It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif @adhiyasa
Royal Prince 6
Kenny membawa sebuah baskom berisi air hangat dan sebuah handuk kecil yang di peruntukkan bagi Edward guna membasuh wajah dan sekujur tubuhnya ke dalam kamar.
Ketika ia masuk ke dalam kamar dan meletakkan baskom berisi air hangat itu di atas meja, di tatapinya sejenak pangeran kecilnya sedang termenung di pintu daun jendela yang terbuka,
“tuanku, air hangat telah ku siapkan”ucap Kenny.
Edward menghela nafas sejenak, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah meja tempat di mana baskom berisi air hangat yang di sediakan oleh Kenny berada.
Dengan perlahan-lahan, Edward merendam handuk kecil itu ke dalam air, kemudian di perasnya hingga setengah kering dan di usapkan ke seluruh wajahnya.
Kenny berjalan menuju lemari pakaian, dari dalam lemari, ia mengeluarkan pakaian baru untuk di kenakan oleh Edward, pakaian itu ia letakkan di atas ranjang tempat tidur Edward. Edward sedikit melirik gerak-gerik pengawal pribadinya tersebut,
“Kenny”panggil Edward,
“hamba tuanku”
“dapatkah kau membantuku untuk mengelap bagian punggungku?”pinta Edward, Kenny terdiam sejenak, kemudian terdengar oleh Edward suara langkah dari sepatu Kenny yang beranjak menuju punggungnya.
Edward mengarahkan handuk kepada Kenny, dan ketika Kenny sampai tepat di belakang punggung Edward, ia dengan segera menyambut handuk dan dengan perlahan-lahan membantu Edward untuk mengelap punggungnya.
Dalam hati Edward, ada banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin di layangkan untuk Kenny, tapi ia menahannya sejenak, ia memutar otak tentang beberapa pertanyaan yang pantas untuk di tanyakan kepada pengawal pribadinya tersebut,
“bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?”
Kenny terdiam, sesaat kemudian ia menjawab,
”silahkan tuanku”
“apa yang membuatmu setia melayaniku?”
Kenny terdiam, sebenarnya hatinya menjawab karena ia begitu mencintai pangeran kecil nya itu, tapi ia tak berani, ia takut jika ia menjawab demikian, maka masalah akan semakin runyam,
“dari semenjak awal raja Orlando meminta hamba untuk melayani anda, dari sana pula hamba telah menetapkan diri untuk selalu melayani tuanku”
“apakah kau tidak merasa menyesal jika kau selalu berada di sampingku, maka kau mengorbankan semua usia mudamu?”
“hamba tidak akan pernah menyesali apa yang telah hamba putuskan dalam sekarang ini”jawab Kenny dengan jawaban yang menurut Edward sangatlah dewasa dan bijaksana,
“jika suatu saat nanti, aku memiliki seorang pendamping di dalam kehidupanku, apakah kau masih ingin melayaniku seperti sekarang ini?”
Kenny menghentikan pekerjaannya sejenak, ingin rasanya di kala itu ia mendekap tubuh Edward, karena ia tidak merelakan pangeran kecilnya di miliki oleh siapapun, ingin rasanya ia mengeluarkan kata-kata jika sesungguhnya ia tak rela jika Edward memilih orang lain daripada dirinya, tapi itu semua tak mungkin ia ucapkan,
“hamba akan senantiasa melayani tuanku seperti sekarang ini, hamba akan tetap selalu berada di sisi tuanku sampai kapanpun”
Ucapan Kenny membuat hati Edward sangat tersentuh, ia tak menyangka bahwa di dunia ini ada orang yang benar-benar baik sebaik Kenny.
Edward kembali terpikir masalah-masalah lama ketika berulang kali Kenny menyelamatkan dirinya dari ancaman bahaya, jika pada masa itu Kenny tidak menjadi pengawalnya, mungkin nyawa Edward sudah hilang dari dulu.
Meskipun Edward merasa malu untuk mengucapkan, tapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia berulang kali menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kenny.
Kenny menyelesaikan pekerjaannya untuk membantu Edward mengelap punggung, pekerjaan itu tak terhenti begitu saja, ia kembali mencelupakan handuk yang ia pegang ke dalam air, baskom yang awalnya ia letakkan di atas meja, ia pindah ke arah di mana kaki Edward berada, dengan sedikit memaksa, ia merendam kaki Edward, dan kembali menggunakan handuk untuk mencucikan kaki Edward.
Edward merasa tak begitu nyaman, seumur hidupnya, baru hari itu ada seseorang yang rela merendahkan dirinya untuk mencuci kakinya, ia tersentuh. Ia arahkan tangannya dan bermaksud mengusap wajah Kenny, tapi ia urungkan niatnya tersebut, ia takut Kenny akan salah paham dengan perbuatannya.
##
“apakah tuanku akan keluar untuk bermain hari ini?”
“tidak”jawab Edward, “aku ingin kau menemaniku”lanjutnya, mendengar itu, hati Kenny sangat berbunga-bunga, ia dengan segera menyetujui ajakan pangeran kecilnya, ini adalah hal yang di tunggu-tunggu oleh Kenny.
Edward meminta Kenny untuk membawanya ke pasar di desa Ardellos, disana, Edward segera menuju sebuah stand cindera mata yang berada di kiri dan kanan jalan pasar.
Mata sang pangeran tampak berbinar-binar melihat kalung-kalung, gelang dan juga pernak pernik lainnya yang terlihat sangat indah dari perhiasan di dalam istana, terlebih-lebih harga di pasar sangat lah murah.
Edward sibuk memilih-milih kalung yang di pajang oleh penjual, sesekali kalung-kalung itu ia peragakan di lehernya. Sebuah kalung ia pilih dan beli untuk Kenny, pada saat itu juga ia mengenakannya di leher Kenny,
“kau tampak makin gagah dengan kalung itu”ucap Edward diiringi senyumannya yang manis, Kenny hanya tersipu-sipu, ia berulang kali melihat kalung yang baru saja di beli oleh Edward untuknya pada bayangan dirinya di dalam kaca. Meskipun itu hanya sebuah kalung imitasi, tapi karena yang memberikannya adalah Edward, maka ia meniatkan diri untuk mengenakan kalung itu selamanya.
Edward kembali mengangkat kedua kalung dan di perlihatkan pada Kenny, ia meminta Kenny untuk membantu memilih salah satu dari kalung itu,
“menurutmu, dari kedua kalung ini, mana yang lebih terlihat bagus?”
Kenny memindah-mindahkan pandangan dari satu kalung ke kalung yang satunya, akhirnya ia pun memutuskan untuk memilih kalung yang berada di tangan kiri Edward,
“menurutku jika tuanku memakai kalung ini tampak bagus”timpal Kenny
“aku ingin membelikan sebuah kalung untuk Christian”
Mendengar nama Christian di sebut-sebut, raut wajah Kenny menjadi berubah seketika, senyumannya memudar dari wajahnya, ia pun menjadi lebih banyak terdiam, hanya sesekali saja ia menimpali pertanyaan dari pangeran kecilnya.
Edward masih belum sama sekali menyadari kejanggalan tersebut, matanya masih asik menelusuri kalung-kalung yang terpampang di depannya.
Pada saat itu juga, ingin rasanya Kenny segera menarik Edward untuk kembali ke penginapan.
##
Taman yang biasanya di penuhi oleh anak-anak yang sedang bermain, kini tampak lengang. Tak ada siapapun disana, kecuali Christian yang berada di tengah-tengah taman seorang diri tanpa ada seorang pun yang menemani.
Ia duduk di atas sebuah batu besar, matanya sesekali menatap ke arah jembatan yang menghubungkan taman pada jalanan. Ia sedang menunggu kedatangan seseorang yang seharian itu belum menampakkan batang hidungnya. Sembari memainkan ranting-ranting pohon kering yang berguguran di atas tanah, ia berjalan mengelilingi pohon besar di tengah taman sesekali.
“sudahlah, ia tak mungkin lagi datang”ucap Shirleen secara tiba-tiba dari arah belakang, membuat Christian sedikit terkejut dan mengelus dada,
“bisakah kau tidak mengejutkanku?”
“aku tidak mengejutkanmu, kebetulan aku lewat, dan aku melihatmu”
Christian lebih memilih diam, beradu bicara dengan Shirleen tidak akan membuatnya menang, ia pun kembali mendudukkan dirinya di atas batu besar, tempat duduk dirinya semula,
“mengapa kau berada di sini?”tanya Shirleen,
“tidak apa-apa”
“kau pasti sedang menunggunya bukan?”
“menunggu? Menunggu siapa?”
“pria muda itu”
“jangan sembarangan bicara”
“aku tidak sembarangan bicara”
Christian lagi-lagi memilih untuk diam,
“aku sedikit merasa curiga pada pria itu”
Christian menatapi Shirleen sejenak dengan sudut matanya,
“curiga karena apa”
“entahlah, ketika ia menatapmu, aku merasa ada sesuatu yang tersirat dari pandangannya terhadapmu”
“kau tidak boleh berbicara seperti itu”
“aku tidak berbicara sembarangan, aku berbicara berdasarkan apa yang ku perhatikan”
“setiap pemuda tampan yang berada di sini, kau perhatikan dengan seksama rupanya” ledek Christian,
“aku tidak begitu”ungkap Shrileen sedikit kesal, Christian tertawa kecil melihat Shrileen yang mendadak cemberut.
##
Alexander menyebarkan seluruh pasukannya ke semua daerah yang berada di sekitar istana, ia mengerahkan semua pasukannya agar dapat menemukan kembali Edward dan juga Kenny.
Tanpa ia sadari sendiri, pencarian tersebut memasuki dua minggu. Ia sempat berulang kali mengerutkan kening dan juga alisnya, tatkala anak buahnya pulang dengan hasil nihil. Di aula besar, para menteri sudah berulang kali mempertanyakan keberadaan Edward.
Beberapa dari negarawan tersebut sempat menggelengkan kepala melihat tingkah laku pangeran yang mereka anggap belum cukup dewasa. Mereka juga sempat menyindir halus tentang kelakuan pangeran mereka. Hal ini cukup membuat Alexander pusing. Belum lagi ratu Victoria yang terus menerus kabar dari hasil penelesuran keberadaan putra semata wayangnya tersebut.
Dari berita di radio, Alexander mendengar bahwa kekaisaran Jepang mengirim pasukannya, dan pasukan kekaisaran Jepang telah menduduki wilayah perbatasan negara. Salah satu utusan Kaisar Jepang berpangkat Jendral yang bernama Kanata Matsushita, bersama dengan beberapa anak buahnya, mendatangi kerajaan.
Alexander di utus oleh ratu Victoria untuk menyambut kedatangan mereka. Alasam utama kedatangan Kanata ke negara kekuasaan kerajaan Orlando adalah untuk menjalin hubungan kerjasama mengenai hasil tambang yang menjadi pusat perdagangan utama di negeri tersebut.
Karena merasa tidak dapat memutuskan hal itu secara sepihak, maka Alexander menunda keputusannya. Setelah Kanata meninggalkan istana, Alexander naik ke atas aula besar dan merundingkan hal yang di tanyakan oleh Kanata kepada para negarawan.
Sebagian dari negarawan ada yang menyarankan untuk menyetujui kerjasama tersebut, tapi ada pula sebagian negarawan yang tidak menyetujuinya, karena mengingat Jepang sedang berupaya untuk menaklukkan sebagian negara.
Alexander semakin bingung, ia berharap ia dapat menemukan Edward dan berunding kepadanya mengenai hal tersebut.
##
Berita mengenai pasukan tentara Jepang yang mulai menduduki perbatasan negara, dengan segera menjadi berita hangat di seluruh pelosok negeri.
Para penjual koran terus menerus menjajakan dagangan mereka dengan meneriakkan berita yang menjadi topik hangat pembicaraan. Mendengar teriakan dari penjual-penjual koran, Kenny tergelitik untuk membeli kertas berita tersebut.
“tuanku, ini adalah berita hari ini”ucap Kenny sembari menyodorkan koran yang ia beli kepada Edward yang sedang menyantap sarapan paginya.
Edward terlebih dahulu menenggak susu hangatnya, setelah itu ia pun membuka lembar demi lembar koran berita tersebut,
“mereka hanya ingin menjalin kerja sama”tanggap Edward,
Kenny mengerutkan alisnya sejenak,
“apakah tuanku tidak merasa janggal dengan kerja sama yang ingin di jalin oleh Jepang dengan negara kita”
“tidak”jawab Edward sambil menenggak segelas susunya hingga habis, setelahnya, ia mengusap sisa-sisa susu yang masih menempel di bibir bagian atasnya dengan lidah,
“kerjasama adalah hal yang wajar bagi setiap negara untuk memajukan kesejahteraan bangsa tersebut”jelas Edward,
Kenny mengangguk-angguk kecil, sebenarnya ia tak begitu paham dengan penjelasan Edward, tapi ia berusaha memahaminya.
##
Christian berjalan-jalan sendiri di atas hamparan padang rumput yang terbentang luas, hari itu langit tampak tak begitu terang, cahaya matahari tertutupi oleh awan-awan lembayung yang tertiup angin kesana dan kemari.
Di tangannya terdapat sebuah rumput ilalang yang ia main-mainkan mengikuti arah berhembusnya angin.
Pria muda itu menatapi sekelilingnya. Sepi dan hampa. Daun-daun di pepohonan tampak bergoyang mengikuti hembusan angin, begitu pula dengan rumput-rumput yang berada di sana. Burung-burung tampak terbang berkelompok di ujung langit.
Tiba-tiba saja sosok Edward yang sedang ia pikirkan, muncul di dalam lamunan siang bolongnya. Sosok Edward yang begitu lembut, tampak berlari-lari dari kejauhan. Langkah larinya membelah setiap rumput-rumput yang ia lalui. Rambutnya bergerak naik turun seiring berhembusnya angin dan gerakan dari tubuhnya. Senyumannya melebar mengarah pada Christian.
Secara tidak sadar, Christian terhanyut dalam lamunannya. Ia membuka kedua tangannya lebar-lebar, seolah-olah Edward adalah sebuah bola yang melesat ke arahnya dan ingin di tangkap dengan cepat.
Tapi ketika ilusi dari bayangan sosok Edward semakin mendekat, bayangan tersebut seketika memudar, bagaikan butiran-butiran debu yang terseret oleh tiupan angin. Tak ada lagi langkah berlari Edward, tak ada lagi senyuman lebar Edward. Ilusi.
Harus di akui, Christian telah merindukan sosok pangeran muda itu, meskipun dalam hati kecilnya meneriakkan itu adalah suatu kerinduan yang salah. Ia rindu dengan sosok Edward yang lincah dan juga paras menariknya.
Christian merebahkan dirinya di atas hamparan rumput, matanya sedikit menyipit karena kilauan cahaya matahari yang menerobos celah-celah awan dan menyinari matanya. Lengannya ia gunakan untuk menangkal cahaya silau, namun ia masih menilik birunya langit dari sela-sela lengannya. Ia berandai-andai.
##
terus smangat ya!
D tunggu up slanjt nya!
ma kasih dah di mensen..
Kenny drpd kmu sakit hati mending sama aku ajaa...
Edward, sensitif dikit donk...
Christian, kamu beruntung...
@monster26, makasih ya...
duh jadi binguungg
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif @adhiyasa @Alir @iam_pamungkas @zhenu @yanz_BCG @asik69 @PrinceOfBlackSoshi @lembuswana @vendi74 @loafer_boy @zea.mays
Royal Prince 7
Lagi-lagi Christian menyendiri di dalam taman tanpa ada seorang pun yang menemaninya. Kala itu, sepenggal senyuman manis perebut hatinya, membayangi benaknya. Ia sudah mengakui dari dalam hatinya yang paling dalam, bahwa ia telah menyukai dan merinduka pria muda tersebut.
Suara tawa, nada bicara, olah tubuh dan juga ekspresi wajah Edward, terekam dengan jelas di sanubarinya. Rindu yang ia rasakan ini sangat ingin di obati dengan hadirnya sosok Edward di hadapannya.
Tapi, beberapa hari itu, Edward tak nampak muncul. Berulang kali Christian mengunjungi taman, berulang kali pula ia tak menemukan sosok Edward di sana. Sekelebat nafas berat terhembus dari lubang pernafasan Christian. Sayup-sayup di keheningan taman, ia mendengar suara langkah yang mendekat, Christian terburu-buru membalikkan tubuhnya dan bersiap untuk menyambut,
“kau?”ucap Christian dengan kedua alis yang mengerut,
“ya ini aku”
Christian tampak sedikit gugup, ia mengalihkan pandangannya kekiri dan ke kanan, berusaha mencari-cari,
“tak perlu kau cari, ia tidak ikut bersamaku”
Christian berusaha menyamarkan ekspresinya,
“apa yang kau ucapkan, aku tak mengerti sama sekali”
Kenny berjalan mendekat ke arah Christian, dan berdiri tepat bersebelahan dengan pemuda tersebut. Tatapan mata Kenny yang tajam mengarah pada Christian, sedangkan Christian sendiri, nyalinya sudah cukup menciut di pandang seperti itu. Ia berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain,
“aku memperhatikanmu beberapa hari ini”ungkap Kenny,
Christian hanya terdiam, sesekali ia melirik Kenny dengan sudut matanya,
“apakah kau menunggu Edward?”tanya Kenny,
Christian tertawa canggung, ia mengambil jarak beberapa langkah dari Pria tersebut,
“hahaha...mana mungkin”
“buktinya selama beberapa hari ini, kau berada di taman ini sendirian, dan terkadang kau pergi mengunjungi padang rumput”ucap Kenny,
“jikalau bukan menunggu Edward, siapa lagi yang kau tunggu, sedangkan padang rumput adalah tempat mu bertemu dengan Edward setiap saat”sambung Kenny,
Christian menelan ludah berulang kali, otaknya berputar keras untuk menemukan jawaban yang akan di lontarkan untuk Kenny,
“ta...taman ini dan padang rumput adalah tempat umum, siapapun berhak untuk mengunjunginya, dengan begitu, jika aku mengunjunginya, bukan berarti aku sedang menunggu Edward bukan”
“bagus kalau kau memiliki pemikiran seperti itu, karena aku juga tidak mungkin untuk memberikanmu kesempatan untuk memiliki Edward”
“kau suka pada Edward?”
Secara tidak sengaja Kenny membiarkan aib yang ia tutupi ini terbuka dan terumbar di telinga Christian.
Jujur saja, pada saat itu, Kenny benar-benar merasa malu, karena ia membeberkan perasaan sukanya pada Edward, pada Christian. Wajahnya yang berwarna putih bersih, menjadi sedikit bersemu merah,
“dengar...aku berkata seperti itu bukan berarti aku memiliki perasaan khusus terhadap Edward, itu aku ucapkan karena aku tidak suka Edward bergaul dengan orang seperti mu”
“apa yang salah denganku?”Christian sedikit terpancing emosi,
“dari awal kau mencuri kantong uang milik Edward, dari sana aku sudah merasa jikalau kau bukanlah orang baik”
“setidaknya aku sudah menjelaskan semuanya pada Edward mengenai hal tersebut, dan dia cukup paham”
Kenny kehabisan kata-kata, rasa malunya berubah menjadi sebuah kemarahan. Kedua tangannya yang kokoh, dengan sigat meraih kerah baju Christian. Kedua matanya beradu dengan mata Christian.
Suara nafas Kenny yang menderu-deru terdengar hingga telinga Christian. Christian mencoba memberanikan diri untuk melakukan perlawanan, tapi kedua tangan Kenny yang cukup kokoh, membuat dirinya tidak dapat berkutik bebas,
“dengar..., lebih baik kau ikuti saja setiap ucapanku, atau tidak, kau akan mendapatkan akibatnya”ancam Kenny yang setelah berucap, melepaskan cengkeramannya kemudian beranjak meninggalkan Christian yang masih berdiri tercengang
Mendapat ancaman seperti itu dari Kenny, membuat Christian tidak begitu puas dan tidak dapat menerima, ia pun mengejar Kenny yang sudah jauh.
“hei...kau!”teriak Christian dari kejauhan ketika ia melihat adanya bayang-bayang diri Kenny di tengah kerumunan.
Kenny menghentikan langkahnya, kemudian ia membalikkan tubuh ke arah datangnya suara, di lihatnya Christian berlari-lari ke arahnya.
Kenny hanya berdiri dengan kedua tangan berada di belakang punggung dengan tatapan tajam ke arah Christian.
“aku tidak terima dengan ancamanmu”gertak Christian,
“lantas...apa yang ingin kau inginkan?”
Christian tampak mengatur nafasnya terlebih dahulu yang tidak beraturan,
“aku tetap ingin mempertahankan Edward”ucap Christian tegas,
“begitukah?”
“ya”jawab Christian mantap,
Kenny mengepal telapak tangan kanannya dengan erat, ia berniat untuk melayangkan sebuah pukulan ke arah wajah Christian.
Ia tak perduli dengan orang yang berlalu lalang yang nantinya akan menjadikan mereka sebagai tontonan. Kenny mengurungkan niatnya, ia lebih memilih memiliki Edward sepenuhnya dengan akal sehat, ia tak lagi banyak bicara dengan Christian, ia segera melanjutkan langkahnya.
Christian berdiri dengan raut wajah tak mengerti akan sifat kenny.
##
Tentara Jepang semakin menjadi-jadi, ia melebarkan kekuasaannya ke seluruh pelosok negeri, para tentara itu sudah berani menangkap gadis-gadis di daerah selatan negeri untuk di jadikan budak sex mereka. Suara isak tangis dari para keluarga yang kehilangan anak gadisnya, terdengar di mana-mana dan amat memilukan.
Edward yang masih belum tahu tentang hal tersebut, masih asik terbuai oleh keindahan desa Ardellos dan juga terbuai oleh Christian.
Sore itu, tanpa sepengetahuan Kenny, Edward diam-diam keluar dari kamar tempat ia menginap menuju taman. Di sana tampak Christian sedang terududuk termenung. Edward pun berjalan mendekat,
“hai...”sapa Edward,
Christian tersadar dari lamunannya, ia menengadahkan kepalanya untuk melihat sosok yang memanggilnya. Edward tersenyum manis ketika Christian menatapi dirinya dan perlahan-lahan bangkit dari duduknya.
Tanpa di komando lebih lanjut, Christian segera meraih tubuh Edward dan di peluknya dengan sangat erat. Edward tak tahu harus berbuat apa, tubuhnya tak ingin lepas dari dekapan Christian,
“a..ada apa ini?”tanya Edward antara malu dan senang,
Christian segera melepaskan dekapannya, ia tersadar bahwa ia telah melakukan hal yang seharusnya tidak boleh ia lakukan, sedangkan Edward, ia sangat menginginkan kembali Christian mendekapnya lagi,
“maafkan aku”ujar Christian sedikit salah tingkah,
setelahnya, ia segera meraih tangan Edward, menggandengnya menuju padang rumput. Kedua insan itu berlari-lari dengan sangat senangnya. Mereka berlari menerobos rumput-rumput ilalang yang tumbuh dengan lebat, seolah keduanya tidak memiliki beban yang berat.
Keduanya merobohkan diri di atas hamparan rumput, dan menatapi langit. Edward memberanikan diri untuk merebahkan kepalanya di atas dada Christian. Detak jantung Christian yang sangat cepat, tertangkap jelas oleh telinga Edward.
Sebenarnya Christian sangat malu, tapi ia membiarkan pria muda tersebut merebahkan kepalanya di atas dadanya. Angin yang berhembus, menghembuskan bau wangi dari rambut Edward, membuat Christian semakin merasa nyaman. Bau wangi yang sudah menjadi ciri khas Edward, yang sangat di hafal oleh Christian.
Edward tak lagi merebahkan kepalanya di atas dada Christian, ia beranjak sedikit naik dan menyelipkan kepalanya di sela-sela kepala Christian. Secara refleks, tangan Christian memeluk tubuh Edward.
Langit tampak tak bersahabat, suara petir mulai bergemuruh, awan-awan kelam sudah beranjak merambat menutupi cahaya mentari, merusak suasana keduanya. Angin juga bertiup dengan sangat kencang, Christian membawa Edward untuk berteduh di sebuah lubang di bawah lereng gunung, sebelum hujan besar membasahi semuanya.
Tak berapa lama mereka sampai dan berteduh, hujan sudah turun dengan lebatnya. Lebatnya hujan membuat keduanya tak dapat melihat pemandangan yang di depan mereka. Air hujan terus menerus terpercik memasuki lubang.
Sedikit berbasah-basahan, Christian mengambil daun-daun berukuran besar yang berada di sekitar lubang untuk di jadikan pencegah. Edward tampak kedinginan karena udara yang di hasilkan oleh hujan lebat tersebut, Christian melepaskan pakaiannya yang tampak tak begitu basah, kemudian pkaiananya itu ia tutupi ke arah tubuh Edward.
Wajah keduanya bertemu dan hanya berjarak beberapa centi, nafas mereka tampak menderu-deru. Baik Christian maupun Edward, keduanya berulang kali menelan ludah karena sedikit merasa canggung. Wajah Christian perlahan-lahan mendekati wajah Edward, sasaran yang pertama kali di tuju adalah bibir Edward yang sangat ranum dan menggoda.
Bak gayung bersambut, Edward membalas kecupan bibir Christian, keduanya berpagut cukup lama. Christian perlahan-lahan merebahkan tubuh Edward, jemarinya berusaha melucuti pakaian Edward. Mereka sudah terkuasai oleh nafsu.
Edward mendesah ketika Christian menyerang leher dan juga kedua dadanya yang menyembulkan puting dengan sangat kerasnya. Christian mengecupi setiap inchi tubuh Edward, membuat pangeran muda itu bergelinjang menahan rasa kenikmatan luar biasa.
Christian melepaskan celana Edward, sebuah benda kokoh dan keras segera menyambutnya, meskipuns sedikit merasa aneh, ia pun mencoba untuk mengulum benda tersebut. Edward menggigiti bibir bawahnya tatkala Christian mengulum keperkasaannya sebagai seorang lelaki, ia sangat menikmati perlakuan Christian padanya. Tangannya menggenggam erat kepala Christian.
Edward melepaskan kuluman Christian, ia mengambil posisi di atas Christian, perlahan-lahan, ia memberikan kenikmatan yang sama yang di berikan oleh Christian sebelumnya. Lidah Edward menyapu bersih setiap sudut tubuh Christian, tangan kanannya ia gunakan untuk mengusap-usap bagian sensitif Christian yang di apit oleh kedua tungkai paha. Keras dan berukuran cukup besar.
Tak berlama-lama mengusap, Edward segera melepas celana Christian, dan ia pun memasukkan kejantanan Christian ke dalam mulutnya. Ia berulang kali menunduk, dan berulang kali pula menaikkan kepalanya.
Keduanya sudah terlarut dalam permainan terlarang tersebut. Seusai memberikan usapan menggunakan lidah dan juga kecupan, Edward mengangkat kedua kaki Christian menuju pundaknya, bagai tersihir oleh kharisma yang di miliki Edward, Christian hanya mengikuti saja.
Christian sedikit meringis ketika ia merasakan ada suatu benda yang menembus lubang kenikmatannya, Edward menundukkan tubuhnya agar dapat mencumbui bibir Christian. Kedua tangan Christian segera mendekap erat tubuh pangeran muda itu.
Desahan-desahan kenikmatan terdengar dari mulut keduanya. Edward menurunkan dan menaikkan tubuhnya di atas Christian mengikuti irama.
Edward mengambill posisi Christian, ia ingin Christian melakukan hal yang sama seperti ia melakukan hal tersebut padanya. Ya...keduanya bercinta hingga keduanya melepaskan cairan kenikmatan yang tersembur di mana-mana. Nafas mereka tersengal-sengal, baik Christian maupun Edward tampak sangat lelah. Christian merubuhkan dirinya di atas tubuh Edward, dan Edward segera memeluknya. Peluh di tubuh mereka sudah tak terhitung jumlahnya.
##
“maafkan aku”ujar Christian,
“tentang apa?”
“kejadian tadi”wajah Christian sedikit bersemu kemerahan,
Edward tersenyum kecil, ia kemudian menyadarkan kepalanya pada bahu Christian, menatapi hujan di luar sana yang sudah berubah menjadi rintik-rintik,
“meskipun aku sangat merasa aneh karena ini adalah pertama bagiku, tapi aku sangat menikmatinya denganmu”ujar Christian,
“aku juga demikian”
Keduanya terdiam, membiarkan suara rintik hujan yang menjadi suara latar keheningan di antara mereka. Christian tampak berpikir, sesekali ia melirik Edward dengan sudut matanya,
“Edward”
“ya?”
Christian mengangkat kepala Edward yang sedang bersandar pada bahunya, kemudian ia memegangi wajah pangeran tersebut. Di tatapnya anatomi dari seorang Edward yang sangat sempurna.
“salahkah jika aku mengatakan aku menyukaimu?”
Bibir Edward tiba-tiba menjadi kelu, ia menatapi lekat-lekat wajah Christian,
“aku sudah cukup lama menetapkan hatiku untuk memilikimu”
Tanpa Edward sadari, kepalanya terangguk. Christian menyambut anggukan kepala Edward dengan sebuah ciuman hangat di balik rintik hujan dan sebuah pelukan,
“aku tahu jika hubungan ini adalah salah, tapi aku tak mau membohongi diriku sendiri dan menyesal kelak jika aku tak mengungkapkan perasaan ini padamu”
##
Kenny sedikit merasa aneh dan heran dengan tubuh Edward yang sangat kotor dan berantakan ketika dirinya kembali ke penginapan, beribu pertanyaan ingin di layangkan kenny kepada Edward, tapi ia sudah dapat menerka jika Edward akan menjawab dengan berbagai alasan. Kenny pun menyiapkan air hangat di dalam bak mandi yang akan di pergunakan Edward untuk membersihkan diri.
##