya Mat. Sampe ketemu sore ya…”
“Ok Gam….” Ucap Rahmat. Kami berdua berlalu dari taman ini dan berjalan ke arah kelasnya masing-masing.
Pada saat akan masuk ke dalam kelas, Fajar menyapaku dari belakang. “Gam…Bisa bicara sebentar ngga ?” Ucapnya sambil menepuk bahuku.
“Boleh Jar…Di depan situ aja yuk.” Aku menunjuk ke arah taman depan kelas. Kami pun berjalan beriringan menuju taman sekolah depan kelasku. “Kenapa Jar ?” Lanjutku ketika kami sudah berada agak jauh dari pintu kelasku.
“Gam….Besok sore kamu ada waktu ngga ?” Fajar terlihat sangat serius kali ini.
“Gue selalu ada waktu kalau untuk loe Jar….Ada yang bisa gue bantu ?” Aku tersenyum ramah kepadanya. Wajahnya Fajar selalu membuat aku terpesona.
“Makasih ya Gam….Besok aku mau besuk kakakku di Rutan Kebon Waru, tapi aku ngga tau apa yang harus aku siapkan.” Ucap Fajar memelas.
“Loe ngga usah menyiapkan apa-apa Jar, besok gue persiapin segala kebutuhan Mas Hilmi. Loe mau gue jemput di mana ?” Tanyaku sambil memegang bahunya.
“Besok sore aku ke rumah kamu aja Gam, kamu bisa kan anter aku ke sana ? Aku takut kalau pergi ke sana sendirian.”
“Tenang aja Jar, seperti apa yang udah gue ucapkan kemarin. Gue selalu ada untuk loe…”Ucapku tersenyum dengan tujuan memberikan ketenangan bathin Fajar.
“Kamu tuh ya Gam….Aku jadi ngga enak sama kamu.”
“Weeeiiitt….Gue ngga akan bantu loe lagi kalau sampai loe berkata kayak gitu.”
“Iya….iya….Makasih ya Gam….”
Aku sendiri sama sekali tidak mengerti apa yang harus kupersiapkan untuk membesuk Mas Hilmi di rutan Kebon Waru. Tapi bukan Agam Pratama kalau tidak berusaha untuk mencari tahu.
Yap….
Orang yang pertama kali muncul di kepalaku adalah Babeh. Dia pasti tau segala macem informasi yang berhubungan dengan rutan Kebon Waru. Setelah pulang sekolah, aku langsung menuju ke rumah Babeh yang berada di jalan BKR. Sesampainya di sana kulihat Babeh sedang duduk di ruang tengah sambil mengisap rokok.
“Siang Beh…”Sapaku.
“Masuk Gam..”Babeh beranjak dari ruang tengah menuju ruang tamu sambil membawa secangkir kopi dan rokok yang sudah setengahnya terbakar.
“Zabeth kemana Beh…?” Ucapku sambil duduk di kursi tamu.
“Dia lagi tidur siang di kamarnya. Tumben kamu kesininya ngga dengan Rahmat ?” Tanya Babeh heran.
“Nanti sore saya mau ke kos nya Rahmat, sekalian mau ketemu Ipung. Eh Beh, saya mau tanya tentang rutan Kebon Waru. Babeh kan udah pernah tuh ditahan di sana.”
“Mau tanya yang bagian mana Gam ?”
“Gini Beh, kakaknya temen saya sudah dua hari ditahan di rutan Kebon Waru. Rencananya besok saya dan temen saya mau besuk ke sana. Apa yang perlu disiapkan ya Beh ?”
“Ngga banyak kok yang perlu dipersiapkan. Yang jelas harus bawa identitas diri, selain itu kamu juga harus bawa banyak makanan dan rokok. Dan harus bawa uang Gam….”
“Beh, kakaknya temen saya ngga ngerokok. Terus uangnya buat apa Beh ?” Tanyaku Heran.
“Babeh ceritain lebih rinci ya….Teman kamu pasti sekarang masih di ruangan karantina. Dia hanya melewati 1 gerbang saja kalau ada yang besuk. Pada saat dia selesai dibesuk, minimal dia harus kasih rokok dan uang kepada petugas penjaga gerbang. Selain itu juga dia harus kasih untuk penjaga yang mengantarnya dari karantina ke ruang bertemu keluarga. Pada saat dia sampai ke ruang karantina, dia harus setor lagi untuk penguasa di karantina. Penguasanya itu sesama tahanan juga Gam….”
“Jadi minimal saya harus bawa rokok 3 bungkus. Uangnya berapa ya Beh ?”
“Kasih aja 10ribu untuk masing-masing pos. Makanan dan minumannya juga harus bawa banyak Gam, soalnya buat dibagi ke sesama tahanan yang ada di karantina.”
“Beh…ruangan karantina itu isinya berapa orang ?”
“Biasanya sih 20 – 30 orang.”
“Haaa….Banyak amat Beh ? Ruangannya kayak bangsal di rumah sakit gitu ya Beh ?”
“Iya Gam, di sana cuma ada dipan tanpa kasur. Paling dilapisin sama tikar aja. Oh iya jangan lupa bawa baju ganti buat dia ya. Kan disana ngga dikasih baju seragam tahanan.”
“Iya Beh, saya sudah paham apa aja yang harus saya persiapkan.”
“Nanti sore Babeh mau hubungi temen Babeh yang di Rutan Kebon Waru.”
“Untuk apa Beh ?” Tanyaku penasaran
“Buat jagain kakaknya teman kamu Gam. Oh iya namanya siapa ?”
“Namanya Hilmi Hendrawan Beh…”
“Sipppp…..Babeh jamin ngga akan ada yang berani gangguin temen kamu.”
“Makasih ya Beh…Eh Beh, saya boleh ngga bangunin Zabeth. Ada yang mau saya tanyakan.”
“Ke kamar aja Gam…Nanti sekalian suruh makan siang ya. Udah dari tadi dia tidurnya kok.”
“Iya Beh…” Ucapku sambil beranjak dari ruang tengah ini kemudian berjalan menuju kamar tengah.
Perlahan kubuka gagang pintu ini, kulirik sejenak untuk melihat sekeliling kamar yang sedikit bau apek. Zabeth sedang tertidur pulas, dia hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Kedua tangannya dia letakkan diatas kepala seperti posisi orang yang siap untuk diperkosa.
Setelah aku masuk ke dalam kamar, perlahan aku berjalan menuju kasur agar Zabeth tidak terganggu dengan kedatanganku. Kemudian aku duduk di ujung kasur sambil melirik ke arah kemaluannya Zabeth. Dia harus membayar hutangnya kepadaku siang ini juga.
Perlahan kuarahkan tanganku menuju gundukkan yang pernah kutendang dulu. Setelah otot yang terasa kenyal berada dalam genggamanku, aku langsung berkomentar “Loe ya yang memperkosa Rahmat sampai dia ketagihan ya ?.” Ucapku kepada kemaluan Zabeth yang nyaman berada di dalam genggaman tangan kananku.
Zabeth terlihat agak sedikit bergerak, tetapi kesadarannya belum pulih benar. Pada saat matanya terbuka, dia langsung terlonjak kaget melihatku dalam posisi memegang kemaluannya. Dia hendak menepis tanganku. “AGAM…!!! LEPASKAN TANGANMU !!!” Bentak Zabeth.
Tenagaku jauh lebih kuat darinya sehingga dia tak kuasa untuk melepaskan genggaman tanganku. “Loe mau gue perkosa sekarang atau loe diem aja ?” Ancamku kepada Zabeth.
“Atuh Gam….lepasin ya..”Pinta Zabeth memelas.
“Nah mintanya baik-baik, jangan asal bentak aja. Gue perkosa baru tau rasa loe….”Ucapku sambil melepaskan genggaman tanganku. Zabeth langsung meraih kemaluannya dengan kedua tangannya dengan tujuan agar aku tidak menggenggam kembali.
“Si Rahmat udah loe apain aja Beth ?”Lanjutku
“Matahari terbit bulan tenggelam dong…”Ucap Zabeth dengan muka sumringah. Kemudian dia melanjutkan kalimatnya “Si Ipung udah dapat belum ?”
Aku pun menceritakan semua kejadian saat Ipung menginap di rumahku. Zabeth mendengarkan dengan sangat antusias.
“Pokoknya kalau loe liat ekspresi wajahnya si Ipung, deeuuhhh……. seksi banget lah.” Ucapku bersemangat.
“Aku udah bisa bayangin seperti apa. Tapi Gam, sekarang aku yang kewalahan sama Rahmat.”
“Emang kenapa dengan Rahmat ?” Tanyaku Heran.
“Setiap malam dia selalu minta jadi matahari terbit. Masih mending kalau mintanya sekali, ini bisa sampai 3 kali. Dan lebih parahnya lagi….Sekali main minimal dia harus ejakulasi 2 kali. Bisa habis tenagaku kalau terus menerus seperti ini.”
“Hahahaha…rasain loe. Eh tapi gue punya solusinya supaya loe ngga kehabisan tenaga.”
“Apaan Gam..?” Tanya Zabeth
“Loe suruh aja si Rahmat jadi bulan tenggelam, loe kan tinggal nungging menjadi matahari terbit. Hehehehe…”
“Ngga…ngga….Aku ngga mau jadi matahari terbit.” Ucap Zabeth
“Tapi kalau sama gue mau kan ?” Tanyaku sambil tanganku meraih kemaluannya Zabeth. Dia pun langsung berontak dan berlari menuju keluar kamar. Aku pun beranjak dari kasur ini kemudian berjalan ke arah ruang tamu.
“Beh…Tuh orang gila baru keluar dari kamar.” Ucap Zabeth sambil menunjukku.
“Hehehehe….kalian ini bercanda melulu.”
“Beh…saya pamit dulu ya.” Ucapku
“Kamu mau kemana Gam ?” Tanya Zabeth.
“Mau beli keperluan buat besok sore. Kakaknya teman gue ditahan di rutan Kebon Waru.”
“Haaa…..Siapa namanya ?”
“Hilmi Hendrawan Beth…”
“Ntar aku hubungi temanku yang ditahan di sana, supaya kakaknya teman kamu ngga ada yang ganggu.”
“Iya ya Beth….Gue titip kakaknya temen gue. Kasihan kalau sampai ada yang ganggu dia.” Pintaku kepada Zabeth. Aku sama sekali tidak tahu kondisi di dalam rutan Kebon Waru. Tapi jika melihat mereka berdua bereaksi demikian, berarti di dalam sana kehidupannya sangat berbahaya.
Banyak yang harus aku persiapkan untuk kunjungan ke rutan Kebon Waru, mulai dari makanan kecil, buah-buahan, rokok, air mineral sampai peralatan mandi aku beli di supermaket dekat rumahku. Sesampainya rumah, aku bereskan semua belanjaanku agar mudah dibawa besok.
Sore ini aku harus menemui Ipung untuk membereskan masalahku dengannya. Rasanya tidak enak jika ada seseorang yang marah kepadaku apalagi orang yang aku suka. Semoga aja Ipung bisa luluh hatinya dan mau diajak menginap lagi di rumahku malam ini.
***