It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hoahem, ngantuk baca ini. Kayak baca cerita anak2 yang kelewat panjang. Pembukaannya aja dah datar. Kenapa sih semua penulis pada latah? Selalu aja matahari bersinar, menerangi, ambil bantal, buweh ....
Nulis romance tuh harusnya kreatif. Apalagi bila sudah memakai tokoh luar negeri. Maka standar literasinya harus ditingkatkan. Dan makin dibaca kok jadi teringat kisah cinta Alexander The Great yang ternyata seorang bisex & tentunya lebih menarik.
*kalau dah terlanjur baca & tersungging, saya minta maaf.
Hoahem, ngantuk baca ini. Kayak baca cerita anak2 yang kelewat panjang. Pembukaannya aja dah datar. Kenapa sih semua penulis pada latah? Selalu aja matahari bersinar, menerangi, ambil bantal, buweh ....
Nulis romance tuh harusnya kreatif. Apalagi bila sudah memakai tokoh luar negeri. Maka standar literasinya harus ditingkatkan. Dan makin dibaca kok jadi teringat kisah cinta Alexander The Great yang ternyata seorang bisex & tentunya lebih menarik.
*kalau dah terlanjur baca & tersungging, saya minta maaf.
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif
Royal Prince 4
Kenny terbangun dari tidurnya, ketika matanya mulai terbuka perlahan demi perlahan, ia tak melihat lagi sosok Edward berada diatas ranjang, ia pun segera bangun, membasuh wajah seadanya dan dengan langkah secepat kilat, ia melesat meninggalkan ruangan kamar penginapan untuk mencari keberadaan Edward.
Setiap sudut desa Ardellos ia cari, tapi ia sama sekali menemukan sosok yang dicarinya.
Edward duduk bersamaan dengan Christian, sesekali ia menatapi anak-anak yang sibuk dengan makanan mereka masing-masing, dan juga ia sesekali melirik kepada Shirleen.
“jadi kau mencuri untuk mereka?”tanya Edward membuka pembicaraan dengan Christian,
Chirtian menatapi Edward untuk sejenak, lalu ia membuang pandangannya sejauh matanya memandang, ia tak tahu apa yang harus ia jawab terhadap Edward, ia pun hanya dapat menganggukkan kepalanya dengan pelan,
“kau berhati mulia”puji Edward yang dibalas senyum kecil oleh Christian,
“aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, aku juga tak mau melihat jika mereka diperlakukan tidak adil oleh orang-orang dari desa ini”jelas Christian,
Edwarrd mengangguk-angguk kecil, lalu ia merogoh sakunya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang, dan uang-uang itu diselipkan digenggaman Christian.
Christian menatapi uang yang berada digenggamannya dan Edward secara bergantian, ia sedikit merasa heran dengan perlakuan Edward,
“untuk apa ini?”
“aku mendukung niat baikmu untuk berbuat baik terhadap anak-anak ini”tukas Edward dengan senyuman melebar, “belikanlah makanan dan juga pakaian yang layak untuk mereka, pastinya mereka akan sangat senang, iya kan?”
Christian dengan segera menegembalikan lagi uang yang baru saja diberikan oleh Edward kepadanya,
“simpan saja uang ini”
Edward memandangi wajah Christian lekat-lekat, ia mengerutkan dahi dan juga alisnya,
“kenapa?”
“sebelumnya aku meminta maaf karena waktu itu aku mencuri uangmu”
“aku tak mempermasalahkan hal itu lagi”
“ya...tapi apakah kau tahu, ketika aku mencuri uangmu, aku memiliki sebuah perasaan malu terhadap diriku sendiri”sesal Christian,
Edward memberanikan diri untuk melingkarkan tangannya pada pundak Christian, ia sepertinya merasakan apa yang dirasakan oleh Christian, ia pun kembali menarik tangan pemuda tersebut, dan kembali menjejalkan uang-uang itu didalam genggaman Christian,
“seperti yang ku katakan sebelumnya, kau mencuri pastilah karena kau sedang membutuhkan uang, dan hari ini, aku tahu, untuk apa uang yang kau curi itu, maka aku memberikan uang ini dengan ikhlas”
Hati Christian belum sepenuhnya luluh dengan perkataan Edward, Edward memasukkan uang yang dikembalikan sebelumnya kedalam saku celana Christian.
##
Kenny berjalan mondar mandir tak jelas didalam kamar, langit diluar kamar sudah tampak gelap, tapi Edward masih belum kembali, ia sangat cemas.
Sayup-sayup ia mendengar suara deritan pintu terbuka, Kenny dengan segera menyembulkan kepalanya, ketika ia melihat sosok Edward berada dibalik pintu, Kenny pun segera berhambur keluar, ia pun segera memeluk sang pangeran muda tersebut,
“anda sudah kembali tuanku, hamba sangat mencemaskan anda”ucap Kenny sembari mempererat pelukannya,
Edward berdiri terpaku, ia dapat merasakan bahwa perasaan Kenny adalah benar sangat mencemaskan dirinya. Edward mengangkat kedua tangannya, lalu dengan perlahan-lahan ia melepaskan pelukan Kenny,
“terima kasih karena telah mencemaskanku”ucap Edward,
“aku dapat menjaga diriku sendiri”lanjutnya,
“maafkan hamba tuanku, jika aku telah berbuat lancang karena sudah berani memeluk anda”
Edward hanya tersenyum kecil, lalu ia melangkahkan kakinya menuju meja kecil yang berada di tengah-tengah ruangan, ia mengambil dua buah gelas, lalu ia juga menuangkan teh dari dalam poci,
“duduklah”pinta Edward pada Kenny.
Kenny pun menuruti permintaan Edward ia duduk berhadapan dengan Edward,
“apakah kau sudah makan malam?”tanya Edward pada Kenny,
“Belum tuanku”jawab Kenny, “apakah anda sudah?”
Edward mengangguk antusias, ia lalu menceritakan pada Kenny tentang apa yang ia lakukan selama sehari penuh diluar sana, mata berbinar-binar ketika menceritakan keindahan setiap pelosok desa yang ia tuju, ia juga menceritakan kepada Kenny tentang Christian, Shirleen dan juga anak-anak di desa Ardellos.
Kenny hanya tersenyum kecil melihat tuan kecilnya itu tampak antusias,
“apakah kau mendengarkanku?”tanya Edward tiba-tiba yang mendapati Kenny tak bergeming menatapi dirinya,
“ah...ya, hamba mendengarkan tuanku”ucap Kenny sambil menundukkan kepala,
“bagus kalau kau mendengarkan”,Edward beranjak menuju ranjang, “besok aku akan bermain-main bersama mereka lagi”ucapnya
“hamba akan menemani anda tuanku”
Edward berpikir sejenak, “baiklah, tapi kau tidak boleh memperlihatkan wajahmu yang tidak enak pada mereka, mengerti?”
“ya tuanku”
“selamat malam”
“selamat tidur tuanku”
##
Keesokan paginya, ditemani oleh Kenny, Edward membeli beberapa keperluan yang ia peruntukkan untuk teman-teman barunya, setelah selesai membeli barang-barang, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka.
Tubuh Edward yang terbilang kecil, tak mampu mampu mengangkut barang belanjaannya yang cukup banyak, Kenny pun membantunya untuk mengangkat semua barang-barang tersebut,
“wah...kau sangat hebat”puji Edward sambil memijat-mijat kecil bahunya yang terasa sedikit nyeri
Di tengah perjalanan, mata Edward menagkap sesosok orang yang ia kenal, orang itu tak lain adalah Christian, ia pun segera berhambur menuju tempat dimana Christian berada.
“hai”sapa Edward
“ha...hai”jawab Christian linglung, “apa yang sedang kau lakukan disini?”lanjut Christian bertanya,
“aku baru saja membeli berbagai macam kebutuhan yang akan ku berikan kepada teman-teman baruku”
Christian melihat sejenak sosok Kenny yang sedang memikul barang-barang, lalu ia mengalihkan kembali pandangannya pada Edward,
“teman-teman barumu?”
“ya”
“yang mana?”
“yang kemarin bermain bersamaku”
“oh”
“ayo bantu”pinta Edward,
Christian membantu menurunkan beberapa barang yang sedang dipikul oleh Kenny, ia menangakap mata Kenny menatapnya dengan tatapan tajam, ia pun menundukkan kepala dan buru-buru memikul barang yang diberikan oleh Kenny dan berlalu,
“tuanku, bukankah anak itu yang kala itu mencuri kantong uang milik anda?”
“ya”
“mengapa anda berteman dengan seorang pencuri?”
Edward menghentikan langkahnya, kemudia ia menatap lekat-lekat pemuda didepannya tersebut,
“aku membeli barang-barang ini, karena tersentuh dengan perbuatannya”
“perbuatannya?”
Edward mengangguk mantap, “nanti kau akan tahu jika kita sudah sampai pada tempat yang kita tuju”jelas Edward sembari mengejar dan menyusul Christian yang sudah terlebih dahulu berjalan didepan mereka, Kenny hanya dapat menatapi punggung Edward sambil berjalan perlahan-lahan.
##
Dengan bantuan Christian dan juga Kenny, Edward membagikan barang-barang yang telah ia beli kepada setiap anak-anak yang telah mengantri didepannya, setelah mendapatkan barang-barang, anak-anak itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada ketiga orang tersebut,
“lihatlah, anak-anak itu tampak senang”
“iya”jawab Kenny,
“aku sedang tidak berbicara denganmu”gerutu Edward sembari menatapi Kenny,Kenny pun dengan sesegera mungkin menundukkan kepalanya karena malu, tetapi sesekali ia melirik terhadap Edward yang tampak asik berbicara dengan Christian,
“aku tak melihat Shirleen sedaritadi?”ungkap Edward sambil mengitari pandangannya terhadap satu per satu anak-anak yang berada didalam taman tersebut,
“apakah kau melihatnya?”tanya Edward pada Christian,
Christian ikut mengitari pandangannya kepada setiap anak-anak, berharap ia dapat menemukan Shrileen, tapi yang ia cari sama sekali tak di temukan, ia pun menggelengkan kepalanya, mengangkat kedua bahunya, dan meluruskannya kembali,
“mungkin dia tidak datang hari ini”ucap Christian,
##
“jadi tuanku membeli barang-barang sebanyak itu, untuk anak-anak tersebut?”tanya Kenny didalam perjalan menuju penginapan, Edward mengangukkan kepala,
“sungguh mulia hati tuanku”puji Kenny kepada Edward,
“ini bukanlah kemuliaanku, melainkan kemuliaan Christian”ucap Edward yang seketika membuat Kenny menekuk wajahnya, “jikalau saja hari itu aku tidak melihatnya membagi-bagikan makanan untuk anak-anak tersebut, mungkin hari ini aku tidak mengetahui untuk apa dia mencuri dan betapa mulianya hati Christian”celoteh Edward panjang lebar.
Kenny hanya menatap lurus jalanan yang ia lalui dengan langkahnya, disampingnya, Edward sedang sibuk dan asik berceloteh mengenai sosok Christian yang sedari awal ia tidak begitu suka, semakin Edward membicarakan tentang Christian, semakin besar kebencian Kenny terhadap pemuda tersebut.
Bagi Kenny, Christian adalah sebuah ancaman yang harus dilenyapkan, tapi tidak untuk saat ini,
“apakah kau mendengarkanku?”hardik Edward ketika mendapati Kenny sedang termenung ketika ia berbicara panjang lebar,
“ha? Ah...iya, hamba mendengarkan apa yang tuanku sedang bicarakan”jawab kenny beralasan dan terbata-bata,
“coba kau ulangi apa saja yang ku ceritakan?”
Kenny tampak memutar otaknya dengan sekuat tenaga, ia mencaci dirinya sendiri didalam hati, karena masalah pribadi, sampai-sampai ia tidak menggubris celotehan Edward.
Edward yang melihat Kenny tidak dapat mengulang perkatannya, segera memalingkan wajahnya dari Kenny, ia pun meninggalkan Kenny dan berjalan lebih cepat, Kenny segera mengejarnya dan meminta maaf.
“maafkan hamba tuanku, hamba tidak bermaksud untuk tidak mendengarkan ucapan anda”
Edward hanya terus terdiam, dan membiarkan Kenny untuk terus mengikutinya. Sebenarnyam Edward tidaklah menaruh perbuatan Kenny itu didalam hatinya, tapi sikap kenny yang membuntutinya untuk minta maaf, persis seperti seorang anak kecil yang sedang merengek, hal itu sangatlah lucu bagi Edward.
Sebuah anak panah terlepas dengan begitu saja dan menancap dipokok pohon, Edward yang baru saja melewati pohon itu, terbelalak karena terkejut, Kenny yang mencium adanya bahaya mengancam, segera melindungi Edward didalam dekapannya.
Mata Kenny dengan tajam mengitari sekelilingnya, suara angin yang menghembus dedaunan kering diatas tanah terdengar jelas oleh Kenny, dari balik suara dedaunan kering tersebut, telinga Kenny menangkap adanya suara derapan langkah kaki yang berlari yang arahnya semakin mendekat.
Pada saat derapan langkah kaki itu menunjukkan wujudnya, Kenny dengan segera mengeluarkan sebuah belati kecil dari dalam jacket panjang yang ia kenakan, tapi sayang, belati itu tidak cukup panjang untuk menahan sebuah pedang yang dihunuskan ke arahnya oleh penjahat hutan.
Alhasil, satu sayatan pedang mendarat di atas lengan Kenny, darah segar dengan segera mengucur deras tiada henti. Edward tidak dapat berbuat apa-apa, ia hanya dapat tetap berada didalam dekapan Kenny dengan suguhan pemandangan luka yang menganga dari lengan Kenny.
Kenny menahan rasa sakit dan perih akibat sayatan pedang, ia terus memperjuangkan keselamatan Edward, ia bertarung melawan penjahat hutan yang jumlahnya bertambah menjadi beberapa. Penjahat-penjahat itu mengepung dan mengelilingi Kenny dan juga Edward.
“kami tidak ada masalah dengan kalian, sebaiknya kalian pergi”teriak Kenny sambil tetap mendekap Edward dengan erat sembari mengacungkan belatinya,
“kalianlah yang telah membunuh adikku”teriak salah seorang penjahat hutan tersebut,
“kau jangan sembarangan menuduh, aku tidak mengenal adikmu, bagaimana aku dapat membunuhnya”hardik Kenny,
“mayat adikku tergeletak di hutan mahogany”
Kenny tiba-tiba teringat akan bandit hutan yang mengendap-endap masuk kedalam kereta kuda ketika ia dan juga Edward keluar dari istana,
“oh...jadi bandit hutan itu adalah adikmu”remeh Kenny, “siapa suruh adikmu mengikuti jejakmu sebagai seorang bandit hutan, maka dari itu, kematian adalah hal yang tercocok untuknya”
Kepala penjahat hutan itu berang, wajahnya sedikit memerah karena luapan emosi, ia pun dengan sigap dan cepat berlari ke arah Kenny dengan ujung pedang yang mengarah pada dada pria pengawal tersebut.
Dengan sigap Kenny menimbun ujung sepatunya kedalam tanah yang tercampur dengan debu, ketika penjahat itu mendekat, Kenny pun segera menjetikkan tanah dan debu yang sudah berada di ujung sepatunya itu ke udara, kontan saja mata penjahat tersebut terasa perih, karena debu dan tanah menyergap penglihatannya.
Anak buah dari kepala penjahat tersebut tidak tinggal diam melihat atasan mereka diperlakukan seperti itu, mereka pun segera menyerang Kenny.
Kenny yang pernah menekuni ilmu bela diri semenjak ia masih kecil pun segera membalas serangan satu per satu anak buah pejahat hutan dengan beberapa kali tendangan yang membuat semuanya terpelanting keatas tanah, belati yang ia pegang dengan ganasnya ia tancapkan pada satu per satu anak buah pejahat hutan hingga mereka menemui ajal mereka masing-masing.
Melihat anak buahnya sudah terkalahkan, si penjahat hutan pun berlari meninggalkan Kenny yang masih terus mendekapi tubuh Edward.
“tuanku, apakah anda tidak apa-apa?”
Edward melepaskan dekapan Kenny secara paksa, ia berjalan mendekati mayat-mayat anak buah dari penjahat hutan itu dengan tatapan kosong, setelah itu ia kembali berjalan mendekati Kenny,
“apakah kita bersalah jika kita membunuh mereka?”tanya Edward yang membuat Kenny menjadi sedikit bingung,
Edward merasakan sekujur tubuhnya lemas, sudah dua kali ini ia melihat adanya darah yang mengalir dari manusia, ia oleng, kakinya tidak mendapat pijakan, perlahan-lahan tubuh Edward rubuh dan terkapar di atas tanah.
##