It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Keep us updated! :-)
dia bakal sedih/marah besar ke christian
kayaknya sih dia bakal marah
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif @adhiyasa @Alir @iam_pamungkas @zhenu @yanz_BCG @asik69 @PrinceOfBlackSoshi @lembuswana @vendi74 @loafer_boy @zea.mays
Royal Prince 8
Ketika Edward terjaga dari tidur lelapnya, ia melihat segala sesuatu yang ia butuhkan sudah tersedia di atas meja, matanya menyapu seluruh ruangan dengan pandangan, Kenny yang ia cari tidak berada di ruangan,
“lagi-lagi menghilang tanpa pesan”gerutu Edward yang kemudian turun dari atas ranjang dan beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dari balik suara pancuran yang deras di dalam kamar mandi, sayup-sayup Edward mendengar langkah kaki yang berjalan masuk kedalam kama, ia dengan segera dan terburu-buru membersihkan seluruh busa sabun yang berada di tubuhnya, setelah bersih, ia pun membaluti pinggangnya dan menutupi tubuhnya dengan baju yang terbuat dari kain handuk. Edward keluar dari dalam kamar mandi.
Matanya menangkap sosok Kenny yang mengendap-ngendap masuk ke dalam kamar,
“sedang apa kau, mengendap-ngendap seperti itu?”
Kenny terkejut, ia segera mengehentikan langkahnya dan menatap ke arah Edward,
“ham...hamba pikir tuanku belum bangun, jadi hamba memperlahankan langkah agar tuanku tidak terganggu”
“kemana saja kau, ketika aku bangun tidur aku tak melihatmu”
“hamba keluar untuk mencari makanan ringan”bohong Kenny dengan lancar,
Edward menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian ia pun beranjak untuk mengganti pakaiannya.
##
Christian tersenyum lebar ketika Edward berlari-lari ke arahnya, pria yang sangat di sukainya itu mengunjungi dirinya di dalam taman.
Christian segera mengajak Edward menuju padang rumput tempat mereka biasa menghabiskan waktu. Tak ada yang tahu sama sekali jika diam-diam, Kenny mengikuti mereka.
Api cemburunya berkobar dengan sangat ganasnya di dalam dada. Ingin rasanya pada saat itu ia menghampiri Christian, dan melayangkan beberapa pukulan di wajahnya, setelah itu ia membawa Edward untuk kembali ke penginapan.
Tapi itu sangat tidaklah mungkin untuk ia lakukan, yang saat itu ia dapat lakukan hanyalah mengawasi gerak gerik keduanya dari kejauhan.
##
Seorang pengawal di pintu gerbang kerajaan tampak berlari-lari memasuki kediaman Alexander di dalam istana, di tangannya terdapat sepucuk surat yang ia terima dari petugas pos kerajaan.
Alexander yang kala itu tampak bingung di ruangan kerjanya, dengan segera membuka surat tersebut. Setelah membaca isi surat, tanpa membuang waktu lagi, Alexander segera memerintahkan pasukannya untuk bergerak menuju perbatasan negeri.
##
“ada sebuah pertanyaan yang sedari awal ingin aku tanyakan padamu”ungkap Christian,
“apa itu?”
“aku merasa, bahwa kau bukan penduduk desa ini”ucap Christian, “apakah benar?”
Edward terdiam sejenak, tak lama kemudian, ia mengangguk,
“kalau boleh aku tahu, di mana tempat tinggalmu yang sesungguhnya?”
Sedikit berat bagi Edward untuk memberitahukan pada Christian tentang jati dirinya yang sebenarnya, jika ia memberitahukan pada Christian tentang siapa dirinya sebenarnya, pastilah Christian akan menjaga jarak darinya,
“apakah sangat penting bagimu tentang siapa diriku?”tanya Edward,
“aku hanya ingin tahu”
Edward membuang pandanganya pada pemandangan di depannya, ia menghela nafas panjang, lalu bangkit berdiri dari duduknya,
“aku berasal dari pusat kota Orlando”
“benarkah?”
Edward menganggukkan kepalanya, di lihatnya mata Christian yang berbinar-binar ketika mendengar pusat kota,
“aku dengar dari temanku, pusat kota sangatlah indah”
“tidak ada yang menarik di sana”
“mungkin karena kau sudah terbiasa dengan suasana disana, jadi kau dapat mengatakan seperti itu”ujar Christian, “bagi kami warga pedesaan, pusat kota adalah tempat yang sangat ingin kami kunjungi”sambungnya,
“apakah kau belum pernah ke pusat kota?”
Christian menggelengkan pelan kepalanya, “dulu ayahku pernah mengajakku untuk ke pusat kota, karena dia memiliki kamar dagang disana”
“lantas?”
“sebelum waktu keberangkatan tiba, ayahku mengalami kecelakaan hebat yang membuat nyawanya melayang”
Raut wajah Edward berubah menjadi iba, ia beranjak untuk berjongkok di depan Christian, lalu di pegangnya wajah pemuda di depannya tersebut dengan kedua tangannya,
“aku bisa membawamu untuk ke pusat kota jika kau mau”
“benarkah?”tanya Christian berbinar-binar,
Edward menganggukkan kepala mantap.
##
Christian mengajak Edward untuk bermalam di rumahnya yang terdapat di pinggiran desa, pemandangan yang indah dan udara sejuk, membuat rumah mungil itu terasa nyaman. Christian hidup bersama ibu dan seorang adiknya yang masih berusia lima tahun.
Melihat ada Edward yang bertamu ke rumahnya, Hellena, ibu Christian sangatlah senang. Ia juga memuji-muji ketampanan dari pangeran muda tersebut, berbagai macam makanan yang tersedia di dalam rumahnya, ia hidangkan untuk menyambut teman putranya tersebut.
“maaf jika tidak ada makanan mewah yang tersedia di rumah kami”ujar Hellena pada Edward,
“ah...tidak apa-apa bi, makanan-makanan ini sudah cukup bagiku”
“ayo di makan selagi hangat”
Edward pun menyantap makanan yang terhidang dan nampak sedap tersebut, sedangkan Christian berpamit untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan merapikan kamarnya yang menurutnya cukup berantakan.
Selagi Christian sibuk membersihkan diri, Hellena sesekali bercerita tentang kisah-kisah masa kecil putranya tersebut, membuat Edward sedikit demi sedikit mengerti tentang kehidupan Christian.
“sebenarnya, Christian adalah seorang anak yang baik, tapi ia tidak mudah bergaul dengan orang lain, sehingga ia tidak bergitu mempunyai teman”kisah Hellena dengan kedua alisnya yang rapi terangkat,
“terkadang Christian juga susah untuk mengutarakan naitnya kepada orang lain, sampai orang lain salah menangkap maksud dirinya”
Edward hanya tersenyum sambil menyantap makanannya dan mendengarkan cerita Hellena,
“ah...bibi sudah berbicara terlalu banyak hingga lupa bertanya namamu”,“siapa namamu nak?”
“Edward bi”
“Edward? Nama yang pantas untuk anak tampan dan baik sepertimu”
“bibi terlalu memuji”ujar Edward sedikit malu,
##
“ibumu sangat ramah dan cantik”puji Edward pada Christian,
“ibumu juga begitu bukan?”
“begitulah”
Christian membentangkan sebuah kasur yang ia ambil dari dalam lemari, setelah itu, ia meminta Edward untuk berbaring di sampingnya. Bagaikan kerbau yang di cocok hidungnya, Edward berbaring di samping Christian.
Christian menyangga kepalanya dengan tangan kanannya, tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus-elus kulit wajah Edward.
Hellena yang pada saat itu melewati kamar putranya, tanpa sengaja ia melihat perlakuan putra sulungnya tersebut terhadap Edward dari pintu kamar yang tidak tertutup dengan rapat. Hellena tertegun sejenak, kemudian ia melanjutkan langkahnya lagi menuju kamar tidurnya.
##
Ketika Hellena bangun di pagi hari dan bermaksud untuk menyapu halaman, ia sedikit terkejut ketika melihat ada banyak orang berpakaian tentara lengkap dengan atribut senapan di pundak mereka memenuhi luar pagar rumahnya.
Salah seorang dari mereka yang tidak berpakaian tentara, segera menghampiri Hellena, ketika melihat wanita paruh baya tersebut berdiri di daun pintu rumahnya,
“permisi”
“ada apa ini?”tanya Hellena pada Alexander dengan kebingungan, sesekali ia melihati tentara-tentara yang berdiri dengan tegapnya di luar pagar,
“saya adalah utusan kerajaan, saya kesini ingin menjemput pangeran”
“pangeran? Rumah saya tidak ada pangeran”sergah Hellena,
“tamu yang bermalam di rumah anda kemarin malam, adalah putra mahkota dari kerajaan Orlando”
Hellena kembali terkejut dengan ucapan Alexander, ia tak menyangka bahwa teman dekat dari putranya adalah seorang pangeran yang menguasai negeri tempat dimana ia berpijak. Hellena segera masuk ke dalam rumahnya dan naik ke lantai atas. Tepat di depan pintu kamar putranya, ia segera mengetuknya,
“ibu? Ada apa?”tanya Christian yang pada saat itu suda lebih dulu bangun dari Edward,
Hellena membiarkan dirinya masuk ke dalam kamar putranya, di tatapnya Edward yang sedang tertidur lekat-lekat,
“segera panggil teman mu itu bangun”perintah Hellena dengan berbisik,
“ada apa?”
“sudah ikuti saja”
Dengan perasaan sedikit heran, Christian pun mengikuti ucapan ibunya. Ia membangunkan Edward dengan perlahan-lahan. Edward membuka matanya secara bertahap. Di lihatnya Hellena berada di dalam kamar,
“bibi?”
“maaf jika hamba lancang telah membangunkan anda”ucap Hellena,
“ah...tidak apa-apa bi”
“hamba ingin menyampaikan bahwa di bawah sana ada yang menunggu anda”
Baik Edward maupun Christian, keduanya mengerutkan alis. Terlebih-lebih Edward, ia merasa, ia sama sekali tidak mengenal orang-orang yang tinggal di sekitar tempat tinggal Christian, dan lagi, ucapan Hellena yang menggunakan kata hamba, sangat benar-benar membuat dirinya heran.
Tanpa basa-basi, Edward pun segera bangun dan beranjak turun. Christian berniat menyusul Edward, tapi sebelum ia keluar dari pintu kamarnya, Hellena terlebih dahulu menarik lengan putra sulungnya tersebut,
“sejak kapan kau mengenal pemuda itu?”tanya Hellena sedikit berbisik,
“memangnya ada apa bu?”
“sejak kapan?”paksa Hellena,
“hampir satu bulan ini”
“apakah kau pernah memeriksa asal usulnya?”
“tidak pernah, ada apa sebenarnya?”Christian merasa di buat bingung oleh setiap pertanyaan ibunya,
“apakah kau tahu dia siapa?”
“Edward”
Hellena menghea nafasnya sejenak,
“kau tahu, di luar sana ada banyak tentara-tentara kerajaan, dan pemuda itu adalah pangeran dari kerajaan Orlando”
Christian terbelalak, ia tak langsung mempercayai perkataan ibunya, ia pun segera menyusul Edward yang sedang berada di bawah sana.
Baik Alexander maupun tentara yang mengelilingi rumah Christian, segera bersujud dan memberikan penghormatan ketika mereka melihat Edward,
“apa yang kalian lakukan disini?”tanya Edward kebingungan
“hamba kemari untuk menjemput anda kembali ke istana Yang Mulia”
Alis Edward mengerut, ia mencoba menerka-nerka mengapa Alexander mengetahui keberadaannya.
Christian berdiri tercengang di depan pintu rumahnya, di saat ia melihat para tentara yang sedang bersujud memberikan hormat pada Edward.
Tepat pada saat itu, Kenny muncul di tengah-tengah mereka, dan ikut bersujud di hadapan Edward,
“maafkan hamba yang lancang ini tuanku, hambalah yang menulis surat dan memberitahukan kepada perdana menteri Alexander tentang keberadaan anda”
Amarah Edward seketika memuncak, matanya menatap Kenny dengan tatapan dingin, perlahan-lahan ia berjalan ke arah Kenny,
“berdiri”perintah Edward lirih, dengan kepala tertunduk, Kenny mengikuti perintah Edward,
“angkat kepalamu”
Kenny kembali mengangkat kepalanya sesuai yang di perintahkan oleh Edward. Ketika kepalanya terangkat, Edward melayangkan sebuah pukulan yang sangat keras di wajah Kenny, membuat bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar.
Kenny hanya terdiam, ia kembali menundukkan kepalanya dan diikuti dengan sujutan.
Edward melayangkan tatapan yang penuh kebencian terhadap Kenny, ia benar-benar tak menyangka bahwa Kenny dapat melakukan hal ini terhadapnya.
Alexander segera bangkit berdiri dan meminta permohonan maaf untuk Kenny kepada Edward. Edward sama sekali tidak mengindahkan ucapan Alexander.
“Edward”panggil Christian dari arah belakang,
Edward menolehkan kepalanya,
“bisakah aku berbicara sebentar”ucap Christian. Christian melirik sejenak ke arah Alexander dan juga Kenny, “secara empat mata?”lanjutnya,
Edward melirik ke arah belakangnya yang terdapat Kenny dan juga Alexander, kemudian ia beranjak masuk ke dalam rumah di ikuti olehChristian.
Pada saat Edward sudah menghilang di balik pintu, Kenny mengangkat kepalanya, menatapi bayangan tubuh Edward yang sudah menghilang dari pandangan.
Rasa sakit dari pukulan yang di layangkan Edward, tak sebanding dengan rasa sakit hati yang ia rasa ketika melihat Edward bersama-sama dengan Christian.
##
∂î tunggu up ϞƴƋ !
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif @adhiyasa @Alir @iam_pamungkas @zhenu @yanz_BCG @asik69 @PrinceOfBlackSoshi @lembuswana @vendi74 @loafer_boy @zea.mays
Royal Prince 9
“mengapa kau tak pernah memberitahukan ku tentang hal ini padaku? Sedangkan kemarin aku bertanya tentang dirimu?”ungkap Christian ketika bersama-sama dengan Edward di dalam kamarnya.
Edward terdiam, ia tak tahu bagaimana harus menjelaskan pada Christian mengenai kecerobohan yang di sebabkan oleh Kenny tersebut. Lidahnya terasa kelu untuk berkata-kata menjawa pertanyaan Christian. Ia lebih memilih diam.
“mengapa kau tak menjawab?”
“aku bingung bagaimana harus menjelaskan semua ini kepadamu”sergah Edward, “jujur, aku sudah mulai menyukaimu, aku tak ingin dengan identitasku membuat kau mengambil jarak dariku”lanjutnya,
Christian berdiri tak bergeming menatapi Edward yang kedua matanya mulai berkaca-kaca. Hati Christian benar-benar luluh di suguhkan pemandangan tersebut, ia pun memutuskan untuk berjalan ke arah Edward,
“aku yang sekarang telah mengetahui jati dirimu, apakah masih pantas untuk memelukmu?”tanya Christian lirih,
Edward tak menjawab apapun, ia segera memeluk tubuh Christian erat-erat, air matanya telah jatuh dan menggores wajahnya yang halus,
“siapapun aku, apapun statusku, aku tetap adalah seorang Edward yang kau kenal”
Christian membalas pelukan Edward. Berulang kali ia mengecup kening Edward, karena ia tahu, kecupan itu adalah kecupan yang terakhir kali ia daratkan di kening Edward.
Keduanya berpelukan untuk yang terakhir kalinya. Keduanya berpelukan dengan erat seolah tak ada satu orangpun yang dapat memisahkan mereka.
“aku berjanji, aku akan kembali, aku akan menepati janjiku untuk membawamu ke pusat kota dan membawamu serta ibu dan adikmu untuk masuk ke istana”
Christian meregangkan pelukannya, di tatapnya wajah Edward yang sudah bersimbah air mata, dengan sangat perhatian dan lembut, Christian mengusap goresan-goresan air mata sang pangeran muda,
“aku tak butuh istana, karena aku sudah terbiasa hidup di gubuk seperti ini, aku tak butuh pusat kota, karena aku sudah menemukan pusat dari hatiku”
Edward tampak menahan isakan tangisnya,
“aku hanya ingin melihatmu dapat tidur di sampingku lagi, di atas kasur kumuh milikku ini”
Edward mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali, menandakan ia akan menepati janjinya pada Christian. Christian meraih tubuh Edward untuk di dekap, kemudian ia juga meraih bibir Edward, untuk mendaratkan kecupan terakhir kalinya.
Sebelum Edward beranjak dari dalam kamar, Christian memberikan sebuah kalung sebagai tanda mata bagi Edward. Kalung itu sangat berarti bagi Christian, karena kalung itu adalah peninggalan almarhum ayahnya.
Kini kalung itu berpindah pada Edward, yang menandakan bahwa Edward juga sangatlah berarti bagi Christian.
Edward juga memberikan sebuah tanda mata pada Christian berupa sebuah kantung wewangian bersulam benang emas kesayangan Edward. Kantung tersebut ia selipkan di saku baju Christian yang memiliki arti, meskipun bau wangi itu tak tampak oleh mata, namun indera penciuman masih dapat merasakan wangi tersebut ada di sekitarnya
##
Kereta kebesaran kerajaan Orlando, perlahan-lahan beranjak menjauhi rumah Christian. Christian dan juga Hellena, tampak berdiri di depan rumah mengantar kepulangan sang pangeran dengan tatapan.
Hellena terlebih dahulu masuk ke dalam rumah, sedangkan Christian, ia masuk ke dalam rumah, setelah kereta kuda yang di tumpangi oleh Edward, tak tampak lagi di hadapannya.
##
Edward segera mengunjungi istana Peony untuk bertemu dengan ibunya, ratu Victoria, ketika dirinya sampai di dalam istana di ikuti oleh Kenny dan juga Alexander.
Sepanjang perjalanan menuju istana Peony, Edward sama sekali tak mengajak Kenny berbicara, membuat pengawal pribadi tersebut merasa sangat tidak nyaman, dan menyesal.
Ratu Victoria telah menunggu kedatangan putranya di singgasana agung istana Peony dengan beberapa dayang istana yang mendampinginya.
Tampak para menteri-menteri dan negarawan ikut berdiri di sisi kiri dan kanan singgasana. Melihat Edward melangkah masuk, para dayang istana, para menteri dan juga para negarawan, segera bersujud memberikan penghormatan.
“hormat hamba kepada ibunda ratu”ucap Edward sembari berlutut di depan singgsasana agung,
“hormat apa yang kau haturkan padaku”tukas Victoria, “jika aku tak mengutus Alexander untuk mencarimu, apakah kau terpikir untuk kembali ke istana?”sambung nya sedikit emosi,
“putra tidak berbakti dan mengetahui kesalahan yang di perbuat, mohon ibunda ratu untuk memaafkan”
“kau adalah satu-satunya pangeran pemimpin negeri ini, bagaimana kau dapat keluar untuk bersenang-senang mengikuti hawa keinginanmu”sesal Victoria pada putranya,
“jika terjadi sesuatu yang tak di inginkan terjadi padamu bagaimana?”
“dan kau Kenny, memberanikan diri diam-diam menemani pangeran untuk keluar istana tanpa ijin, hukuman apa yang pantas untuk kau terima”ucap Victoria pada Kenny
“hamba patut menerima hukuman mati Yang Mulia”Kenny menghaturkan diri di hadapan Victoria,
“ibunda, ini semua bukanlah kesalahan dari Kenny, hambalah yang meminta kepadanya untuk menemani hamba, Kenny telah melarang hamba untuk keluar istana, namun hamba bersikeras untuk tetap keluar istana, ampunkan Kenny ibunda”
Victoria sedikit pusing melihat tingkah laku putranya, ia terdiam beberapa saat di atas singgasana, para menteri dan juga para negarawan sibuk berbisik-bisik menanggapi setiap pembelaan Edward dalam hal ini,
“baiklah kalau begitu, karena pangeran pulang dengan selamat hingga ke istana, maka hukuman yang akan ku jatuhkan kepada Kenny, ku tarik kembali”
“terima kasih ibunda ratu”
“terima kasih banyak ratu”
##
Tanpa terasa, kepulangan Edward menuju istana Orlando sudah memasuki musim ke empat di setiap tahunnya. Setiap hari, Christian hanya terduduk di dalam kamarnya sambil terus menerus memegangi kantung wewangian yang di tinggalkan oleh Edward untuknya.
Ia menjadi sedikit kurus karena nafsu makannya mulai berkurang. Hellena merasa sedih melihat putranya seperti itu setiap saat.
Untuk mengenang kembali masa-masa dimana Edward masih berada di sisinya, Christian mengunjungi taman, padang rumput, dan lubang di lereng pegunungan, dimana untuk pertama kalinya ia dan Edward merajut perintiman.
Di dalam istana sendiri, Edward sudah mulai di sibukkan dengan berbagao aktivitas yang berkaitan dengan negeri yang ia pimpin, belum lagi tersiar kabar bahwa tentar jepang sudah mulai berani menduduki pusat kota dengan mendirikan kantor-kantor sebagai tempat mereka bekerja.
Setiap harinya, walikota yang menjaga setiap daerah di negeri Orlando melaporkan tentang pihak Jepang yang semakin semena-mena di daerah yang mereka kuasai. Hal ini tentu saja membuat Edward sangat pusing, maka dariitu, ia memutuskan untuk mengundang jendral Kanata Matsushima untuk bertemu muka langsung dengan dirinya.
“suatu kehormatan bagiku untuk bertemu dengan anda pangeran”ucap sang jendral sambil membungkukkan badannya ketika ia berada di dalam ruangan kerja milik Edward,
“silahkan duduk”
Kanata pun duduk di kursi yang berada tepat di hadapan Edward. Tatapan mata Edward sangat dingin terhadap jenderal penjajah tersebut,
“langsung saja, apa yang kau inginkan dari negeri yang ku pimpin ini”
“aku hanya ingin mengajakmu untuk bekerja sama”
“dalam ha?l”
“segala kekayaan hasil bumi yang di miliki oleh negeri Orlando”
“tidak mungkin”
Kanata mengerutkan alisnya yang tebal dan rapi itu,
“aku tidak mungkin memberikan segala hasil bumi yang dimiliki oleh negeriku ke tanganmu”
Kanata bangkit dari duduknya, dengan gagah, perlahan-lahan ia berjalan menuju tempat Edward duduk. Wajah tampan Kanata sengaja di dekatkan mendekati wajah Edward,
“ternyata pangeran tampan kita tidak dapat di ajak untuk bekerja sama rupanya”
“siapapun pasti tidak akan setuju bila di dalam kerjasama tidak ada hubungan timbal balik”
“timbal balik?”Kanata tampak berpura-pura berpikir, “aa... aku dengar, pangeran baru saja kembali dari luar istana, dan di luar sana, pangeran memiliki seorang kekasih pria”
Mata Edward terbelalak ketika Kanata mengucapkan hal tersebut, “jika pangeran menyetujui kerja sama ini, maka aku”
Kanata mengambil jarak beberapa langkah dari Edward, disana ia berdiri dengan tegap.
Jemarinya dengan gesit membuka seluruh kancing dari pakaian yang ia kenakan,
“akan mempersembahkan seluruh tubuhku, untuk anda pangeranku”
“jangan berbuat kurang ajar di hadapanku”tegas Edward,
Dengan pakaian setengah terbuka, Kanata kembali berjalan mendekati Edward, kali ini ia berhadapan tepat dengan pangeran muda tersebut,
“apakah kau benar-benar menolak tubuhku ini?”
“lebih baik kau bersikap sopan, atau aku akan memanggil pengawalku untuk menarikmu keluar dari ruanganku”
“aku sangat suka dengan pria yang setia dan tidak mudah terbuai sepertimu”ucap Kanata, “bergabunglah bersamaku, maka aku akan memberikanmu lebih dari kerajaan ini”
Kanata mulai menanggalkan pakaiannya, hidungnya menghirup aroma wangi dari sekujur wajah Edward, tangannya bergerilya menuju pakaian Edward, bibir Kanata mencoba untuk mengecup bibir Edward.
Edward mencoba untuk menahan amarahnya, tapi kecupan dari Kanata mengunci segala amarahnya yang beberapa saat lalu akan meledak.
Ketika Kanata akan mencoba untuk melepaskan celana Edward, Edward dengan cepat mendorong tubuh jenderal jepang tersebut, ia bangkit dari duduknya dan berusaha untuk keluar dari dalam ruangan.
Tapi Edward kalah cepat, Kanata terlebih dahulu menuju pintu, ia mengunci pintu, dan kunci ia letakkan di dalam celananya,
“jika kau mau, ambil saja kunci ini dariku”ujar Kanata dengan tawanya yang terdengar meledek,
Di saat itu, Edward mengharapkan ada seseorang yang datang dan menolongnya. Kanata semakin beringas terhadap Edward, ia menarik lengan pangeran muda tersebut secara paksa, membuat pangeran muda itu memekik kesakitan.
Secara kasar, Kanata melayangkan ciuman di sekujur tubuh pangeran. Kebetulan, Ruangan kerja Edward cukup jauh berada di belakang dari ruangan-ruangan lainnya, sehingga jarang ada orang yang berjalan menuju arah ruangan tersebut jika tidak begitu ada kepentingan.
“dengan aku menyetubuhimu, maka kau sudah menjadi milikku”
Kanata membalikkan tubuh Edward hingga pangeran tersebut terlungkup di atas meja, di arah belakang, Kanata tampak sibuk melepaskan celana, setelahnya ia pun melepas paksa celana Edward, hingga menampakkan bongkahan daging yang amat padat dan bulat.
Edward terus berteriak, ia terus meronta-ronta, tapi ia tidak dapat berkutik karena tubuh Kanata lebih kuat dan kokoh di banding dengan dirinya.
Tepat pada saat itu, Kenny yang berniat untuk memeriksa keadaan di sekitar ruangan kerja, mendengar suara teriakan Edward. Kennye berusaha membuka pintu yang ternyata terkunci dari dalam, ia pun memikirkan berbagai cara untuk membuka pintu itu, karena ia tahu siapa yang di hadapi oleh Edward. Dengan segera Kenny mendobrak pintu yang sebelumnya terkunci.
Kanata yang sudah terkuasai oleh nafsu untuk menyetubuhi Edward, tidak menyadari kehadiran Kenny yang berjalan dari arah belakang dengan sebuah guci besar di tangannya.
Jenderal Jepang itu memekik kesakitan tatkala guci yang di pegang oleh Kenny mendarat di atas kepalanya dan hancur berkeping-keping di atas lantai.
Mata Kenny berkobar api kemarahan, ia melayangkan pukulan berkali-kali ke wajah kanata, membuat jenderal jepang tersebut tampak oyong, dan setelahnya ia meraih kasar tubuh Kanata, dan di hempaskannya keluar dari dalam ruangan kerja milik Edward. Edward diam tak bergeming dengan keadaan yang tidak rapi.
Kenny segera membantu Edward untuk mengenakan pakaiannya kembali, ia tak ingin ada orang lain yang melihat tubuh pangerannya itu dalam keadaan setengah tak berbusana.
##