It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
duh mana kenny ku pingsan lagi.. #peluk kenny
btw td aku baca apdetan ini disampingnya magic eskrim lo..
dan ketawa2 sendiri..ahihihi...
ketawa knapa?
bukane ini adegan tegang yaa??
adegan tegang apanya..
pokoknya kl udah muncul si kenny mau setegang apapun pasti jd lemes (?) lagi saking konyolnya..wwkwkwk
@silverrain aku minta ijin ya buat grepe grepe kenny mumpung lagi tidur(atau pingsan?)
#hahaha
#benerinselimutkenny
keren ga pilemnya? tentang pegawai negeri yg mau pensiun ya @sigantengbeud ?
gue salah nulis judulllllllllll !!!!...
yang bener apa sih yah???
emmm final destination x yah @yuzz ??
ato dinasti ying???#halahhhhhhhhhhhhhh.
#ngasah sabit soul eater
ayo selametan...! <:-P
#potongtitit :O)
horee!! <:-P
@nero_dante1, mana sabitnya?? udh selesai belum ngasahnya??
@yuzz,potong titit orang yg kmaren mau ngebantai kenny #lupa namanya
@silverrain ayo up up up... 3:-O
@Just_PJ @adhiyasa
@princeofblacksoshi @littlebro
@danielsastrawidjaya
@hwankyung69
@ularuskasurius @rulli arto
@congcong @Dhika_smg
@seventama @prince17cm
@rarasipau @catalysto1 @fian_pkl
@marvinglory @chachan
@idhe_sama @totalfreak
@rarasipau @bb3117
@sigantengbeud
@adywijaya @adinu @dewaa91
@nero_dante1 @003xing
@reyputra @masdabudd
@FeRry_siX
DIAPDETT
"The Beast Rune..."
Rex hanya menatap datar, saat ini jaraknya tak lebih dari 10 meter didepan serigala perak rakasasa berkepala dua setinggi gedung bertingkat.
"Rex, mundur...."
Aku berbisik perlahan padanya, tapi dia tidak menanggapinya, dan menggeleng.
"Bila aku berbalik dan mundur, dia pasti akan menerkamku. Jangan banyak bergerak, beri aba aba pasukan untuk tetap di tempat..."
Aku membuka tanganku, dan menudingkannya ke arah pasukanku, memberikan perintah untuk tetap di tempat.
Lazlo menggenggam pistolnya dengan gugup, dia tak bergerak sedikitpun dari sampingku.
"Rrrrr.........."
Serigala itu menggeram, menampakkan taringnya, liurnya menetes di hadapan Rex.
"Menjijikan..."
Bisik Rex, aku tidak bisa melihat wajahnya sekarang, tapi aku bisa membayangkan wajah bodohnya melihat dirinya hampir mandi air liur.
"Cardinal..."
Aku melirik ke sampingku, Greg sudah berdiri di sampingku, keempat Bishop lain pun tampaknya sudah berdiri bersisian di sampingnya.
Aku menoleh, dia mengangguk padaku.
"Kita harus menyelamatkan Rex..."
Gumamnya sambil terus mengunci pandangannya pada salah satu kepala serigala itu.
Aku mengerutkan keningku.
Menyelamatkan Rex?
Aku mengerutkan keningku mendengarnya.
Setahuku selama ini Rex adalah orang terkuat di pasukanku, dan andaikan dia memang perlu bantuan, Runenya tentu lebih dari cukup untuk itu.
"Dia sudah tidak bisa menggunakan Runenya, aku yakin runenya masih dalam fase istirahat setelah serangan tadi..."
Benar juga, tentu itulah alasan daritadi Rex berdiam mematung, karena jika dia yakin bisa menyerang, tentu saja sekarang sudah banyak bulanan bulanan disarangkannya pada monster perak itu.
"Greg, kau membuatku terlihat lemah..."
Rex berbisik, dan dari nadanya dia terdengar kesal.
"Yeah, Runeku semuanya sedang dalam fase restorasi, serangan tadi menghabiskan semua kekuatanku..."
Rex akhirnya berbisik dengan getir.
"Cardinal, bisakah kau membuka serangan untuk memberi Rex celah? Karena hanya kau yang memiliki rune pertahanan luarbiasa yang mampu menahan serangannya. Beri kami waktu untuk melakukan Incantation Rune..."
Itukah rencananya? Aku harus menahan Serigala ini sampai mereka berhasil berubah bentuk menjadi wujud Incarnation?
Aku mengamati monster itu.
Tampaknya sihir biasa yang menaikkan Magic Defense tidak akan membiarkanku selamat dari serangannya.
"Kau ada saran, Greg?"
Greg mengangguk.
"Kau lihat, ada selubung di kedua kepalanya?"
Aku mengangguk sambil mengamati.
Ya, udara tampak menebal di kedua kepalanya, dan bergerak memutar di sekitar kepala monster itu.
"Kepalanya tidak akan bisa diserang, selama kristal merah itu ada disana, jadi, arahkan serangan pertamamu pada Kristal itu. Dia pasti akan segera membalasnya, jadi pastikan kau membuat pertahanan dengan cepat..."
"Berapa besar damagenya?"
"Secara kalkulatif, sekitar 14.000, dan itu sewaktu kami menghadapinya dulu, saat dia lima kali lebih kecil. Berapa Health point mu?"
Greg melirik padaku.
"7500..."
"Sudah kuduga. Kau punya ide?"
Greg berbisik, Monster itu masih mengendus endus udara, tampaknya cukup tenang untuk ukuran seekor monster raksasa.
"Aku akan coba menggunakan Ultimate Shell, semoga waktuku cukup untuk menahannya."
"Aku akan membantu..."
Aku nyaris berteriak saat mendadak Cyrdan muncul di sisiku, aku tidak bisa mendengar suaranya bergerak datang, dan dia tiba tiba berbicara di sisiku.
"Aku akan memperlambat kecepatannya, tapi aku tidak yakin tubuhku cukup kuat kalau sampai aku mendapat serangannya, jadi, tepatkan timing seranganmu, karena bila terlambat, maka dia pasti akan menyerangku..."
Cyrdan berbicara padaku, dan selama ini, ini adalah pembicaraan terpanjang yang telah dilakukannya, dan cukup membuatku terheran heran.
"Baiklah, kalau begitu kita mulai..."
Cyrdan mengatupkan kedua tangannya, dan menoleh.
"Aku sudah bersiap, mulailah..."
"Cardinal, jangan gunakan serangan terkuatmu sekarang, cukup serangan biasa yang bisa membuatnya menoleh padamu. Serang dia setelah selubung kepalanya hilang..."
Greg berbisik lagi.
Aku mengangguk, dan menggerakan tanganku menunjuk padanya.
"Sword of Darkness, summon the black light, pierce through the flesh! Twinkling Blade!"
Serigala itu menoleh ke arahku saat sebuah bola dengan aura kehitaman melayang muncul dari tubuhku, dan terus membesar.
Aku segera merapalkan pertahanan berikutnya.
"Shield of Omni Defense, Grant your ultimate power, set up a shell that will protect me agains all harm! Crusade Shield!"
Tepat pada saat seranganku mengenainya, kedua kepala monster itu melolong ke udara, dan cahaya muncul dari bola kemerahan di tengah kepalanya.
"Change Rune! Slow the movement of the Universe! Sloth!"
Ini pertama kalinya aku melihat Cyrdan merapalkan mantra untuk Change Runenya. Apa selama ini dia belum menggunakan kekuatan Runenya secara serius?
Gerakan Silver Wolf seakan melambat, serigala itu menggeram marah, tapi tampaknya dia tetap melanjutkan serangannya.
"Semua mundur! SEKARANG! BIARKAN KAMI YANG MEMBERESKANNYA! Sierra, kau pimpin mereka!"
Aku berteriak lantang pada pasukanku, memberikan mereka perintah untuk segera lari dari medan pertarungan ini.
Pasukan kami segera berlari mundur dipimpin oleh para kepala negara, menyisakan para pemegang true rune kecuali Sierra di hadapan serigala itu.
"Rex, mundurlah..."
Aku tetap berdiri di tempatku, karena rune ku barusan memberikanku pertahanan tapi membuatku tidak bisa bergerak dari tempatku.
Rex menoleh, memberikan seulas senyum, dan bergerak mundur dari tempatnya berdiri, bergabung dengan pasukanku yang terus menjauh dari area pertarungan.
Tepat pada saat kepingan pertahanan terakhir jatuh dan membuat cangkang di hadapanku, bulan berwarna kemerahan muncul dari dalam kristal The Beast Rune, dan memancarkan sinar kuat.
Aku merasakan tanah disekitarku terkuak oleh serangannya, beberapa pohon di belakangku bahkan tumbang karena serangan itu.
Aku yakin aku pasti tewas kalau saja pertahananku tadi terlambat datang.
Aku menoleh ke sekelilingku, dan lagi lagi harus terbelalak saat aku melihat semua pemegang True Rune lain terserak tak bergerak di tempatnya.
"Bishops! Viktor! GM? Lazlo...?"
Para Bishops bergerak peralahan, kemudian kembali berdiri.
"Sialan, serangannya ternyata Area! Untung kita cuma kena serangan sampingannya...!"
Arsais mengumpat.
Sekuat ini hanya karena terkena imbas serangan?
Apa nasibku kalau tadi aku tidak memasang pertahananku!
Kepala kirinya kembali melolong ke udara, bersamaan dengan itu lambang di dahinya mulai bercahaya.
Sebuah pedang raksasa sepanjang 30 meter berselimut api jatuh dari langit, mengarah tepat ke arahku.
Aku melesat mundur, pedang itu menancap kuat di tanah, membuat retakan tanah merekah di sekitarnya.
"Sword of Almighty! Pierce my enemy! Strike with your tremendous power! Piercing One!"
Tiga buah pedang hitam segera menghujam kristal di tengah kepala serigala itu, membuat retakan kecil di sekitarnya.
"Bagus! Terus alihkan perhatiannya! Awas!"
Aku mendengar Wyatt berteriak, tapi terlambat, karena sesaat kemudian tubuhku serasa ditembus oleh ratusan belati, yang terbuat dari cairan berwarna keabu abuan.
"Erkhh..."
Aku merasakan darah mengalir dari luka di perutku.
"Shield! Grant us your warm embrace! Heal and ARGH!"
Aku belum selesai merapalkan mantraku, saat kaki kanan serigala itu menghantam tubuhku, membuatku terlempar, dan menghantam batu di sisiku.
"Ahh...."
"Change Rune! Nature's Blessing!"
Cyrdan membuat padang rumput sempit di sekitarku.
Padang rumput itu bercahaya, seiring dengan itu luka lukaku menutup perlahan
"UGH..."
Cyrdan memekik, saat Serigala itu menindihnya dengan kaki kanannya.
"PUNISHMENT RUNE! Bring the Grand Devastation! Take all you want and bring death to their being! Dark Bringer!"
Lazlo segera terkapar setelah memuntahkan banyak darah, dan tak lama kemudian sebuah naga berwarna hitam muncul, menerjang maju tepat ke Kristal runenya.
KRAK!
Kristal itu meretak, dan segera menghilang setelah pecah berkeping keping.
"BAGUS! Gate Rune! the gate of endless vicinity, We open the third gate of the netherworld and summon the damned creature! Cerberus!"
Sebuah gerbang raksasa berhiaskan tengkorak muncul, dan segera terbuka.
Seekor singa berkepala dua menerjang maju.
Geraman keras terdengar, dan tak lama kemudian meteor hitam berjatuhan, menghantam The Beast Rune dengan keras.
"BAGUS! SEMUA KEPALANYA TERKENA SERANGAN! HABISI DIA!"
Wyatt bersorak saat ia melihat The Beast Rune menghilang dalam kepulan asap hitam.
"Rrrr..."
Kami semua nyaris terbelalak, karena pada saat kepulan asap hitam itu menghilang, The Beast Rune berdiri dengan tegak tanpa cacat sedikitpun.
"Runenya... Kristal Runenya...!"
Windy menunjuk ke antara kepalanya, dimana Kristal Rune itu sudah muncul kembali dan memberikan selubung pada kepalanya.
"Greg! Kau tak bilang kalau ternyata Kristal Rune itu bisa kembali..!"
Aku berseru marah pada Greg yang terpana memandang The Beast Rune.
"Ini, Tidak mungkin! Kami pernah menghancurkan Kristal ini dahulu! Dan dia tidak muncul lagi!"
"Masa Bodoh! Kalian cepat selesaikan Incantation kalian!"
Aku berteriak padanya, saat tiba tiba udara terasa menebal dan berputar, aku merasakan tubuhku terlipat dan berputar di udara.
"Agh..."
Samar aku melihat sesuatu bercahaya di balik kakinya.
Lambang Rune?
Sial! Ternyata kedua kaki depannya juga memiliki kekuatan!
Dan pasti salah satu dari mereka yang mampu menciptakan Kristal Rune itu!
Aku segera menoleh pada mereka, dan memberitahukan mereka
"......................."
!!!!
Suaraku!
Suaraku menghilang.
Aku mencoba berteriak kembali, dan ternyata benar, suaraku tampaknya hilang.
Sial!
Skill ini!
Silent!
Dia membungkamku untuk menghilangkan kekuatan Runeku!
"Serang lagi Kristalnya!"
Tidak!
Bukan Kristalnya!
Tapi kakinya!
Aku mencoba berteriak, tapi suaraku menghilang, mulutku seakan dibungkam dari dalam.
Sialan!
Krak!
Penggabungan serangan Viktor dan Lazlo akhirnya berhasil menghancurkan Kristal itu sekali lagi.
dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas.
Cahaya redup di kaki kanannya muncul.
Tak lama kemudian sebuah kristal baru segera muncul di tengah tengah kepalanya.
Sial! Apa yang bisa kulakukan?
Aku tahu!
Aku akan menyerang kaki kanannya! Ya!
Itu akan membuat mereka menyadari kalau kaki kanannya juga memiliki kekuatan!
Aku berjalan maju, berlari ke arah Silver Wolf.
"Cardinal! Apa yang kau lakukan?"
Viktor menarikku, tapi aku menghentakkan tangannya, dan berlari mendekatinya.
Serigala itu menyadari kedatanganku, dan kepala kanannnya segera melolong nyaring, dan tubuhku kembali ditembus oleh ratusan benda aneh yang sekarang aku sadari berbentuk seperti Kristal mini berwarna hijau kelabu.
"Cardinal!"
Aku nyaris saja menyarangkan Glaive ku di kakinya, saat mendadak kaki itu mengebas, menghempaskanku dari tempatku semula.
Kututup mataku, aku sadar, dengan tubuh penuh luka ini, sekali terhempas akan membuatku tewas dalam sekejap.
Bug
Seseorang tampaknya menangkap tubuhku.
Aku membuka mataku, menghadap wajah dingin yang menangkapku.
"Rex...?"
Ujarku berseru tanpa suara.
Rex mengangguk, kemudian dia melesat maju, tepat ke arah kaki kanannya, menyarangkan sabit besarnya tepat di tengah lambang rune di kakinya.
"Kakinya juga punya kekuatan...?"
Pixel berseru dengan kaget saat lambang Rune itu berpedar menerima serangan Rex.
Silver Wolf segera menghempaskan Rex ke tanah, dan kepala kirinya meraung marah.
"HHeeaaakkhh..."
Rex meraung kesakitan saat ratusan pillar kristal raksasa berjatuhan dari langit menghantam tubuhnya.
"Agh... Agh..."
Rex tampak terengah, aku segera berlari ke arahnya.
"Rex!"
Kenapa Rex tidak menggunakan Rune nya sama sekali?
Apa jangan jangan Runenya masih belum kembali?
"Kamu baik baik saja...?"
Ujarnya, dia tersenyum lemah, segaris darah mengalir dari bibirnya.
Aku mengangguk kuat.
"Baguslah. Lain kali jangan sok jago...."
Rex mengangkat tangan kanannya, Shield Rune menyala di tangannya.
"Shield Rune! Great Blessing!"
Ujar Rex lirih, dia menggunakan Shield Rune untuk menghilangkan kebisuanku, sebelum akhirnya menutup matanya dan kehilangan kesadarannya.
"Astaga! Rex tak sadarkan diri! Bagaimana kita bisa memberikan damage besar padanya...?"
Lazlo berseru dengan panik saat melihat Rex terkulai di tanah.
Aku mengepalkan kedua tanganku.
"Berkumpul! Kita habisi dia! Kaki kanannya duluan! Bishops lupakan Incantation kalian! Kita hadapi ini sebagai manusia. Viktor! Lazlo, bawa Rex pergi dari sini!.."
Para True Rune Bearers segera berbaris di sekelilingku, membentuk dua barisan kecil. Viktor dan Lazlo segera membopong Rex, dan beringsut pergi.
"Kita beri mereka waktu..."
Ujarku.
"Earth! The land of where protection lies, give us your protection against all magical damage! Guardian Earth!"
pillar pillar batu dengan ukiran peri bermunculan, menghantam tanah di sekitar kami, kemudian bercahaya redup.
"Yah, dengan ini kita bisa menahan serangan sihirnya sekali jalan. Aku perlu waktu untuk bisa menggunakan skill ini lagi, jadi pergunakan sebaik mungkin!"
Ujar Arsais sambil meremas kedua tangannya.
Serigala itu kembali melolong.
Aku memperhatikan kepalanya.
Kepala kiri!
Awas! Perhatikan kristal yang berjatuhan!
Komandoku dengan mantap.
Tak lama kemudian kami masing masing sibuk berkelit, saat ratusan pilar kristal berjatuhan menghujam tanah.
"Thunder! Summon the furious Bolt and strike my opposses! Bolt of Wrath!"
bola bola petir muncul, menghantam kaki kanan the beast Rune.
"Bagus! Terus! Earth! Tremble! Pour all your madness on the surface! Core Blow!"
Tanah meretak, dan ratusan bongkahan tanah muncul menghantam Silver Wolf.
Serigala itu melolong marah, dan menerjang maju.
"Change Rune! Pour the Sky over the earth, and make the land fly in true madness! Land Shift!"
Tanah yang di jejak oleh serigala itu mendadak melayang dan berputar, membuat serigala raksasa itu terpelanting ke belakang.
"Cyrdan!"
Cyrdan akhirnya terbebas setelah monster itu melepaskannya dari kakinya, dan segera menyarangkan serangannya.
"Apa yang dilakukannya...?"
Kelima lambang di kepala, kristal dan kakinya segera menyala, tak lama kemudian kegelapan segera menelan kami.
"Dimana kita...?"
Pixel memegangi kepalanya, tampaknya dia merasakan pusing seperti yang kurasakan.
"Aku tidak tahu, apa ini dunia yang diciptakan oleh the beast rune...?"
Aku menoleh ke belakang, dan wajah Silver Wolf segera menyambutku.
"Tampaknya iya...."
ujarku lirih.
Serigala itu kembali meraung, seakan mendapatkan kemenangannya.
"Wind! Slice across the flesh with your sharp razor! Shining Blade!"
lima buah sabit berwarna hijau mendadak muncul, mennyayat tubuh the beast rune.
"GRAOO...."
Serigala itu melolong saat kaki kanannya mendadak menghitam, dan rune di kakinya menghitam.
"BAGUS! RUNE KAKINYA HABIS! SEKARANG SERANG KRISTALNYA!"
Tepat pada saat aku berteriak, sebuah pedang raksasa muncul dari kegelapan dan menghantam kami dengan keras.
Sebuah ledakan muncul, saat pedang itu menerobos masuk menembus kegelapan lain yang jadi tempat kami berdiri.
"Ah! Dia memanfaatkan kegelapan ini untuk menyerang!"
Wyatt mengumpat dengan sebal.
"Sword! The last Sword of the sacred darkness! Incarnation of the true Darkness! Come! And strike forth! Hungry Fiend!"
Ribuan pedang bercahaya muncul dari tubuhku, melayang di udara.
"STRIKE!"
Aku menunjuk tepat ke arah bola rune yang masih berkilap tanpa cacat.
Segera ribuan pedang itu terbang, menghujani kristal rune itu, membuatnya retak seketika.
"GATE RUNE! GATE OF THE ENDLESS VICINITY, WE OPEN THE LAST GATE TO THE NETHERWORLD, AND SUMMON THE SACRED BEING THAT LOCKED IN THE ETERNAL PRISON! ZODIAC!"
Leknaat dan Windy melengkungkan tangan mereka membentuk sebuah segiempat raksasa.
Seekor makhluk raksasa muncul di langit, Makhluk itu melolong keras, dan menghujani Silver Wolf dengan pedang pedang cahaya, menusuknya dan membuatnya tertunduk di lantai. Beberapa pedang tampak menghujam kakinya, membuat kaki kirinya ikut mengeras dan membatu.
Tinggal kedua kepalanya.
"Fire!"
"Water"
"Earth!"
"Wind!"
"Lightning!"
"Fire that will burn all the being, Water that bring endless flood, The Earth that will collapse and rake, Wind who Blow eagerly, and Lightning that rampage Furiously, Took all of our power, and bring the judgement upon the world! Apocalypse!"
Aku tidak bisa menyaksikan kengerian yang terjadi karena semuanya tampak begitu kacau.
Ratusan pecahan es, kilatan petir, naga api, dan angin badai yang membawa bongkahan bongkahan tanah raksasa berputar di sekelilingku, keadaan sekeliling tampak begitu kacau, samar aku bisa mendengar Lolongan kesakitan dari serigala raksasa itu.
Setelah sekitar sepuluh menit, kekacauan itu menghilang, aku bangkit berdiri dari tumpukan tanah yang menguburku.
Kelima bishop dan kedua GM berdiri memicingkan mata mereka.
"Selesaikah...?"
Aku menatap ke sekelilingku, keadaan tampak begitu kacau, tanah tampak terkuak di mana mana, dan bekas terbakar masih ada di sekitar kami.
Aku memperhatikan sekelilingku.
Kegelapan masih belum menghilang.
Dan itu berarti dia masih hidup!
Aku segera mengangkat panahku dengan waspada.
tapi terlambat, karena saat aku menoleh, yang kudapati adalah Serigala perak itu melolong, dan kelima lambangnya lagi lagi bercahaya.
Ya.
"Apa...? Kelimanya? Hidup kembali...?"
Pixel menatap tak percaya pada serigala itu.
Sial! Rupanya dia membodohi kami!
Ternyata salah satu kepalanya juga mampu menghidupkan kembali semua anggota tubuhnya!
Serigala itu menyeringai, menampilkan semua koleksi giginya.
"Aku... Aku sudah kehabisan semua Rune ku..."
Arvyn berucap getir, dia menatap kedua tangannya, seakan tidak mampu melakukan apapun.
"Aku juga."
"Aku kehabisan semuanya.."
Serigala itu melolong, dan tak lama kemudian bulan kemerahan itu kembali muncul, dan tepat pada saat kami berkumpul di satu tempat.
"SIAL!"
Bulan itu bersinar terang, dan tak lama kemudian aku merasakan sinar itu menghantamku bagaikan ratusan pisau tajam, mengiris seluruh tubuhku, seakan mencabut semua daging di tubuhku.
Aku memejamkan mataku, menahan serangannya.
Aku tidak mati...?
Aku membuka mataku, kelima Bishop tampak menengadahkan tangannya padaku, aku baru menyadari berbagai sihir perlindungan muncul di sekelilingku.
"Kami serahkan sisanya padamu..."
Ujar Pixel sambil tersenyum, sebelum akhirnya mereka semua kehilangan kesadaran mereka.
Windy dan Leknaat tampaknya sudah lebih dahulu tak sadarkan diri dan terlempar jauh ke belakangku.
Serigala itu menatapku, menyeringai menang ke arahku.
Apa ini...
Kenapa aku sedari tadi tak mampu melakukan apapun?
Seranganku tidak sebanding dengan mereka.
Aku mengepalkan tanganku, perasaan benci tumbuh di dadaku.
=merasa kalah...?=
aku merasakan sebuah suara muncul di dalam tubuhku.
"Siapa kau...?"
Aku menoleh ke sekelilingku
Tidak, bukan dari luar, tapi dari dalam tubuhku.
=Siapa aku? Selama ini kau memakai kekuatanku tapi tidak menyadari keberadaanku...?=
Aku terdiam
"The Beginning Rune...?"
=Benar, akhirnya kau mendengar suaraku...=
Beginning Rune berbisik di telingaku.
"Apa yang kau inginkan...?"
=Membantumu, tentu, apa kau mau mendengarkanku...?=
Aku terdiam.
Bola Kristal Rune itu menyala, dan puluhan bayangan seperti serigala berekor naga muncul dan menghantamku.
"Agh..."
=Dengar, selama ini kau tidak menggunakan kekuatanku sama sekali, kalau kau mau mendengarku, mungkin aku bisa membantumu.=
Aku terkapar di lantai, diam.
Serigala itu mengendus ke arahku, seakan memeriksa aku sudah mati atau belum.
"Apa yang harus kulakukan..."
=Kau terlalu tergantung pada teman temanmu, kau selalu berpikir kau tidak mampu, kenapa kau tidak mau mencoba?"
Serigala itu menginjakku dengan kakinya, meremas tubuhku.
"Apa yang harus kucoba? Aku sudah mencobanya."
=Cobalah untuk percaya pada dirimu sendiri. Mana mungkin kau bisa menggunakan kekuatanku sepenuhnya kalau kau tidak percaya pada dirimu...?=
Rune itu bertanya padaku.
=Kau tidak mengerti tampaknya... Apa kau punya seseorang yang kau sayangi...?=
"Ada..."
=Bagus. Apa kau ingin melindunginya?=
"Tentu!"
=Nah, sekarang coba yakinkan dirimu untuk berusaha melindunginya, dan coba gunakan kekuatanku...=
"Tapi, kalau tubuhku tidak cukup kuat, aku pasti akan mati saat menggunakan Rune ini..."
=Itulah yang kumaksud dengan keraguan. Yakinkan dirimu...=
Rune itu kembali menasihatiku.
Aku mengatupkan mataku.
Apa selama ini aku ragu pada diriku sendiri?
Entahlah...
Aku menutup mataku, memantapkan diriku untuk menggunakan kekuatan Beginning Rune.
=Keraguanmu tidak akan menghasilkan apapun. Semua pengguna Rune yang sekarang terkapar di sisimu, sudah melewatinya, mereka meyakinkan diri mereka, bahwa ada yang lebih berharga dari diri mereka untuk dilindungi, sehingga mereka mau mengambil resiko dan menggunakan kekuatan Rune sampai pada batasnya. Apa kau tidak memiliki sesuatu yang ingin kau lindungi?=
"Tentu ada.."
Ujarku bergumam.
Serigala raksasa itu melirik ke arahku.
Dia melolong, menjatuhkan sebuah pedang berapi tepat ke atas tubuhku.
"Argh..."
=Waktumu sempit...=
Suara di kepalaku mulai samar.
Aku menutup mataku, mengingat sosok Alvin.
Yeah, alasan aku masih bertarung disini.
Aku harus terus menjaganya.
Aku masih memiliki janji yang harus kuselesaikan.
=Bagus, aku akan membimbingmu, ayo kita mulai..."
Aku mengangkat tanganku, dengan tenaga terakhirku membacakan Incantation Beginning Rune.
"Beginning, The symbol of the creation, Shall you show your true power, pour the endless energy to cover the land. ETERNAL PACT!"
titik titik kecil kehijauan muncul, beterbangan dari tanah, membuatku kembali merasakan tubuhku. Aku merasakan tubuhku sedikit demi sedikit mendapatkan kekuatannya.
Aku menengadahkan tanganku ke arah The Beast Rune, dan meremaskannya di depannya.
Sebuah kubah dengan kerlipan bintang muncul, membuat serigala raksasa itu membatu di tempatnya. Kubah itu terus membesar, hingga menyelimuti serigala itu sepenuhnya.
Tak lama kemudian keributan segera terjadi saat mendadak ribuan pedang muncul di dalam kubah itu, menghantam serigala itu, menimbulkan suara ledakan hebat saat pedang itu berhasil menyentuhnya.
Lolongan keras terdengar bersamaan dengan meledaknya kubah itu, membuatku terlempar ke belakang, begitu pula dengan kelima bishops yang tak sadarkan diri di dekatku.
Ledakan itu disusul dengan mengkerutnya kubah itu, melesak masuk ke dalam tanah.
Aku bisa mendengar lolongan serigala itu saat kubah itu melesak masuk dan menghilang dari pandanganku.
=Lihat? Kamu bisa...=
"Selesai sudah..."
Aku melepaskan Busurku dari tanganku, dan jatuh berlutut.
"Itu mereka! Disana!"
Aku mendengar Sierra berteriak dengan suara mencicitnya, disusul dengan teriakan lega Kanna.
"Syukurlah!"
Aku menghela nafas, dan menatap ke arah langit.
Aku bisa melakukannya....
"Semua orang tampaknya sudah kelelahan, lagipula waktu perang juga sudah habis. Kita berkemah malam ini! Esok kita akan segera menuju Central! Semuanya siapkan perkemahan!"
Aku mendengar Kanna berteriak lantang memberikan perintah, tepat sebelum aku merasa kehilangan seluruh kekuatanku dan jatuh tersungkur.
"Cardinal!"
Suara terakhir yang kudengar, sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya.
=======================================