It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bener tuh... Jangan lupain kita dong klo agi honeymoon
Satu kalimat buat ceritai ini: "Kepret aku, Gam!" Haha
I am in!!!!
@asik69 : Siapa bilang ipung cepet banget. Coba baca di part 16.
@Adam08 : Kayak kucing aja ya si Ipung mah. Hehehehe...
@Henry_13 : Yang part ini ngga hot kok. Heheheh...
@bi_ngung : Apanya yang basah ? Sini aku lap pake kanebo.
@sigma : Tau aja...Hehehehe
@sandy.buruan : Minta tanggung jawab sama Agam.
@black2_gemini : Wuuuaaa....menuduh juga. ( ( (
@Zhan : Siapa bilang Ipung cepet keluarnya ? Ada penjelasannya di part 16, hehehehe....
@dollysipelly : Siap....bentar lagi mau dilanjut ke part 16.
@kiki_h_n : Sekarang mah sore-sore updatenya...
@Different : Bukan seks story, tapi tokoh utamanya mesum banget.
@touch : Sepertinya bakal kecanduan, tapi ngga ekspresif seperti rahmat yang terang-terangan langsung minta.
@darkrealm : Jangan mau kenal ama Agam, "hidup akan lebih susah" Kutipan Rahmat.
@Wooyoung : yang jelas sama pacarnya dia melakukannya untuk pertama kalinya.
@4ndh0 : Bakal ketagihan lah kalau liat Ipung. Ngga ngebosenin orang dan segalanya. Hehehhee....
@secretrahasia : Sudah terjerat sama Agam sih, jadi seperti itu.
@joeb : Lanjut ya ke part 16
@omarov : Sahabat jangan dijadikan eksperimen. Ntar ketagihan lagi. Hehehehe....
@touch : Wuiikk....Bisa dikepret balik si Agam kalau sampai main2 ama sipir kebon waru.
@joe_senja : Hahaha.....susuk bunga kantil.
@bocahnakal96 : Siap....
@yunjaedaughter : ama pacar pertamanya dia main kuda-kudaan.
@danze : Tapi kalau sama Hilmi sepertinya sih cocok banget.
@joenior68 : hahahahah....aku juga mau dong diajarin.
@sigma : Mau..mau...
@bi_men : Duh, itu kan cuma sekilas, yang detailnya ngga dijelaskan disini.
@savanablue : Di part 16 ada aksinya indah dan agam. lanjut ya...
@yuzz : hehehehheh....Lanjut ya ke part 16
@Dhika_smg : Selamanya akan seperti itu, tapi bisa ketauan kok dari gerak geriknya kalau dia mau.
@FendyAdjie_ : lanjut ya ke part 16
@jorse : Amin....moga2 rejekinya nambah terus.
Iya...Agam semakin dewasa pada saat dia mulai pacaran, tapi sebelum pacaran, masih selengean orangnya.
@ronald_5 : Angkot cinta bukan aku yang tulis.
@xchoco_monsterx : Ada yang minta lanjut angkot cintanya. Ayo semangat melanjutkan ceritanya, udah ditunggu banyak orang...
@badut : lanjut ya ke part 16
@esia_lover : Heheheheh.....sekarang juga bisa kan dapat cowo yang diinginkan. Lanjut ya ke part 16.
@secretrahasia : Maaf...maaf....agak lama updatenya.
@danze : Bentar lagi di update.
@Bluedragoste : Maaf ya agak lama, sekarang mau dilanjut lagi.
@ndigun : Hahahahha....ntar sekali kepret bakal ketagihan loh.
@ardjoena : Iya, Andi sudah tau banget karakter Agam, apalagi setelah dia kuliah di jogja. Parah banget.
@darkrealm : Iya...ini mau di upload.
Maaf ya agak telat updatenya, beberapa hari kemarin lagi konsentrasi mengerjakan pr nya pak guru @gr3yboy.
Sekarang lanjut ke part 16.
Pagi harinya aku terlebih dulu mengantarkan Ipung ke kosnya Rahmat. Ketika aku masuk ke dalam kamarnya, Zabeth terlihat sedang tidur-tiduran sambil melihat televisi yang menyiarkan acara berita pagi. Sedangkan Rahmat sudah mengenakan baju seragam SMA ketika dia membukakan pintu untukku dan Ipung.
“Pung….Mukamu kok lesu gitu ? Abis diapain aja sama si Agam ?” Tanya Zabeth yang hanya mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada.
“Ngga tau ah….” Ucap Ipung yang langsung merebahkan diri di samping Zabeth. Aku hanya tersenyum kepada Rahmat yang gerak-geriknya sudah ingin mendengarkan penejalasanku.
“Kamu apakan dia Gam ?” Lanjut Zabeth.
“Gue tidur kok semalem, ngga berbuat macem-macem. Dianya aja yang ngga bisa tidur.”
“Ya iya lah ngga bisa tidur, lebih dari 4 jam aku disiksa sama kamu !!!” Bentak Ipung sambil menatap wajahku. Aku hanya cengengesan saja. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, “Kamu bisa bayangin Beth, setiap aku mau keluar, dia lepasin emutannya. Dan itu berlangsung lebih dari 4 jam. Jahat banget nggg tuh menyiksa orang semena-mena.”
“Hahahahaha……Kan dulu aku udah pernah bilang kalau dekat sama Agam, hidup akan susah.” Ucap Rahmat sambil tertawa lepas. Zabeth pun ikut tertawa mendengar keluhan Ipung. Seperti biasa Ipung kembali membisu. Aku pun mendekatinya dan merebahkan diri di samping Ipung, kini kasur Rahmat yang berukuran king size terasa lebih sempit karena ada 3 orang yang terlentang di atasnya. Sesaat kemudian Ipung hanya mengucek-ucek rambutku untuk melampiaskan kekesalannya.
“Kalau gue sekolah loe ngga boleh macem-macem sama Ipung ya ?” Ucapku kepada Zabeth.
“Paling colek-colek dikit lah Gam…Hehehhehe….” Zabeth tertawa sambil memegang pahanya Ipung.
“Mmmmm…..Siap-siap aja hidup loe bakal lebih susah, selain fisik gue akan menyiksa loe secara mental kalau berani macem-macem.”
“Awas Beth…Siksaan bathin si Agam jauh lebih menyakitkan dibanding siksaan fisik. Kamu kan udah pernah tuh disiksa fisik sama dia, rasanya jauh lebih menyakitkan dari itu. Manusia paling ganas !!” Ucap Ipung sambil membenamkan kepalaku ke dadanya yang bidang.
“Gam…Berangkat sekarang yuk.” Ajak Rahmat yang sudah memakai sepatu sekolah. Aku pun bangkit dari tempat tidur kemudian berpamitan kepada Ipung dan Zabeth.
Pada saat aku melwati gerbang sekolah, banyak siswa-siswi yang heran dan saling berbisik melihat aku yang berboncengan dengan Rahmat. Aku sedikit bangga jika mereka fikir aku sekarang berpacaran dengan Rahmat. Seenggaknya reputasiku sebagai lelaki “normal” pulih kembali.
“Mat….Mereka pikir kita pacaran kali ya.” Bisikku ketika aku sudah memarkirkan motorku di tempat parkir.
“Ngga mungkin lah Gam….Mereka pada aneh ngeliat kamu mau bergaul dengan aku. Reputasiku kan ngga baik di sekolah ini.” Rahmat memberikan helm yang tadi dia gunakan.
“Sama lah Mat…Reputasi gue juga ngga baik gara-gara si Indah. Mereka pikir gue pacaran dengan Indah.”
“Hehehhe…kamu tuh ya, jadi homo malah bangga.”
“Bukannya bangga Mat, tapi itu kan udah kodrat, masa gue mesti malu sih. Masuk ke kelas yuk Mat.”
“Makasih ya Gam…” Ucap Rahmat. Kami berdua pun berpisa di tempat parkiran motor karena arah kelas kami berbeda.
Pada saat aku berbelok menuju kelasku, ada yang menarik tanganku dari belakang. Kutengokkan kepalaku ke belakang, ternyata Indah yang menarikku.
“Gam….kamu kok bisa berangkat bareng sama si Rahmat ? Kamu pasti habis berbuat mesum ya sama dia ?” Tanya Indah sambil menunjuk ke arah mukaku.
“Sembarangan aja kalau nuduh. Tadi gue nganterin Ipung ke kosnya Rahmat, berhubung dia belum berangkat sekolah, jadi gue barengan berangkatnya.” Bel pun berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar di sekolahku akan dimulai. Aku di rangkul Indah berjalan menuju kelas.
Pada saat tiba di kelas, Indah langsung berbicara dengan lantang. “Minggir…minggir….pacarku mau lewat !!!” Aku hanya bisa tersenyum malu akibat perbuatan Indah.
“Loe tuh ya…Baru aja reputasi gue sebagai lelaki normal pulih, sekarang udah dirusak lagi.” Bisikku kepada Indah
“Kalian ini….pagi-pagi udah pacaran.” Celetuk Ichsan teman sebangkuku.
“San…kalau loe percaya sama omongan Indah barusan, sama aja loe percaya sama setan. Hukumnya musyrik tau…!!!” Aku melempar tasku ke atas meja, kemudian aku duduk di samping Ichsan.
“Kalian kan memang pasangan yang sangat serasi.” Lanjut Ichsan.
“Gue masih normal San…Kenapa sih loe pikir gue pacaran sama Indah.” Bisikku kepada Ichsan karena guru Fisika sudah berada di depan kelasku.
“Ngga usah didengerin omongan Agam. Biasa kalau di sekolah dia malu-malu, tapi kalau udah di kamar…Minta terus San.” Bisik Indah dari belakangku.
“Busyet deh…Nafsu kamu gede amat ya Gam.” Lebih baik aku diam saja daripada terjadi keributan. Selama kegiatan belajar mengajar, aku lebih banyak memperhatikan guru yang sedang berbicara di depan kelas. Karena guru Fisika terkenal dengan kedisiplinannya.
Ketika bel berbunyi yang menandakan jam istirahat pertama, Indah langsung menarikku menuju kantin sekolah dan langsung memesan 2 mangkok bubur ayam. Sambil menunggu pesanan tiba, Indah menanyakan tentang kejadian semalam antara aku dan Ipung. Aku jelaskan semuanya secara terperinci. Bebarengan dengan itu, abang penjual bubur ayam memberikan 2 mangkok bubur pesanan Indah. Tanpa basa basa yang basi kami pun langsung menyantapnya sambil berbincang-bincang seputar Ipung.
“Tega banget ya kamu tuh…Si Ipung apa ngga belingsatan disuruh tahan sampai berjam-jam lamanya. Kalau aku jadi si Ipung, pasti kamu udah aku perkosa bulak balik deh.”
“Itu kan loe Dah…super maniak. Ipung kan orangnya ngga ekspresif. Kalau marah aja, mulutnya ngga ceriwis, tapi tangannya yang langsung ngepret.”
“Memangnya kamu pernah dikepret sama Ipung ?”
“Pernah Dah….Sekali.”
“Kamu bales nampar dia ngga Gam ?”
“Ngga lah…Gue kan ngga berani kalau sama Ipung.”
“Gam…Gimana ya rasanya di stimulus sampai 4 jam tanpa ejakulasi ?”
“Tanya aja ama Ipung, gue kan belum pernah sama sekali Dah.”
“Aku mau dong Gam…Kamu stimulus juga ya punyaku, nanti gantian aku yang stimulus punya kamu.”
“Ngga…Ngga….! Kamu cukup merusak reputasiku saja, tapi jangan rusak juga masa depanku.”
“Aku kasih bonus deh…saus strawberry plus roti Jepang, gimana ?”
Aku langsung membayangkan sedang menstimulus kemaluannya Indah dengan lumuran saus strawberry ditemani sepotong roti jepang.
“Dah…Dah….Dah….Perut gue mual sekarang !!!” Aku mulai panik karena tangannya Indah sudah mulai menggerayangi tubuhku dihadapan puluhan siswa-siswi yang terkadang memperhatikan kita berdua dari jarak jauh.
“Gam….Kamu lagi apa ?” Tiba-tiba Fajar sudah ada di depanku. Indah langsung menghentikan aksinya.
“Untung loe datang tepat pada waktunya Jar…. Telat satu menit aja, keperjakaanku bisa terenggut sama manusia maniak ini.” Aku membetulkan bajuku yang agak sedikit terkoyak.
“Kucluk….! kamu tuh yang maniak !” Bentak Indah.
“Eh…Sssttt….”Aku memberi syarat ke Indah agar dia tidak membeberkan apa yang baru saja aku ceritakan kepadanya.
“Pasti ada yang di rahasiakan ya Gam ?” Tanya Fajar tersenyum kepadaku. “Gam…Nanti siang jadi kan ?” Lanjutnya.
“Kalian siang ini mau kemana ? Aku ikut dong….” Tanya Indah heran.
“Eh..anu, aku mau kencan sama Fajar. Loe ngga boleh ikut.” Fajar terlihat belingsatan saat aku berkata seperti itu.
“Aku ada perlu Dah…Hehehehe.” Fajar seolah ingin menganulir perkataanku.
“Jar…Loe mau ke rumah gue jam berapa ?” Tanyaku
“Jam setengah dua aku udah ada di rumah kamu.” Ucap Fajar.
Fajar datang tepat waktu siang harinya ketika aku selesai mengganti baju dengan baju casual. Fajar terlihat sangat menawan dengan kemeja kotak-kotak dan celana jeans biru tua. Untuk kali ini aku hanya bisa mengagumi ketampanannya saja tanpa bisa memilikinya.
Sebelum pergi menuju Rutan Kebon Waru, aku mengajaknya makan siang terlebih duhulu. Setelah itu kami berangkat ke Jalan Jakarta menggunakan motorku. Fajar duduk di belakangku. Sepanjang perjalanan tangannya tidak pernah lepas dari perutku, hal itu membuat celanaku terasa sempit. Untung saja aku membawa tas selempang berisi keperluan yang akan diberikan untuk Mas Hilmi, sehingga bisa menutupi selangkanganku.
“Gam….Kok diem aja di motor ? Ayo turun,” Ajak Fajar sesampainya di parkiran Rutan Kebon Waru. Dia sudah terlebih dahulu turun dari motor.
“Loe aja duluan Jar….Gue masih nunggu sesuatu.” Kataku yang masih duduk di atas motorku.
“Kamu nunggu siapa Gam ?” Tanya Fajar keheranan.
“Anu Jar…Mmmm…Nunggu iniku tidur dengan nyaman.” Ucapku sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
“Haaa….Kamu kok bisa ereksi gitu ?”
“Ini kan gara-gara loe juga Jar, tangan loe sih pake acara melingkar di perut gue.” Kataku sambil membenahi posisi celanaku yang kututup dengan tas selempang.
“Hahahaha…Kamu tuh ada-ada saja Gam. Buruan turun, ngga ada yang liatin ini kok.” Fajar tertawa sambil matanya melihat ke arah selangkanganku.
Kemudian kami berjalan menuju pintu masuk berwarna abu-abu. Di atas gerbang pintu masuk terdapat tulisan “Rumah Tahanan Negara Bandung”. Tidak hanya kami yang datang kesini, ada juga kerabat dari para tahanan lainnya yang akan membesuk kerabat yang ditahan di rutan ini.
Setelah kami diperiksa badan dan barang bawaan, kami dipersilahkan untuk masuk ke dalam satu ruangan tempat bertemunya tahanan dan pengunjung. Kira-kira 10 menit kami berada di ruangan ini, Mas Hilmi tiba dengan kawalan lelaki berseragam coklat. Fajar langsung memeluk kakaknya karena merasa iba.
“Mas Hilmi baik-baik aja kan ?” Tanya Fajar.
“Seperti yang kamu lihat Jar.”Ucap Mas Hilmi masygul.
“Mas Hilmi, saya bawa baju dan celana untuk Mas Hilmi, di dalam celana saya selipin uang lima puluh ribuan beberapa lembar. Aku juga bawa rokok dan uang sepuluh ribuan, buat bagi-bagi.” Ucapku sambil memberikan tas selempang.
“Gam….kamu kok jadi repot begini ? Gimana aku harus balesnya ?” Ucap Mas Hilmi sambil menerima tas pemberianku.
“Eh iya Gam, aku jadi ngerepotin kamu….aku pikir itu bukan untuk Mas Hilmi.”
“Saya ngga perlu balasan dari Mas Hilmi kok, yang penting Mas Hilmi baik-baik aja dan cepet beres masalah ini. Eh Mas, pasti di dalam serem banget ya ? Ada yang gangguin Mas Hilmi ngga ?”
“Cuma pertama kali masuk ke dalam karantina aja, sempet di plonco. Tapi setelah itu ngga ada yang ganggu kok.”
“Karantina itu kayak gimana Mas ?” Tanyaku penasaran.
“Kalau tahanan yang belum berstatus pidana atau baru saja pindah dari tempat lain, dimasukkan ke dalam karantina. Tapi kalau sudah di vonis hakim, di tempatkan ke sel yang berbeda. Kamarnya juga ngga sebesar kamar karantina. Kalau di rumah sakit itu kayak bangsal Gam, isinya sekitar 20 orang. Kamar mandinya juga bersatu dengan ruangan itu, tapi ngga tertutup. Hanya setengah badan aja.”
“Jadi kalau ada yang mandi, bisa keintip ya Mas ?”
“Bisalah Gam. Tapi orang yang di dalem pada cuek aja kok. Jadi ngga terlalu risih.”
“Eh Mas, Mas Hilmi tau ngga istilah matahari terbit bulan tenggelam ?”
“Haaa…Kamu tau dari mana istilah itu ?”
“Hehehehehe….Tau dari temen saya Mas. Berarti Mas Hilmi juga tau ya istilah itu ? Mas Hilmi ngga dijadikan matahari terbit kan ?”
“Ada beberapa sih yang ngedeketin aku, tapi bukan penghuni karantina. Untungnya keburu ada Bintang. Dia yang ngejagain aku di dalam, jadi ngga ada yang berani deketin aku lagi.”
“Berarti di sini hubungan kayak gitu biasa aja ya Mas ?” Tanyaku bersemangat.
“Biasa aja Gam, ada tuh di depan kasurku yang setiap malam seperti gitu.” Ucap Mas Hilmi sambil tersenyum.
“Kalian pada ngomongin apa sih, aku dari tadi ngga ngerti istilah matahari terbit bulan tenggelam.” Tanya Fajar penasaran. Aku tidak menjelaskan arti dari istilah itu, karena di ruangan ini tidak hanya kami bertiga, tetapi banyak juga pengunjung lainnya yang mengunjungi kerabatnya yang ditahan di rutan ini.
Ketika sampai di rumahku, Fajar kembali bertanya tentang istilah matahari terbit bulan tenggelam. Dia begitu serius ingin mengetahui istilah itu.
“Gini loh Jar, istilah untuk orang yang melakukan hubungan sesama jenis. Matahari terbit adalah lelaki yang memposisikan diri sebagai penerima penetrasi, sedangkan bulan tenggelam itu adalah sebaliknya.”
“Haaa…penetrasinya lewat mulut gitu ?” Tanya Fajar.
“Kalau itu kan dinamakan oral Jar….Penetrasi kan bisa dilakukan melalui anus.”
“Waaa….ngga jorok tuh Gam ? Rasanya pasti kayak orang sedang mengeluarkan feses ya Gam ?”
“Gue sendiri ngga tau Jar, tapi menurut sumber yang sudah pernah melakukannya, katanya enak banget Jar. Dia aja sampai ketagihan.”
“Gam…Malam ini aku boleh tidur disini ngga ?”
“Haa….loe yakin mau tidur di rumah gue ?”
“Ngga boleh ya Gam ?”
“Bukannya ngga boleh Jar, tapi gue bisa semaleman ngga bisa tidur. Bawaannya pengen memperkosa loe aja.”
“Hehehehe…kalau kamu mau, lakukan aja Gam. Aku ngga masalah kok.”
“Ngga ah Jar, gue udah janji ngga akan memperkosa loe.”
Sesuai dugaanku, pada saat aku dan Fajar sudah berbaring dan siap-siap akan tidur. Aku sangat sulit untuk memejamkan mata. Hanya selang sepuluh menit, Fajar sudah terlelap. Posisiku saat ini menghadap ke arah Fajar yang tidur terlentang. Aku perhatikan wajahnya yang sungguh menggetarkan hatiku. Rina sangat beruntung bisa menjadi bagian dari hidupnya Fajar.